# No Plagiat
Novel ini adalah novel karya pertama saya yang saya unggah di grup facebook sebelum saya mengenal Aplikasi. Saya menyalin ke aplikasi ini agar Semua karya saya berkumpul disini. Jika ada yang menyamai cerita diatas artinya karya saya yang sudah di plagiat. Sebab, cerita ini sudah lama saya buat pada tanggal 22 Juni 2021.
Sinopsis
Perjalanan kisah Cinta yang di mulai dari perjodohan menimbulkan banyak cobaan. Termasuk per cekcoan layaknya Tom and Jerry.
Melewati fase sulit dengan berbagai cobaan menghiasi rumah tangga Arga dan Vania.
Itu semua diakibatkan dendam panjang yang belum usai dari cerita kelam kedua orang tua mereka. Air mata, kehilangan anak dan Amnesia bahkan mereka lewati demi sebuah kebahagiaan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sobri Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part_14 Kemarahan Arga
Tiba-tiba saja Vania terlelap hingga kepalanya terhuyung-huyung. Arga yang masih sibuk lalu menoleh dan terkejut kala melihat Vania hampir terjatuh kesamping namun seperti biasa ia hadir seperti pahlawan. Tangan kanannya dengan cepat menahan kepala Vania lalu meletakkannya di meja.
"Baik pak Cik, saye tunggu kabar selanjutnye ye," tukas Arga mengakhiri kalimat pembicaraanya.
"Ye..ye...,sampai jumpe esok ye," jawab Pak Made.
"Oke, Pak cik selamat siang." sambungan pun
terputus.
Arga menutup laptopnya. lalu menatap Vania lekat.
"Dasar,b
baru jam segini sudah tidur. Gemesin banget sih," ucapnya mencubit hidung Vania sembari tersenyum. Ia membopong Vania keranjang.
Lalu ikut berbaring telengkup sambil terus mengelus wajah Vania.
"Aku rasa aku benar-benar jatuh cinta sama kamu sudah beberapa bulan pernikahan kita kau sudah membuat aku melupakan Fiona, Van. Bibirmu yang merah merona, senyummu yang manis dan wajahmu yang imut telah mengubah duniaku," celotehnya senyum-senyum sendiri.
Vania menggeliat.
"Euh..." Vani merentangkan kedua tanganya lalu membuka kedua matanya sungguh terkejut dirinya kala melihat wajah Arga begitu dekat denganya dan menatapnya dalam.
"Arga, kok aku jadi disini?" tanyanya kemudian.
"Ya, kenapa emang? tadi kamu tidur disana dan hampir jatuh lalu aku menangkap mu dan menggendong mu keranjang," jawab Arga pada Vania.
"Oh, apa kamu sudah selesai?" tanyanya masih diposisi yang sama.
"Sudah dari tadi," jawabnya lagi lalu berusaha mendaratkan kecupan dibibir Vania namun lagi-lagi Vania menutup wajahnya hingga hanya mengenai punggung tanganya.
Arga merasa kesal lalu bangkit dari tidurnya.
"Lagi-lagi menolak ku, apa mau mu?" tanya Arga.
"Aku.. aku gak papa," jawabnya lalu merubah posisi duduk.
"Sudah beberapa bulan menikah, kau belum mencintaiku? apa kau tidak menghargai aku?" teriak Arga kesal.
"Bukan begitu, aku...!" Vania bingung. Ia merasa takut kali ini Arga benar-benar marah.
"Van, aku sudah berusaha menjadi suami yang baik, melindungi dan menjagamu sekalipun didepan wanita yang dulu sangat aku cintai. Tapi aku memikirkan perasaanmu dan hanya ingin mencintaim," tukasnya mulai marah.
"Maaf,aku..." Vania masih dengan nada bingung.
"Kenapa? mau masih bingung dengan perasaanmu? atau kamu masih mencintai Bagas?" tanya Arga dingin berharap kepastian.
"Ya, aku tidak tau bagaimana perasaanku terhadapmu," jelasnya serius.
"Heh, baiklah aku akan kasih kamu waktu satu bulan untuk memberi keputusan atas perasaanmu," pungkas Arga.
"Keputusan? maksudmu?" tanya Vania kaget.
"Ya, besok aku akan ke Malaysia selama sebulan dan ku harap setelah pulang aku mendapat jawabannya kau ingin hubungan kita berlanjut atau tidak," jelas Arga lirih.
"Tapi kenapa buru-buru?" tanya Vania.
"Aku memang berencana memberi tahu mu setelah pulang nanti, tapi kurasa ini sudah waktunya. Pulanglah! besok aku akan berangkat dari sini jangan tunggu aku pulang!" pintanya masih dengan nada dingin membuat Vania berkaca-kaca.
"Tapi Ga...!"
"Pergi sekarang!" bentak Arga hingga membuat Vania menunduk takut. Ia tak menyangka jika Arga membentaknya. Vania pun berlari keluar sambil menangis memasuki lif.
Arga memukulkan tanganya ke meja disamping ranjang dengan keras. Ia merasa kecewa setiap kali Vania menolaknya
Doar!
Vania yang sudah sampai rumah milik Arga pribadi pun membuka pintu dengan kasar lalu berlari menaiki anak tangga sambil terus mengusap pipinya yang dibasahi air mata. Bi Mardiah yang masih mengepel kaca terkejut dibuatnya.
"Non, Non Vania kenapa?" teriak Bibi.
"Ada apa dengan non Vania kok nangis ya? apa lagi berantem sama Den Arga," gumam Bibi heran.
Arga pulang kerumah orang tuanya untuk mengambil beberapa berkas penting dikamar nya.
"Arga, tumben sore-sore kesini. Vania gak diajak, nak?" tanya Mutia sambil mengikuti langkah Arga kekamar.
"Gak ma," jawabnya singkat.
"Lo kok wajahnya ditekuk, nak?" tanya Mutia bingung melihat Arga terburu-buru.
"Ga papa, Ma. Arga kesini mau ambil beberapa file penting, besok Arga akan pergi ke Malaysia selama sebulan," jelasnya mencari file yang dimaksud.
"Vania ikut?" tanya mamanya.
"Gak, sudahlah ama gak perlu tanya Vania terus," ketus Melvin.
"Kenapa? kalian bertengkar ya?" tanya Mutia heran melihat wajah kesal Arga.
"Gak Ma, tanya saja sama menantu kesayangan amama," jawab Arga males. Setelah menemukan file itu dia pun berpamitan.
"Arga pergi Ma, Assalamualaikum!" pamitnya.
"Gak nunggu Kakek sama Papa?" teriak Mutia yang melihat Arga buru-buru menuruni anak tangga. Namun Arga tak menggubrisnya.
"Kenapa ya dengan mereka?" gumam Mutia khawatir. Ia memutuskan untuk menelpon Vania tapi tak diangkat lalu Mutia mencoba telpon rumah.
Kring...
kring...
kring...
Tak lama terdengar telpon rumah berdering.
(Siapa ya) pikir Bi Mardiah lalu mendekat mengangkat telpon.
"Hallo!" sapa Bibi.
"Bi, mana Vania?" tanyanya
"Dari tadi siang non Vania gak keluar kamar, Nya. Gak tau kenapa aku udah ketok-ketok suruh makan tapi gak di buka. itu terjadi tadi pulang dari hotel nangis, Nya," jelas Bibi.
"Oh, ya udah Bi. Bujuk supaya makan besok aku kesana sekarang sudah Maghrib," pesan Mutia.
"Baik, Nya," jawabnya mengakhiri telpon.
Malam itu terasa panjang bagi Vania ia tidak bisa tidur matanya tampak bengkak sesekali Bi Mardiah mengetuk pintunya untuk memanggilnya makan tapi tetap tidak digubrisnya. Ia tidak menyangka Arga yang selama ini memanjakannya dan berbahasa lemah lembut dan suka kayak tom and Jerry denganya tega membentaknya.
Ia juga harus memberi keputusan tentang perasaanya setelah Arga kembali. Perasaanya masih bingung dengan Arga. Sudahkah ia memiliki perasaan cinta itu. Diakuinya kala Arga dipeluk mantannya sakit rasa dihatinya ada dan kala Arga tak menemuinya setengah hari saja ia merasa juga kesepian.
semangat ya kak🥰
Kalau mampir jangan lupa tinggalkan jejak ya.
Terimakasih