Gabriel Atmaja seorang CEO muda yang suka bergonta ganti pasangan. Malam itu dia harus menyalurkan hasratnya dan menyuruh asisten kepercayaannya untuk mencari seorang wanita bayaran untuk menyalurkan hasratnya. Naya Reynita gadis cantik yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya sendiri setelah orangtuanya meninggal. Harta orangtuanya telah dikuasai oleh pamannya dan dia memperlakukan Naya seperti pembantu dirumahnya sendiri.
Malam itu saat dia baru pulang kerja dan menunggu bus yang lewat, dia diculik oleh dua orang pria yang tak dikenal untuk dibawa ke hotel. Sejak malam itulah kehidupan Naya berubah drastis karena selain kehilangan kesuciannya dia juga hamil sehingga membuat dia diusir dari rumahnya sendiri.
Akankah Naya akan bertemu dengan pria yang sudah menodainya?
Ataukah dia akan hidup bahagia hanya dengan anaknya kelak?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rianti45, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
"Ini miss saya mau minta izin mau antar Naya, dia pucet banget miss."kata Ketty.
Mendengar perktaan Ketty, Tami langsung memandang kearah Naya. Dia terkejut karena wajah Naya benar-benar pucat sekali.
"Biar aku saja yang antar ke Rumah Sakit kamu jaga butik."kata Tami.
"Memangnya gak apa-apa miss?"kata Naya yang gak enak.
"Ya gak papa daripada kamu nanti pingsan malah buat kami bingung."kata Tami.
Akhirnya mereka berdua pergi ke Rumah Sakit untung saja tak banyak pasien jadi Naya dapat segera ditangani.
"Maaf apa anda sudah tau jika anda hamil?"kata dokter membuat Tami terkejut.
"Iya dok saya tau, bagaimana dengan kandungan saya?pkata Naya yang membuat Tami lebih terkejut lagi.
"Kandungan anda baik-baik saja, saya akan memberikan obat anti mual dan vitamin."kata dokter.
"Terimakasih dok."kata Naya.
Naya dan Tami langsung pergi dari Rumah Sakit itu setelah menebus obat dan vitamin Naya. Saat berada didalam mobil Tami yang penasaran langsung saa bertanya pada Naya.
"Kamu hamil sama siapa?"kata Tami.
"Aku gak tau miss karena waktu itu aku tak melihat wajah orang yang sudah melenggut kesucianku."kata Naya.
"Kamu kenapa gak cari dia?"kata Tami.
"Bagaimana aku mau cari dia sedangkan aku hanya orang miskin, kalau pun aku bertemu orang yang sudah merenggut kesucianku dan dia orang kaya kalau dia tak mau bertanggungjawab maka aku yang akan sengsara juga nantinya."kata Naya membuat Tami langsung menanggukan kepalanya.
"Lalu kamu akan membesarkan anak itu sendiri?"kat Tami.
"Iya makanya aku pergi kesini, kalau aku tetap dijakarta pasti dia akan mendapatkan cemoohan orang-orang karena terlahir tanpa seorang ayah."kata Naya sambil mengelus perutnya.
"Aku akan membantu kamu untuk merawat anak kamu."kata Tami sambil mengelus perut Naya yang belum terlihat.
"Apa miss gak marah dan gak akan memecatku?"kata Naya takut.
"Buat apa aku memecatmu, aku malah bangga sama kamu karena kamu mau mempertahankan kandungan kamu walaupun keadaan kamu sendiri sulit."kata Tami.
"Makasih miss."kata Naya.
"Jangan panggil aku miss lagi nanti anak kamu gak mau panggil aku mommy lagi."kata Tami sambil tersenyum.
"Baiklah Tam, kalau gitu ayo kita ke butik lagi!"kata Naya.
"Siapa bosnya disini sih?"kata Tami.
"Kamu tapi kalau aku lama-lama diluar nanti kamu potong lagi gajiku."kata Naya sambil tersenyum.
"Kamu nanti janga terlalu kecapekaan kalau bekerja, kalau capek istirahat."kata Tami sambil menjalankan mobilnya untuk kembali ke butik.
Mereka berdua baru saja masuk ke dalam butik sudah dihampiri oleh Ketty yang sudah gak sabar ingin tau Naya sakit apa.
"Miss, Naya sakit apa?"kata Ketty saat sudah berada didepan kedua perempuan itu.
"Dia gak sakit apa-apa kok."kata Tami sambil tersenyum.
"Lalu kenapa mukanya pucat begitu?"kata Ketty.
"Kamu akan punya keponakan makanya Naya pucat."kata Tami sambil tersenyum sedangkan Naya langsung tertunduk diam.
"Nay kamu hamil?"kata Ketty gak percaya.
"Iya."kata Naya sambil menundukkan kepalanya.
"Lalu bagaimana ceritanya?"kata Ketty penasaran.
"Kamu tutup pintu dulu nanti kita dengarkan cerita Naya diruanganku."kata Tami.
"Siap bos kalau kayak gitu kalian pergi ke dalam dulu biar aku kunci pintu sebentar."kata Ketty langsung meninggalkan mereka berdua untuk mengunci pintu.
Naya dan Tami langsung saja masuk ke dalam ruangan Tami, Tami juga gak sabar mendengar cerita lengkapnya karena tadi Naya hanya menceritakan inti dari masalahnya. Mereka berdua sambil menunggu Ketty datang, duduk sambil berbicara tentang kehamilan Naya.
"Nay bagaimana rasanya hamil?"kata Tami.
"Ada senangnya dan ada enggaknya, kamu mau aku cerita yang mana dulu?"kata Naya.
"Yang enaknya dulu dong."kata Ketty yang baru masuk dan langsung duduk dikursi yang kosong.
"Enaknya hamil itu kita pasti gak akan sabar untuk bertemu baby dan membayangkan bagaimana nanti kita akan membesarkannya."kata Naya.
"Kalau gak enaknya?"kata Tami.
"Sekarang sih aku kalau pagi-pagi muntah-muntah terus, selain itu aku ingin sesuatu tapi tak bisa membelinya."kata Naya.
"Sekarang ada kami kalau kamu mau apa-apa bilang saja."kata Tami.
"Iya, oh ya kamu apartemennya dimana sih Nay?"kata Ketty.
Naya langsung saja memberitaukan dimana dia tinggal. Saat mendengar alamat rumah itu Ketty langsung tersenyum karena unit yang ditinggalin Naya tak jauh dari unit dia.
"Kalau kamu butuh apa-apa datang saja ke no 45 itu unitku."kata Ketty membuat Naya tersenyum.
"Kalau begitu kalian pulang pergi bisa sama-sama. Kamu jagain Naya sama keponakan kita Ket."kata Tami.
"Siap miss, oh ya bagaimana dengan cerita kamu sampai kamu bisa hamil?"kata Ketty.
Naya langsung saja menceritakan tentang kejadian malam kelam itu, malam dimana dia harus kehilangan kesuciaannya oleh seseorang yang identitasnya tak biasa itu. Tapi Naya tak memberitau siapa seseorang telah menghamilinya.
"Lalu keluarga kamu bagaimana?"kata Ketty.
"Orangtuaku sudah meninggal karena kecelakaan. Sejak saat itu aku tinggal dengan adik papaku, saat mereka tau jika aku hamil dan aku tak tau siapa yang menghamiliku mereka mengusirku dari rumahnya."kata Naya.
"Sudah gak usah ingat mereka lagi, sekarang kamu gak sendirian ada kita yang selalu menemanimu."kata Ketty.
"Iya kamu juga harus sabar menghadapi sifat Ketty yang ceplas ceplos itu. Apalagi dia pelupa orangnya."kata Tami sambil tersenyum.
"Enak saja, kayak miss gak saja."kata Ketty membuat Naya langsung tersenyum.
"Nanti aku akan menjaga keponakanku saat kamu bekerja."kata Tami.
"Iya aku juga akan ajari dia bela diri."kata Ketty.
"Kamu bisa bela diri Ket?"kata Naya yang gak percaya jika Ketty bisa ilmu bela diri.
"Dia mah pandai bela Diri beda denganku yang suka mengambar."kata Tami.
"Tapikan tetap kamu yang berhasil dalam usaha sedangkan aku malah jadi bawahan kamu."kata Ketty.
"Kalian ini sahabatan sebelumnya?"kata Naya.
"Iya dari dulu kami sahabatan."kata Tami.
"Pantas saja kalian terlihat dekat sekali, terimakasih karen kalian mau membantuku. Aku gak tau lagi harus membalas kalian bagaimana?"kata Naya.
"Kamu hanya perlu menjaga keponakan kami dengan baik."kata Tami.
"Iya, aku harus menyiapkan nama panggilanku."kata Ketty.
"Jangan mommy karena itu sudah aku yang daftar duluan ke bundanya."kata Tami.
"Licik kamu sudah duluin aku, lalu aku harus dipanggil apa dong?"kata Ketty.
"Kamu sebaiknya dipanggil aunty saja."kata Tami.
"Enak saja kamu saja dipanggil mommy kenapa aku dipanggil Aunty."kata Ketty yang gak suka dengan ide Tami itu.
Saat mereka sedang berdebat Naya yang melihat itu hanya tersenyum karena tak menyangka jika mereka suka berdebat satu sama lain. Padahal orang lain bilang kalau Tami itu keras dan tak segan kalau ada yang berbuat salah. Tapi nyatanya semua itu hanya rumor.