NovelToon NovelToon
Korban Perceraian

Korban Perceraian

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cerai / Keluarga / Ibu Tiri
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Muliana95

Kata orang, roda itu pasti berputar. Mereka yang dulunya di atas, bisa saja jatuh kebawah. Ataupun sebaliknya.
Akan tetapi, tidak dengan hidupku. Aku merasa kehilangan saat orang-orang disekitar ku memilih berpisah.
Mereka bercerai, dengan alasan aku sendiri tidak pernah tahu.
Dan sejak perceraian itu, aku kesepian. Bukan hanya kasih-sayang, aku juga kehilangan segala-galanya.
Yuk, ikuti dan dukung kisah Alif 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Serba Salah

"Ya, siapa tahu, dia mengikuti jejak ayahnya. Kan, dia keturunan pencuri." lanjut Ratna santai.

Alif menatap Ratna dengan nanar, tapi dia memilih diam, untuk melihat sejauh mana Ratna mengolok-oloknya.

"Bu, Alif baru pertama kali kesini, setelah hampir delapan tahun. Seharusnya, ibu jangan begini." tegur Misna.

"Ya, mau bagaimana lagi? Dia kan memang anak pencuri, lagi pula ibu gak salah kan, bertanya seperti itu?" balas Ratna acuh, bahkan mengangkat bahunya.

"Alif, kamu keluar dulu ya." ujar Misna.

Alif keluar, bukan dia bukan keluar melainkan berdiri disamping pintu untuk mendengarkan pembelaan yang mungkin saja akan keluar dari mulut ibunya.

Gak salahkan? Jika Alif merindukan itu, rindu bagaimana seorang ibu membela anaknya.

"Bu, kenapa harus menyindir begitu sih, kasihan Alif. Bagaimana pun, dia tetap cucu ibu." ujar Misna.

"Halah, cucu apaan? Lama gak datang, eh sekalinya datang, kagak bawa apa-apa." sahut Ratna.

Dia seakan lupa, kalau dia sendiripun, tak pernah memberikan apapun untuk Alif.

"Udah lah, bu ..." mohon Misna.

"Kamu juga, kenapa sih, membawanya kesini? Dan sekarang, dia harus tinggal sama kamu?" tanya Ratna. Bahkan, dia tidak mengecilkan volume suaranya.

"Aku terpaksa bu, orang mekar sari mendesak ku agar Alif tinggal sama kami." terang Misna.

"Kenapa harus sama kamu? Kan, dia punya ayah, yang pencuri itu."

"Bang Haris, dia udah nikah bu, bahkan saat ibunya meninggal, dia gak pulang. Makanya, dengan terpaksa aku membawa Alif ikut. Bang Faisal juga, ia ingin Alif tinggal sama kami." papar Misna

"Kan, memang keturunan Haris tuh gak ada benarnya. Masak, ibunya mati aja dia kagak pulang. Nanti, kedepannya Alif pasti akan melakukan hal yang sama." cetus Ratna.

Misna hanya diam, tak ada pembelaan darinya. Alif yang mendengar dari luar tersenyum kecut. Dia sudah menduga sejak awal, kalau ibunya pasti keberatan dengan keberadaannya.

Dan sekarang, dia telah mendengar semuanya dengan jelas.

Alif pun, memilih menjauh dari kamar Ratna. Dia tidak sanggup lagi mendengar perkataan ibu dan anak di dalam sana.

"Eh, Lif ... Minum dulu." panggil Jaka, saat Alif sampai di ruang tamu.

Sekarang, Jaka dan istrinya sudah tinggal di rumah Ratna. Dan Jaka berdalih, jika ia sengaja tidak menyewa kontrakan lagi, karena ingin menjaga Ratna.

"Ini abang mu Lif, namanya Dika. Dan ini, yang perempuan ini, namanya Faiza, dia hanya beda beberapa bulan sama kamu. Dan yang bungsu ini, namanya Faiz." terang Jaka memperkenalkan ketiga anaknya pada Alif.

Alif tersenyum, melihat ketiga saudara sepupunya. Akhirnya, dia merasakan punya saudara, sama seperti orang lain.

"Kamu kelas berapa Lif?" tanya Dika.

"Kelas dua smp." sahut Alif lirih.

"Wah, sama kayak kamu kak." ujar Dika menyenggol Faiza.

"Untung kita gak satu sekolah, kalo gak pasti aku malu punya sepupu penampilan gembel kayak dia." ujar Faiza memutar matanya.

Dika langsung tertawa kala mendengar ucapan adiknya. Dan Jaka sendiri, malah geleng-geleng kepala, tanpa menegur anaknya. Seolah-olah, apa yang anaknya katakan ialah kebenaran.

Alif duduk di sofa yang bersebrangan dengan Jaka dan anak-anaknya. Dia mengambil, minuman soda, yang sudah disediakan oleh istri Jaka, sebelumnya.

Begitu meminum, Alif langsung terbatuk, dadanya terasa sedikit nyeri.

"Kamu pasti belum pernah minum soda ya? Kampungan sekali sih." cibir Dika.

Alif hanya diam, karena itulah, kenyataannya. Ini, pertama kalinya dia minum, minuman itu.

Faisal masuk ke dalam, dia juga mengambil minuman dan duduk di sebelah Alif.

"Jadi, kamu beneran mau ngambil Alif Sal?" tanya Jaka.

"Iya, gak mungkin juga kan, kami membiarkannya tinggal sendirian." sahut Faisal.

"Tapi, memangnya kamu gak takut, kalo-kalo jika ia mengambil uang, atau barang mu?" tanya Jaka.

"Kenapa harus takut? Aku juga ayahnya. Lagipula, gak semua anak ustad anaknya jadi ustad kan? Begitu juga sebaliknya. Dan jangan lupa, dalam diri Alif juga ada darah Misna." jelas Faisal.

Jaka hanya tersenyum kikuk. Niat hati ingin merendahkan Alif, malah sekarang dia yang dibuat rendah oleh pemikiran Faisal.

Karena urusan mereka sudah selesai di rumah Ratna. Mereka pun menuju ke rumah Faisal, dan membutuhkan watu sekitar lima belas menit lagi.

Sampai disana, Faisal memasukkan baju Alif ke kamar Raffa. Rencananya, sebelum membersihkan kamar di belakang, Alif akan tidur berbarengan dengan Raffa dulu. Dan bocah yang sudah menduduki kelas satu sd itu menyambut Alif dengan senang. Karena sekarang, dia punya teman untuk berbagi cerita, di malam hari. Atau teman sekedar bermain game.

Karena kasur yang dimiliki Raffa hanya muat untuk satu orang, Faisal kembali keluar untuk membeli kasur baru, agar Alif tidak tidur di lantai.

Di dalam kamar, Misna membantu Alif memasukkan pakaian ke lemari Raffa yang kosong. Dulunya, disana diisi dengan baju-baju Raffa yang kekecilan, tapi sekarang, baju-baju itu sudah di bagi ke beberapa tetangga yang umur anaknya dibawah Raffa.

"Kamu harus jadi anak baik ya, karena menurut yang ibu dengar, di desa mekar sari banyak orang tua yang mengeluh sikap dan perilakumu." peringat Misna.

"Ayah Faisal itu bukan ayah kandungmu, walaupun dia baik, tapi kamu harus tetap tahu diri." lanjut Misna melirik ke arah Alif. "Kamu dengarkan?"

Alif mengangguk, dia akan mencoba untuk bersabar guna merasakan bagaimana rasanya hidup bersama seorang ibu.

Malamnya, seperti biasa. Sesudah belajar, Raffa mendapatkan ponsel dari Misna. Dia di perbolehkan main game sampai jam sembilan malam.

Raffa mengajak Alif untuk ikut bermain. Tentu saja Alif menerima baik tawaran itu, karena sebelumnya pun, dia hanya bisa mengintip saat teman-teman sebayanya main game, tak satupun dari mereka yang mengizinkan Alif menyentuh ponsel dari mereka.

Keseruan berlangsung begitu lama, Raffa yang biasanya menyerahkan ponsel tepat jam sembilan, tapi kini melupakannya.

Misna yang masih menyusui bayinya tak henti-henti melihat jam di dinding kamarnya. Dia berdecak, kala jam sudah mendekati sepuluh malam, tapi Raffa tak kinjung mengantar kembali ponselnya.

Setelah memastikan bayinya tertidur pulas, Misna keluar dari kamar menuju kamar Raffa. Dan betapa murkanya dia kala melihat ponselnya ada di tangan Alif, dan Raffa berada disampingnya, seolah mengajari bagaimana cara bermain game yang benar.

"Alif, Raffa ..." panggil Misna dengan suara yang keras.

Raffa terpaku, karena ini pertama kalinya dia mendengar ibunya bersuara dengan keras. Sedangkan Alif yang terkejut, malah menjatuhkan ponsel milik Misna.

"Kamu ini, memang pembawa masalah ya Alif." hardik Misna menjewer telinga Alif. "Baru beberapa jam kamu disini, langsung membuat masalah. Lihat nih ponselku, bahkan layarnya sampai retak akibat ulah kamu." lanjutnya, memperlihatkan anti gores yang sedikit retak.

1
Giandra
semangat Alif belajar yang rajin kejar prestasi sebaik mungkin masa depanmu akan berjalan dengan baik jikalau kau berprestasi tidak perlu mencari kesempatan tetapi kesempatan itu yang akan menghampirimu.
NurAzizah504
cie, alif. udh mulai ngelirik cewek
NurAzizah504
kasiann udh berpisah
NurAzizah504
dua jempol utk pak de
Wanita Aries
Wah alif udh remaja,, semangat kumpulin uang utk kuliah
NurAzizah504
3 A nih ceritanyaa
Muliana: Wah, bisa kebetulan gitu /Chuckle/
total 1 replies
NurAzizah504
terima aja dulu, sambil jualan terus biar ada pemasukan
Muliana: Takut, jika orang lain juga akan membuangku, sama seperti kedua orang tuaku
total 1 replies
NurAzizah504
oalah, berarti alif gatau yaa
Muliana: Iya, andai dia tahu, mungkin udah di amankan
total 1 replies
NurAzizah504
/Sob//Sob//Sob/
Muliana: /Sob//Sob//Sob/
total 1 replies
NurAzizah504
haris, kamu kemana sih pas pembagian hati?
Muliana: Kayaknya dia tidur deh
total 1 replies
NurAzizah504
padahal dulunya ga mau ngaku ibu. cih
Muliana: Harta, harta
total 1 replies
R 💤
Gak usah takut lif wkwk, wah jadi ingat dulu waktu SMK juga ikut tinggal di lingkungan sekolah huhuhu....
Muliana: Wah, kok bisa?
total 1 replies
R 💤
sedihhhh bgtttt pastii
Muliana: Sangat /Sob//Sob/
total 1 replies
Teteh Lia
Aku paham apa yang kamu rasakan. aku pun pernah dan sering merasa seperti itu.
Muliana: Sakit gak sih? Sabar ya ...
total 1 replies
Teteh Lia
Sabar Alif, udah banyak sabar juga sebenarnya.
Muliana: Iya, gak tahu sampai kapan Alif bisa sabar
total 1 replies
Giandra
semoga sukses Lif ujianmu membuat dirimu semakin kuat menjalani hidupmu yang keras mulailah menata kembali membuka jalanmu menuju keberhasilan tetap semangat jangan menyerah.
Muliana: Karena telah jatuh berulang kali, semoga kamu bisa menjadi versi terbaik untuk dirimu dan orang sekitarmu
total 1 replies
Zenun
Alif susah biasa menemukan hal. menyeramkan dalam hidup nya. Jadi dia gak tau apa itu takut😁
Muliana: Karena udah kebal
total 1 replies
Zenun
hanya bisa tarik nafas
Muliana: Dan berucap istigfar
total 1 replies
Wanita Aries
Semangat alif utk sukses
Muliana: Doakan aku /Heart//Heart/
total 1 replies
Santai Dyah
gereget juga kasian arif
Muliana: Aamiin, otw ya /Heart/
Santai Dyah: satu Malam dengan kakak ipar smoga kita bisa sukses bersama Amin
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!