Karya ini ikut Even ya kakak semua, do'akan yang terbaik.
Pengkhianatan dalam keluarga telah membuat Atta kehilangan orang tuanya dan juga kesehatan nya. Kelumpuhan nya semakin hari bukan lah semakin membaik, tapi malah semakin memburuk. Sehingga Arumi datang dan membuat pengkhianatan itu terungkap, seorang pengasuh yang menjadi pengasuh kesayangan di kediaman Atta Humais. Banyak para pelayan yang iri, Namun... Arumi abai, Karena Atta. Atta menjadi kan nya ratu di istananya dan menjadi wanita satu-satunya yang bertahta dalam hatinya. Mampukah Arumi menyembuhkan Atta yang ternyata di racuni oleh Tante nya sendiri? Dan mampukah Arumi dan Atta bertahan dengan kasih sayang yang beda kasta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fiah MSI probolinggo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Terpaksa Bertunangan
Malam makin larut, Arumi sudah memberikan obat untuk Atta, Semenjak Arumi tidur di kamar Attac tante nya tidak lagi datang ke kamar Atta, Hingga kesehatan Atta benar-benar sudah jauh lebih baik. Setelah memastikan Atta tertidur, Barulah Arumi berbaring juga di sofa yang ada di kamar Atta, Sofa yang sangat enak bagi Arumi tiduri.
Setelah memastikan Arumi tertidur, Atta bangun dan menyandarkan tubuh nya di sandaran ranjang.
'Atta, Sekarang sudah saatnya kau bertindak, jangan selalu bergantung pada Arumi, Ini perjuangan mu, jangan sampai kau lengah saat ini, Perjodohan ini, sudah pasti adalah salah satu rencana tante dan Paman.' bathin Atta.
Namun... saat Atta masih bingung memecahkan niat tante nya yang menjodohkan nya dengan Callista, suara deru mobil yang berhenti membuat Atta terkejut. Di lihatnya jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, Karena penasaran, Atta bangun dari ranjangnya dan berjalan menggunakan tongkatnya, Menyibak tirai kamarnya, Matanya menatap tajam ke arah dua sosok wanita yang kini saling berhadapan.
''Bik Mima, Tante Maya, Aku fikir... Bi Mima tidak jadi datang untuk selamanya, tapi kenapa ia datang pas tengah malam seperti ini, ?'' gumam Atta seraya terus menatap ke arah dua wanita yang sudah melangkah pergi.
Lama Atta berdiam di jendela kamarnya, Lalu ia ingat akan Arumi.
Ia melangkah kan kakinya mendekati Arumi yang sudah nyenyak dalam tidurnya, Atta menarik kursi kecil yang ada di dekat Sofa, Ia duduk sambil menatap wajah Arumi.
"Kau sudah banyak melawan para pelayan disini untuk melindungi ku, Sekarang pemimpin mereka sudah datang, Aku janji akan menjagamu, Arumi. Aku tidak akan membiarkan apapun terjadi padamu, Bisakah kita saling menjaga sekarang, ?" ucap Atta seraya mengambil jangan Arumi.
"Aku akan selalu bersama tuan," ucap tiba-tiba Arumi. Matanya perlahan terbuka, Namun tangannya masih saling menggenggam.
"Tuan jangan cemaskan aku, aku tidak takut pada siapapun selagi aku masih ada di jalan yang benar, bahkan pada Bi Mima sekalipun, " ucap Arumi
"Tapi mereka sudah bermain nyawa, Arumi. Melakukan rencana pembvnvhan itu sudah berbahaya, " ucap Atta.
"Tuan, Jika kita melawan orang gila, maka kita bisa menggunakan kegilaan, Jika kita melawan orang bodoh, Kita harus lebih bodoh lagi, Jika kita melawan orang kejam, maka kita harus lebih kejam lagi, tapi tuan... semuanya itu tidak akan ada habisnya. Kita harus menggunakan kepintaran untuk melawan semua kriteria itu, " ucap Arumi
"Aku tahu, tapi disini, kita hanya berdua, Aku masih dalam keadaan seperti ini, " ucap Atta
"Tapi aku percaya dengan tuan, Meskipun tuan masih belum sembuh total, Tapi kekuatan tuan pasti sangat berpengaruh, Kenapa tuan tidak mencoba ke perusahaan, ?" tanya Arumi, yang membuat Atta tak percaya jika Arumi memiliki pemikiran yang jauh dan luas.
"Arumi, Kenapa kau hebat seperti ini, ?" tanya Atta dengan kagum
"Kan aku mindahin otak tuan ke dalam otakku, " jawab Arumi dengan tersenyum, namun tanpa sengaja Arumi menjadikan tangan Atta sebagai bantal pipinya, membuat tubuh Atta membeku.
"Eh, tangan tuan, Heheh maaf .... " ucap Arumi cengegesan
"kalau nyaman, tidak apa-apa, aku akan duduk seperti ini, " ucap Atta tetap menggenggam tangan Arumi.
"Tidak tuan, Tuan juga harus istirahat untuk mengisi kekuatan melawan kejahatan, " ucap Arumi dengan senyuman yang kini menjadi semangat bagi Atta.
"Baiklah, Semangat!" ucap Atta mengelus kepala Arumi. Saat Atta bangun dari duduk nya, Ia menyelimuti tubuh Arumi, membuat detak jantung Arumi berdetak lebih cepat dari biasanya.
Atta pun kembali ke ranjangnya dan berbaring, Ia juga merasakan apa yang Arumi rasakan. Ia menyentuh dadanya lalu menatap kearah Arumi.
'Kita akan bersama setelah perjuangan ini selsai, Arumi, ' bathin Atta.
...----------------...
Pagi kini begitu cerah, Atta dan Arumi kini sudah menghubungi pengacara Mamanya yaitu tuan Ridwan, serta beberapa karyawan yang masih setia di perusahaan.
''Atta, kau yakin akan ke perusahaan, La... lalu bagaimana dengan kesehatan mu, nak?'' tanya Maya
''Sebelumnya tante, Arumi... kenalkan, Dia adalah Bik Mima, Assisten rumah tangga kepercayaan Mama, tapi Arumi dengar kan aku baik-baik, kadang hanya bermodal percaya saja, itu tidak menjamin orang itu setia, iya kan Bik Mima, ?'' tanya Atta dengan tatapan sinis nya.
Bik Mima tidak bisa membaca pikiran Atta kali ini, Karena tatapan Atta kali ini sungguh beda dengan Atta yang beberapa bulan yang lalu ia tinggalkan tergeletak di mobil dengan kedua mayat orang tuanya.
''Be.. benar, den. Tapi Arumi.. saya sudah puluhan tahun disini, tentunya kesetiaan saya sangat lah tidak di ragukan, '' ucap Bik Mima dengan berusaha menghilangkan kegugupan nya.
''Tante, aku sudah konsultasi dengan paman Ridwan, beliau juga akan hadir di perusahaan, Karena Paamn Ridwan memiliki kejutan nantinya, tentunya paman Herman tahu akan hal ini, tapi mungkin paman Herman lupa memberi tahu pada tante, '' ucap Atta yang membuat Maya kebingungan dan keringat dingin pun kini muncul di keningnya.
''Dan masalah kesehatan ku, tentu aku akan membawa Arumi bersama ku, '' ucap Atta
''Atta, Arumi hanyalah pengasuh, mana bisa dia ikut ke perusahaan,'' ucap Maya
''Dia pengasuh ku tante, aku butuh dia, lagian aku hanya ingin memastikan satu hal, yaitu kursi itu masih aman di tanganku, '' ucap Atta menatap tajam pada Maya.
''Lalu, masalah kau tunangan dengan Callista, ?'' tanya Maya. Sejenak Atta terdiam.
''Aku akan tunangan dengan Callista, tapi... jangan salahkan aku jika banyak hal yang akan terjadi nantinya, Karena mendekatkan aku dengan Callista akan membuat dia hancur sendiri, '' ucap Atta. Tanpa di sadari ada hati yang terluka mendengar kata-kata itu, meskipun ia tahu bahwa itu adalah jalan untuk mengungkapkan semuanya.
Setelah lama mereka saling berbicara, Atta dan Arumi pun menuju ke perusahaan, yang mana kedua pengacara itu sudah ada di perusahaan.
Menunggu kedatangan Atta Humais, sosok yang sudah lama tak muncul di perusahaan, kini akan kembali memulai karir nya.
Cuplikan bab selanjutnya
...----------------...
''Sekarang kau dan Callista sudah resmi bertunangan, '' ucap Maya dan Herman begitu juga dengan yang lainnya.
''Berarti sudah ya, Arumi... bawa aku ke kamar''ucap Atta setelah memakai kan Callista cincin. Sebagai tanda mereka sudah bertunangan.
"Atta, acaranya belum selesai, " cegah Maya
"Itu bukan acara ku, ini acara kalian. Aku dari awal tidak menginginkan pertunangan ini, tapi kalian yang memaksa, " ucap Atta dingin namun masih terdengar jelas Oleh beberapa telinga. Tentu mereka langsung bergossip tentang Maya dan Herman, serta acara yang tidak diinginkan oleh pihak laki-laki.
Saat Maya ingin membalas ucapan Atta, Herman melerai nya.
''Biarkan dia, yang penting semua orang tahu, jika Callista adalah tunangan nya Atta, '' bisik Herman pada Maya.
Aku mendukung mu...
Tonjok saja Callista...👊🏻👊🏻👊🏻