Pernikahan Aulia di uji melalui suami dan keluarganya. Hidup bahagia yang dia bayangkan kini sirna sejak hadirnya orang ketiga. Bahkan anak kandungnya sendiri pun tak pernah mendapat perhatian dan kasih sayang dari ayahnya. Perhatiannya hanya di tu jukan pada ponakan satu-satunya. Tanpa keluarga sang suami tau jika wanita yang seringkali mereka hina dan rendahkan, bukanlah wanita biasa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aliyah Ramahdani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menginginkan Tas
Pak Ismail melihat perubahan wajah Aulia setelah bertemu dengan seorang pria. dia pun penasaran siapa gerangan pria itu?
" Bu, apa Ibu tahu pria yang menemui neng Aulia, tadi?" tanyanya penasaran
" Mungkin itu suaminya Pak, karena Ibu gak sengaja dengar mereka membahas tentang perceraian" jawabnya berbisik
" Jadi itu suaminya. pantas saja wajah Kayla begitu cantik. ternyata, itu adalah wajah campuran ibu dan ayahnya" Ucap pak Ismail menatap Kayla yang berada di gendongan istrinya
" Di saat begini kenapa bapak malah membahas wajah Kayla?" Ucap Bu Rita
" Ya maaf bu, coba ibu lihat keadaan neng Aulia di dalam" pinta pak ismail
" Gak usah Pak, biarkan aja dulu. Mungkin dia butuh waktu sendiri. nanti juga paling dia cerita ke kita" jawabnya
*******
Vino kembali ke rumahnya. Dengan wajah terlihat bahagia. ternyata Astrid sudah tinggal di sana. padahal, mereka belum menikah
" Sepertinya kamu sangat bahagia, sayang? ada apa sih?" tanya Astrid
" Tadi aku bertemu, Aulia" jawabnya merebahkan bokongnya di sofa
" Lalu? kamu senang, gitu?"
" Bukan begitu sayang, aku senang karena aku tak perlu capek lagi mencari keberadaannya. karena aku ingin dia menanda tangani surat perceraian kami" jawabnya
" Benarkah? baguslah kalau begitu. aku turut bahagia mendengarnya"
" Kamu tahu, dia sekarang bekerja di warung bakso"
" Kasihan sekali dia, sayang. harus bekerja dan juga merawat anaknya yang masih kecil"
" Itu resiko yang harus dia tanggung sendiri. karena dari awal aku katakan padanya bahwa aku tidak ingin punya anak dulu, dan sekarang dia menikmati waktu untuk merawat anaknya seorang diri" ucap vino
" Kalau aku punya anak, itu pun kalau ada. aku harus pakai baby sitter. Aku tak mau mentalku capek karena mengurus anak" ucapnya
" Iya dong, Sayang. kamu kan anak dari keluarga kaya, jadi kamu harus pakai baby sitter. beda dengan dia, bahkan keluarganya saja aku tak tahu"
" Tapi dia bilang, dia meninggalkan keluarganya dan memilihmu. berarti dia punya keluarga, dong"
" Mungkin saja ada, Tapi sejak awal mengenalnya, dia belum pernah memperkenalkanku pada keluarganya"
" Benarkah? jika memang begitu, lalu siapa yang menjadi walinya saat kalian menikah?"
" Kami memakai wali hakim. dan sampai sekarang dia tak pernah menceritakan tentang keluarganya. dan aku pun juga tak pernah bertanya padanya"
" Baiklah, mungkin aku juga akan memakai wali hakim seperti mantan istrinya itu"
" Kenapa?"
" Jika papaku tak merestui kita, maka aku akan mengambil jalan yang sama dengan Aulia" jawab astrid
Vino terdiam mendengar jawaban Astrid. Dia tak ingin itu terjadi, karena dipikirannya sudah berencana untuk melaksanakan pernikahan yang mewah bersama Astrid. apalagi kekasihnya itu adalah anak dari perusahaan Horizon solution, pasti akan banyak tamu penting yang datang
" Jangan bicara seperti itu, sayang. makanya kamu harus memperkenalkanku pada keluargamu, agar aku bisa lebih dekat pada mereka"
" Baiklah, nanti aku akan memperkenalkan mereka padamu, tapi tidak untuk sekarang. aku juga masih butuh waktu" jawab Astrid
********
Sementara di perusahaan pak Rasyid, mereka tengah mengadakan meeting, Felix pun berada di sana
" Biar saya yang akan mengurus proyek kita di kota kecil itu" usul Felix
" Apa tidak masalah? Biasanya kamu tak seperti ini, Felix" ucap Fahri tak yakin
" Aku juga tak tahu. tapi perasaanku memintaku segera ke sana. Sepertinya seseorang sedang meminta bantuanku di sana, hahaha" jawabnya tertawa
" Semoga saja kau bertemu dengan jodohmu di sana" ucap Fahri
" Jangan bicara soal jodoh, aku masih belum bisa melupakan adikmu" jawabnya sembari tersenyum
" Ya sudah kalau begitu, aku akan bersiap dan berangkat sekarang" ucapnya lagi
" Baiklah, jika butuh bantuan jangan lupa hubungi aku" jawab Fahri sebelum Felix keluar dari ruangannya
Felix kembali pulang ke rumahnya terlebih dahulu sebelum berangkat ke kota kecil itu, namun dari balik jendela mobil, dia mendapati Asti menyelinap masuk ke dalam rumah dengan pakaian yang sangat seksi
" Bukankah itu Asti? Dari mana saja dia dan pakaian apa yang dikenakan itu? sepertinya aku pernah melihat pakaian itu, tapi di mana ya?" Gumam nya
Felix keluar dari mobil dan segera masuk ke rumahnya. namun, di sana dia sudah tak melihat keberadaan Asti. mungkin saja ya dia sudah masuk ke dalam kamarnya
Tok... Tok... Tok...
Felix mengetuk pintu kamar Asti
" Ada apa lagi Mbok? Kan aku sudah bilang masaknya harus cepat, aku lapar...!!!" Teriak asti dari dalam tanpa membuka pintu kamar
Tok... Tok... Tok
Sekali lagi, Felix mengetuk pintu kamar Asti dan itu berhasil membuat Asti membuka pintu
" Dasar bodoh...!!!" Ucapnya tanpa sadar
" Apa maksud kamu mengatakan saya, bodoh?" Tanya Felix dengan tatapan tajam
" Maafkan saya tuan, saya pikir tadi Mbok yang ngetuk pintu" jawabnya tertunduk
" Dari mana saja kamu? kamu pikir bisa seenaknya pergi dan datang di rumah ini?"
" Maaf tuan, saya pulang menjenguk orang tua saya" jawabnya berbohong
" Kau pikir saya tidak tahu, kalau kamu tidak pernah pulang menjenguk orang tuamu? Kemana saja kamu selama meminta izin. Kami memberimu pekerjaan di sini karena ke orang tua kamu, jangan besar kepala kamu di sini. Kamu pikir kamu siapa? Dan juga jangan pernah memerintah para pekerja di rumah ini...!!!" Ucap Felix keras
" Tidak Tuan, Saya tidak pernah memerintah mereka. Mereka sendiri yang ingin membantu saya"
" Terserah apa katamu, yang jelas Kamu harus ingat. mulai sekarang kamu tidak diberi izin lagi. Dan aku ingatkan sekali lagi jangan pernah masuk dan menyentuh barang-barang adikku, atau kau akan tahu akibatnya" ucap Felix berlalu. Dia tahu jika Asti sering masuk ke kamar almarhum adiknya
Tak lama asti melihat Felix keluar rumah, dia pun mengintip dan memastikan jika Felix sudah pergi dengan mobilnya. setelah mobil yang dinaiki Felix menjauh, dia pun kembali beraksi
" Siapa yang memberitahu semua itu pada tuan Felix? kamu kan yang memberitahunya bahwa aku masuk ke kamar adiknya yang sudah mati itu?" Ucapnya menunjuk kedua mbok yang bekerja di sana
" Tidak Asti, bukan Mbok yang memberitahukan, tuan"
" Sudah berapa kali aku bilang, jika tuan Felix dan nyonya tidak di rumah. maka kalian harus memanggilku Nona Asti" pintanya lagi
Keluarga Felix memang sangat baik pada Asti, itu karena orang tua Asti juga sangat baik pada keluarga mereka. Hingga Asti besar kepala dan menganggap jika dia adalah bagian dari keluarga Felix
" Baik Nona, maafkan kami"
" Sudah, pergi sana. buatkan aku minuman dingin sekarang juga" pintanya duduk di sofa dengan mengangkat kaki di atas meja
Suara dering ponselnya berdering, dia menatap layar ponselnya dan segera berlari ke dalam kamarnya untuk menjawab panggilan kekasihnya
Sementara valdo, malam itu pulang dengan keadaan sedikit memprihatinkan
" Valdo, apa yang terjadi dengan wajahmu?" tanya ibunya panik
"Gak apa-apa, aku hanya berantem sedikit sama teman" jawabnya berbohong
" Dasar bodoh! buat apa kamu berantem? lihat wajahmu sekarang, Apa kamu mau wajah tampanmu itu rusak?"
" Sudahlah, bu. itu hanya masalah kecil" jawabnya kesal dan segera meninggalkan ibunya
" Sialan...!!!" ucapnya begitu masuk di dalam kamar
" Andai saja aku tidak butuh uang, aku tidak akan mengampunimu, sialan..!!" Gumamnya menatap wajahnya yang terdapat beberapa luka lebam
Sedangkan Vino yang sedang kasmaran dengan Astrid melalui sambungan telepon. siang tadi Astrid memang sudah kembali kotanya yang berjarak dua jam dari kota tempat tinggal Vino
" Sayang, aku boleh minta sesuatu gak?" Ucap Astrid dengan manja
" Apa Sayang? Apa yang kamu minta? Katakan saja"
" Gak jadi deh, aku gak enak sama kamu" ucapnya
" Gak apa-apa sayang, katakan saja. Apa sih yang tidak untukmu"
" Beneran gak apa apa? Aku takut kamu ilfill karena aku sering meminta padamu. padahal aku juga sanggup membelinya sendiri" ucapnya lagi
" Katakan saja sayang, itulah gunanya aku sebagai kekasihmu. jadi, Apa yang kau minta?"
" Tadi aku melihat tas bagus banget dan aku sangat menginginkannya. Tapi harganya lumayan mahal sayang"
" Memangnya berapa harganya?" tanyanya lembut
" Tujuh puluh juta, sayang. bagi aku itu cuman kecil sih ,tapi ya aku maunya kamu yang beliin"
" Tujuh puluh juta itu kecil, sayang. kamu tenang saja. nanti aku transfer ya" jawabnya. dalam pikiran vino tidak masalah jika dia memberikan uang banyak saat ini pada Astrid. Karena setelah dia berhasil menikahi Astrid, maka uang itu akan kembali lebih banyak
" Benarkah? Terima kasih ya, sayang. Aku makin cinta sama Kamu"
" Kalau begitu, aku mau lihat kamu. aku sudah merindukanmu" ucapnya beralih ke panggilan video
Dengan segera, Astrid membuka bajunya dan hanya mengenakan bra sebelum menyalakan videonya. karena itu adalah satu-satunya cara agar Vino mau menuruti keinginannya
krsel bgt