NovelToon NovelToon
Dua Jagoan Kecil Mas Duda

Dua Jagoan Kecil Mas Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Contest
Popularitas:36.5M
Nilai: 5
Nama Author: Karita Ta

Antariksa dan Galaksi, anak yang tak diakui oleh ibu kandungnya sendiri. Batita yang tak dirawat, dan bayi yang tak disusui oleh ibunya sejak dini.

Entah takdir atau kebetulan, Rafa bercerai dari mantan istrinya lantaran perselingkuhan. Mantan istrinya itu berkhianat dengan masa lalunya dan memilih karir modeling daripada keluarganya.

Sama hal nya dengan Rindi, yang menjadi korban pengkhianatan mantan tunangan yang juga berselingkuh dengan adik tirinya sendiri. Mereka sangat serasi bukan?

Akankah keduanya saling membuka hati dan saling menyembuhkan luka? Apakah Rindi merupakan calon ibu yang tepat untuk kedua jagoan kecil dari Mas Duda? Ikuti kisah keduanya yuk...


NB: Cerita ini murni hasil pemikiran Karita, tanpa plagiat karya orang lain. Mohon maaf bila ada kesamaan nama tokoh ataupun sedikit alur cerita, karena semua itu bukan unsur kesengajaan. Mulai hargai karya orang, yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karita Ta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13

Dengan langkah perlahan, Rindi berjalan keluar dari ruangannya. Air matanya masih mengalir deras di pipi chubby miliknya. Meskipun mulutnya sudah mengatakan ikhlas, namun hatinya masih belum bisa mengikhlaskan sepenuhnya.

Rindi masih menggunakan pakaian rumah sakit yang berwarna biru muda berbentuk menyerupai daster. Tangan kirinya memegang perut yang masih terasa nyeri dan tangan kananya digunakan untuk bertumpu di dinding koridor rumah sakit.

Suasana rumah sakit kini cukup sepi karena jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam dan dapat dipastikan bahwa pasien lain sedang istirahat. Namun berbeda dengan Rindi, karena seharian tadi sudah digunakan untuk istirahat sehingga tidak membuatnya mengantuk lagi.

Kaki Rindi yang menggunakan sandal rumah sakit berwarna putih kini melangkah tertatih menuju lorong yang tak jauh dari ruangannya. Rindi berjalan dengan tatapan kosongnya serta langkah kaki perlahan.

Di lain tempat, Nada sedang menenangkan cucu keduanya yang sedang rewel. Putra kedua dari Rafa tersebut telah diberikan nama yaitu Galaksi oleh ayahnya. Nada terus menggendong Galaksi supaya tangisnya semakin reda.

Galaksi memang masih dirawat di rumah sakit sesuai permintaan Rafa karena baru terlahir lima hari lalu tanpa adanya sosok ibu. Kini Nada sedang menunggu cucunya seorang diri karena Rafa yang sibuk dengan urusan pekerjaan dan urusan perceraian dengan Laura. Serta Andre juga sedang menjaga Antariksa dirumahnya. Nada serta suaminya memang sepakat untuk membagi tugas menjaga kedua cucunya.

Nada sudah meminta baby sister yang ikut bersamanya untuk menjaga Galaksi menyiapkan susu. Mencoba untuk menenangkan dengan susu pun, Galaksi tetap tidak berhenti menangis.

Nada menimang cucunya dengan berjalan keliling ruangan rawat inap khusus bayi yang ditempati oleh Galaksi supaya berhenti menangis, namun bayi tersebut masih belum tenang juga.

Rindi yang mendengar suara tangis bayi, mencoba mendekati ruangan berasal nya tangisan tersebut. Rindi melihat seorang wanita paruh baya mengendong bayi yang sedang menangis. Rindi melihat tersebut dari celah pintu yang sedikit terbuka.

Memberanikan diri untuk mengetuk pelan pintu ruangan tersebut dan meminta izin untuk masuk. Setelah dianggukki oleh wanita paruh baya tadi, Rindi melangkahkan kakinya memasuki ruangan bayi tersebut dan melihat ada seorang baby sister juga di dalam.

"Maaf, itu bayinya kenapa Bu?" Tanya Rindi dengan pandangan yang mengarah kepada bayi berbungkus kain bedong yang sedang menangis.

"Cucu saya rewel Nak, sudah saya coba beri susu terus juga di gendong sama babysister nya juga tetap belum tenang. Saya sampai bingung mau gimana lagi, kasihan juga sudah lama menangis" Jawab wanita paruh baya tersebut sembari menghapus air mata yang mengalir di pipi cucunya.

"Maaf jika saya lancang, memangnya ibu dari bayinya ke mana Bu?" Tanya Rindi dengan berhati-hati takut menyinggung perasaan wanita paruh baya didepannya.

"Menantu saya tidak mau merawat bayinya Nak. Setelah melahirkan dia kabur dengan selingkuhannya dan langsung memberikan surat cerai untuk anak saya" Balas wanita paruh baya tersebut. Ya, wanita itu adalah Nada yang sedang menimang Galaksi.

"Ya Allah, tega sekali dia meninggalkan bayi yang sangat membutuhkan seorang ibu. Jika Ibu mengizinkan, apakah boleh saya menggendongnya?" Tanya Rindi kepada Nada dan dijawab anggukan olehnya meskipun dengan ragu-ragu.

Rindi menerima Galaksi dengan berhati-hati karena takut akan kondisinya. Rindi menggendong Galaksi dalam posisi yang nyaman. Ketika Rindi menggendong Galaksi dan menimangnya pelan, tangisannya perlahan langsung mereda. Sehingga membuat Nada dan babysister tersebut terkejut.

Rindi terus menimang Galaksi hingga bayi tersebut terlelap dengan pulas di dalam gendongannya. Rindi tersenyum manis ke arah bayi di gendongannya, mencium keningnya dengan lembut dan mengusap puncak kepala Galaksi dengan penuh kasih sayang.

Rindi meletakkan Galaksi di ranjang bayi dengan sangat hati-hati karena takut akan terbangun. Setelah memastikan Galaksi tertidur dengan nyaman dan lelap, Rindi mengusap pelan pipi gembul milik bayi itu.

Rindi berjalan pelan kearah Nada dan baby sister yang sedang menutup mulutnya tak percaya dan duduk di sofa yang dekat dengan Nada.

"Nak terima kasih banyak telah membantu saya. Padahal sedari tadi, saya dan Tiyas sudah berusaha untuk menenangkan Galaksi tetapi belum juga reda. Dan kamu yang hanya sekali gendong sudah bisa menghentikan tangisnya dan menidurkannya" Ucap Nada sembari mengelus tangan Rindi yang terdapat bekas infus.

"Iya Bu, sama-sama. Saya sangat suka dengan bayi sehingga membuat saya mengerti sedikit-sedikit tentang bayi" Balas Rindi dengan membalas mengelus pelan tangan Nada yang masih terlihat mulus.

"Nama kamu siapa Nak? dan mengapa kamu bisa ada di sini?" Tanya Nada dengan menatap wajah pucat Rindi yang terdapat mata panda yang sangat jelas.

"Nama saya Rindi Bu. Saya di sini karena saya mengalami kecelakaan sehingga membuat perut saya terluka parah. Saya juga telah menjalani operasi untuk mengangkat kista ovarium sehingga menyebabkan salah satu indung telur saya harus diangkat" Jawab Rindi dengan nada bergetar nya dan mata yang berkaca-kaca.

"Kamu yang sabar ya Nak, kamu pasti bisa melewati cobaan ini" Ucap Nada sembari mengelus pelan punggung Rindi yang terbalut baju rumah sakit.

"Maaf sebelumnya Mbak Rindi, kalau kata teman saya setelah pengangkatan salah satu indung telur, kemungkinan untuk hamil akan sulit ya?" Tanya Tiyas dengan hati-hati takut menyinggung perasaan Rindi.

"Iya Mbak, kemarin saya diberi tahu oleh dokter juga demikian. Itu yang menyebabkan saya down setelah mendengarnya. Saya yang sangat menyukai segala hal tentang bayi dan pastinya harapan saya untuk memiliki bayi hanya kemungkinan kecil" Jawab Rindi dengan pandangan kosong menatap lurus kearah ranjang bayi yang terdapat Galaksi yang sedang terlelap.

"Terus mengapa Mbak Rindi malah berada di luar ruangan? Harusnya Mbak istirahat supaya cepat pulih" Tanya Tiyas lagi dengan menatap heran Rindi.

Entah mengapa ketiga wanita berbeda usia itu mudah akrab dan tidak merasa canggung saat berbicara satu sama lain.

"Saya sedang tidak mau di ruangan saya Mbak, di sana masih ada mantan tunangan saya" Jawab Rindi dengan singkat.

Entah mengapa Rindi menceritakan semuanya tentang Alfin dan Linda kepada Nada dan Tiyas. Hatinya mengatakan bahwa dirinya bercerita kepada orang yang tepat. Cerita itu terus mengalir dari bibir pucat milik Rindi, pandangannya masih kosong menatap ke arah ranjang bayi Galaksi.

Rindi menyelesaikan cerita tersebut dengan air mata yang mengalir dari kedua pelupuk matanya. Rindi merasa begitu lega setelah bisa menceritakan beban masalah yang ditanggung sendiri.

"Kamu adalah wanita kuat yang saya kenal Nak, setelah kamu dikhianati oleh mereka, kamu masih mementingkan kebahagiaannya. Apalagi dengan cobaan berat saat kamu kehilangan satu indung telur sehingga menyebabkan kemungkinan memiliki bayi sangat kecil. Kamu pasti bisa melewati ini semua" Ucap Nada dengan memberikan pelukan hangat kepada Rindi.

"Mbak Rindi yang sabar ya, Insyaallah kebahagiaan menunggu Mbak pada masa depan. Saya yakin Mbak akan mendapatkan lelaki yang lebih baik dari mantan tunangan Mbak" Tambah Tiyas dengan tangan yang mengelus lengan Rinda. Rinda menganggapi ucapan tersebut hanya membalas dengan anggukan kepala dan senyum tipisnya.

Setelahnya tidak ada lagi perbincangan di antara ketiga wanita tersebut. Keadaan hening di kesunyian malam, kini jam telah menunjukkan pukul sepuluh lebih.

"Saya balik ke ruangan dahulu ya Bu, Mbak. Nanti takut di cariin sama keluarga" Pamit Rindi sembari berdiri dari duduknya yang dibantu oleh Tiyas.

"Iya, terima kasih ya Nak Rindi sudah membantu menenangkan cucu saya" Ucap Nada dengan senyum manisnya.

"Iya Bu, sama-sama. Justru saya yang berterima kasih karena sudah diijinkan menggendong Gala" Balas Rindi.

Sebelum beranjak keluar dari ruangan itu, Rindi berjalan perlahan mendekat ke arah ranjang bayi Galaksi. Tangannya menyentuh badan kecil yang terbungkus kain bedong berwarna biru muda. Tangan yang satunya digunakan untuk mengelus kening Galaksi dengan ibu jarinya lembut.

"Tidur yang nyenyak ya baby Gala, jangan rewel lagi. Kasihan Oma sama Mbak Tiyas nanti" Ucap Rindi dengan pelan namun masih terdengar oleh dua orang yang sedang duduk di sofa. Setelah mengucapkan hal tersebut, Rindi mencium kening Galaksi dengan penuh kasih sayang.

Nada yang melihat perilaku lembut Rindi terhadap cucunya merasa terharu dan beruntung bertemu dengan gadis cantik itu.

Rindi berbalik untuk menuju ke arah pintu utama, sebelumnya Tiyas menawarkan untuk mengantarkan sampai di ruang rawat Rindi karena perintah dari Nada dan mau tidak mau, Rindi hanya bisa mengangguk.

Keduanya berjalan pelan keluar dari ruangan Galaksi dengan Tiyas yang membantu memapah Rindi. Satu tangan Rindi memegang perutnya yang masih sedikit merasa nyeri. Ketika sampai pada belokan koridor, keduanya berpapasan dengan seorang pria yang masih mengenakan pakaian kantornya.

"Mbak Tiyas mau ke mana? Seharusnya kan ada di ruangan anak saya, kok malah sampai sini" Ucap pria tersebut dengan dinginnya yang kini berdiri tepat dihadapan Rindi dan Tiyas.

"Maaf Tuan Rafa, Den Galaksi Alhamdulillah sudah bisa tidur satu jam yang lalu. Nyonya meminta saya untuk mengantar Mbak Rindi balik ke ruangannya" Jelas Tiyas dengan menatap takut kearah Rafa. Rafa memandang Rindi dengan satu alis yang terangkat dan menampakkan ketidaksukaannya seolah meminta penjelasan dari Tiyas.

"Tadi waktu Den Galaksi rewel, hanya Mbak Rindi yang bisa menenangkannya dan langsung tertidur pulas" Lanjut Tiyas dengan memandang Rindi yang sedang menunduk.

"Maaf Tuan... jika saya lancang. Saya tidak bermak-" Ucapan Rindi terpotong karena suara Rafa.

"Tidak apa-apa Nona, justru saya sangat berterima kasih banyak pada Anda" Sahut Rafa dengan nada dinginnya. Rafa dapat melihat sedikit wajah Rindi, meskipun gadis itu menunduk, Rafa masih bisa melihat wajahnya. Namun sebaliknya, Rindi malah takut menatap ke arah Rafa.

"Saya permisi dahulu, mari Pak" Ucap Rindi dengan membungkukkan badannya, sebenarnya Rindi takut dengan Rafa dan berlalu dari hadapan Rafa dengan dipapah oleh Tiyas.

Setelah sampai di ruangan rawat Rindi, Tiyas langsung pamit kepadanya untuk segera kembali ke ruangan Galaksi dan dianggukki oleh Rindi setelah mengucapkan terima kasih kepada Tiyas.

Setelah membuka pintu, hal yang pertama kali dia lihat adalah Mama, Papi, Tika, Linda dan Alvin yang sedang duduk di sofa. Linda dan Alvin duduk bersebelahan serta dengan menundukkan kepalanya tak berani menoleh ke arah Rindi.

Tika langsung berdiri menghampiri Rindi yang berdiri di depan pintu. Memapah tubuh sahabatnya menuju ke brankar dan membantu untuk melepaskan alas kaki serta menaikkan tubuh Rindi keatas brankar.

"Lo dari mana aja sih Rin? Buat kita khawatir aja tau nggak? Udah hampir dua jam keluar nggak balik-balik lagi" Tanya Tika dengan beruntun malah membuat Rindi terkekeh lucu.

Johan dan Lia yang melihat Rindi bisa tertawa, sontak tak percaya. Karena tadi sewaktu keluar dari ruangan, Rindi masih murung. Keduanya berjalan mendekati ke arah brankar menyisakan Linda dan Alvin yang masih tertunduk di atas sofa.

Rindi memang sengaja tidak menatap ke arah Linda dan Alvin. Entahlah, Rindi merasa begitu muak melihat wajah keduanya. Rindi seolah tidak menganggap kedua sejoli tersebut.

"Awalnya aku cuma ingin jalan-jalan, eh tidak taunya denger suara bayi nangis. Ya udah aku coba mendekat ke arah ruangannya dan bener dong Tik, kalau bayi itu lagi digendong sama Omanya. Setelah aku tawarin buat gendong bayinya, eh langsung berhenti nangisnya terus tidur pules. Seneng banget deh Tik bisa gendong bayinya" Cerita Rindi dengan antusias dan matanya menampakkan binar bahagia.

Lia dan Johan yang melihat putrinya sudah kembali ceria merasa sangat senang. Rindi terus berceloteh mengenai cerita tentang Galaksi dan Nada seelah pertemuannya tadi seakan melupakan semua beban yang dia punya. Tika, Johan dan Lia mendengarkan dengan saksama sembari duduk di kursi yang ada di sekitar brankar dan sesekali mereka menimpali ucapan Rindi.

'Kamu harus kuat Rin, ini sudah keputusanmu' ucap Rindi untuk menyemangati dirinya atas keputusan yang sudah diambilnya.

"Rindi mau ngomong serius Ma , Pi" Ucap Rindi yang kini dengan nada seriusnya.

"Mau ngomong apa Nak?" Tanya johan dengan mengelus surai Rindi dengan halus.

"Nikahkan Linda dan Alvin" Ucap Rindi dengan tegas.

...*****...

Nih buat yang minta Rindi ketemu sama anaknya Si Duda, udah author temuin... Ditunggu kelanjutannya...

Terimakasih untuk Like dan Komen di bagian ini dan Terimakasih untuk yang masih stay di cerita ini...

...Gracias...

1
Jihan Putri
mending sama rindi sih si Laura gblok bgt itu anak lo sendiri malah nggak mau kasih asi ibu macam apa lo Laura
Jihan Putri
laki laki bnyk rin biarin Alvin sama si baru kali kaya Linda dan kebahagiaan akan menyertaimu rin
Jihan Putri
iya bener rin cowok kaya Alvin mah buang aja siapa tahu dapet berlian kan
Yuli Yuli
JD melo, Oma SM opa nenek SM kakek kok g ada
Yuli Yuli
sekalian tu Rajendra dgn titania dnikahkan brengan SM galaksi dn azura biar seru🌹🌹🥰🥰
Yuli Yuli
tu emg sifat aslinya kyak gt kn gala, apa LG uda ktmu SMA pujaannya ya kn gala🥰🥰🌹🌹
Yuli Yuli
👍👍🥰🥰💪💪💪
Yuli Yuli
knp Rajendra, ktnya mau mengajak titania kswatu tmpat kok g jd
Yuli Yuli
lgsg tancap gas aja Jen🤣🤣
Yuli Yuli
Titania anak cewek kok mknya byak bget, Uda pesen siome kok jg mei ayam🤣🤣
Yuli Yuli
pnya istri kok lupa si anta😅😅
Yuli Yuli
galaksi Uda mulai usil tu kyaknya
Yuli Yuli
tu Jendra Uda gandeng" titania Uda ada tanda" nii🥰🥰
Yuli Yuli
jgn" Jendra suka tu SM titania
Yuli Yuli
lnjt
Yuli Yuli
ya Allah antariksa bkin panik yg baca aja dikira knp" 🥰🥰 lgsg nglamar aja anta lgsg tancap gas
Yuli Yuli
Abang knpa niii
Yuli Yuli
Rafa g merasa tua tu msih pngin pya Beby trus🥰🥰🥰
Yuli Yuli
Uda mulai posesif tu anta
Yuli Yuli
ya tu kluarga Alvin jg kmn g ada kbar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!