Rhaella Delyth adalah seorang gadis cantik dengan kepribadian dingin dan ekspresi wajah yang selalu datar. Meskipun berasal dari keluarga terpandang, kehidupan yang ia jalani jauh dari kata bahagia. Kehadirannya di dunia tidak pernah diharapkan, membuatnya tumbuh dengan hati yang keras dan kesulitan untuk mempercayai orang lain.
Sementara itu, Gabriel adalah seorang pemuda tampan dan berkarisma yang lahir di lingkungan keluarga kaya dan berpengaruh. Di balik pesonanya, ia memiliki sifat dingin, tak mudah didekati, serta sisi kejam yang tidak banyak diketahui orang.
Bagaimana kisah pertemuan mereka bermula? Ikuti perjalanan mereka dalam cerita ini, yang penuh dengan intrik dan adegan penuh ketegangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 8
Rhaella kini sedang berada di sebuah supermarket membeli persediaan makanan untuk di apartemennya saat sampai di kasir untuk membayar dia melihat seseorang yang di kenalnya 'itu bukannya cowo yang sama Tante Alane kemarin dia sama siapa' ucapnya dalam hati.
"Totalnya 725 ribu mau bayar cash atau... " ucapan sang kasir terpotong karena tiba-tiba ada yang memberikan blackcard kasir dan Rhaella pun terkejut dan menoleh melihat siapa yang memberi kartu unlimited tersebut.
"Bayar sekalian sama punya saya" belum selesai keterkejutannya tadi kini di kejutkan kembali dengan Gabriel yang ingin membayar belanjaannya. Yah yang memberikan kartu tadi adalah Gabriel ternyata dia sedari tadi mengantri tepat di belakang Rhaella.
"El ngga perlu gue bisa bayar sendiri " ucap Rhaella
"Biar cepet. Di belakang yang ngantri banyak" jawab Gabriel datar dan membuat Rhaella seketika melihat kebelakang ternyata memang cukup panjang antrian.
"Ya ud... Eh ko udah selesai ?" Ingin menjawab bahwa biar dia yang akan membayarkan belanjaannya juga karena memang belanjaannya yang paling banyak dan Gabriel sendiri bahkan hanya membeli rokok dan minuman kaleng dan itu membuatnya merasa memiliki hutang.
"Lo kirim nomor rekening Lo biar gue ganti uangnya" jawab Rhaella
"Ngga perlu" kemudian pergi dari sana. Rhaella yang melihat itu menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal.
"Gue ganti besok aja di sekolah" gumamnya sendiri lalu membawa belanjaan menggunakan troli menuju pegawai supermarket untuk meminta agar membawakan belanjaan ke apartemennya. Karena dia datang menggunakan motor sportnya tidak mungkin dia bisa membawa belanjaannya yang banyak menggunakan motor seperti itu.
"Ngga jadi deh gue ikutin tuh cowo gara-gara kelamaan di kasir tadi ck" gerutunya
...
Saat ini Rhaella sudah berada di apartemennya dia pun sudah menata belanjaannya ke dalam kulkas. Saat ini dia sedang bersantai di kasur empuknya.
"Gue coba cek kali yah keadaan di rumah sekarang gimana" dia kemudian mengeluarkan handphone miliknya karena cctv yang ia pasang sudah ia hubungkan dengan handphonenya.
"Saya sudah transfer uang sebesar 300 juta bulan lalu kenapa sekarang sudah minta lagi" ucap Alane kesal
"tapi itu kan kita sama-sama melakukannya kenapa sekarang kamu mencoba menyudutkan ku?" Ucap kembali Alane yang sudah sangat emosi.
"Aku tidak punya uang jangan menghubungi ku lagi" lalu memutuskan sambungan telepon dan melemparkannya ke atas kasur.
"Kenapa aku bisa percaya dengan orang seperti dia. Harusnya aku bunuh saja dia setelah membunuh Idylla. Aku harus mencari cara untuk segera melenyapkannya" ucapnya dengan penuh tekad.
Di sisi lain Rhaella yang mendengar percakapan Alane dengan seseorang yang tak dia ketahui itu mengerutkan dahinya.
"Siapa yang di maksud dengan Idylla" gumamnya "lalu siapa yang ingin dia lenyapnya" lanjutnya merasa semakin penasaran.
Rhaella merasa ada rahasia besar yang di sembunyikan oleh Alane. Dia harus mencari tahu sendiri tentang itu mulai dari masa lalu Alane dan orang-orang terdekat Alane yang kemungkinan berhubungan dan itu bisa dia jadikan bom waktu untuk Alane nantinya.
"Ok gue masak dulu aja ini sore" ucapnya kemudian berjalan menuju dapur.
...
Segerombol pemuda tampan saat ini sedang berkumpul di basecamp ada dua kutub yang sibuk dengan handphone mereka masing-masing sepertinya sedang bermain game. Lalu ada Calix yang sedang mengobrol dengan anggota Desmond lainnya kemudian ada Hans dan Rufus yang sepertinya sedang tebak-tebakan sambil tertawa yang sesekali juga Ibra dan yang lainnya ikut nimbrung.
"Ikan, Ikan apa yang matanya paling banyak?" Tanya Rufus pada Hans.
"Ikan paling banyak mata? Apaan? Ubur-ubur?" Jawab Hans
"Salah"
"Kerang" jawab Hans lagi
"Salah. Kerang mah bukan ikan bego. Nyerah?" Tanya Rufus
"Emang apaan jawabannya?"
"Ikan teri 1 kilo" jawab Rufus yang sudah terbahak. Hans sudah mati-matian mengumpat tebakan tak masuk akal Rufus.
"Ok gue lagi. Hewan apa yang terdiri dari satu huruf?" Tanya Hans yang tersenyum penuh arti merasa yakin teman-temannya tidak ada yang tahu apalagi Rufus.
"Lo bego ya mana ada hewan yang cuma satu huruf" kesal Rufus karena merasa tidak ada hewan yang cuma punya nama satu huruf saja.
"Ada. Nyerah Lo?" Tanyanya pada Rufus. "Lo Lo Lo pada tau nggak kalau ada yang tahu ntar gue traktir gofood" tanyanya pada teman-temannya.
Mereka yang mendengar itu pun sontak berfikir agar bisa mendapatkan makanan gratis. Tapi beda dengan Gabriel dan Merrit mereka seolah tidak peduli akan hal itu, Tapi Gabriel malah tersenyum miring dan itu di lihat oleh Calix. Calix yang melihat itu pun melirik ke arah Hans yang masih memasang wajah songongnya seolah tidak ada yang tahu jawabannya. Kemudian Ibra berfikir kemungkinan Gabriel tahu jawaban dari pertanyaan yang juna berikan Ibra pun tersenyum penuh arti.
"El Lo tau nggak jawabannya apa" tanya Calix pada Gabriel yang masih asyik dengan handphonenya.
"Tau" jawabnya santai dan mengangguk kepalanya tapi matanya tidak beralih pada handphonenya.
Sontak jawaban Gabriel membuat mereka semua menoleh ke arahnya termasuk Merrit. Mereka seolah bertanya kalau dia tahu kenapa tidak ikut jawab ini dia malah seolah tidak mendengar apapun yang di bicarakan oleh teman-temannya. Apalagi sekarang Hans sudah melotot sepertinya dia melupakan seseorang yang berada di tengah mereka seseorang yang terkenal akan kejeniusannya.
"Apaan bang cepetan jawab lumayan kita bisa makan enak ini kita bikin dompet bang Juna kosong" ucap salah satu anggota Desmond dengan antusias
"Iya El apaan jawabannya?" Sambung Rufus tak kalah antusias untuk mendapatkan makanan gratis
El kemudian mengangkat kepalanya dan menatap Hans " I-kan" singkat, padat serta datar itulah kata yang di lontarkan Gabriel. Sedangkan Hans sendiri sudah menatap kesal ke arah Gabriel.
"Jadi jawabannya Ikan gitu?" Tanya Rufus memastikan
"Anjir baru engeh gue jadi jawabannya Ikan maksudnya itu i-kan" sambung Rufus yang sudah senang karena sudah tahu jawabannya dan tak kalah senang karena akan mendapatkan traktiran.
Hans bahkan sekarang sudah mengumpat kesal dalam hati pada ketuanya karna sudah berhasil menjawab pertanyaan dengan benar dan itu akan membuat dia merogoh kocek sebab dia akan mentraktir teman-temannya yang ada di sini. Teman-temannya yang melihat wajah kesal Hans pun tertawa terbahak-bahak senang sekali mereka melihat wajah frustasinya.
...
Meninggalkan kehebohan di basecamp Desmond kini Di kediaman Blaze sekarang sedang tegang, tepatnya ketegangan yang di rasakan oleh Alane. Bagaimana tidak tegang jika dia mendapatkan kiriman paket misterius dari seseorang yang isinya sebuah foto mesra dirinya bersama laki-laki yang jauh lebih muda darinya. Tidak sampai di situ ada juga foto dimana dia melakukan hubungan tidak senonoh dengan beberapa laki-laki paruh baya yang berbeda-beda. Sontak dia meremas foto-foto tersebut kemudian merobek dan membuangnya.
Untung saja suaminya sedang tidak di rumah karena berada di luar kota kalau tidak mungkin saja foto ini akan di ketahui oleh suaminya. Dia Benar-benar merasa frustasi sepertinya ketenangannya akan terganggu akhir akhir ini, Dia harus bisa mengatasi ini secepatnya.
Rhaella yang melihat itu semua dari handphone miliknya tersenyum miring melihat kepanikan Alane. Bahkan Rhaella pun melihat foto seperti apa yang di dapatkan Alane dari pengirim tersebut tapi yang tidak Rhaella ketahui adalah siapa pengirim foto itu. sepertinya dia harus mencari tahu itu juga.
Sett
"Tolooong toloong jambreet"
"Dek tolong dek"
"Ke Arah mana jambretnya pergi Bu"
"Ke arah sana dek tolong dek di sana banyak barang berharga saya dek" ucap ibu tersebut. Tanpa pikir panjang seseorang itu langsung mengejar jambret tersebut.
Terlihat seseorang itu masih mengejar orang yang di sebut jambret tersebut. Jambret itu memasuki gang kecil, pria yang di sebut jambret itu sesekali menengok ke kebelakang melihat orang yang mengejarnya dan betapa terkejutnya dia ternyata yang mengejarnya adalah hanya seorang perempuan. Kemudian dia pun berhenti di tempat sepi, dia berfikir untuk melawan saja perempuan yang mengejarnya toh dia hanya seorang perempuan setelah menghajarnya barulah dia akan kembali pergi tapi sepertinya ekspetasinya harus dia kubur dalam-dalam.
"Balikin" ucap datar perempuan itu.
"Heh cuma cewe, mending Lo pergi bocah mumpung gue masih berbaik hati atau Lo mau main dulu Sama gue mumpung di depan ada rumah kosong gimana" ucap jambret memasang wajah mesumnya
"Lo jelek, bau jadi tentu saja jawabannya tidak" ejek perempuan itu
"anjing nggak bakalan gue balikin mending lo pergi sebelum gue hajar sekarang" ucap jambret itu
"Mending balikin sekarang itu tas sebelum gue yang bikin lo patah tulang" ucap kembali dengan nada datar
"Sialan. Songong banget lo" ucap emosi jambret tersebut langsung menyerang.
Set set sreeett
Mencoba menghindar dari serangan ternyata jambret itu mengambil pisau kecil tanpa di ketahui oleh seseorang itu.
"Shit" ucapnya kesal "oke kayanya lo udah bosen punya tangan" sambung perempuan tersebut. Rhaella tanpa ampun langsung menghajar jambret itu tanpa memberi kesempatan jambret itu melawan setelah sebelumnya hanya menghindar, karena sudah membuat lengannya tergores maka Rhaella akan membuat jambret itu merasa jera.
Yah perempuan itu adalah Rhaella yang kebetulan saja memang berada di tempat kejadian.
Bug
Bug bug
Brukk
Bug bug kreekk
"Aarrrgh a a-mpun" ucap jambret itu setelah mendapatkan bogeman dan patah tulang pada tangannya.
Setelah mendengar erangan kesakitan Rhaella menghentikan aksinya dan kemudian Rhaella pun menunduk lalu mengambil uang di saku jaketnya dan memberikannya kepada jambret itu.
"Buat lo benerin tangan. Lain kali cari pekerjaan yang halal jangan cari pekerjaan yang ngerugiin orang lain dan diri sendiri"
Setelah mengucapkan itu Rhaella mengambil tas yang di ambil jambret tersebut dan berlalu dari sana. Setelah beberapa menit berjalan dia kemudian kembali kepada ibu ibu yang tasnya di jambret tadi.
"Nih Bu tasnya lain kali hati-hati" ucapnya lalu ingin pergi setelah memberi tas.
"Dek tunggu" ucap ibu tersebut menahan Rhaella
"Makasih ya dek Atas bantuannya saya ngga tahu harus membalasnya seperti apa tapi tolong terima ini ya" ucapnya kembali sambil memberikan uang
"Ngga perlu Bu simpan saja uangnya saya ikhlas bantu ibu" tolaknya dengan sopan.
"Tolong dek di terima meskipun ngga seberapa sebagai ucapan terima kasih saya. Saya juga merasa bersalah karena membantu saya adek jadi terluka di terima yah buat beli obat kamu dek" ucapnya sedih sambil menggenggam tangan Rhaella.
"Baiklah saya terima kalau begitu saya permisi lain kali ibu hati-hati" ucapnya dan berlalu dari hadapan ibu itu. Ibu itu pun tersenyum melihat Rhaella mau menerima pemberiannya.
Dari kejauhan ada seseorang yang sedari tadi memperhatikannya. Dia juga tadinya ingin menolong ibu tersebut tapi kalah cepat dengan elsa dia bahkan ikut mengejar jambret tersebut jadi dia juga menyaksikan bagaimana Rhaella menghajar jambret itu. Sampai dimana dia kembali ke ibu pemilik tas pun tak luput dari penglihatannya.
"Semakin menarik" ucapnya tersenyum smirk dengan tatapan masih tertuju pada Rhaella 'sekali lagi lo bikin gue tertarik' gumamnya dalam hati.
Dia melihat Rhaella berjalan ke taman yang hanya beberapa meter dari tempat elsa mengembalikan tas ibu tadi. Dia melihat Rhaella memesan makanan dan duduk setelah itu dia melihat Rhaella sedang memanggil anak jalanan kemudian anak jalanan itu datang bersama beberapa temannya yang berjumlah 5 orang. Dia juga melihat Rhaella seperti memberi anak-anak jalanan itu uang.
Pemuda yang melihat itu semua tersenyum senyum yang sangat tipis di balik helm full facenya kemudian pergi berlalu dari sana.
...
Setelah dari taman tadi Rhaella kini sedang berada di sebuah apotik yang terletak tidak jauh dari taman.
Dia berniat membeli perban karena luka sayatan dari jambret tadi cukup dalam iya takut jika dia pergi ke sekolah besok darah dari lukanya aka mengenai seragam putihnya dan tentu itu akan banyak pertanyaan dari murid-murid yang melihat itu.
Tapi bukan takut akan pertanyaan ataupun gunjingan dari murid-murid, dia hanya malas jika ada guru yang melihatnya dan dia pun harus menjelaskan, Itu adalah hal yang dia hindari.
"Itu Kaya Tante Alane tapi dia lagi sama siapa kok kaya lagi berantem gitu?" Gumamnya melihat interaksi ibu tirinya dengan seseorang dari kejauhan
Dia melihat ibu tirinya sedang berdebat dengan seorang wanita yang jika dilihat hampir seusia ibu tirinya. Kemudian perempuan itu pergi menggunakan mobil taxi.
Rhaella kemudian tanpa pikir panjang langsung mengikuti taxi tersebut dari jarak yang tidak terlalu dekat agar tidak mencurigakan.
"Jauh juga tempatnya dari tempat tadi" gumamnya melihat lokasi yang ia ikuti.
Dia pun kemudian melihat perempuan itu masuk ke dalam rumah minimalis dengan dua lantai. Saat dia ingin berbalik dia melihat ada seorang pria yang turun dari mobil, pria itu masuk kedalam rumah perempuan yang tadi dia ikuti.
"Itu kan cowo yang di restoran sama Tante Alane. Ada hubungan apa dia sama perempuan itu" tanyanya pada diri sendiri
"Kayanya gue harus cari tahu dulu siapa itu cowo mungkin gue bisa dapet sesuatu di kamar Tante Alane" lanjutnya bergegas pergi dari sana. Dia berencana untuk pulang ke rumahnya mumpung ayahnya masih berada di luar kota.
Setelah menempuh perjalanan lebih dari satu jam, akhirnya Rhaella sampai di rumah, jam kini menunjukkan pukul 5 sore, Dia tidak melihat ada mobil Tante Alane 'berarti dia belum pulang, tapi ada mobilnya Daena' ucapnya dalam hati. Sepertinya rencana Rhaella sedikit tertanggu karena keberadaan Daena tapi dia tetap masuk ke dalam rumah lalu langsung menuju kamarnya.
Dia berencana akan makan saja di luar lalu kembali saja ke apartemennya. Setelah membersihkan diri dia menengok ke bawah melihat Daena yang sedang duduk bersama temannya.
"Gue ke kamar Tante Alane aja sekarang" gumamnya kemudian berjalan menuju kamar ibu tirinya. Saat masuk dia langsung mencari sesuatu yang bisa dia jadikan barang bukti.
"Ngga ada apa-apa" gumamnya.
Lalu terlintas di ingatannya Alane merobek foto dan membuangnya di tempat sampah.
Rhaella tanpa pikir panjang langsung melihat ke arah tempat sampah di sudut kamar dekat pintu. Dia mencari kotak pembungkus tersebut dan melihat apakah ada alamat si pengirim tapi nihil.
Namun saat akan bangun tiba-tiba dia melihat kertas berukuran kecil sepertinya itu sebuah kartu nama yang tergeletak di lantai dekat tempat sampah.
"Yakim seorang fotografer" membaca kartu nama yang di lihatnya 'kayanya dia cowo yang di restoran waktu itu' lanjut gumamnya dalam hati. Lalu memasukkannya ke dalam saku celananya. Setelah merasa cukup untuk mencari bukti dia kemudian keluar dari kamar arta pelan-pelan, Kemudian dia turun dan ingin keluar menuju motornya, tapi saat di ruang keluarga dia melihat ada Daena yang sedang duduk bersama temannya.
"Wah anak jalang ternyata pulang" sarkas Daena tiba-tiba saat melihat Rhaella berjalan. Rhaella bahkan tidak merasa terusik dengan ucapannya dia terus berjalan tapi Daena yang malah merasa kesal karena merasa tidak di dengar.
"Apa karena sering kena tamparan makanya Lo jadi budeg sekarang iya?" Kembali Daena mengucapkan sedikit keras dan itu juga tidak di hiraukan oleh Rhaella dia tetap berjalan keluar sampai menuju motornya kemudian pergi biarlah anjing menggonggong fikirnya.
...
Malam ini di kediaman Milano tepatnya di kamar Gabriel. Pemuda itu sedang berdiri di luar balkon kamarnya sembari menyesap rokok. Dia seperti sedang memikirkan sesuatu
"Rhaella Delyth " gumamnya menyebut nama seorang gadis
"Queen" lanjutnya kemudian tersenyum smirk.
Yah Gabriel sebenarnya sudah tahu bahwa Gabriel adalah queen, lawannya saat di sirkuit saat itu.
Dia mengetahui itu saat membandingkannya, dia melihat motor yang Gabriel gunakan saat di sekolah dan yang ia gunakan saat di sirkuit dan yah motor Rhaella saat itu terjatuh dan terdapat baret di sisi kiri body motornya dia juga melihat baret di motor yang Rhaella bawa saat ke esok kan harinya.
"Bang" suara seseorang membuat Gabriel menoleh ke belakang.
"Bang pinjem motor dong mau ke depan " izin Griffin
"Di meja" jawabnya singkat kemudian kembali berbalik menghadap pemandangan malam
"Mau titip ngga bang" tanyanya lagi sambil berjalan mengambil kunci motor. "Nggak" singkat Gabriel "Oke" jawab Alaska kemudian keluar dari kamar.
Setelah beberapa menit Griffin keluar dari kamar. Dia bisa melihat adiknya yang pergi menggunakan motornya dari tempat ia berdiri.