Setelah menikah dengan Boy dan tinggal di rumah mewah itu, Pricella yang merupakan adik ipar dari Brian, juga harus memuaskan nafsu kakak iparnya yang memiliki kelainan seksual tanpa sepengetahuan suaminya Boy.
Pricella yang awalnya terpaksa, kini menikmati permainan ranjang sang kakak ipar.
Lalu bagaimana dengan Boy? Apakah skandal antara istri dan kakaknya akan terbongkar?
Yuk ikutin kisahnya dan jangan lupa tinggalkan like dan komennya ya😀😀
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nyonya_Doremi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyesalan
"Begini Niko, mama menemukan Cella pingsan di tengah jalan. Lalu mama memutuskan untuk membawa Cella ke rumah ini. Setelah Cella sadar, ia menceritakan siapa dirinya dan penyebab ia bisa jatuh pingsan. Awalnya mama juga kaget sekali mengetahui jika Cella adalah istri laki-laki bajingan itu, tapi setelah mendengar cerita selanjutnya, mama jadi merasa kasihan kepada Cella. Ia kabur dari suaminya Boy, karena mendengar dan mendapati suaminya itu tengah berbicara dengan selingkuhannya itu. Tak hanya sampai disitu, ternyata si selingkuhannya ini tengah hamil anaknya Boy. Selain itu, Brian, kakaknya Boy juga menjadikan Cella sebagai pemuas nafsunya, hingga kini Cella tidak tau saat ini ia tengah hamil anak Boy atau anaknya Brian," jelas Ibu Mita membuat Niko benar-benar kaget dan tidak habis pikir.
"Kejam sekali mereka. Kalau begitu, aku mengizinkan dia tinggal disini," ucap Niko melihat ke arah Cella.
"Terima kasih," jawab Cella tersenyum.
'Cantik juga. Bodoh banget si Boy udah nyia-nyiain istri secantik ini,' batin Niko.
"Ya sudah, sayang, karena kamu sudah pulang, kita makan bareng yuk. Mama masak banyak hari ini," ajak Ibu Mita menarik tangan anaknya dan juga tangan Cella.
Sementara itu, Brian baru saja tiba di rumahnya.
Dengan terburu-buru, ia langsung turun dan berlari dari mobilnya dan masuk ke dalam rumah.
"Cella?" teriak Brian memanggil nama adik iparnya itu.
"Cella kamu dimana?" teriaknya lagi mencari Cella ke dapur.
"Cella tidak ada. Ngapain kakak mencari istriku?" tanya Boy sinis dari lantai dua rumah itu.
"Kakak dengan kamu dan Cella bertengkar karena kamu ketahuan selingkuh olehnya. Apa itu benar?" tanya Brian menghampiri adiknya.
"Kakak tau darimana?" tanya Boy curiga.
"Dari Cella," jawab Brian berbohong.
"Cella? Apa kakak bertemu dengannya?" tanya Boy kaget.
"Tidak. Cella menghubungi kakak dengan ponselnya. Dia bilang, dia memergoki mu selingkuh dengan wanita lain di kantor," jawab Brian membuat Boy semakin menaruh curiga kepada kakaknya
"Cella menghubungi kakak dengan ponselnya? Kapan?" tanya Boy lebih dalam lagi.
"Baru satu jam yang lalu. Maka dari itu kakak segera pulang ke rumah. Memang kenapa? Cella tidak ada di rumah kah?" jawab Brian kembali bertanya.
"Apa yang kakak sembunyikan dari aku? Apa jangan-jangan kakak ada hubungan spesial dengan istriku?" tanya Boy membuat Brian tersudut.
"Hub.. Hubungan? Maksud kamu apa? Kamu menuduh kakak bermain api dengan Cella begitu?" ucap Brian gugup.
"Ya bisa jadi seperti itu. Aku lihat kakak perhatian sekali kepada Cella. Dan asal kakak tau. Ponsel Cella itu tertinggal di kamar kami. Tidak mungkin kakak bisa berkomunikasi dengannya," jawab Boy semakin membuat Brian merasa tersudut.
"Kenapa kakak diam? Apa benar yang aku katakan itu kak?" tanya Boy yang sudah tidak bisa lagi menahan amarahnya.
"Kalau iya memang kenapa ha? Kamu mau apa? Kakak memang memiliki hubungan khusus dengan Cella. Kamu tau, bahkan saat ini Cella tengah hamil anak kakak," jawab Brian tak kalah emosi.
Boy begitu kaget dengan pengakuan kakaknya. Ia tidak menyangka jika Brian akan berkata seperti itu.
"Haha.. Tidak. Ini tidak mungkin. Kakak pasti becanda kan? Ayo kak katakan, kakak becanda kan?" tanya Boy tidak percaya.
"Haha.. Boy.. Boy, kakak tidak pernah becanda. Kalau kamu tidak percaya, lihat saja ini," jawab Brian melihatkan video panas antara dirinya dan Cella di atas ranjang.
Setelah melihat video tersebut, seketika itu juga Boy membanting ponsel milik kakaknya itu.
Kali ini ia benar-benar di buat marah oleh sang kakak.
"Kurang ajar kamu kak. Tega sekali kamu menodai istriku," teriak Boy memegang kerah baju Brian.
"Haha.. Istrimu saja tidak mempermasalahkannya. Bahkan dia juga menikmatinya. Dia bilang, permainanku lebih bagus dari pada permainanmu," jawab Brian dengan tidak tau malunya.
"Sialan. Bajingan. Kakak lihat, istriku saja begitu terpaksa melakukannya. Itu artinya, kakak pasti memaksanya kan?" ucap Boy melayangkan pukulan pertamanya di wajah Brian.
"Haha.. Kamu ternyata pintar juga mengamati istrimu. Tapi semua itu tidak ada guna lagi. Aku yakin Cella pasti hamil anakku, karena aku lebih sering menidurinya daripada mu," ucap Brian mengakui perbuatannya.
"Tidak.. Cella itu hamil anakku. Kakak jangan macam-macam. Dia pasti pergi karena ulah kakak kan. Dan juga Michel. Ya, pasti ini juga rencana kakak kan?" teriak Boy menebak permainan busuk Brian.
"Michel? Siapa dia? Apa dia selingkuhan mu yang hamil itu? Meskipun aku yang menyuruhnya mendekati mu, bukankah kamu begitu sangat menikmati setiap inci dari tubuhnya?" jawab Brian tersenyum licik.
"Sialan kamu kak. Aku benar-benar tidak menyangka dengan semua kelakuanmu. Kakak benar-benar manusia iblis," umpat Boy menatap benci kakak nya.
"Haha, aku manusia iblis? Lalu kamu apa ha? Sudah tau punya istri,masih saja bermain gila dengan wanita lain di luaran sana.
Boy benar-benar marah dan tidak mengerti dengan jalan pikiran Brian.
Bisa-bisanya dia menjadikan Cella sebagai pemuas nafsunya.
Tanpa berkata apapun, Boy segera pergi meninggalkan rumah itu dan melajukan mobilnya dengan kencang.
"Apa benar Cella hamil anak kak Brian? Ini rasanya tidak mungkin. Kenapa dia tega melakukan ini padaku? Lalu kemana aku harus mencari Cella sekarang?" tanya Boy pada dirinya sendiri.
Di saat kemudian menepikan mobilnya di sebuah taman. Taman dimana tempat ia dan Cella sering kunjungi sewaktu mereka masih berpacaran dulu.
"Dimana kamu Cella? Maafkan aku. Maafkan aku," lirih Boy yang menyesali perbuatannya karena telah bermain gila dengan Michel.
Ditengah-tengah ke ke putus asaannya, ponsel miliknya lalu berdering. Berharap yang memberi kabar adalah Cella, namun sayang yang menelponnya ternyata adalah Michel.
Boy membiarkan ponsel itu terus berdering. Ia tidak mau untuk menjawab panggilan dari Michel.
Karena ponsel miliknya terus saja berdering, dengan terpaksa Boy kemudian mengangkat panggilannya.
"Halo Boy? Kamu dimana sayang?" tanya Michel lembut. Ia benar-benar tidak tau jika Boy telah mengetahui semua kelakuannya.
"Untuk apa kamu menelpon ku? Apa kamu belum tau jika aku telah mengetahui semuanya?" ucap Boy membuat Michel terkejut.
"Apa maksud mu Boy?" tanya Michel masih pura-pura tidak mengetahuinya
"Sudahlah Michel. Tidak usah berpura-pura. Aku tau kamu sengaja di suruh oleh kak Brian untuk mendekatiku kembali dan merusak hubungan ku dengan Cella. Iya kan Michel?" ucap Boy setengah berteriak di dalam panggilan teleponnya.
'Sial Brian. Kenapa dia mengatakan semuanya kepada Boy?' batin Michel kesal.
"Boy, ini semua tidak seperti yang pikirkan. Ini semua hanya akal-akalan kak Brian saja. Aku yakin dia sengaja menuduhku karena aku tidak mau menerima cintanya. Aku mohon jangan percaya dengan ucapannya Boy," ucap Michel. Ia tidak bisa terima jika Boy benar-benar membencinya.
moral kalian perlu dipertanyakan