Info!!!! Ini lanjutan dari Novel Istri Nakal Dokter Aziz.
🍁Fadila & Farhan🍁👫
Fadila Annisa Zakri, di hari ulang tahunnya yang ke 18 tahun, dia mendapatkan kado istimewa. Fadila tiba-tiba di lamar oleh pria yang bernama Farhan Aqmora Ahman. Farhan adalah Dosen sekaligus asisten di Laboratorium tempat di mana Fadila kuliah.
Farhan sudah cukup umur, tapi umurnya tidak menjamin kedewasaannya. Pria itu menjadi tegas setelah mendapatkan nasehat dari orang terdekatnya.
Apakah Farhan bisa terus tegas? Atau dia akan kembali menjadi pria yang dibimbing oleh istrinya.
Mari simak kisah romantis mereka 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asni J Kasim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 13
"Kalian sedang apa?" tanya Aziz yang tiba-tiba masuk ke dapur mengambil air es di kulkas.
"Om Farhan lagi mau buat kue, Pak. Alhamdulilah bangat kan. Jadi pagi ini Papa dan aku nggak akan makan kue rasa warna warni" balas Fattan sedikit menyindir adiknya.
"Hahahahaha" tawa Fadila pecah. "Kakak, sekalipun kue yang aku buat rasanya warna warni dan bentuknya juga berbeda-beda, tapi setidaknya aku punya niat baik membuatkan kalian sarapan pagi" ujarnya membanggakan diri.
"Owww. Jadi Fadila nggak bisa buat kue ya. Pantesan saja---" timpal Farhan yang ikut nimbrung dan kalimatnya terhenti.
"Pantes kenapa, Nak? Jangan bilang dia nggak buatkan sarapan untuk kamu" tuding Aziz.
Farhan terkekeh. "Fadila buatkan sarapan pagi yang enak kok, Pak. Enak bangat mala" balas Farhan membela istrinya.
"Hahahaha. Jangan melindungi istri Kakak dari serangan ku. Aku tahu apa yang disajikan adik kecilku ini. Paling roti panggang dan roti selai. Iya akan? Ngaku deh. Lagu lama itu, Kak. Semua tetangga tahu hanya dua itu yang Fadila pandai buat" tuding Fattan.
"Serang aku terus. Sekarang suamiku yang buat kue kan. Kita lihat saja nanti, aku akan bagi ke Papa dua dan Kak Fattan satu saja" ujar Fadila lalu menjulurkan lidanya mengolok kakaknya.
Beberapa puluh menit kemudian, dadar gulung sudah tersaji di atas meja bersama dua gelas kopi dan dua gelas teh. Kue pertama buatan Farhan di rumah Papa mertuanya. Dan sesuai ucapan Fadila, gadis nakal itu hanya memberi satu dadar gulung pada Kakaknya.
"Be, nggak boleh kayak gitu" tegur Farhan saat mereka semua berada di meja makan. Bisa-bisanya Fadila hanya meletakkan satu dadar gulung untuk saudara kembarnya.
"Ya Allah. Sepertinya aku tidak salah menerima Farhan sebagai Imam putriku" batin Aziz memperhatikan Farhan dan Fadila yang terlihat akrab sekalipun baru beberapa hari mereka menikah.
"Biarin aja, Om" balas Fadila tersenyum lebar menatap suaminya.
"Fadila, jangan mesra-mesra di sini deh! Tolong pahami perasaanku!" ketus Fattan. Tiba-tiba ia mengukir senyum lalu menatap Papa Aziz yang sementara minum kopi. "Papa, nikahkan aku dan Sabila dong.." rengek Fattan.
Byuurrr...
Aziz menumpahkan kopi yang di mulutnya. "Apa katamu? Menikahkan kamu dengan Sabila? Ya Allah... kamu itu baru delapan belas tahun dan Sabila baru enam belas tahun. Lagian kamu masih kuliah. Mau kamu kasih makan apa Sabila nya hah?" jelas Aziz menceramahi putranya.
"Rasain. Diceramahi lagi kan" ledek Fadila.
Farhan hanya bisa tersenyum menyaksikan tingkah Fattan dan Fadila. Sementara Aziz menggeleng menghadapi kedua anaknya yang kadang akur kadang suka iseng. Setelah sarapan pagi bersama, mereka semua bersiap-siap dan kembali melakukan aktivitas masing-masing. Aziz ke rumah sakit. Fattan ke kampus dan Fadila serta suaminya ke kampus.
.
.
.
Farhan memarkirkan mobilnya di depan Fakultas Mipa. Pria itu hanya mengantar istrinya-Fadila ke kampus sementara dia di pukul satu nanti baru ke kampus.
"Jangan suka jahilin teman. Apalagi dekat sama laki-laki. Nggak baik wanita bersuami masih nebar pesona" jelas Farhan panjang kali lebar.
"Nggak apa-apa dekat. Asalkan nggak jatuh cinta" sanggah Fadila. Lalu menyalami tangan suaminya kemudian ke luar dari mobil.
"Teman..." teriak seseorang. Siapa lagi kalau bukan Nikollas. Pria itu ke kampus hanya untuk melihat Fadila. Bukan jatuh cinta padanya, tapi hanya ingin membuat Farhan kesal.
Farhan menggeram, ingin rasanya pria itu ke luar dari mobil tapi dia juga tidak mungkin ke luar hanya untuk menjauhkan Fadila dan Nikollas. "Lebih baik aku pulang mandi biar kembali ke kampus" batin Farhan.
"Om Farhan. Salam buat Ibuku ya. Katakan padanya kalau aku akan rajin ke kampus. Oh ya, Om jangan cemas. Istri Om akan aman selama aku di kampus" ujar Nikollas tersenyum.
"Kamu tunggu pembalasanku!" ancam Farhan lalu menyetir mobilnya.
Setelah Farhan melajukan mobilnya, Fadila dan Nikollas ke parkiran motor tempat di mana Fadila menunggu sahabatnya. "Teman, ayo kita ke kelas" ajak Nikollas tanpa menyentuh Fadila.
"Nanti saja, Kak. Kita tunggu temanku dulu" balas Fadila. Tak lama menunggu, Rahmat dan Ukma serta Ummu datang.
"Teman kamu yang itu cantik ya" bisik Nikollas sambil menatap Ummu.
"Hehehe" Fadila terkekeh. "Teman yang mana?" tanya Fadila dengan pelan.
"Yang kenakan gamis army itu" balas Nikollas. Pandangannya tak luput dari Ummu yang masih duduk di atas motor.
Ummu mengerutkan keningnya menatap Kak Nikollas. Pria tampan itu terus menatapnya sekalipun Fadila yang diajaknya bercerita. "Kakak, jangan menatapku seperti itu. Aku tahu aku manis, jadi santai saja" ucap Ummu sekedar bercanda gurau.
"Kepedean amat kamu!" seru Rahmat yang direspon tawa oleh Fadila, Ukma dan Nikollas.
"Memang dia cantik kok. Aku jatuh padanya. Cinta pada pandangan pertama" gombal Nikollas sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Tuh kan, Kakak itu saja bilang aku cantik. Mata kalian sih yang mulai buram" ledek Ummu.
Ting... satu pesan masuk di ponsel Rahmat. Rahmat mengambil ponselnya lalu membaca pesan yang baru saja masuk.
"Assalamualaikum, Nak. Beritahu teman-temanmu kalau hari ini Ibu tidak mengajar" pesan dari Ibu Alfira Nahdatul.
"Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh. Baik, Bu. Nanti saya infokan ke teman-teman saya" Rahmat.
"Hari ini Ibu Alfira nggak mengajar jadi hari ini free. Kalau kalian mau pulang silahkan pulang dan kalau mau nongkrong di kampus kalian bisa nongkrong di kampus" jelas Rahmat pada Fadila dan Ummu. Lalu membagikan pesan Ibu Alfira di group kelas A.
"Alhamdulilah ya Allah. Allah begitu baik dan mengabulkan doa-doa ku" ucap Ummu sambil mengusap wajahnya.
"Ketahuan sekali kamu. Pasti nggak siap kuis kan hingga doamu jelek sekali" sindir Rahmat.
"Kak Nikollas, Fadila, Ummu. Aku pamit ke kelas ya. Pak Irwan sudah datang" pamit Ukma saat melihat Pak Irwan turun dari mobil.
"Iya. Semangat belajarnya, Dek" balas Nikollas tersenyum.
Belum cukup satu jam Fadila dan kedua sahabatnya serta Kak Nikollas duduk nongkrong di bawah pohon. Tiba-tiba Farhan datang menghampiri mereka semua dan duduk di samping istrinya. Hal itu membuat Nikolas tersenyum.
"Ya Allah. Ini masih pagi dan aku sudah melihat hantu. Mana hantunya mirip suamiku lagi" gumam Fadila.
"Hahahahaha" Nikollas tertawa lepas begitu juga Rahmat dan Ummu. Sementara Farhan menggeram kuat dianggap hantu oleh istrinya.
"Kenapa kalian tertawa!!" ketus Fadila.
"Fadila, apa kau perlu kaca mata mines? Bisa-bisanya Pak Farhan kamu bilang hantu" ucap Ummu menggeleng.
"Apa? Jadi yang duduk di sampingku ini su--" Fadila menutup mulutnya. "Suamiku" sambungnya pelan lalu menyenggol lengan suaminya.
Farhan tersenyum lebar saat Fadila menyebut kata suamiku. Rasanya pria itu ingin jungkir balik. "Apa seperti ini rasanya berbunga-bunga" batin Farhan.
"Cie cie... ada yang lagi berbunga-bunga ni..." ledek Nikollas.
"Silahkan kamu meledekku. Ban sepedamu sudah aku bocorin" batin Farhan tersenyum penuh kemenangan.
"Dari senyumnya sepertinya Om Farhan sedang merusak salah satu barang-barang ku di garasi" batin Nikolas.
Farhan oh Farhan,kau suami idaman.kalo suamiku......jangankan masak, rebus air aja bisa di hitung dengan jari lima 🤣
dan buatlah niko tuk tinggal bersama dengan pak asiana thorr 🙏✌
semoga Niko dan Ummu tidak seperti ke dua orang tua nya ...
semangaatt Niko ....💪💪💪
kalo Fadilah dari bayi ,ibu Amrita sudah tidak ada ...
berharap surlin segra tau kebenarannya tentang isi hatinya ibunya niko 🙏✌