NovelToon NovelToon
Masuk Ke Dunia Kultivasi Lebih Dahulu Dari Teman Sekelasku

Masuk Ke Dunia Kultivasi Lebih Dahulu Dari Teman Sekelasku

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Transmigrasi / Fantasi Isekai / Time Travel / Sistem / Iblis
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: EGGY ARIYA WINANDA

Lu Changzu dan teman temannya terlempar ke dimensi lain, Namun Tanpa Lu Changzu sadari ia masuk ke dunia tersebut lebih awal dari teman teman sekelasnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EGGY ARIYA WINANDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sekte Demon Refining 9

Lembah Iblis Kematian bukanlah sekadar celah geografis; tempat ini adalah luka menganga di wajah dunia Tianyun. Luasnya setara dengan benua kecil, diselimuti kabut abadi yang berwarna kelabu karena campuran debu tulang dan miasma beracun. Langit di atasnya selalu tertutup awan badai yang tidak pernah menurunkan hujan, hanya kilatan petir bisu yang menyinari kerangka binatang purba setinggi gedung pencakar langit.

Di gerbang masuk lembah, ribuan murid dari Sekte Demon Refining berkumpul. Ketegangan di udara begitu padat hingga rasanya bisa diiris dengan pisau. Mereka bukan satu-satunya.

Di tiga penjuru mata angin lainnya, aura dari Sekte Giok Abadi, Lotus Crimson, dan Demon Army juga mulai merembes masuk, menandakan dimulainya festival darah tahunan.

Di atas sebuah tebing obsidian yang menjorok ke arah kerumunan, berdiri Shang Tian.

Jubah hitamnya tidak bergerak meski angin lembah bertiup kencang, seolah angin pun takut menyentuhnya. Murid Inti Peringkat 1 itu memandang lautan manusia di bawahnya dengan tatapan bosan. Matanya—bola hitam pekat dengan masing-masing dua pupil putih yang berputar perlahan—membuat siapa pun yang menatapnya merasa jiwanya sedang ditimbang.

"Sampah," gumam Shang Tian pelan, namun suaranya terdengar jelas di telinga setiap orang. "Kalian semua hanyalah pupuk. Hanya yang bisa keluar hidup-hidup yang berhak disebut murid sekte demon refining."

Dia melirik ke arah bayang-bayang di kejauhan, tempat para pengawas misterius dari tiga sekte lain bersembunyi. Mereka menyembunyikan wajah dan aura, tapi bagi mata ganda Shang Tian, mereka terlihat jelas seperti kunang-kunang di malam hari.

Shang Tian mengangkat tangannya untuk memberi sinyal dimulainya ujian, namun gerakannya terhenti. Matanya menangkap kilatan logam dari barisan depan murid Demon Refining.

Seorang pemuda dengan senyum humoris yang tampak tidak pada tempatnya di neraka ini. Di pinggang pemuda itu, tergantung sebuah plat besi hitam dengan ukiran api hijau yang sangat familiar.

Shang Tian turun. Bukan melompat, melainkan melangkah di udara seolah ada tangga tak kasat mata, mendarat tepat di depan Lu Changzu.

Di planet tianyun Ranah master , dapat sedikit memanipulasi aura spiritual membuat kultivator ranah ini mampu terbang melintasi awan tanpa bantuan pedang terbang atau alat terbang lainnya.

Kerumunan tersentak mundur, menciptakan lingkaran kosong di sekitar mereka. Tekanan aura Shang Tian—setengah langkah Grandmaster—menghantam Lu Changzu seperti tsunami.

Tulang Lu Changzu berderit. Paru-paru logamnya ditekan hingga batas maksimal. Namun, Lu Changzu tidak berlutut. Dia mengaktifkan Universe Swallowing Breathing secara internal, memutar energi tekanan itu dan membuangnya ke tanah melalui kakinya, membuat pijakan batunya retak.

"Adik junior," suara Shang Tian terdengar tertarik, namun nadanya dingin. "Siapa namamu?"

Lu Changzu menarik napas pendek, menetralkan gejolak darah di tenggorokannya dengan senyuman tenang.

"Salam, Kakak Senior Shang Tian. Nama saya Lu Changzu."

Mata ganda Shang Tian berputar, memindai plat di pinggang Lu Changzu, lalu menatap mata Lu Changzu dalam-dalam.

"Murid Paman Guru Chen Xuan," kata Shang Tian perlahan. "Paman Chen adalah orang yang keras kepala. Dia selalu bersaing dengan guruku, tapi selalu kalah dalam segala hal. Saat aku muncul sebagai jenius, dia dan guruku bertarung memperebutkanku. Aku memilih guruku karena dia lebih kuat."

Shang Tian mendekatkan wajahnya, aura intimidasi semakin pekat.

"Jadi, Paman Chen memilihmu... Dia pikir kau bisa melampauiku? Dia pikir kau adalah jawaban atas kekalahannya?" Shang Tian tertawa pelan, tawa yang tidak memiliki rasa humor. "Menarik. Sangat menarik."

Lu Changzu menatap balik tanpa rasa takut. Di dalam hatinya, dia sedang menghitung vektor serangan jika Shang Tian memutuskan untuk membunuhnya sekarang. Peluang menang: 0%. Peluang lari: 0.01%.

"Guru tidak pernah membandingkan saya dengan Anda, Senior," jawab Lu Changzu diplomatis namun tajam. "Guru hanya mengajarkan bahwa di jalan iblis, yang tertawa terakhir adalah pemenangnya. Bukan yang tertawa paling keras di awal."

Alis Shang Tian terangkat. Keberanian—atau kebodohan—pemuda ini menghibur.

"Mulut yang tajam," Shang Tian menegakkan tubuh, menarik kembali tekanan auranya. "Baiklah. Buktikan nilai mu. Selamat mengikuti ujian, Adik Junior Changzu. Jangan mati terlalu cepat, atau Paman Chen akan menangis."

"Junior izin mengikuti ujian," Lu Changzu menangkupkan tinju.

Bisikan-bisikan kaget meledak di kerumunan saat Shang Tian kembali ke tebing dan membuka gerbang lembah.

"Dia murid tetua Chen Xuan?"

"Gila, dia berani menatap mata Shang Tian!"

"Jauhi dia. Dia pasti monster."

Lu Changzu mengabaikan mereka. Saat gerbang terbuka, dia tidak berlari bersama gerombolan. Dia menunggu tiga detik, membiarkan para 'umpan meriam' maju lebih dulu, lalu dia melesat ke arah samping, menghilang ke dalam kabut kelabu.

Tiga ratus kilometer dari titik awal. Sektor Barat Laut Lembah.

Lu Changzu berhenti di atas dahan pohon tulang putih yang bengkok. Dia sendirian sekarang. Jauh dari jangkauan pengawasan langsung Shang Tian.

"Waktunya berburu," bisiknya.

Dia tidak mencabut pedang fisiknya. Sebaliknya, dia mengulurkan tangan kanannya. Pori-pori di kulitnya terbuka, dan darah merah keperakan merembes keluar.

Namun, darah itu tidak menetes. Darah itu melayang, berputar, dan memadat. Di bawah kendali energi mental Jarum Semesta dan manipulasi Universe Needle, darah itu membentuk sebuah pedang panjang yang transparan, berdenyut dengan kilatan petir ungu di dalamnya.

Darah Besi Petir. Senjata yang merupakan bagian dari dirinya sendiri.

"Persepsi: Perluas."

Lu Changzu menutup mata. Seribu jarum darah mikroskopis melesat keluar dari tubuhnya, menyebar ke segala arah dalam radius dua kilometer. Jarum-jarum ini bukan hanya senjata; mereka adalah sonar.

TING.

Sebuah sinyal kembali ke otaknya.

"Lima target. Arah jam dua. Aura... Sekte Lotus Crimson. Ranah Body Tempering Tahap 8 dan 9."

Lu Changzu tersenyum. Senyum yang ramah.

Dia mengubah teknik pernapasannya.

Universe Swallowing Breathing - Mode: Saint.

Aura iblisnya lenyap seketika. Tubuhnya memancarkan aura cahaya putih lembut yang suci. Jubah abunya tampak bersinar. Dia terlihat seperti seorang kultivator lurus yang tersesat.

Dia melompat turun, mendarat di jalan setapak tepat di depan kelima murid Lotus Crimson itu. Mereka semua wanita, cantik namun mematikan, memegang cambuk berduri.

"Siapa?!" Pemimpin mereka, wanita dengan tato bunga di wajah, bersiaga.

"Ah, Saudari sekalian," Lu Changzu mengangkat tangan kosong (menyembunyikan pedang darahnya di balik punggung dalam bentuk cair). Wajahnya memancarkan kepolosan dan aura damai yang menenangkan. "Saya murid dari... faksi netral. Saya tersesat dan dikejar oleh binatang buas. Bisakah saya meminta petunjuk arah keluar?"

Para wanita itu saling pandang. Aura Lu Changzu begitu murni. Tidak ada jejak kejahatan. Kewaspadaan mereka menurun.

"Body tempering tahap 7 , adik kecil yang tersesat," cibir salah satu dari mereka. "Ini ujian kematian, Bodoh. Tapi karena kau tampan... mungkin kami bisa 'menolongmu' sebelum membunuhmu."

Mereka mendekat, berniat mempermainkannya.

Saat jarak mereka tinggal lima meter, senyum "suci" Lu Changzu melebar sedikit terlalu jauh.

"Terima kasih. Sebagai balasannya, izinkan saya membebaskan kalian dari beban tubuh fana."

Mode Switch: Heavenly Demon Swallowing Breath.

BOOM!

Cahaya putih itu meledak menjadi kegelapan pekat dalam sepersekian detik. Kontras aura yang tiba-tiba itu membuat kelima wanita itu tertegun sejenak—kelumpuhan mental akibat syok.

Satu detik itu sudah cukup.

Pedang darah di belakang punggung Lu Changzu memadat dan melesat memanjang seperti cambuk besi.

SLASH!

Satu gerakan horizontal.

Tiga kepala melayang ke udara sebelum ekspresi terkejut mereka sempat berubah menjadi ngeri.

Dua sisanya bereaksi, mundur dengan panik. "Iblis! Kau menipu kami!, bagaimana tahap 7 bisa secepat ini? "

"Bukan menipu, ini strategi," jawab Lu Changzu santai.

Meskipun changzu hanya Tahap 7, kualitas darah dan tulangnya setara dengan artefak Tingkat Master. Itu adalah anomali yang tidak bisa dibaca oleh orang biasa.

Dia menjentikkan jarinya.

Teknik Jarum Semesta tahap 2 : Seribu Jarum Hujan Darah.

Dari udara kosong di sekeliling dua wanita yang tersisa, ratusan jarum merah kecil bermanifestasi.

"Tidak! Ampun—"

THWACK-THWACK-THWACK!

Tubuh mereka berlubang seperti saringan. Mereka jatuh, mati seketika.

Lu Changzu berjalan mendekat. Dia tidak menjarah cincin penyimpanan mereka dulu. Dia membuka mulutnya sedikit.

Heavenly Demon Swallowing Breath.

Sebuah pusaran hitam muncul di mulutnya. Bayang-bayang transparan—jiwa dari kelima wanita itu yang baru saja lepas dari tubuh—menjerit saat ditarik paksa.

"Jangan sia-siakan," gumam Lu Changzu.

Dia menyedot esensi jiwa dan sisa energi kehidupan mereka. Rasanya dingin, minty, dan sedikit amis. Energi itu mengalir ke dalam Dark Dimension di intinya, dimurnikan, lalu dikirim kembali untuk memperkuat otot dan mentalnya.

"Tujuh persen peningkatan energi mental," analisisnya. "Jiwa manusia lebih bergizi daripada binatang buas."

Dia mengarahkan pedang darahnya ke mayat-mayat itu. Jiwa yang telah dihancurkan kesadarannya kini disimpan di dalam bilah pedang darahnya, membuat pedang itu bergetar dengan suara ratapan halus.

Inilah kelahiran legenda baru di lembah itu.

Hari ke-3.

Lu Changzu bergerak seperti wabah. Dia tidak beristirahat.

Dia membantai sekelompok murid Demon Army yang sedang beristirahat di gua. Dia menggunakan roh-roh yang dia tangkap sebelumnya untuk menciptakan ilusi suara, memancing mereka keluar satu per satu, lalu menebas leher mereka dalam kegelapan.

Dia menghancurkan formasi pertahanan kelompok Sekte Giok Abadi dengan Universe Needle yang merusak titik lemah rune mereka, lalu masuk dan menyerap darah mereka hingga kering.

Di kalangan murid yang selamat dan melarikan diri, sebuah nama mulai berbisik dengan nada teror.

"Raja Roh."

"Jangan dekati area hutan batu! Ada Raja Roh di sana! Dia memakai pedang darah dengan aura suci, tapi bayangannya memakan jiwa!"

"Dia mengendalikan pedang yang terbuat dari darah! Dan jarum... demi Dewa, jarum-jarum itu ada di mana-mana!"

Lu Changzu menikmati reputasi itu. Ketakutan adalah bumbu yang lezat bagi Heavenly Demon Breath-nya.

Hari ke-5. Sektor Timur.

Lu Changzu sedang duduk di atas tumpukan mayat Beast tingkat tinggi, membersihkan kuku jarinya. Di depannya, seorang murid dari Sekte Giok Abadi berlutut, gemetar hebat. Dia adalah satu-satunya yang selamat dari pembantaian kelompoknya.

Lutut murid itu hancur, ditembus jarum darah Lu Changzu.

"Tolong... tolong jangan makan jiwaku..." isak murid itu, air mata dan ingus bercampur di wajahnya.

Lu Changzu memiringkan kepala, menatapnya dengan rasa ingin tahu yang klinis.

"Aku sedang kenyang. Tapi aku butuh informasi. Jawab dengan jujur, dan kau boleh pergi dengan satu kaki."

"Ap-apa saja! Saya akan katakan apa saja!"

"Lin Yuwen," kata Lu Changzu pelan.

Nama itu membuat murid itu tersentak. "Nona Lin?"

"Ya. Nona Lin yang sombong itu. Kudengar kultivasinya hancur beberapa bulan lalu. Apakah dia sudah mati bunuh diri?"

"Ti-tidak! Sama sekali tidak!" Murid itu menggeleng panik. "Nona Lin... dia monster. Ayahnya, Tetua Lin Chen, menghabiskan setengah kekayaan Keluarga Lin untuk membeli 'Pil Rekonstruksi Sembilan Teratai' dari pelelangan ibukota. Dia sembuh."

Mata Lu Changzu menyipit. "Sembuh total?"

"Lebih dari itu... Fondasinya dibangun ulang. Dia... dia sekarang sudah mencapai Ranah Master Tahap 1 Awal! Dan elemen es-nya bermutasi menjadi Es mendidih. Dia lebih kuat dan lebih kejam dari sebelumnya."

Lu Changzu terdiam sejenak. Master Tahap 1.

Dia sendiri saat ini berada di Body Tempering Tahap 7 awal. Dia sengaja menahan terobosan ke Master karena ingin membangun fondasi yang sempurna. Tapi Lin Yuwen, yang dia rusak fondasinya, berhasil menyalipnya lagi berkat uang.

"Kapitalisme kultivasi memang menyebalkan," gumam Lu Changzu, tertawa kecil.

"Di mana dia sekarang?" tanya Lu Changzu.

"Dia... dia sedang dalam pengasingan tertutup. Dia bersumpah untuk tidak keluar sampai mencapai Master Tahap 3. Dia... dia mendaftar untuk Duel Hidup dan Mati melawan salah satu Murid Inti sekte kami tiga bulan lagi untuk merebut posisi Inti."

"Ambisius," komentar Lu Changzu. "Baiklah. Pertanyaan terakhir. Di mana sepupunya sekaligus pengawalnya, anjing penjaganya... Lin Xuya?"

Wajah murid itu memucat. "Lin Xuya... dia ada di sini. Di lembah ini. Sektor Selatan, dekat Danau Racun. Dia memimpin tim pemburu elit. Dia... dia juga sudah menerobos ke Master Tahap 1 Awal berkat sisa obat Nona Lin."

"Master Tahap 1. Di sini. Sempurna."

Senyum Lu Changzu melebar, menampilkan gigi putih yang kontras dengan darah di wajahnya.

"Terima kasih atas informasimu."

Lu Changzu berdiri. Dia menepuk bahu murid itu.

"Kau boleh pergi."

"Te-terima kasih! Terima kasih Raja Roh!"

Murid itu menyeret tubuhnya, merangkak menjauh dengan putus asa.

Lu Changzu melihatnya pergi. Dia tidak membunuhnya. Tapi saat dia menepuk bahu tadi, dia menyelipkan sebuah Rune Darah mikroskopis ke dalam aliran Qi murid itu.

"Rune itu tidak akan membunuhmu," bisik Lu Changzu. "Tapi rune itu merekam aura lin yuwen dan Jarum Semesta-ku. Saat kau kembali ke sektemu dan bertemu Lin Yuwen, rune itu akan mendeteksi aura jiwanya yang familiar (karena pernah terhubung dengan Lu Changzu), dan MELEDAK!!."

Ledakan itu tidak akan membunuh Lin Yuwen. Tapi itu akan membunuh murid pembawa pesan itu tepat di depan wajahnya, mencipratkan darah dan ribuan jarum jiwa ke wajah sang Nona.

Itu adalah pesan teror: Aku masih hidup. Aku bertambah kuat. Dan aku datang.

"Sekarang..." Lu Changzu berbalik ke arah Selatan. "Saatnya reuni keluarga dengan Lin Xuya."

Danau Racun, Sektor Selatan.

Air danau itu berwarna ungu kental, memancarkan uap yang bisa melelehkan kulit. Di tepinya, sebuah perkemahan mewah didirikan.

Lin Xuya duduk di kursi lipat kulit harimau, menikmati anggur sambil melihat bawahannya menguliti seekor Ular Raksasa. Dia tampak jauh lebih dewasa dan lebih sombong daripada saat di kandang kuda dulu.

Aura Master Tahap 1 Awal memancar darinya, memberinya tekanan yang membuat udara di sekitarnya panas.

"Membosankan," keluh Lin Xuya. "Murid-murid Demon Refining di sini terlalu lemah. Tidak ada tantangan."

"Mungkin kau mencari lawan yang salah, Tuan Lin."

Suara itu datang dari balik kabut danau.

Lin Xuya tersentak. Dia berdiri, membuang gelas anggurnya. Pedang apinya langsung muncul di tangan.

"Siapa di sana?!"

Dari kabut, sosok berjubah abu-abu berjalan keluar. Wajahnya tenang, tampan dengan cara yang dingin, dan di matanya terdapat cincin biru-ungu yang aneh.

Lin Xuya menyipitkan mata. Wajah itu... dia mengenalinya. Tapi otaknya menolak mempercayainya.

"Pengemis...?" Lin Xuya ternganga. "Lu Changzu? Si tikus got dari hutan kematian agung?!"

Kemudian dia tertawa. Tawa keras yang meremehkan.

"Hahahaha! Dewa benar-benar baik padaku! Aku bosan, dan mereka mengirimkan mainan lamaku untuk dihancurkan! Bagaimana kau bisa masuk ke sini? Apa kau menjadi budak seks murid Demon Refining?"

Lu Changzu berhenti sepuluh meter darinya. Dia tidak marah. Dia justru tersenyum nostalgia.

"Halo, Lin Xuya. Lama tidak bertemu. Kau terlihat... mahal hari ini."

Lin Xuya mendengus. "Dan kau terlihat... masih seperti sampah. Walaupun kau sudah mencapai ranah Body Tempering , hahaHah! Aku sudah menjadi MASTER! Perbedaan kita seperti langit dan lumpur!"

"Master, ya?" Lu Changzu memiringkan kepala. "Master yang dibangun dari sisa obat majikannya. Apakah itu benar-benar kekuatan?"

Wajah Lin Xuya memerah karena marah. "MATI KAU, ANJING!"

"TEKNIK PEDANG API GANDA: NAGA TANAH MEMBARA!"

Lin Xuya tidak menahan diri. Dia langsung menggunakan teknik tingkat Master.

Dia menghentakkan kaki. Tanah di bawah Lu Changzu meledak, memunculkan pilar batu tajam (Elemen Tanah), sementara dari pedangnya menyembur naga api raksasa (Elemen Api). Kombinasi dua elemen!

Ledakan itu menelan posisi Lu Changzu.

"Hmph. Lemah," Lin Xuya meludah.

Namun, saat debu mereda, mata Lin Xuya melotot.

Sebuah kubah transparan berwarna merah darah melindungi Lu Changzu. Kubah itu terbuat dari ribuan jarum yang berputar sangat cepat hingga terlihat padat.

Lu Changzu berdiri di dalamnya, tak tersentuh. Dia membersihkan debu dari bahunya.

"Hanya segitu?" tanya Lu Changzu. "Api mu kurang panas. Tanahnya kurang padat. Fondasimu sampah, Lin Xuya."

"Mustahil! Itu serangan Master!"

"Sekarang giliranku."

Lu Changzu menghilang.

Bukan teleportasi. Itu kecepatan murni dari tubuh Logam Petir.

Dia muncul tepat di depan wajah Lin Xuya.

"Teknik Pedang Kekacauan: Tebasan Tanpa Bentuk."

Pedang darah di tangan Lu Changzu menebas.

TRANG!

Lin Xuya menangkis dengan pedang apinya. Benturan itu menciptakan gelombang kejut yang melempar bawahan Lin Xuya ke danau racun.

Tapi Lin Xuya merasakan sesuatu yang mengerikan. Kekuatan fisik Lu Changzu... itu bukan kekuatan manusia. Rasanya seperti dihantam gunung besi. Tulang lengan Lin Xuya retak seketika.

"ARGH!" Lin Xuya terdorong mundur, kakinya menyeret tanah. "Ba-bagaimana?! Kau hanya Body Tempering!"

"Matematika sederhana," bisik Lu Changzu, muncul lagi di sampingnya. "Massa x Kecepatan > Ego x Kebodohan (masa dan kecepatan lebih besar dari arogansi dan kebodohan)."

Pertarungan itu brutal.

Lin Xuya, meskipun panik, masih seorang Master. Dia mengeluarkan harta pelindung, jimat peledak, dan teknik tingkat tinggi. Dia membakar area itu menjadi neraka api dan batu.

Tapi Lu Changzu adalah iblis. Dia menari di antara ledakan. Dia menggunakan Jarum Semesta untuk menyerang pikiran Lin Xuya setiap kali pria itu mencoba memusatkan Qi.

"Sakit! Kepalaku!" Lin Xuya berteriak, darah mengalir dari hidungnya. Konsentrasinya pecah.

Lu Changzu melihat celah itu.

"Checkmate."

Lu Changzu melompat, pedang darahnya berubah bentuk menjadi jarum raksasa.

"Tusukan jarum Pemangsa."

Dia menghujam ke bawah.

Lin Xuya mengangkat pedangnya untuk menahan. Pedang apinya—senjata tingkat tinggi—bertemu dengan jarum darah besi raksasa sebesar 3 meter darah Lu Changzu.

KRAK!

Pedang Lin Xuya patah.

Tombak darah itu terus melaju, menembus zirah mewah Lin Xuya, menembus dada kanannya, dan memaku tubuhnya ke tanah.

"UGHHH!" Lin Xuya muntah darah segar. Dia menatap tombak yang menembus parunya dengan tatapan kosong.

Lu Changzu mendarat di atas dada Lin Xuya, kakinya menginjak leher pria itu.

"Kau... kau tidak boleh membunuhku..." Lin Xuya tersedak darah. "Keluarga Lin... akan..."

"Ssst," Lu Changzu menempelkan jari di bibirnya. "Simpan napasmu. Aku tidak hanya akan membunuhmu. Aku akan mengambil apa yang membuatmu sombong."

Mata Lu Changzu berubah menjadi hitam total effek dari Dark Dimension yang telah menyatuh dengan energi mental milik lu changzu.

Dia meletakkan telapak tangannya di atas Dantian (perut bawah) Lin Xuya.

"Akar Spiritual Ganda: Api dan Tanah. Tingkat 5. Sayang sekali jika mati bersamamu."

"TIDAK! JANGAN! APA YANG KAU LAKUKAN?!" Lin Xuya merasakan teror yang jauh lebih besar daripada kematian. Dia merasakan esensi keberadaannya ditarik keluar.

"Teknik Heavenly Demon Swallowing breath : Transplantasi Akar Iblis."

Lu Changzu meraung pelan. Urat-urat di tangannya menonjol hitam , napasnya menarik semua energi dalam radius 1 kilometer di sekitarnya , perlahan energi spiritual lin xuya mulai tertarik dan tertarik hingga kering.

Lalu

Dia menarik paksa akar spiritual milik Lin xuya.

"AAAAARRRGGGHHHHHHH!!!"

Jeritan Lin Xuya begitu memilukan hingga membuat air danau racun bergetar. Cahaya merah dan kuning ditarik keluar dari perutnya, berbentuk seperti dua ekor ular energi yang meronta.

Akar Spiritual itu mencoba melawan, menolak masuk ke tubuh Lu Changzu yang "asing".

"Masuk!" bentak Lu Changzu. Dia menggunakan Heavenly Demon Swallowing Breath untuk memaksa akar itu tunduk.

SLURP.

Kedua akar itu tersedot masuk ke dalam telapak tangan Lu Changzu, langsung menuju Dark Dimension di intinya untuk dipenjara dan diasimilasi perlahan.

Tubuh Lin Xuya mengejang hebat, lalu diam. Matanya melotot kosong, tapi kali ini tanpa cahaya kehidupan sama sekali. Dia mati bukan hanya sebagai mayat, tapi sebagai cangkang kosong tanpa jiwa dan tanpa bakat.

Lu Changzu berdiri, terhuyung sedikit. Wajahnya pucat. Mencuri akar spiritual secara paksa memberikan beban berat pada jiwanya.

"Dapat," desisnya, menyeka darah dari sudut bibirnya.

Dia melihat mayat Lin Xuya.

"Jika ada kehidupan kedua, jangan pernah arogan dan sombong lagi dan berdoalah semoga sepupumu akan segera menyusul."

Lu Changzu mengambil cincin penyimpanan Lin Xuya (yang pasti penuh harta), lalu menendang mayat itu ke dalam Danau Racun.

BYUR.

Cairan ungu itu mendesis, melarutkan daging dan tulang Lin Xuya hingga tak berbekas dalam hitungan detik. Bukti telah musnah.

Lu Changzu berbalik, berjalan tertatih-tatih menuju hutan untuk mencari tempat memulihkan diri dan mengintegrasikan mainan barunya. Ujian baru berjalan lima hari. Masih ada dua hari lagi untuk berburu, dan sekarang... dia memiliki elemen Api dan Tanah untuk ditambahkan untuk dipelajari.

Sang Raja Roh baru saja naik takhta.

Bersambung...

1
EGGY ARIYA WINANDA
🔥🔥🔥🔥🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!