Pangeran Dingin & Siluman Rubah

Na Na yang mendengar pertanyaan itu pun bingung

"Tuan muda, memang bisa dikatakan itu, tapi bukannya tidak mungkin, hanya saja aku dan nenek jarang melihat orang masuk kedalam hutan ini"

"Jadi kau tidak pernah melihat orang masuk?" tanya Yu Lan memastikan

Mendengar pertanyaan dari pemuda itu Na Na terdiam

"Nona, sebenarnya apakah ada yang kau sembunyikan?"

Na Na pun menatap pemuda itu dan berkata

"Tuan sebenarnya tempat ini dilindungi oleh sebuah kekuatan"

Degh!

Yu Lan pun terkejut mendengar penuturan gadis itu

"Apa? Kekuatan? Kekuatan apa?" tanya nya beruntun

Saat Na Na hendak menjawab terdengar sebuah suara memanggil Na Na

"Na Na. Ayo ajak dia makan" ucap sang nenek dari arah luar

Mendengar itu mereka pun saling pandang dan Na Na pun berucap "Itu suara nenek tuan. Ayo kita keluar untuk sarapan" ajak gadis itu

Sambil membantu Yu Lan untuk berdiri. Saat sudah berdiri Yu Lan pun mencoba melepaskan pegangannya pada Na Na dan mencoba melangkahkan kaki.

Saat ia melangkahkan kaki beberapa kali saat itu tidak lama tubuh Yu Lan pun oleng

Gerrp

"Hati hati tuan" sambil menggenggam tangan Yu Lan Na Na pun membantu Yu Lan menuju meja makan.

Tidak lama mereka sampai disebuah meja makan kecil dan disana terdapat sebuah kursi, disana lah Yu Lan pun duduk dengan perlahan.

""Terima kasih Na Na"

Mendengar panggilan itu Na Na pun terkejut, karena tadi pemuda itu memanggil nya nona namun sekarang dia memanggil nama nya

Melihat itu Yu Lan pun merasa tidak enak

"Maaf aku telah lancang memanggil mu seperti itu"

Na Na menggeleng "Tidak apa tuan, saya senang jika tuan memanggil ku seperti itu daripada anda memanggil ku nona, saya ini hanya seorang rakyat biasa"

Mendengar kata rakyat biasa Yu Lan pun terdiam dan tidak lama sang nenek pun datang

"Loh kenapa pada. Na Na itu suapi tuan muda , bubur nya"

Mendengar itu Na Na pun tersentak dan berkata

Astaga aku lupa" sambil mengambil mangkuk yang berisi bubur

"Ini, aku sudah buat bubur untuk mu tuan. Maaf kalau rasanya tidak sesuai dengan selera anda" sambil menyiapkan bubur itu pada Yu Lan

Yu Lan pun memakan nya dan tanpa sadar air matanya. mengalir dan itu membuat Na Na terkejut

"Tuan, ada apa mengapa kau menangis? Apakah saking tidak enaknya bubur yang ku buat ini membuat mu menangis"

"Bukan, bukan itu Na Na" ucap Yu Lan sambil menghapus air matanya

"Aku sangat bahagia, karena kau begitu memperhatikan aku seperti ini. Padahal aku hanya orang asing, bisa saja aku berbuat jahat kepada mu"

Na Na menggeleng pelan "Aku tahu jika pasti anda orang yang baik tuan. Tapi tuan kenapa kau bisa sampai terluka separah itu?"

Yu Lan pun terdiam dengan menatap Na Na

"Aku dikejar oleh segerombolan orang dan saat itu aku berdua dengan sahabat ku. Kami terpisah karena sahabat memintaku untuk lari. Namun sebelum aku lari ada yang menghunuskan pedangnya kearah ku"

Mendengar cerita itu Na Na dan sang nenek pun terkejut "Jadi aku lari tidak tahu arah dan tanpa sadar aku pingsan di rerumputan"

Na Na pun melanjutkan menyuapi Yu Lan dengan bubur itu dan pemuda itu memakannya dengan lahap.

Sedangkan sang nenek yang melihat itu tanpa sadar tersenyum

Apakah pemuda itu benar benar jodoh mu Tea Na, kenapa seperti ada yang di sembunyikan oleh pemuda itu

Sang nenek terus menatap Yu Lan dengan pandangan menyelidik dan itu membuat ia menatap dan berkata "Anak muda, apakah kita pernah bertemu?'

Mendengar ucapan sang nenek Na Na pun langsung menatap nya "Apa maksudmu nek?" tanyanya bingung

"Apa kalian pernah bertemu sebelumnya tuan. Nenek? Sepertinya nenek mengenalinya"

Yu Lan tersenyum dan itu membuat sang nenek mengangguk paham

"Iya Na Na nenek pernah bertemu dengannya, saat nenek pergi ke pasar dan dia kebetulan ada disana"

Yu Lan pun menggeleng pelan

"Kau tahu Na Na dia ini adalah....." ucapannya terhenti saat menatap Yu Lan

"Aku adalah seorang pengawal nek, apakah anda lupa?" tanya Yu Lan

Na Na pun langsung berkata "Pantas saja aku merasa anda seperti orang bangsawan, ternyata tebakan nenek benar"

"Memang nenek mu berkata apa?" tanya Yu Lan

"Yaa nenek bilang kalau anda adalah seorang bangsawan"