NovelToon NovelToon
My Wife Drabia

My Wife Drabia

Status: tamat
Genre:Konflik Rumah Tangga-Pernikahan Angst / Romansa / Penyesalan Suami / Tamat
Popularitas:583.5k
Nilai: 4.7
Nama Author: Icha cute

Drabia tidak pernah di sentuh suaminya selama menikah. Karena sebelumnya Ansel mendengar gosib tentang dirinya yang pernah tidur dengan pria lain sebelum menikah.


Di saat Ansel akan menceraikannya, Drabia pun meminta satu hal pada Ansel sebagai syarat perceraian. Dan setelah itu jatuhlah talak Ansel.


Apakah yang di minta Drabia?, akan kah Ansel memenuhi permintaan Drabia?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icha cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Tanpa perasaan

"Drabia!"

Drabia langsung menoleh ke arah seseorang yang memanggilnya." Pak Kevin" ucap Drabia dengan kening mengerut menahan silaunya sinar matahari siang di halaman kantor pengadilan cinta itu.

"Pak Kevin ngapain datang kesini?" tanya Drabia.

Kevin mengehela napas beratnya," Syifa istriku menggugat cerai" jawabnya.

Drabia terdiam menatap dalam manik mata pria itu.

"Kamu sendiri?" tanya Kevin.

Drabia gugub dan tersenyum hambar, Drabia malu."Di gugat cerai suamiku" lirihnya menunduk.

Kevin pun terdiam menatap Iba gadis di depannya. Kevin menduga, kalau Drabia di gugat cerai karena kejadian malam itu. Mereka berdua pun sama sama berjalan ke arah ruang tunggu mendapat giliran sidang.

Dari kejauhan, rahang Ansel mengeras melihat interaksi Drabia dengan pria yang pernah tidur bersama istrinya itu, hatinya panas melihatnya.

Untuk pertama kalinya, Ansel dan Drabia sama sama hadir di persidangan. Lagi, Drabia menolak untuk di ceraikan, dengan alasan mencintai Ansel dan masih ingin mempertahankan pernikahan. Sehingga hakim pun memutuskan untuk melakukan mediasi.

Sampai di ruang mediasi, Ansel menatap Drabia nyalang. Wanita itu memang sengaja mempermainkannya. Mengulur ngulur waktu, supaya dia tidak bisa menikahi Hafshah.

"Kenapa?" tanya Drabia menantang." Kamu marah karena tidak bisa segera menikahi wanita idamanmu itu?" cibir Drabia.

"Apa maumu? Hah!" bentak Ansel.

"Kamu dan cintamu" jawab Drabia tanpa takut membalas tatapan Ansel.

Ansel berdecih," jangan harap."

Drabia mengedikkan bahunya, seperti kebiasaan Ansel saat menanggapinya bicara."Ya sudah" balas Drabia acuh.

"Kau..." Ansel mengeraskan rahangnya.

"Kamu yang memulai permainan ini Ansel, dan harus kamu jugalah yang mengakhirinya" ucap Drabia menantang tatapan Ansel.

Ansel geram, rasanya ia ingin mencekik wanita berwajah cantik di depannya.

"Kalian bicarakan baik baik, percuma kalian bertengkar" ucap petugas mediasi itu saat masuk ke ruangan itu.

"Saya tidak bisa memperistri dia lagi Pak" ucap Ansel.

"Saya tidak mau bercerai Pak" ucap Drabia.

"Lalu mau kalian apa?" petugas mediasi itu pun menjadi sakit kepala.

"Cerai" jawab Ansel

"Gak mau cerai Pak" jawab Drabia melirik Ansel yang berdiri di sampingnya.

Petugas mediasi itu menghela napas." Kalian keluar lah" usirnya, dari pada kepalanya pusing.

"Trimakasih Pak" ucap Drabia tersenyum kemenangan, lalu meninggalkan ruangan itu.

Sedangkan Ansel keluar dari ruangan itu tanpa senyum, wajahnya nampak merah menahan emosi.

"Aku sudah berusaha menjadi istri yang baik. Tapi malah kamu memilih menjadi suami yang tidak baik" ucap Drabia saat langkah mereka sejajar keluar dari ruang mediasi.

Ansel memilih diam tidak membalas perkataan Drabia. Dia berpikir harus bisa menceraikan Drabia bagaimana pun caranya.

"Bagaimana?" tanya Lea menyambut Drabia keluar dari gedung pengadilan cinta itu.

Drabia menghela napas kasar, sampai di sini, dia masih memenangkan kasus. Yang sebenarnya, Drabia juga sudah siap bercerai dari Ansel. Hanya saja, Drabia tak ingin kalah dari permainan Ansel. Drabia tidak akan membiarkan Ansel menikah lagi dengan mudah. Drabia harus membatalkan rencana Ansel untuk menikahi wanita bernama Hafshah itu.

"Sampai di sini, sesuai rencana" jawab Drabia mengulas senyumnya. Lea juga ikut tersenyum melihat Drabia sudah lebih kuat, tidak cengeng lagi. Dan mereka pun segera meninggalkan tempat itu.

Sampai di depat toko roti, ternyata Ansel sudah berdiri menunggunya. Drabia dan Lea sama sama mengernyit, untuk apa pria itu berdiri di depan toko.

Drabia pun turun dari dalam mobil Lea. Hari ini Drabia sengaja tidak mebawa mobilnya, karena Lea menjemputnya untuk menemaninya kepengadilan.

Melihat Drabia turun dari dalam mobil Lea. Ansel langsung mendekatinya, menarik tangan Drabia membawanya masuk ke dalam mobilnya.

"Ansel, apa apaan kamu?" marah Drabia saat tubuhnya mendarat kasar di kursi mobil Ansel.

Ansel tidak menjawab, ia langsung menutup pintu mobil di samping Drabia dan menguncinya. Setelah menyusul masuk, Ansel langsung melajukan mobilnya membawa Drabia pergi.

Drabia berdecih," ternyata kamu tipe pria yang suka menj*l*t air ludahnya sendiri" cibirnya. karena Ansel memegang tangannya, meski tak sampai bersentuhan kulit, karena baju lengan panjangnya menutupi tangannya.

"Dengan terpaksa" balas Ansel tanpa melihat Drabia yang duduk di sampingnya karena sibuk menyetir dengan kecepatan tinggi.

Drabia mengerutkan keningnya, bingung. Apa maksud Ansel?. Dan apa maksud Ansel membawanya?.

Sampai di halaman rumahnya, setelah memarkirkan mobilnya, Ansel langsung turun dari dalam mobil berjalan cepat ke arah pintu di samping Drabia. Ansel membuka pintu itu dan langsung menarik kasar Drabia dari dalam mobil.

"Apa apaan kamu Ansel !" marah Drabia tidak terima diperlakukan kasar.

Namun Ansel menghiraukan Drabia yang meringis kesakitan. Ia terus menyeret Drabia membawanya masuk ke dalam rumah.

"Kenapa kamu membawaku kesini?. Bukankah kamu ingin menceraikanku?. Untuk apa lagi aku tinggal di sini?" tanya Drabia berusaha melapaskan pegangan tangan Ansel yang mencengkram kuat tangannya.

"Kenapa? Bukankah kamu tidak mau di ceraikan?." Ansel melepas tangan Drabia menatap remeh wanita di depannya itu.

"Kamu menginginkanku 'kan?. Kau ingin aku menyentuhmu?."

Drabia memundurkan langkahnya melihat Ansel melangkah mendekatinya. Drabia menelan air ludahnya, mendadak ketakutan melihat senyum Ansel yang mengerikan.

"Kenapa kamu takut?" Ansel menarik satu sudut bibirnya ke samping dan terus memperhatikan langkah Drabia yang terus mundur

"Aku menceraikanmu dengan cara baik baik, tapi kamu gak mau Drabia!!!."

Drabia terlonjak kaget mendengar suara Ansel yang menggelegar diakhir kalimatnya.

"Kamu ingin mendapat hakmu sebagai istri 'kan?."

Drabia menggeleng gelengkan kepalanya ketakutan.

"Makanya kamu tidak mau di ceraikan" ucap Ansel lagi.

"Baiklah, seperti yang kamu katakan. Setelah itu tidak ada alasan lagi kamu menolak bercerai." Ansel mengangkat satu tangannya ke bahu Drabia.

Drabia menggeleng gelengkan kepalanya lagi. Darbia memang ingin mendapat haknya sebagia istri, tapi bukan seperti itu caranya.

Srrrreeek....!

Drabia memejamkan matanya saat mendengar suara sobekan lengan bajunya. Ansel menyobek lengan bajunya sampai menampakkan bahu.

"Kamu jahat Ansel" lirih Drabia membuka kelopak matanya, menatap Ansel marah. Wajah Drabia nampak bergetar, tidak terima di lecehkan.

"Kamu yang membuat aku jadi jahat Drabia" ucap Ansel berbicara mengeraskan rahangnya." Andai saja kamu memudahkan proses perceraian kita. Tapi kamu malah mengajakku bermain main" ucap Ansel lagi.

"Ternyata Ayahku salah mengenalimu selama ini Ansel."

"Aku tidak peduli itu!" balas Ansel cepat sembari menarik Drabia dan mendorongnya sampai terjaruh ke sofa." Mari kita lakukan seperti permintaanmu."Ansel pun menindih tubuh Drabia yang terbaring di sofa.

"Ansel jangan!" Drabia meronta berusaha mendorong tubuh Ansel dari atas tubuhnya.

"Bukankah kau yang meminta sebagai syarat perceraian, kenapa sekarang kamu menolaknya?." Ansel menyeringai dan berusaha menarik pakaian bagian bawah tubuh Drabia.

Drabia diam dan menggeleng gelengkan kepalanya dengan air mata mengalir dari sudut matanya. Bukan seperti ini yang Drabia minta. Tapi melakukannya layaknya suami kepada istrinya.

"Stop Ansel, jangan!" tangis Drabia sambil terus berusaha melepaskan diri. Tapi Ansel sepertinya sudah di selimuti amarah, dan teropsesi untuk bisa menikahi Hafshah. Sehingga rasa kemanusiaannya sudah di kuasai oleh syetan yang terkutuk.Tanpa perasaan Ansel...

"Aaaaaaaaa....!!!"

*Bersambung

1
Aluh Alvrida
😂😂😂😂😂😂😂
Khusnul Khotimah
makanya,,,,,,,hijab itu perintah ,,,,,bukan pribadi,,,,,jadi TDK semua yg Islam dan melaksanakan kewajiban rukun Islam itu pasti pribadinya bagus,,,,,prilaku tetep tergantung individu masing org,,,,paham goblok,,,,makan tuh jilbab sholehah
Hera
👍🏻
murni l.toruan
Bu Nimas egois...apa dulu hidupmu lebih dari Pak Ilham? sadari bahwa kebahagiaan anakmu yang terpenting
murni l.toruan
Pasti provokator si Kevin cs termasuk tunangan yang tidak jadi
Safa Almira
bagus banget
Surati
bagus
Sri Tati
Luar biasa
Maurid Tambunan
drabia bodoh langsng mau rujuk aja
Maurid Tambunan
bagus drabia beri hukuman buat ansel
Vwxyzz: 👎👎👎👎👎👎👎👎👎👎👎👎👎
total 1 replies
Maurid Tambunan
semangat darbia
Maurid Tambunan
tinggalkan saya ansel, darbia
Sofia Gisheilla
semoga drabia tidak rujuk
Beauty JK
😍
@¢ᖱ'D⃤
Luar biasa
Icha Cute: makasih
total 1 replies
@¢ᖱ'D⃤
keren ka ku pikir datar aja gk taunya kejutan banyak bombastis... kusuka 😍😍😍😍
Soraya
mampir thor
Icha Cute: silahkan. makasih sudah mampir. semoga terhibur dengan karya otor
total 1 replies
MFay
Ansel, sdh lepaskan saja biar kamu tau bahagia mu tidak harus menoreh luka pada org lain termasuk istri yg tdk kamu cintai 😢
£rvina
Luar biasa
Kadek Bella
lanjut thoor,,,, party nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!