Pengasuh Kesayangan Tuan Atta
"Aaaaaaa"
Mobil itu berguling ke jurang yang lumayan dalam saat Atta membanting setir untuk menghindari mobil yang hendak menabraknya.
Kaki Atta terhimpit, Namun ia abai, Ia berusaha melihat kearah orang tua nya yang berada di belakangnya.
''Ma, Pa, Mama... Papa, bertahanlah, Atta mohon... ?" ucap Atta, mobil itu kini dalam keadaan miring, orang tua nya sudah memejam kan matanya. Hingga kini banyak darah yang mengalir dari kaki Atta. dan Atta tak sadarkan diri. Kecelakaan itu mengundang banyak perhatian wartawan.
Tanpa Atta sadari ia sudah berada dirumah sakit , Di saat ia membuka matanya, Ia hanya melihat Neneknya saja, Ibu dari Mamanya.
"Atta, kamu sadar Nak, Ini nenek... ini nenek sayang, " ucapnya saat melihat Atta membuka matanya.
Atta melihat ke arah sekeliling. Lalu ia merasakan sakit di bagian kakinya.
"Aww" pekik nya saat ia tak sengaja menggerakan kakinya.
"Jangan banyak bergerak dulu, Nak" Neneknya langsung memencet tombol untuk memanggil dokter ke ruangan cucunya.
Dengan segera dokter melakukan pemeriksaan pada Atta. Tantenya yang mendengar kesadaran Atta langsung menuju ke rumah sakit, yang mana ia sudah memegang semua kuasa dalam perusahaan keluarga Humais.
"Sial, Kenapa dia sadar, aku sudah mengatakan untuk membuatnya menyusul kedua orang tuanya, Kasihan kan keponakan aku itu, " umpat Maya, yaitu tantenya Atta.
...----------------...
"Bagaimana keadaan cucuku, dok?" tanya Neneknya Atta
"Maafkan kami, ada kabar buruk Nyonya, " ucap dokter itu dengan raut wajah sedih.
''Tuan Atta mengalami kelumpuhan di bagian kaki, Nyonya. Tapi kami akan berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk Tuan Atta, " imbuh dokter itu
''Berapa lama kelumpuhan itu akan menyiksa Cucuku, dok?'' tanya Neneknya Atta
''Saya tidak bisa memastikan Nyonya, Itu tergantung dari semangat Tuan Atta sendiri, Kami hanya bisa membantu dengan obat dan terapi, Nyonya'' dokter itu berkata seraya menatap pada Neneknya Atta
''Saya akan membawa keponakan saya pulang dokter, saya akan merawatnya dari rumah, saya juga akan membawa kan perawat dari rumah sakit ini, Agar... keponakan saya bisa bergerak dengan bebas dan suasana yang lebih baik, " ucap tiba-tiba seseorang dari pintu ruangan dokter yang menangani Atta.
''Itu bisa juga, Nyonya. hanya saja... lebih baik di rumah sakit, karena kami bisa memantau langsung pasiennya,'' ucap dokter itu.
''Boleh ataupun tidak boleh, saya akan tetap membawa keponakan saya pulang, " Maya masih kekeh dengan pendiriannya untuk membawa Atta keluar dari rumah sakit.
'Jika ia berada disini, kemungkinan sembuh akan lebih besar, dan itu tidak akan pernah aku biarkan,' bathin Maya.
...----------------...
Disisi lain, seorang wanita yang kini dengan telaten merawat sang Ayah yang sedang sakit keras karena stroke yang di alaminya.
''Karena bapak dan ibu, kau sampai di pecat dari tempat mu bekerja nduk, padahal itu adalah cita-citamu untuk menjadi seorang perawat di rumah sakit besar, " ucap sang Ibu pada sang anak yang bernama Arumi
''Dan sekarang, Arumi sedang melakukan tugas Arumi Bu, Arumi saat ini menjadi perawat bagi Ayah, dan tidak ada yang lebih penting dari pada kesehatan Ayah, '' ucap Arumi setelah memberi kan obat pada Ayahnya.
''Kau anak yang baik, semoga kau selalu diberikan kebaikan, Nduk'' ucap sang Ibu
''Ibu juga tidak boleh banyak pikiran dan juga kelelahan, itu bisa berdampak pada kesehatan Ibu, masalah Ayah dan biaya pengobatan, Arumi yakin masih bisa mencarinya, Sekarang juga ada mas Rendra yang membantu kita, '' ucap Arumi
"Kami beruntung punya kalian , Kalian anak-anak yang baik,'' ibunya tersenyum pada Arumi. Arumi membalas senyuman itu dengan mata yang berkaca, Arumi adalah anak kedua dari pasangan Bakhtiar, Ayah Arumi adalah orang kaya saat ia masih remaja, namun... terbuang dari keluarganya karena ia nekad menikahi wanita pilihan hatinya, yang mana keluarga nya sangat menentang hubungan itu, Ayah Arumi lebih memilih istrinya dari pada hartanya, sehingga kini mereka di karunia dua anak , Laki-laki dan perempuan, Narendra dan Arumi.
Waktu berlalu dengan cepat, Wanita muda itu dengan telaten merawat Ayahnya dan juga beberapa tetangga yang juga sedang menderita sakit stroke, meskipun ringan tapi itu tak bisa di anggap sepele.
''Nak Arumi, terimakasih karena sudah banyak membantu kami yang kurang mampu ini, ini sebagian kecil dari kami, '' ibu-ibu itu menyalami Arumi dengan amplop putih.
''Tidak usah, Bu. saya ikhlas bantu, saya hanya membantu sedikit saja, '' Arumi selalu menolak pemberian warga, Karena baginya, warganya sudah tidak mampu untuk makan, jadi ia merasa tidak nyaman mendapatkan bayaran.
''Tidak apa-apa, hanya sedikit ambillah, Nak'' ibu-ibu itu memaksa hingga ia memasukkan kedalam saku baju Arumi.
''Terima kasih banyak Bu, semoga bapak cepat sembuh dan bisa beraktifitas kembali, '' ucap Arumi
''Ayahmu bagaimana, Nak?'' tanya ibu-ibu itu.
''Alhamdulillah sudah bisa berjalan Bu, sama dengan bapak selamet, '' ucap Arumi seraya menatap pada pak Selamet
''Kalau begitu, Saya permisi dulu Bu, Pak'' pamit Arumi pada pasangan itu.
''Hati-hati di jalan nak Arumi, '' ucap sang Ibu-ibu seraya mengantarkan Arumi hingga keluar rumahnya.
Meski pun ia sudah di pecat dari pekerjaan nya di kota, tapi ia bersyukur karena ia bisa membantu warga di kampung nya dengan bekerja di puskesmas kecil, Bukan tanpa alasan Arumi di pecat, ada bebarapa temannya yang telah menfitnah nya, sehingga mereka membuat laporan yang salah pada pemilik rumah sakit .
...----------------...
''Maya, Jika Atta di rawat di rumah, siapa yang akan mengontrol kesehatan nya, bukankah lebih baik kita rawat di rumah sakit saja, '' ucap Neneknya Atta yaitu ibunya Maya.
''Bu, jika dia di rawat di rumah sakit, akan banyak makan biaya, kita bisa sewa suster kan untuk menjaganya di rumah, '' jawab Maya dengan ketus
''Meskipun banyak biaya, itu adalah uangnya Atta, uang peninggalan orang tuanya,'' ucap sang
Ibu
''Tapi sekarang uang itu sudah menjadi milik Maya, Bu. Maya yang akan mengelola perusahaan mbak dan Mas Humais, bukankah Maya sudah sangat baik pada mereka, lagian orang lumpuh seperti dirinya sudah tak punya harapan lagi untuk hidup, untuk apa lagi kita buang-buang uang dan waktu, '' ucap Maya seraya berlalu dari hadapan Ibunya.
''Maya, Maya, Jangan sampai mata hatimu buta hanya karena uang, Biar bagaimana pun Atta adalah keponakan mu, '' gumam neneknya.
Sedangkan Atta saat ini masih terbaring di ranjang rumah sakit dengan amarah yang memuncak, sudah 7 hari ia hanya terbaring dan tak bisa menggerakkan kedua kakinya.
''Aaaa... '' teriak Atta frustasi.
Bersamaan dengan itu, pintu ruangannya terbuka, Atta melihat sekilas pada beberapa orang yang datang, lalu ia kembali memalingkan wajah nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Lina Susilo
mampir ya thor
2023-01-25
0