Apakah pengasuh hanya berlaku untuk bayi dan anak-anak?
Ariana, gadis berusia 22 tahun di janjikan upah cukup besar hanya untuk mengasuh putra dari seorang duda kaya raya.
Kenakalannya sudah tak bisa di tolerir, namun sang ayah yakin jika Ariana mampu mengubah sifat anak remajanya itu.
Akankah Ariana berhasil menaklukkan anak remaja itu? Atau justru timbul konflik yang rumit di antara mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Widia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merasa Bersalah
”Kaya anak TK aja loe diantar jemput,” nyinyir Deon yang melihat Arkana membuka pintu mobil.
Arkana yang tersulut emosi, menghampiri rival yang dulu teman dekatnya itu. Dia ingin sekali memberikan pukulan pada bocah songong itu. Namun teringat masalah yang dia timbulkan tadi pagi, membuatnya mengurungkan niat.
”Lah, kenapa? Gak jadi nih mukul gue? Dasar anak TK, cemen!” Deon terus memancing emosi Arkana, sementara itu Rio dan Dimas segera menarik Arkana dan membawanya menuju mobil bos nya.
”Untuk sementara ini jangan kepancing dulu bos, sampai motor loe kembali. Kita bikin perhitungan di luar sekolah. Loe tahu gak jalanan tempat tawuran kita kemarin sama gengnya si Bojes? Si culun itu lagi coba nguasain.”
Informasi dar Rio membuat Arkana semakin emosi, bahkan tempat nongkrong mereka pun coba buat di akuisisi Deon.
”Loe tahu itu darimana?”
”Dari anak mbak warteg, bahkan si culun itu ngaku-ngaku sobat loe. Si mbak warteg yah percaya aja karena lihat tag sekolah kita yang sama.”
Amarah pemuda itu semakin besar, dia benar-benar takut jika Deon akan menggunakan namanya untuk melakukan tindakan bodoh disana.
”Eh, loe whatsapp-an sama anak mba warteg. Tau aja yang bening,” nyinyir Dimas pada Rio yang kini sedang memainkan ponselnya.
”Tak kenal maka tak sayang,” jawab Rio sembari menunjukkan isi chatnya pada Dimas.
”Gue pulang dulu, nanti gue pikirin lagi gimana caranya motor gue balik. Dan gue bakal bikin perhitungan sama si culun itu,” kesal Arkana yang segera masuk ke dalam mobilnya.
”Anak TK cemen!” Teriak Deon sambil membawa motorsport berwarna hijau melewati Arkana dan dua sobatnya.
”Kekanakan banget, di tampol dikit ngadu sama bapak,” kesal Dimas yang tak tahan sambil mengepalkan tinju.
Beni pun segera membawa mobilnya melaju sebelum Tuan mudanya melakukan kenakalan lagi. Dia tak ingin bertanggung jawab jika nantinya Arkana akan beradu jotos dengan Deon.
”Ke rumah sakit, gue mau lihat keadaan pengasuh itu!”
Beni hanya menganggukan kepala mendengar permintaan majikannya. Dan segera membawa mobilnya menuju rumah sakit.
Sampai di sana, Arkana segera menuju ruangan tempat pengasuhnya di rawat. Saat masuk, dia melihat ayahnya yang sedang memainkan jemarinya di atas keyboard laptop. Sementara Ariana sedang tertidur pulas.
"Pa,” panggil Arkana yang membuat Arga menoleh ke arah pintu.
”Kenapa tak langsung pulang? Ariana hari ini juga sudah bisa dibawa ke rumah, kau tak perlu repot kemari.”
”Aku cuma mau tahu keadaannya,” terang Arkana.
”Dia baru tiga hari kerja di rumah kita, tapi hampir kehilangan nyawa karena perbuatanmu. Lalu sekarang kau bersikap seolah peduli?”
Arkana hanya terdiam, dia pun merasa bersalah dengan tindakannya.
”Aku mau minta maaf padanya.”
Arga yang mendengar ketulusan anaknya pun tak bisa berkomentar. Dia memang harus melakukannya sebagai rasa tanggung jawab.
”Kau harus bertanggung jawab atas tindakanmu, mungkin dengan meminta maaf akan meringankan rasa bersalahmu.”
Ariana terbangun mendengar suara orang yang sedang berbincang, dia pun melihat dua pria bule di hadapannya.
”Ariana, kau sudah bisa berdiri kan? Beni tadi mengantar pakaian ganti untukmu. Kata dokter kita bisa pulang sekarang,” Arga memberikan tas berisi pakaian pada Ariana. Lalu membantu gadis itu bangun dari ranjangnya.
”Pengasuh, maksudku Ariana. Aku mau minta maaf, atas tindakan yang ku lakukan tadi pagi,” ucap Arkana tanpa melihat wajah pengasuhnya. Ariana pun hanya menganggukan kepalanya lalu segera pergi menuju toilet.
...~~~...
Di rumah mewah itu, hawa dingin menyebar ke seluruh ruangan. Arga hanya diam sambil menyantap makan malam, sementara Arkana tak bisa memulai pembicaraan dengan papanya.
Anak dan ayah itu kembali canggung, setelah kejadian tadi pagi. Sesungguhnya ada rasa khawatir di hati Arga, jika Ariana tak selamat maka Arkana bisa saja di masukkan ke jeruji besi dengan kasus penghilangan nyawa berencana.
”Kau masih selamat Arkana. Kalau Ariana tak langsung di bawa ke rumah sakit, dia bisa hipotermia. Dan jika dia kehilangan nyawanya, maka aku yang akan langsung membawamu ke pihak berwajib untuk bertanggung jawab.”
Penjelasan Arga membuat Arkana sadar, jika perbuatannya kali ini sudah keterlaluan. Apalagi mendengarkan penjelasan dokter yang mengatakan jika Ariana mengalami trauma berat, semakin membuatnya merasa bersalah.
”Tiga bulan lagi kau akan ujian, belajarlah agar nilaimu baik dan bisa masuk ke Universitas terbaik. Aku tak ingin kau menyia-nyiakan masa-masa sekolahmu yang akan berakhir dengan segala kenakalan yang kau buat.”
Setelah berkata panjang lebar, Arga meninggalkan meja makan dan masuk ke ruang kerjanya. Sementara Arkana belum menyentuh makanannya sedikit pun.
Tok.. tok.. tok
Ketukan pintu membuat Arga yang sedang mengantuk segera tersadar, dia pun segera berdiri dari atas kursi kebesarannya dan membuka pintu.
”Ariana, kau membawa tas itu. Jangan bilang kalau kau sudah tak ingin bekerja lagi di sini!”
Ariana hanya menggenggam tas itu dengan erat, lalu Arga menyuruhnya masuk ke ruang kerjanya.
”Aku harap kau masih bisa di sini, seharusnya kau tahu atas dirimu ada sedikit perubahan dari putraku. Tapi aku juga minta maaf atas kesalahan putraku yang telah kurang ajar padamu,” ucap Arga yang tetap menahan Ariana agar tak keluar dari rumahnya.
”Saya akan membayar denda pemutusan kontrak itu, maafkan saya Pak Arga. Saya tak ingin berada di sini lagi,” pinta Ariana dengan janji yang sedikit mustahil bisa di tepati. Namun entah kenapa, Arga tak ingin gadis itu meninggalkan rumah ini.
”Arkana sudah keterlaluan padamu, itu karena salahku yang tak punya banyak waktun untuknya. Dia kehilangan sang ibu sejak berusia 7 tahun. Dan tanpa peran ibu, sifatnya menjadi liar. Tapi saya yakin setelah kejadian ini, dia tak akan berbuat macam-macam padamu.”
Ariana tahu jika Arga saat ini sedang ini sedang mencoba menahannya, dia merasa bingung karena mustahil juga untuk bisa membayar denda dari perjanjian kontraknya.
”Kalau begitu, jangan beri syarat apapun pada saya selama melayani Tuan Muda!”
Arga pun menganggukan kepalanya, dan mengajak Ariana berjabat tangan sebagai tanda setuju.
”Lakukanlah semaumu, apapun yang menurutmu bisa membuat putraku berubah.”
Pagi harinya, Arkana yang masih tertidur karena begadang bermain mobile legend, terbangun mendengar suara pukulan yang cukup keras.
”Bangun, atau tongkat ini akan melayang di kepalamu!”
Arkana membelalakan matanya, melihat pengasuhnya yang cantik berubah. Apa karena tenggelam, ada hantu air yang merasuki tubuhnya?
Sambil membawa tongkat, Ariana menyuruh anak asuhnya untuk segera pergi ke kamar mandi.
Gadis itu pun segera menyiapkan seragam dan melihat jadwal pelajaran sekolah anak asuhnya.
”Jadi hari ini dia olahraga juga.”
Ariana pun mencari pakaian olahraga pria itu di lemari, dan menemukan sebuah bungkusan kecil yang bisa membuat Arkana mendapat hukuman dari ayahnya.