Menikah untuk balas dendam?
Pernikahan yang diawali sebuah kesalahan, pernikahan yang didasari sebuah pembalasan membuat trauma dan rasa takut dialami oleh sang pengantin bernama Alina.
Rasa cinta menjadi rapuh dan berubah menjadi ketakutan, sampai ketika kebenaran terungkap, jika sang pengantin tidak melakukan kesalahan apapun.
Penyesalan dan kesedihan menggerogoti hati Barata, akan tetapi dia tetap tak mau melepaskan Alina dari genggamannya.
Jangan lupa follow ig author ya: @anak_kost_joy
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Kost, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hati yang sudah beku!
***
Akhirnya mereka sampai di mobil mewah Barata, Barata sudah masuk kedalam mobil, Alina takut mengikuti Barata memasuki mobil ini, dia takut akan membuat Barata jijik jika duduk dekat dengannya.
Jadi dia hanya menunduk di luar mobil dengan wajah pucatnya yang terlihat jelas, dia sudah tidak memiliki pikiran apapun, semuanya sudah semu dan abu-abu, layaknya kehidupan yang tidak memiliki arti dan makna, hidupnya telah diremukkan berkeping-keping oleh Barata.
“Cklek!”
Barata membuka pintu mobil dengan kuat, membuat Alina terkejut dan bergetar ketakutan lagi, bagi Alina, barata bukan lagi manusia melainkan monster.
“Masih mau mencari simpati? Cepat masuk sebelum aku menabrakmu dengan mobil ini!” teriak Barata membuat Alina hampir jatuh karena kakinya lemas mendengar teriakan itu.
Tangannya yang sudah bergetar hebat, sangat susah untuk mencari tumpuan agar dia tidak jatuh, Barata yang melihat itu menarik pergelangan tangan Alina dan menariknya dengan kasar sampai terjerembab ke dalam mobil.
Anehnya Barata sudah tidak mengatakan makian apapun lagi, dia hanya terdiam, dia sekarang sedang melihat darah yang tercetak ditangannya, darah yang tadi mengalir di nadi Alina.
Alina yang menyadari itu, matanya menjadi terbelalak, dan dia merobek baju pasien yang memang tidak terlalu tebal, “Ma … maaf, maaf, maaf,” Alina mengambil tangan Barata yang sedang melihat telapak tangannya yang ada bercak darah milik Alina.
Terlihat Alina ketakutan sekali, tangannya bergetar dan lemah meraih tangan Barata dan mengusap darahnya yang ada di telapak tangan Barata, sedangkan lukanya sendiri yang masih meneteskan darah tidak ia lihat dan tutupi.
“Tolong jangan marah, aku bersalah, aku bersalah karena tanganku mengeluarkan darah dan mengotori tanganmu, tolong jangan pukul aku,” dengan suara yang lemah dan wajah memohon, Alina dengan bergetar hebat masih membersihkan telapak tangan Barata dari darahnya sendiri itu.
Nafasnya tersendat-sendat dan ketakutan hebat terlihat dari matanya.
Dia takut jika Barata akan menyuruh kedua pelayan itu menyiksanya setelah sampai di mansion Barata karena mengotori tangan Barata dengan darahnya.
Barata terkejut melihat kejadian itu, rasanya dia berhasil menghancurkan Alina dari dalam, harusnya ia puas tetapi apa ini.
Dia merasa ada sesuatu yang sangat menyakitkan ia rasakan, dia melihat sisi paling lemah yang ada di dalam diri Alina.
"Srek!"
Dia membuka jas yang ia kenakan, merobek kemeja putih yang ia kenakan.
Tidak ada kata yang keluar dari mulutnya, dia membalut tangan Alina, "Seandainya kau tidak membunuhnya! seandainya ..." ketusnya lalu berhenti berbicara.
Dia melihat sadari tadi Alina hanya tertunduk dan tubuhnya bergetar hebat.
Lalu dia mengingat jika tadi Lucas benar-benar mengatakan jika dia masih mencintai Alina, hatinya kemudian terbakar lagi, dia merasa tindakan nya kali ini bukan tindakan balas dendam tetapi hal lain.
Rasa tidak suka bagaimana Lucas menyentuh istrinya.
"Sudah ada di tahap ini, kenapa aku menjadi ragu!" gumam Barata merasa jika ada sesuatu yang memang tidak beres sedari awal.
Apalagi penyelidikan yang ia perintahkan, semuanya buntu karena tidak banyak bukti satupun yang tertinggal.
Bukti yang tertinggal hanyalah petunjuk bahwa menghilangnya Alina sangat berketetapan dengan waktu kecelakaan Freya.
Juga bukti bahwa Freya selalu di siksa oleh Alina.
***
“Ben!”
“iya Tuan?”
"Kedua pelayan yang ada di mansion, apa sudah kau dapat informasi nya?"
"Sudah Tuan,"
Percakapan aneh yang membuat Alina kebingungan.
Barata sadar Alina masih ada di sampingnya.
"Nanti saja!" serunya lagi menyuruh Ben untuk tidak melanjutkan ucapannya.
Hati Alina yang sudah mengeras, perasaan cinta yang seharusnya hangat mulai membeku, yang ia rasakan hanya ketakutan.
Dia tidak peduli lagi dengan apapun, lagian tidak ada tempat untuknya bersandar.
***
Jangan lupa di like dan berikan saran membangun nya ya, dan follow IG author : @nitanaiibaho
Kalian bisa DM dan tanya2 disana. 🥰
Terimakasih
Terima kasih utk karyanya Kak & sehat2 slalu 🙏🏼💐💪🏼🤗
pola pikir pria egois adalah mereka melaknat pebinor tapi memuja dan lembut pada pelakor
begitu juga
pola pikir wanita egois adalah mereka melaknat pelakor tapi memuja dan lembut pada pebinor
dan fakta walau kalian selalu bela diri dengan mengatakan novel hanya karya, hanya halu, hanya fiktif, mau apapun itu novel adalah hasil dari pola pikir novelis itu sendiri