Leon salah satu pewaris perusahaan terbesar di Eropa. Bertemu dengan Pamela gadis sederhana yang berkerja sebagai pelayan bar. Leon menikahi Pamela karena ingin membuat mantan kekasihnya cemburu akibat meninggalkannya pergi bersama seorang pengusaha muda pesaingnya. Pamela menerima tawaran yang diberikan oleh Leon, ia pun memanfaatkan situasi untuk menukarnya dengan uang yang akan digunakan sebagai biaya pengobatan neneknya.
Sejak awal menikah Pamela tidak pernah mendapat simpatik, kasih sayang bahkan cinta dari Leon. Pria itu pergi pagi dan pulang malam hari, Leon hanya menjadikannya wanita pelampiasan. Pamela yang memang memiliki perasaan pada Leon memilih bertahan di satu sisi ia memerlukan uang Leon untuk pengobatan neneknya, batin serta raganya kerap menangis di saat suaminya tidak ada di rumah
Simak kelanjutannya dalam Novel
Penyesalan Suami : Forgive Me My Wife
Selamat Membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maciba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14 - PENGEMIS
BAB 14
Tidak ada kata-kata yang Leon berikan, pria ini hanya mengunci wanitanya di kamar. Meninggalkan Pamela yang memandangnya sendu.
“Tuan, aku mohon jangan. Tuan aku bisa jelaskan”
“Kami tidak sengaja bertemu, aku tidak pernah mengkhianati anda. Aku mohon jangan lakukan ini”, Pamela menangis di balik pintu.
Sebenranya Leon tidak sampai hati mengurung istrinya di kamar seperti ini namun rasa marah menutupi akal sehatnya. Tidak suka jika Pamela terlalu dekat dengan Dylan.
Bahkan mengancam asisten rumah tangga jika berani membuka kamar Pamela.
“Kau,kemari”
“Iya tuan”, asisten ini tergagap karena tidak biasanya Leon berada di apartemen, dirinya pun sedikit tersentak melihat tuannya menyeret sang nyonya masuk kamar di lantai 2.
“Jangan pernah membuka pintu kamar di lantai 2, mengerti?”, bentak Leon.
“I-iya tuan muda”
“Sekarang kerjakan tugasmu”, Leon bergegas keluar penthouse menuju perusahaan keluarga. Kalau saja tidak ada pertemuan penting mengenai pengumuman dirinya sebagai CEO. Leon pasti mengungkung Pamela di bawah kuasanya hari ini hingga wanita itu tak bisa berjalan.
“Pagi Tuan Muda Torres”, sapa Alonso, membukakan pintu mobil.
“Hem”
Sebelum masuk mobil Alonso menghembuskan napasnya kasar, ia harus siap mendapat amukan dari tuannya hari ini karena tahu jika suasana hati Leon tidak baik-baik saja. Memang sudah biasa tetapi harus mempersiapkan mental agar hatinya tidak ikut sakit mendengar umpatan Leon.
“Tuan, dewan direksi telah tiba di perusahaan”
"Hem”, sahut Leon melihat ke sisi jalan.
"Kinerja anda pun telah saya siapkan Tuan”
“Kerja bagus, apa kau sudah menghubungi divisi keuangan? Mulai hari ini berhenti mengirim uang pada Pamela”
“Sudah tuan, sesuai perintah”
"Aku kasihan padamu, semoga nyonya muda dapat meluluhkan kerasnya sifat tuan", kata hati Alonso
Mobil hitam mewah keluaran terbaru telah berhenti sempurna di depan gedung pencakar langit bertuliskan Torres Inc. Leon turun dari mobil, jajaran petinggi perusahaan menyambut kehadiran Tuan Muda yang hari ini akan memimpin secara langsung setelah beberapa tahun hanya mengawasi dibalik layar.
Leon di dampingi asisten setianya masuk dengan gagah, menuju lantai atas gedung, tempat di laksanakannya rapat pagi ini.
**
Di sisi lain, wanita bertubuh seksi sibuk mengacak-acak pakaian sedari pagi, mencari dress terbaiknya yang pernah di berikan oleh Leon sebagai tanda jadi hubungan mereka satu tahun yang lalu. Megan bahkan melakukan perawatan tubuh pagi sekali, ia memanggil beberapa orang ke apartemennya, ingin memberikan penampilan luar biasa hari ini.
Megan dengan tidak tahu malu datang ke Torres Inc, ia berdebat dengan resepsionis, memaksa memasuki lift dan mencari Leon.
“Berapa kali aku katakan kalau bosmu itu adalah kekasihku”, seru Megan, melupakan harga dirinya sebagai model terkenal.
“Tapi nona, sebaiknya tunggu karena tuan sedang rapat tidak bisa diganggu”, seorang resepsionis ketakutan, ia mendengar dari kantor yang Leon dirikan jika pria itu tidak suka diganggu sembarang orang. Siapapun yang ingin bertemu dengannya di haruskan membuat perjanjian lebih dulu.
“Awas kalian, aku pastikan kau orang pertama yang aku pecat setelah aku menikah dengan Leon”, sombong Megan menunjuk wajah dua orang petugas lini depan itu.
Megan pun bersedia menunggu mantan kekasihnya selesai rapat hanya untuk mengemis cinta dari pria yang ia campakkan.
“Lama sekali, dilantai berapa ruang rapatnya?”, tanya Megan begitu arogan.
“Lantai paling atas nona”
“Anda tidak boleh kesana”
“Jangan Nona”, cegah wanita berpakaian sopan ini menarik tangan Megan yang hendak memasuki lift khusus petinggi Torres Inc.
“Hei kau tidak boleh menyentuh kulit ku,aku itu calon nyonya Torres, calon istri bos kalian”, teriak Megan sangat memalukan.
Awalnya model cantik ini diusir karena memaksa bertemu pemimpin baru perusahaan namun Alonso turun untuk mengambil berkas dalam mobil, lalu tidak sengaja melihat keributan di antara Megan dengan petugas keamanan, ia pun mencegahnya dan menyatakan jika Megan tamu penting Tuan Aleandro.
“Huh, kau terlambat Alonso. Awas saja aku adukan pada Leon”, gerutu Megan.
“Silahkan nona”
Sampai di depan ruangan, tanpa sadar diri Megan melangkah angkuh memasuki ruang CEO, memasang wajah menyesal telah meninggalkan mantan kekasihnya yang kini duduk di kursi pimpinan utama Torres Inc.
“Megan, ada apa kemari?", tanya Leon menyambut hangat kedatangan Megan yang memeluknya secara tiba-tiba dan berani mencumbu suami dari Pamela.
“Alonso, tinggalkan kami berdua”
“Dan sampaikan pada siapun aku sedang menemui tamu penting”
“Baik tuan Aleandro”, Alonso keluar melangkahkan kaki, ia tidak percaya Tuan Muda yang dilayaninya masih bisa menerima mantan kekasih yang jelas bermuka dua.
Megan mengiba, ia ingin kembali menjalin kasih dengan Leon, berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.
“Leon, maafkan aku”, suara mendayu Megan.
“Untuk?”
“Aku...aku telah meninggalkanmu, kau tahu Leon aku menyesal meninggalkanmu dan....”
“Tentu saja kau menyesal”, kata hati Leon tertawa sinis.
“Dan aku tidak pernah bahagia bersama Dylan. Aku mohon maafkan aku Leon, sebenarnya aku masih mencintaimu Leon, hanya saja Dylan mengancamku untuk menjalin hubungan dengannya”, alasan Megan sangat tidak masuk akal bagi Leon.
“Itu semua sudah berlalu”, Leon tersenyum kaku lalu berjalan membelakangi wanita yang tengah mengemis di ruangannya.
Megan memeluk Leon dari belakang, meraba bagian dada dan melepas kancing kemeja Leon. Sebagai pria normal, hasratnya seketika bangkit namun ia sangat ingat rasa sakit hatinya. Ia melepaskan tangan Megan dan membiarkan wanita itu menangis palsu di dada kekarnya.
“Leon, aku sangat membutuhkanmu, aku selalu memikirkanmu”, isak tangis Megan.
“Cepat katakan Leon kalau kamu juga masih mencintaiku, aku ingin mendengarnya”, tutur Megan di hatinya.
“Megan kau tau aku begitu tulus mencintaimu”, suara datar Leon tidak sesuai harapan Megan.
“Tapi sayang itu sebelum kau meninggalkanku dan memilih pria casanova itu”, sinis Leon di dalam pikiranya.
**
Sementara di penthouse, Pamela duduk di atas ranjang menatap ke arah luar kaca, tak perlu melihat pukul berapa hanya dengan keadaan langit yang berubah dipastikan hari telah senja, dan mungkin sebentar lagi gelap.
“Hah, seperti inilah nasibmu Pamela?”, menggigit bibir bawahnya. Rasa lapar dalam perut dan hatinya yang sakit bercampur menjadi satu.
“Bagaimana ini, Leon menghentikan uang yang dikirimnya padaku?”, keluh Pamela, beringsut menyandarkan diri pada ranjang.
“Semoga tabungan ku cukup untuk biaya pengobatan nenek”, harapan Pamela yang sangat menginginkan neneknya kembali sehat hingga ia tidak harus merendahkan diri pada suaminya.
Beberapa kali Pamela melirik pintu yang tertutup rapat, ia masih menunggu Leon pulang membukakan pintu kamar.
“Leon”, gumam Pamela seolah memanggil pria itu.
Tanpa ia ketahui Leon dan Megan menghabiskan waktu di sebuah cafe.
...TBC...
../Good/
juga kelahiran putera ke dua Pamela dan Leon dilanjutin thor ditunggu juga karyamu yang lain semangat