NovelToon NovelToon
Dendam Si Kembar

Dendam Si Kembar

Status: tamat
Genre:Anak Kembar / Identitas Tersembunyi / Cinta Murni / Romansa / Tamat
Popularitas:146.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: Freya Alana

Gadis dan Dara adalah sepasang gadis kembar yang tidak mengetahui keberadaan satu sama lain.

Hingga Dara mengetahui bahwa ia punya saudara kembar yang terbunuh. Gadis mengirimkan paket berisi video tentang dirinya dan permintaan tolong untuk menyelidiki kematiannya.

Akankah Dara menyelidiki kematian saudaranya? Bagaimana Dara masuk ke keluarga Gadis?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Freya Alana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ganti Haluan

Pemakaman keluarga Anantara terlihat hijau dan asri. Darius membuat taman bunga yang indah dan sungai kecil lengkap dengan gemericik air mengalir.

Ara menggandeng tangan Dara. Mengajaknya berjalan mendului yang lain.

Dara mengharapkan hanya Darius dan Ara saja yang akan datang ke pemakaman. Nyatanya, semua yang hadir semalam, kecuali orang tua Jadden, sudah menunggu di sana.

Dengan sopan Dara dan ayah bundanya menyapa mereka.

“Ara, sini yuk sama Tante Mel. Tante Dara mau ke makam Mommy kamu,” sapa Mel sambil menoel pipi Ara.

Tak disangka Ara menatap marah.

“Ini Mommy aku,” tukasnya sambil menunjuk Dara. Kemudian Ara menyembunyikan wajah di pelukan Dara.

Dengan perasaan heran Dara menatap Mel yang tega membuyarkan keceriaan Ara, biar untuk sesaat. Dara memutuskan untuk melakukan sesuatu.

“Pak Jadden, apakah saya bisa ngobrol sebentar berdua dengan Ara sebelum ke makam? Saya ingin menjelaskan hubungan saya dengan Gadis.”

Jadden ragu namun akhirnya mengangguk.

Dara kemudian menggandeng Ara lalu mereka menuju taman bunga. Dara dan Ara mengejar kupu-kupu, berlari kian kemari sambil tertawa gembira.

“Auntie …” panggil Ara lirih ketika mereka sedang mengamati bunga matahari yang bermekaran.

Dara menoleh, tak menyangka Ara mengetahui siapa dirinya.

“Ara tau Auntie bukan Mommy. Ara kangen Mommy …”

“Auntie ngerti, Sayang. Auntie juga kangen mommy kamu.”

Air mata mengalir di wajah imut yang terus menatap bunga matahari.

“Bunganya Mommy.” Tunjuk Ara.

“Oh ya?” Sahut Dara.

“Mommy yang tanam sama Ara.”

“Ara, maafkan karena Auntie bukan Mommy. Tapi Auntie sayang Ara sama seperti Mommy juga sayang sama Ara.”

Dengan tangan kecilnya Ara menghapus air mata.

“Auntie …” Ara dan Dara kemudian berpelukan erat. Berbagi rindu untuk Gadis.

“Aku nggak mau sama Tante Mel,” lirih Ara.

Dara mengurai pelukan lalu memandang keponakannya dengan mata bertanya.

“Kenapa, Sayang?”

Ara hanya menggeleng lalu memeluk Dara lagi.

“Mau sama Auntie aja.”

“Ara tau, kan, rumah Auntie di Bali?”

Ara mengangguk masih memeluk Dara dengan erat.

“Ara mau call Auntie tiap hari.”

“Setuju! Deal!” Dara menjawab dengan ceria, Ara pun tersenyum.

“Yay! Bisa call Mommy every day!”

Dara mengernyit mendengar Ara kembali memanggil Mommy padanya.

“Ara, dipanggil Opa.”

Dara melihat Mel berdiri di jarak cukup dekat dengan mereka. Sepertinya Ara lebih dulu melihat.

“Yuk Mommy Dara, kita ke Opa.” Ara kemudian menggandeng Auntie-nya dan hanya melambai ke Mel.

“Opa …” Ara menghambur ke kakeknya.

“Yuk kita ke makam. Ara bawa bunga buat Mommy Gadis.” Ara menarik kakeknya ke arah makam ibunya.

Jadden menatap Dara dengan pandangan curiga.

“Ara sudah tau kalau saya bukan Gadis. Jangan khawatir, Pak, seperti yang saya sampaikan tadi malam, saya hanya ingin bertemu Tuan Darius dan melihat makam keluarga saya. Tapi saya akan menyayangi Ara karena dia adalah anak kembaran saya.”

Dara kemudian berlalu mengikuti ayah dan bundanya yang lebih dulu berjalan menuju makam.

Jadden berjalan paling belakang bersama Mel.

“Kak, kenapa kamu menghindari Mel?”

“Perasaanku masih kacau, Mel. Maaf.”

“Ingat ya, Kak, aku ini juga istrimu dan kamu punya Jingga dan Biru. Anakmu bukan cuma Aurora.”

“Aku nggak akan lupa Mel.”

“Kapan kita bisa ke Amerika?”

Jadden menghela napas.

“Mel, mengertilah. Aku dan Ara perlu waktu untuk bisa mengikhlaskan Gadis.”

Melati tersenyum kecut.

“Kenapa selalu aku dan anak-anak yang harus mengalah? You know, what. Mungkin benar kata Opa tadi malam kalau kamu itu pengecut. Mel kasih Kakak waktu seminggu. Kalau masih juga Kakak tidak declare hubungan kita, Mel lebih baik bercerai.”

Melati kemudian berjalan mendahului Jadden dengan amarah yang menggelegak.

“Biarlah kali ini aku egois,” gumam Mel sambil mengusap air mata sebelum jatuh ke pipinya.

Jadden mengusap wajah dengan kasar. Saat ini ia hanya ingin mengulang waktu untuk bisa meminta maaf langsung pada Gadis.

Dengan gontai, Jadden mendekati makam Gadis. Fauzan, Dara, dan Arum berdoa di tempat peristirahatan terakhir Riza, Sekar, Diandra, dan Gadis.

Dara berulang kali mengusap nisan orang tua dan kembarannya.

Riza Anantara

Sekar Ayu

Gadis Sekar Anantara

Matanya basah oleh air mata. Saat bertemu Irsad, itulah pertama kali ia melihat wajah ayah dan ibu kandungnya melalui foto. Begitu juga dengan Gadis yang benar-benar identik dengannya.

Jika awalnya Dara ingin menuruti nasihat Bundanya untuk mengikhlaskan yang sudah terjadi. Kini melihat seseorang telah merenggut kebahagiaan orang tua dan kembarannya, Dara berubah pikiran.

“Papa, Mama, Gadis, tenang di sana, ya. Dara akan cari siapa yang bertanggung jawab atas kematian kalian.”

***

Askara mengamati Dara yang masih duduk di depan makam orang tua dan saudaranya.

Kematian Gadis memuluskan jalannya untuk menjadi pemimpin di Anantara Group. Hadirnya Dara bisa kembali menempatkannya di posisi nomor dua. Posisi yang dibencinya.

“Nggak mungkin Opa akan mewariskan Anantara Group padanya. Kekayaan mungkin, tapi bisnis? Dara tidak punya pengalaman apapun kecuali bisnis asesoris dan membantu di warung ibunya,” batin Askara miris jika dirinya yang lulusan luar negeri dikalahkan seorang bocah kampung.

Askara terkejut ketika Dara tiba-tiba berdiri dan berbalik arah menghadapnya.

“Hai …” ucapnya tergagap.

“Hai, Kak,” balas Dara yang menduga Askara lebih tua beberapa tahun darinya.

“Sedih, pastinya, ya … Jadi kamu bener-bener baru tau kalau punya kembaran?”

“Iya.”

Dara berjalan ke arah keluarganya yang menunggu di gazebo dekat tempat parkir.

“Kakak nungguin Dara?” Agak risih karena Askara berjalan tepat di sampingnya.

“Betul sekali. Hanya tinggal kita berdua cucu dari Anantara, aku sangat kehilangan Gadis karena dia sudah kuanggap adikku.”

“Kita sepupuannya gimana sih?”

“Well, sebetulnya sepupu jauh. Kakekku adalah sepupu dari Opa Darius.”

“Keluarga Anantara besar juga, ya.”

Askara tercekat.

“Sebetulnya aku bukan Anantara. Hmm bagaimana ya, waktu Papamu memutuskan untuk meninggalkan keluarga, Opa mengangkat Papa Adrian menjadi bagian dari Anantara dan memberikan nama itu ke kami.”

“Oh …”

Hati Dara tergelitik mendengar penjelasan Askara.

“Jadi yang cucu kandung tinggal Dara dong.”

“Iy … iya …” Askara kembali tergagap.

“Well, anyway good luck, Kak Aska. Sepertinya menyandang nama Anantara tidak mudah, ya.” Dara sengaja berhenti lalu menoleh ke empat makam yang baru mereka tinggalkan.

“Maksudmu?”

“Just saying, Kak. Sudah dua Anantara yang tumbang.”

“Keturunan langsung,” jawab Askara cepat.

“Exactly. Aku harus hati-hati. Kakak juga, mana tau orang jahatnya nyangka Kakak juga keturunan langsung, ye khan? Yuk ah Kak, Dara duluan.” Dara melenggang menyambut Ara yang lari ke arahnya.

Askara mengerutkan kening sambil menggeleng.

“What the hell? Dia tadi ancam aku?”

***

Usai dari pemakaman, Darius memaksa Fauzan, Arum, dan Dara untuk kembali ke rumahnya. Irsad pamit karena harus mengerjakan kasus kliennya yang lain.

Sebelum berpisah dia bicara dengan Dara.

“Kamu harus berhati-hati terhadap siapa pun di keluarga itu. Aku akan bantu kamu untuk mencari pembunuh keluargamu.”

Dara bergidig.

“Serem ya Sad, keluarga aku dibunuh dan tinggal aku.”

“Kamu takut?”

“Ya iya lah sebenernya. Tapi aku harus berani. Papa, Mama, dan Gadis butuh keadilan. Aku menduga Oom Adrian dan anaknya Askara terlibat di sini.”

“Bisa jadi, bisa juga orang lain. Dara, pikirkan semua langkah sebelum bertindak. Kamu punya insting tajam, tapi mereka punya sesuatu yang tidak kamu miliki yaitu kekejaman.”

“Siap, Bli!” Dara terkekeh.

Mata Irsad tiba-tiba berubah lembut.

“Ih kenapa ngeliatin Dara kayak gitu. Hati-hati naksir.”

Irsad tertawa lebar.

“Jangan salah, hatiku sudah ada yang punya …”

Dara juga terkekeh. Ia sudah menganggap Irsad sebagai kakak.

“Sampai kita jumpa lagi. Keep in touch.”

Mereka pun berpisah dengan pikiran masih menggantung untuk menentukan langkah yang harus diambil.

***

Di kediaman Darius Anantara yang bagaikan istana, Dara sibuk membongkar foto tentang ayahnya dan Gadis.

Di sana tidak ada foto Sekar, hal itu membuat Dara menyimpan kekecewaan pada kakek yang telah mengusir orang tuanya.

Dara banyak bertanya pada Darius tentang Riza dan Gadis. Dengan semangat, Darius bercerita tentang keduanya. Dara juga banyak bertanya tentang Diandra. Ia bisa merasakan betapa kakeknya sangat merindukan Oma Diandra.

“Dara, tinggallah lebih lama di sini. Kakek sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Ara masih harus lebih dekat dengan ayahnya.”

Dara menoleh ke Fauzan dan Arum.

“Dara, Ayah dan Bunda tidak melarang jika kamu ingin tinggal di sini,” ucap Fauzan sambil merangkul Arum yang merasa sedih jika Dara tinggal jauh darinya.

“Kalian berdua bisa tinggal di sini juga. Jika risih, saya akan siapkan paviliun untuk kalian.”

“Terima kasih, Tuan. Rumah kami di Bali. Jika … jika Dara memutuskan untuk … tinggal di sini, maka saya mohon Tuan untuk menjaga keselamatannya.”

“Dara mau sama Ayah dan Bunda. Tuan Darius, ijinkan Dara untuk pulang ke Bali bersama Ayah dan Bunda,” ucap Dara yang merasa perlu berpikir untuk menentukan langkah selanjutnya.

“Kalau gitu Opa ikut. Opa ada villa di Bali. Dara, ijinkan Opa untuk dekat denganmu.“

Menunjukkan sikap keras kepala, Dara siap menolak kakeknya hingga Arum dengan lembut menyentuh pundaknya.

“Mbak Dara, kita harus menyambung tali silaturahim.”

Akhirnya Dara mengangguk.

Darius terlihat bahagia.

“Dara, mau liat kamarnya Gadis dan Papamu sebelum menikah?”

Dara mengangguk penuh semangat.

Siang itu Dara menghabiskan waktu untuk mengenal Riza dan Gadis melalui barang-barang peninggalan mereka.

Dara menemukan buku catatan kesehatan. Dia baru menyadari setiap dia merasa kesakitan atau hilang kesadaran pasti ada kaitannya dengan Gadis.

Saat Darius tidak bersama mereka, Dara berbisik, “Ayah, orang yang ingin menyakiti Gadis sudah menargetnya sejak dulu.”

“Mbak Dara, yang bener?” Arum langsung khawatir. Fauzan mengerutkan kening.

“Liat deh Bun, masak iya segini sering Gadis ke UGD? Dari dia kecil, Bun. Pantes aku sering merasa sakit mendadak. Ya Allah Bunda, malam ketika Dara pingsan, Dara merasa seperti di dalam mobil yang terguling. Mungkinkah Dara bisa merasakan apa yang Gadis rasakan?”

Dara hendak melanjutkan kalimatnya ketika ia menyadari sesuatu. Ia menahan diri untuk tidak menyampaikan kepada orang tuanya.

“Ya Allah, sepertinya saat halusinasi, aku melihat driver yang menabrak Gadis dari belakang.”

***

Darius dengan penuh semangat menyiapkan pakaian untuk dibawa ke Bali ketika sebuah telepon masuk.

“Darius, sepertinya berita tentang Dara sudah diketahui media. Kamu harus segera menentukan sikap. Apalagi seharusnya Gadis mulai bergabung ke Anantara jika ia masih hidup. Apakah kamu mau menggantikan posisi Gadis dengan Dara?”

“Katakan ke publik Anantara Group tetap berjalan seperti biasa. Aku sebagai pemegang saham mayoritas masih berduka dengan kematian Gadis. Kehadiran Dara merupakan kejutan yang menyenangkan bagiku dan untuk saat ini aku ingin mengenal cucuku. Cucu yang baru muncul,” ucap Darius santai pada sahabatnya.

Dirinya bersyukur, Anwar selalu bisa diandalkan dalam berbagai situasi.

“Tapi Darius, selain publik, karyawan juga menanyakan pemegang tampuk kepemimpinan.”

“Katakan bahwa Anantara Group saat ini tetap berjalan normal. Kamu, Adrian, Askara tetap menjalankan bisnis kita seperti biasa. Anwar, terima kasih sudah banyak membantuku di setiap situasi sulit.”

“Don’t mention it, that’s what friends are for, Bro.”

Setelah mengakhiri percakapan, Darius mengangkat bingkai foto dirinya dan Gadis di pesta pernikahan.

“Kakek tidak akan membuat kesalahan yang sama lagi dengan Dara. In syaa Allah. Semoga kamu tenang di sana.”

***

1
Siti Arbainah
kadang yg terlihat baik blum tentu baik dan yg terlihat jahat blum tentu jahat
Siti Arbainah: iya.. mkanya kita gak bisa nilai orang cma dr covernya aja bahkan yg dekat aja bisa lbih jahat 😆
freya alana: Betul banget. Kadang yang santun justru punya niat busuk. 😍😍😍
total 2 replies
Siti Arbainah
curiga sama Adrian sih dalangnya kecelakaan itu
freya alana: Hmmm lanjut kaaak 😍😍😍
total 1 replies
shanairatih
ceritanya keren bgt 👍👍👍👍👍💕💕💕
lapak nasi khansa
👍👍👍👍
freya alana: Makasi dah mampir ya. Sila tengo juga novelku yang lain 💖💖
total 1 replies
Nana
kasian Dara 😭😭😭
freya alana: Lanjyuuut kak ☺️
total 1 replies
Nana
couple somplak 🤣🤣🤣
freya alana: 🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
Nana
😭😭😭 gemes bgt sama Dara dari awal bikin ngakak
freya alana: Xixixixi … iya kak 😍
total 1 replies
Nana
udah ada yg punya, patah hati deh Dara gue
freya alana: Hihihi lanjut dulu kaak 😍😍😍
total 1 replies
G
yah tamat
Bundanya Pandu Pharamadina
endingnya
👍👍👍👍
❤❤❤❤
semoga mbak Authornya sehat selalu, sukses dan berkah, makasih mbak Author
freya alana: Makasi kak, maa syaa Allah … met menjalankan ibadah Ramadhan ya kak … 🌹🌹🌹🌹
total 1 replies
Bundanya Pandu Pharamadina
Dara Askara
❤❤❤❤
freya alana: Sejodoh 😍
total 1 replies
Bundanya Pandu Pharamadina
iih mbak Author bikin senam jantung terus, semoga Dara selamat dan bisa membongkar kedok Anwar.
freya alana: Hehehehe 💓
total 1 replies
Bundanya Pandu Pharamadina
hantunya berwujud manusia yah mbak Author🤔
freya alana: Iyaaaah…
total 1 replies
Bundanya Pandu Pharamadina
mampir marathon👍❤
freya alana: Maa syaa Allah… makasi kakaaak 🌹🌹🌹
total 1 replies
Mak mak doyan novel
karya yg keren.
freya alana: Maa syaa Allah, tabarakallah … makasi kakak 💕💕💕
total 1 replies
Mak mak doyan novel
akhirnya selesai juga... ending yang sesuai harapan...happly ever after..
karyamu keren thor. good job
freya alana: Makasi kakak, makasi udah mampir dan kasih komen….. aku pada muh 💕💕💕💕
total 1 replies
Aisyah farhana
seriusan ini Dara mau 12 anak good job lanjutkan seruuu sekali banyak krucil deketan pula lahirnya, pak Adrian ternyata anda juga menyimpan rahasia tapi termaafkan dehh demi Dara sama Askara n anak" juga. karya yg hebat luar biasa kak ditunggu karya selanjutnya makasih sudah buat cerita yg luar biasa enak buat dibaca lanjuuuttt
freya alana: Kak… makasi ya sudah baca novel aku …. semoga selalu sehat dan bahagia…. Aamiin 😘😘😘
total 1 replies
🟡𓆉︎ᵐᵈˡ 𝐀⃝🥀sthe⏤͟͟͞R🔰¢ᖱ'D⃤
wah Dara keluarganya rameee bangeeettt
makasih yah kak
karyanya bagus
semoga nanti Makin banyak yang baca,Makin banyak yang suka
sukses selalu ❤️
freya alana: Makasi ya Kak, udah baca novel aku …. Seneng deh. Semoga selalu bahagia n sehar ya Kak … 😘😘😘
total 1 replies
Arie
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍
freya alana: Makasi ya Kakak ….
total 1 replies
Aisyah farhana
waaahhhh selamat Dara Anantara n Gadis happy banget samaan lahirannya baby boy pula yeyyyy
freya alana: Hihhi iyaaah. Lanjuuut kaaaak 😍😍😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!