Season 1. [Benua Nebula ~ Benua Sihir]
Part 01 ~ Part 97
Season 2. [Benua Zhongjian ~ Benua Kultivator]
Part 98 ~ Part 179
Season 3. [Alam Immortal]
Part 180 ~ ???
°°°
Apa jadinya jika jiwa seorang tentara yang mati di zaman modern berpindah ke dunia lain dan memasuki raga seorang Pangeran?.
Reinar Alfonsius, tentara muda yang gugur dalam sebuah misi. Namun karena surga ataupun neraka menolaknya, jiwa Reinar tidak masuk ke alam penghakiman. Jiwa Reinar justru bertransmigrasi ke dunia lain dan memasuki raga seorang Pangeran yang baru saja meregang nyawa.
Pangeran Reinar Alfonsius, putra kedua Kaisar Denis Alfonsius. Pangeran lemah yang di benci keluarganya, namun terkenal akan kebaikannya. Banyak rakyat menyukai dan mencintai keberadaan sang Pangeran. Namun nasib buruk menghampiri Pangeran Reinar saat sedang berlatih di hutan.
Terkaman binatang buas, dan tubuhnya yang terlempar ke sana kemari, membuat sang Pangeran meregang nyawa. Saat raga Pangeran Reinar di tinggalkan jiwa aslinya, jiwa yang berbeda masuk ke raga Pangeran Reinar.
Dengan rupa, usia, dan nama yang sama, jiwa Reinar Alfonsius yang merupakan seorang tentara, menyatu dengan raga Pangeran Reinar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SiPemula, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tikus Dan Lalat Pengganggu
“Kenapa malam-malam begini banyak tikus dan lalat berkeliaran?.” kata Reinar saat dia sudah merasakan keberadaan puluhan orang yang bergerak kearahnya.
“Apa tuan ingin aku menyingkirkan mereka?.” tanya Helena.
Reinar menyunggingkan senyumnya, lalu menjawab. “Tidak perlu buru-buru, biarkan mereka datang. Aku cukup penasaran dengan wajah-wajah mereka.”
Dalam satu bulan ini Reinar telah membeli dua skill tambahan. Pertama skill divine eye, skill yang bisa di gunakan untuk melihat area yang luas, dan yang kedua skill aura of darkness, sebuah skill yang bisa menekan lawan dengan menggunakan skill yang memanfaatkan elemen kegelapan murni.
Tak lama setelah Reinar menjawab pertanyaan Helena, muncul puluhan orang dari berbagai arah. Mereka menggunakan jubah berwarna hitam, serta topeng yang menutupi separuh wajah mereka. Kekuatan mereka juga tidak bisa di pandang enteng, setidaknya mereka punya dua orang dengan level di atas seribu. Seorang berlevel 1005, dan satu lagi memiliki level 1008.
Bagaimanapun kota Galia adalah kota besar. Tentu wajar di kota besar dapat menemukan orang-orang dengan kekuatan diatas level 1000. Tidak menutup kemungkinan jika di kota Galia bahkan ada pemilik level diatas 2000.
Dengan dua orang berlevel di atas 1000 dan puluhan lainnya memiliki level yang hampir menyentuh angka 800, mengalahkan dua orang seperti bukan masalah bagi mereka, namun patut di sayangkan, mereka salah memilih lawan.
Reinar sendiri tak begitu memandang jumlah ataupun level mereka. Baginya, jika pun ada ratusan orang seperti mereka, itu tak akan mampu untuk menglahkannya. Jangankan mengalahkan, melukainya pun mereka tak akan mampu.
Ada puluhan pasang mata kini menatap Reinar dan Helena dengan dua nafsu yang berbeda. Menatap Reinar dengan nafsu membunuh, dan menatap Helena penuh nafsu ingin memiliki. Biarpun malam semakin larut, wajah Helena masih dapat terlihat jelas karena sedang terjadi bulan purnama. Wajah cantik helena tentu membuat banyak pria ingin memilikinya.
“Serahkan wanita yang bersamamu serta seluruh harta yang kamu miliki” kata orang terkuat dari puluhan orang yang sedang mengepung Reinar dan Helena.
Reinar menyipitkan mata dan menggelengkan kepalanya. “Ingin merampokku?. Apa kalian yakin ingin melakukan itu, sedangkan kalian saja begitu lemah. Pergilah, dan aku akan mengampuni nyawa kalian.”
Orang terkuat yang merupakan pemimpin orang-orang berjubah hitam merasa tersinggung akan apa yang Reinar katakan.
“Kau berani menghina kami?. Apa kau tidak tahu kami ini siapa?.”
“Jangankan menghina, membunuh kalian pun aku berani, dan lagi kalian siapa?. Kalau kalian lupa ingatan, jangan bertanya padaku.” cibir Reinar sambil tersenyum mengejek.
“Kau tidak tahu siapa kami, tapi kau berani menghina kami?. Apa kau tahu konsekuensi yang akan kau dapatkan setelah menghina kami?. Kau akan aku pastikan mati dengan mengenaskan, tapi sebelum itu kami akan menunjukkan seperti apa saat kami menikmati wanita mu.”
Reinar menarik nafas dengan lemas karena bosan. Dia bukan tipe orang yang suka banyak bicara. “Aku masih hidup setelah menghina kalian, dan daripada banyak omong gak jelas, lebih baik kalian pergi atau....” Reinar sejenak diam dan menatap tajam orang-orang yang mengelilinginya. “M A T I....” kata Reinar bersamaan dengan dia mengaktifkan skill aura of darkness.
Aura yang begitu gelap dan mengerikan keluar dari tubuh Reinar dan menekan seluruh orang di sekitarnya, kecuali Helena.
Pemimpin kelompok berjubah hitam dan satu rekannya yang sedikit lebih lemah darinya mencoba bertahan, sedangkan puluhan orang lainnya sudah jatuh berlutut akibat kuatnya tekanan skill yang Reinar keluarkan.
“I ini, aauraa ini.... Bahkan aura membunuhku tak sebanding dengan auranya. Si siapa sebenarnya pemuda ini?.” kata pemimpin kelompok berjubah hitam yang kedua kakinya sudah gemetaran.
Reinar hanya mengeluarkan 50% auranya, dan itu sudah lebih dari cukup untuk menekan seluruh orang yang menggunakan jubah hitam. Bahkan ada diantara mereka yang sudah tumbang, dan bertemu dengan penguasa alam kematian.
Di saat Reinar mengeluarkan skill aura of darkness, Helena dengan cepat bergerak dan membunuh satu persatu orang berjubah hitam. Helena hanya meninggalkan dua orang terkuat dari mereka, itu pun atas perintah Reinar. “Tuan, semua sudah selesai.” kata Helena.
Helena telah membunuh puluhan orang dengan keterampilan sihir dan memanfaatkan kelima elemen yang dia miliki. Tanpa bermandikan darah, Helena merubah seluruh lawannya menjadi abu, dan ada beberapa yang menjadi gundukan tanah.
Mendengar apa yang di katakan Helena, Reinar segera menonaktifkan skill nya. Dua orang yang tersisa seketika tumbang karena telah kehabisan simpanan mana. Mereka masih sadar, tapi tubuh mereka tak lagi bisa bergerak.
“Kerja bagus.” puji Reinar sambil mengelus kepala Helena.
Helena senang di puji, tapi di saat bersamaan dia juga nyaman dengan apa yang Reinar lakukan. “Kenapa aku seperti nostalgia saat tuan menyentuh kepalaku?.” tanya Helena dalam hati.
Meninggalkan Helena yang masih tertegun atas kelakuannya, Reinar dengan santainya berjalan mendekati pemimpin kelompok berjubah hitam, dan seorang rekannya. “Apa sekarang kalian sudah sadar akan kalian yang begitu lemah?.” Reinar jongkok di samping dua tubuh yang sudah tak berdaya.
“Maafkan kami tuan, kami memiliki mata tapi kami tak melihat siapa yang kami hadapi. Sebenarnya kami hanya orang suruhan.” kata pemimpin kelompok berjubah hitam.
“Di suruh?. Siapa yang menyuruh kalian?. Dan, apa yang di inginkan oleh orang yang menyuruh kalian?.”
Orang yang di tanya Reinar terdiam. Biarpun masih memakai topeng, Reinar tahu jika pria di depannya sedang menyembunyikan ketakutan. “Kalau kau ingin tetap hidup, jawab saja pertanyaan ku, siapa tahu aku juga bisa membantu masalahmu.” kata Reinar memberikan ancaman serta harapan.
Menolak menjawab dia mati, dan apa yang dia lindungi juga pasti akan lenyap. Jika dia menjawab, masih ada kemungkinan dia dan yang hal yang dia lindungi selamat. “Tuan, aku akan menjawab semua pertanyaan tuan, tapi aku mohon tuan selamatkan keluarga ku.”
Reinar menatap wajah pria bertopeng yang ada di depannya. “Jika jawabanmu memuaskan, aku pastikan keluargamu aman.” kata Reinar sambil tersenyum.
Menarik nafas dalam-dalam, pria bertopeng mulai menjawab pertanyaan Reinar satu persatu. “Tuan, yang menyuruh kami adalah pria pemandu di pasar budak, atas persetujuan tuan Duke Arlan. Keinginan mereka adalah dua hal yang ada pada tuan. Harta tuan dan wanita yang bersama tuan.”
“Seekor tikus ingin memiliki apa yang aku miliki. Dalam mimpi pun mereka tak bisa melakukan nya.” kata Reinar. “Awalnya aku ingin membiarkan mereka bermain-main ke kotaku, tapi sepertinya aku yang akan lebih dulu bermain dengan mereka.” Reinar menyeringai, dan itu terlihat mengerikan bagi pria bertopeng yang melihatnya.
“Tu tuan, apa tuan bisa menyelamatkan keluarga ku?. Duke Arlan menyandra putri dan istriku. Selama ini aku harus menuruti keinginan Duke Arlan karena dia menggunakan keluarga ku untuk mengancam ku.” kata pria bertopeng yang sudah begitu merindukan keberadaan putri dan istrinya.
“Apa kau tau di mana mereka di tahan?.” tanya Reinar.
“Mereka di tahan dalam penjara yang ada di kediaman Duke Arlan. Selain putri dan istriku, di sana banyak tahanan lainnya. Kebanyakan dari mereka adalah budak, dan sebagian kecil adalah pejabat yang melawan kebijakan Duke Arlan.” kata pria bertopeng menjawab pertanyaan Reinar.
“Duke Arlan benar-benar tikus berpakaian mewah. Malam ini aku akan membebaskan seluruh keluarga serta tahanan yang lainnya. Untuk menghancurkan kekuasaan Duke Arlan secara menyeluruh, saat ini aku belum mam....”
“Tuan, aku lebih dari cukup untuk meratakan wilayah kekuasaan Duke Arlan.” kata Helena memotong perkataan Reinar.
“Apa kamu yakin bisa melakukannya?.” tanya Reinar yang sebenarnya bisa saja dia memanggil satu bawahan lagi.
Helena hanya menganggukkan kepalanya. “Hanya menghadapi tikus kotor seperti mereka, kekuatanku lebih dari cukup untuk membereskan mereka semua.” kata Helena penuh keyakinan.
“Kalau begitu, mari kita hancurkan mereka. ZEIN....” Reinar berteriak dan muncullah sosok naga kegelapan dari atas langit malam.
Satu pria bertopeng yang masih setia dengan jubahnya, dia mulai bangkit. Sedangkan seorang rekannya masih pingsan karena kehabisan mana. Melihat sosok naga muncul dari langit dan turun di depan matanya, membuat pria bertopeng hampir saja pingsan.
“Na nagaa....” kata pria bertopeng dengan suara begitu lirih.
“Kau, bawa temanmu dan naik ke atas tubuh nagaku. Kau tunjukkan letak kediaman Duke Arlan pada nagaku. Aku dan Helena akan mengikuti kalian dari bawah.”
Pria bertopeng mengangkat rekannya, dan melompat keatas tubuh Zein. Begitu mereka berdua berada di atas tubuh Zein dengan nyaman, Zein mulai terbang dan pria bertopeng dengan takut-takut dia menunjukkan arah pada Zein.
Di bawah, Reinar dan Helena mengikuti arah terbang Zein. “Seharusnya mereka yang datang dan aku yang menyambut mereka. Tapi kini mereka harus bersiap menyambut kedatangan ku. Siapa tahu mereka sangat ingin bertemu dengan penguasa alam kematian.” kata Reinar dalam hati, dan dia terus melesat pergi mengikuti Zein yang terbang di atasnya.
----------
*Tbc*