Dosenku Suamiku

Dosenku Suamiku

Episode 1

BISMILAH. BAGI YANG MAU MAMPIR BACA, TOLONG JANGAN DULU DI BACA. KARENA NOVEL INI BELUM DITAMATKAN. DAN SAYA MASIH MAU TAMATKAN NOVEL YANG LAIN

Novel ini Sequel dari Novel Istri Nakal Dokter Aziz yang diperankan oleh Fadila-Putri Dokter Aziz. Yang berlatar Kota Makassar.

Jika kalian mencari bacaan yang ada tantangannya maka jangan baca novel ini. Jika kalian mencari novel dengan konflik yang berat-berat maka jangan mampir di novel ini. Jika kalian mencari novel dengan karakter wanita bodoh dan mudah ditindas maka jangan mampir di sini.

...---...

Pagi itu, suasana kampus begitu ramai. Banyak Mahasiswa Fakultas Mipa yang mondar mandir sambil membawa buku yang lumayan tebal. Mereka yang membawa buku mengenakan baju jas Laboratorium. Sementara di parkiran Kampus Fakultas Mipa, dua orang wanita sedang duduk manis di atas motor sambil memainkan ponsel mereka. Kedua wanita itu mengenakan baju tunik warna grey polos, bagian lengannya berkerut. Dan rok wolfis warna hitam serta jilbap segi empat polos warna senada dengan baju yang mereka kenakan. Keduanya nampak seperti kembar tapi beda Mama dan Papa. Siapa lagi kalau bukan Fadila dan Ummu.

Drt... drt... drt...

Ponsel Fadila tiba-tiba berdering. Namun gadis cantik itu mengabaikan panggilan masuk. Bukan sombong, tapi dia tahu itu nomor sahabatnya yang iseng. Boleh di kata, jarak keduanya hanya satu meter saja.

"Hahahahaha" tawa sahabatnya yang tadi menelepon. Yang tak lain adalah Ummu.

"Dasar kurang kerjaan!" seru Fadila lalu tertawa renyah.

"Kembar tapi beda... cepat ke sini!" panggil Rahmat sedikit berteriak. Rahmat berdiri di depan kelas menatap kearah sahabatnya.

Fadila dan Ummu mengambil tote bag yang mereka beli bersama. Fadila mengenakan tote bag warna putih sementara Ummu mengenakan tote bag warna grey. Keduanya bergegas ke kelas menghampiri Rahmat si ketua kelas A.

"Mana tugas kalian? Cepat kumpul di atas meja" titah Rahmat dengan tegas. "Dan jangan kemana-mana lagi. Sebentar lagi Pak Farhan akan mengajar" sambungnya mengingatkan.

Fadila dan Ummu tak menjawab, keduanya melengos dan terus menggerutu lalu duduk di kursi yang berada dibarisan paling depan. Hijab yang mereka kenakan bukanlah tanda bahwa kedua wanita itu adalah wanita yang penurut. Bagi mereka, hijab adalah kewajiban setiap umat yang merasa diri muslim.

"Assalamualaikum" Pak Farhan mengucap salam saat masuk ke dalam kelas.

"Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" balas Mahasiswa bersamaan.

"Materi kita mulai. Hari ini kita akan membahas bagaimana peranan kita di Masyarakat" jelas Pak Farhan lalu menampilkan slide yang ada di leptop nya, yang sudah terhubung dengan LCD Projector Infocus.

.

.

.

"Tugas lagi dan tugas lagi!" ketus Fadila sambil memasukkan binder hellokity miliknya ke dalam tote bag canvas yang berukuran sedang.

"Kalau nggak mau kerjakan tugas, ya jangan kuliah" ujar Rahmat dengan santai.

"Banyak orang kuliah tapi nggak semenderita kita. Baru juga semester satu tapi tugas sudah menumpuk. Belum juga praktikum dimulai. Aku rasa Almarhum Mamaku adalah wanita yang kuat dan pintar hingga dia bisa menyelesaikan study-Nya sebelum waktunya" kata Fadila. Wanita cantik itu terdiam sesaat mengingat sosok yang sangat dia rindukan. Wanita hebat yang sudah tenang di surga.

"Lalu apa yang membuatmu mengeluh? Bukankah kau anaknya. Tenang saja, kamu pasti bisa melewati semuanya" kata Rahmat. "Memang sih, aku sendiri merasa nggak sanggup dan ingin pindah jurusan saja" sambungnya menghela napas pelan.

"Curhatnya nanti saja ya. Sekarang kita cari makanan dulu. Kasihan cacing-cacing yang ada di dalam perutku, sudah sejak tadi berdemo" potong Ummu sambil menarik tangan Fadila.

"Rahmat! Kalau kamu ingin makan, ya ayo ikut!" ketus Ummu menatap tajam sahabatnya.

"Tahu tuh anak! Setiap kali bahas makanan selalu nya memasang wajah sedih. Uang jajannya ditabung untuk pacarnya, sementara cacingnya dia biarkan kelaparan. Andai aku punya kontak ibunya, sudah aku pastikan dia akan putus kuliah" timpal Fadila mengomeli Rahmat.

Rahmat tersenyum menanggapi omelan sahabatnya. "Fadila, Ummu. Sahabatku yang paling cantik dan manis jelita. Kalian berdua nggak dekat dengan Sukma. Andai kalian mau berteman dengannya, kalian akan menangis. Aku jamin itu" ungkap Rahmat dengan mimik wajah serius.

"Ya sudah. Sekarang hubungi dia dan minta dia ke kantin belakang Fakultas Pertanian" titah Fadila serius.

Sepanjang jalan menuju Fakultas Pertanian, banyak mata yang memperhatikan Fadila dan Ummu. Rahmat yang merasa tidak suka temannya menjadi pusat perhatian, pria itu menarik baju kedua sahabatnya. Membuat kedua sahabatnya kesal dan melotot padanya.

"Aku heran sama laki-laki zaman sekarang. Lihat wanita seksi diperhatikan, lihat wanita berhijab diperhatikan. Mau mereka apa sih!" gerutu Rahmat sembari menggeser kursi yang ada di kantin lalu mendudukkan bokongnya.

"Biarkan saja. Selama kami tidak tergoda maka kedua sahabatmu ini akan aman" ujar Fadila.

"Benar tuh" timpal Ummu. Ummu beranjak dari duduknya lalu memesan pisang goreng dua piring, bakwan dan es cappucino empat.

Tak lama menunggu, pesanan mereka pun diantarkan oleh Ibu kantin, bersamaan dengan datangnya Sukma, kekasih tercinta si ketua kelas A. Sukma nampak malu-malu. Baru kali ini wanita itu diperkenalkan dengan sahabat kekasihnya. Terlebih lagi dia adalah anak yatim piatu.

"Sepertinya benar apa kata Rahmat. Aku harus bersikap baik pada wanita itu. Mama juga dulu anak yatim, dan kata Papa, aku harus bersikap baik pada anak yatim" batin Fadila.

"Kenalin, aku Fadila Annisa Zakri, kamu bisa memanggilku Fadila" ucap Fadila sambil mengulurkan tangannya pada Sukma.

Sukma tersenyum membalas uluran tangan Fadila. "Namaku Sukma Angreini, kamu bisa memanggilku Sukma"

"Aku Ummu Kinara Husni, kamu bisa memanggilku Ummu" ujar Ummu yang juga ikut berkenalan.

"Kamu bisa memanggilku Sukma" balas Sukma tersenyum.

"Fadila, hari ini adalah hari ulang tahunmu jadi kamu yang bayar tagihannya" jelas Ummu tak mau tahu.

"Iya. Terima kasih ya, semalam kalian sudah meluangkan waktu untuk merayakan hari ulang tahunku bersama keluargaku" kata Fadila tersenyum lebar. Memperlihatkan giginya yang putih dan rapih.

Fadila dan sahabatnya diam saat melihat Pak Farhan berdiri di depan pintu masuk kantin. Dosen tampan itu terlihat sedang mencari seseorang.

"Pak, cari siapa?" tanya Fadila dengan sopan.

"Cari kamu" balas Farhan lalu duduk menghadap Fadila. "Katakan padamu keluargamu, nanti malam saya akan ke rumah" sambungnya. Usai mengatakan kalimat yang membingungkan, Dosen tua dan tampan itu beranjak dari duduk lalu pergi meninggalkan Fadila yang kebingungan.

Terpopuler

Comments

Gadih Hazar

Gadih Hazar

Aku mampir kak, no typo, good job kakak, sukses selalu...

2022-06-30

0

Rozh

Rozh

💓🌹

2021-07-24

0

oyttigiz

oyttigiz

like

2021-07-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!