Dua remaja tsundere yang beranjak dewasa, memiliki cerita hidup yang kelam masing masing dan dipertemukan oleh takdir.
Dengan status sosial yang bagaikan langit dan bumi, melewati lika liku percintaan di sekolah yang bergejolak.. akankah mereka berakhir bahagia?
Selamat menikmati kisah mereka !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ElizabethMelyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LDR
Hari demi hari berlalu..
Pagi itu, ketika matahari belum terbit dan waktu masih menunjukkan pukul 5 pagi.
Liam masuk ke kamar Anna yang tidak terkunci.
Tampak Anna masih tertidur pulas dengan selimut di atas tubuh nya.
Liam perlahan duduk di samping ranjang Anna dan menyentuh tangan Anna.
Sentuhan Liam membangunkan Anna.
" Liam.. ada apa? " Kata Anna sambil berusaha membuka matanya yang masih merasa ngantuk.
Liam pun tersenyum melihat kecantikan Anna meskipun dalam keadaan berantakan sekalipun.
" Pagi hari pun, kamu cantik. " Gumam Liam merasa bangga dengan wanita nya.
" Hah? " Anna tidak paham dengan maksud kedatangan Liam pagi itu.
" Untuk beberapa hari ke depan, aku akan pulang ke rumah.. Karna pertemuan keluarga rutin keluarga ku akan di adakan.. ayah ku akan lebih banyak di rumah.. Dan lebih cerewet.. Aku malas berurusan dengan nya.. selain itu aku juga memutuskan bergabung dengan tim basket sekolah untuk pertandingan bulan depan.. untuk menutupi poin poin minus ku di sekolah.. Jadi, kita tidak akan punya banyak waktu bertemu. " Kata Liam dengan lesu menjelaskan.
" Oh.. Ku kira kenapa.. Lakukan saja apa yang harus kamu lakukan.. Jangan mengkhawatirkan ku. " Jawab Anna santai.
" Pastikan ponsel mu selalu aktif. Jangan ceroboh karna aku memasang gps di ponsel mu. Dan ada bodyguard ku di bawah.. Panggil mereka jika ada sesuatu yang mencurigakan.. dan lebih baik habiskan waktu mu lebih banyak di sini. " Liam pun mendadak cerewet kepada Anna dan membuat Anna tersenyum lucu.
" Sekarang aku tau kenapa rasa rindu ku pada ibu ku tidak seperti dulu.. Karna kamu benar benar cerewet seperti ibu ku.. " Komentar Anna bercanda.
Namun tatapan Liam tetap serius dan tidak terpancing dengan candaan Anna.
" Ok.. Ok.. Aku mengerti. " Kata Anna yang menyadari suasana.
" Hmm.. Aku pergi. " Pamit Liam dan terdiam sejenak.. Mata nya tertuju ke wajah polos Anna.
Tanpa pikir panjang lagi.. Liam memberi ciuman ke leher Anna sampai berbekas merah.
" Liam !!! " Sahut Anna terkejut dan segera mendorong Liam menjauh.
" Sebaiknya aku tidak melihat mu di pagi hari lagi.. Aku takut melanggar aturan ku. " Gumam Liam dan bergegas pergi sebelum ia semakin bringas.
Aktifitas mereka masing masing pun terus berjalan.. Dan benar saja, Anna jarang bertemu dengan Liam walau di sekolah karena jadwal latihan yang padat.
Saling bertukar kabar di ponsel pun juga slow respon..
Setiap makan siang, Anna duduk menyendiri..
Jam pelajaran yang paling di nantikan oleh Anna saat ini adalah, jam pelajaran olahraga..
Dimana ia bisa melihat Liam meskipun dari jauh dengan keren nya berlatih basket.
" Dia jadi semakin keren.. "
" Tubuh nya bagus sekali.. "
" Benar.. Tidak kusangka aku berpindah haluan ke barisan Liam.
" Dia seksi. "
Dan masih banyak lagi komentar komentar pujian untuk Liam, yang sering Anna dengarkan.
Mereka seakan tidak peduli jika Liam dan Anna memiliki hubungan khusus, karna bagi mereka Anna hanya lah sebuah parasit yang menempel pada Liam.
Lambat laun, rasa cemburu dan kesal memenuhi hati Anna..
Semakin ia merasa kesal atau cemburu, menandakan bahwa rasa suka nya semakin besar kepada Liam..
Lima hari enam hari berjalan..
Anna pun tampak sendirian di apartemen..
Malam ini ia hanya duduk sendirian tanpa melakukan apapun, ia merasa hampa..
Ia kembali membuka ponsel nya dan ruang obrolan nya dengan Liam..
Balasan chat Liam yang terakhir kali adalah kemarin lusa, itu pun malam ketika Anna sudah tidur.
" kenapa waktu berjalan sangat lama.. " Gumam Anna lesu
Ting ting
Mendengar notifikasi dari ponsel nya, tiba tiba Anna kembali bersemangat.
Liam : Sudah tidur?
Anna : Belum. Kenapa baru ada kabar? Terjadi sesuatu?
Liam : Tidak. Semua baik. Aku di rumah, besok ada acara pertemuan keluarga.
Anna : bagaimana dengan latihan mu?
Liam : Lancar
Jari jemari Anna terdiam sejenak.. Ia seperti mengharapkan sesuatu dari obrolan ringan ini.
" Sepertinya.. Aku sudah tidak waras. " Gumam Anna sambil menutupi wajah nya.
Ting ting
Liam : apa yang kamu lakukan? Belum mengantuk?
Anna : belum bisa tidur.
Anna : Kapan kita bisa bertemu (delete) kapan kamu akan pulang (delete) aku merasa rumah ini terlalu luas untuk tinggal sendiri (delete) aku merindukanmu (delete)
Perasaan Anna sungguh ber kecamuk bahkan ia sendiri tidak menyangka dengan apa yang ingin ia sampaikan kepada Liam muncul begitu saja.
Tidak ada satu pun yang berani ia kirim kepada Liam dan berakhir dengan tombol hapus.
Ting ting
Notifikasi pun kembali masuk di tengah tengah pergumulan hati Anna yang tertutup gengsi.
Liam : i miss u, Anastasia
Sepenggal kalimat yang di nanti nantikan oleh Anna pun terwujud.
Wajah nya memancarkan kebahagiaan hingga senyuman yang tidak terbendung di wajah nya.
Anna : Semoga hari cepat berlalu. Good night.
Namun Anna berhasil mengendalikan diri dan menjaga gengsi nya.
Keesokan hari nya di sekolah, tepatnya di dalam kelas Anna.
Hari ini para murid mulai bergosip ria karena Lexi tidak masuk kelas.
" Oh.. Hari ini ya, pertemuan itu. " Gumam salah seorang teman Amanda.
" Iya seharusnya, setiap setahun sekali ada pertemuan keluarga yang membicarakan tentang perubahan pembagian saham.. Nilai aset.. Perkembangan bisnis keluarga dan lain sebagai nya.. Kebanyakan dari kita disini pasti paham.. Kecuali, si gembel itu. " Ucap Amanda mencari bahan sindiran.
Namun Anna sudah mengetahui hal itu.. Karna otomatis Liam juga menghadiri pertemuan keluarga besar konglomerat itu.
" Berarti Liam juga hari ini tidak masuk.. " Sahut siswi yang lain.
Mendengar nama Liam, ekspresi wajah Amanda pun berubah.
" Iya juga ya.. Sayang sekali, padahal hari ini jadwal latihan tim cheers kita sama dengan tim basket. " Gumam Amanda yang ternyata menanti nantikan hari ini.. Dimana ia bisa berlatih di lapangan yang sama dengan Liam, melihat tenggat waktu pertandingan semakin dekat.
Anna pun mendengarnya dan jadi kesal..
Dirinya sudah seminggu sangat minim berkomunikasi bahkan tidak bertemu dengan Liam, menahan rasa rindu nya.
Sedangkan Amanda, musuh bebuyutan Anna.. Memiliki kesempatan untuk bertemu Liam.
" Abaikan saja Anna.. Bersikaplah dewasa. " Gumam Anna menghibur diri sendiri.
" Aku akan menyusul mu dan memberi dukungan.. " Lanjut teman Amanda yang tidak tergabung dalam tim cheerlader.
" Maksud mu.. Memberi dukungan pada tim cheers atau pada para lelaki tim basket.. " Sindir Amanda.
" Tentu dukungan untuk mu dong.. Hahahaha, karna pertandingan nya di luar kota.. Manfaatkan waktu sebaik baik nyaaa.. Kalau perlu ajak dia minum bersama... Hahahaha" Jawab teman Amanda seakan memberi kode pada Amanda.
Dan Anna hanya bisa menjadi pendengar tanpa berkomentar, meskipun dalam hati nya terbakar api cemburu.
Tanpa di sangka.. Semua nya berbalik ke arah Liam, yang awalnya di benci para murid wanita.. Sekarang menjadi pujaan para murid wanita.