NovelToon NovelToon
Lanjut Atau Usai Disini

Lanjut Atau Usai Disini

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Wanita Karir / Percintaan Konglomerat / Selingkuh / Romansa / Cinta Murni
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: dyawrite99

"Jika aku bisa memiliki keduanya kenapa aku harus memilih salah satu saja." Alkama Basri Widjaya.

"Cinta bukanlah yang kamu butuhkan, pilih saja ambisimu yang kamu perjuangkan mati-matian." Nirmala Janeeta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dyawrite99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Kama semakin uring uringan karena Nirmala mengabaikan dirinya yang meminta penjelasan perihal handphone milik Nirmala yang kemarin ada ditangan laki laki tidak dikenalnya.

Beberapa jam Kama harus menunggu Nirmala untuk menghubunginya kembali.

"Halo." Sapa Nirmala setelah panggilannya diangkat Kama. "Halo sayang." Panggilan sudah diangkat Kama namun belum ada tanggapan dari laki laki itu.

Nirmala tahu pasti kekasihnya itu sangat marah pada dirinya yang seenaknya mengabaikan dan mematikan panggilan telepon Kama sebelumnya.

Tapi mau bagaimana lagi, Nirmala benar benar sibuk. Apalagi dia sudah ada janji dengan pihak hotel tersebut sehingga tidak mungkin Nirmala untuk menunda hanya untuk berbicara dengan Kama saat itu.

Ah sudahlah kini Nirmala harus ekstra mengeluarkan tenaga untuk membujuk Kama.

Nirmala mengubah mode panggilan suara menjadi panggilan video.

"Sudah dengan urusan gak penting kamu itu." Ketus Kama sesaat setelah ia menjawab panggilan video Nirmala.

"Sudah. Syukurlah semua berjalan dengan baik tadi."

"Hmm." Jawab Kama enggan memulai percakapan kembali.

"Sayang. Aku minta maaf ya, tadi itu memang gak bisa ditinggal."

"Dan kamu lebih milih mengabaikan aku. Begitu?"

"Bukan gitu. Kan tadi aku sudah bilang kalau udah ada janji sama manager hotel itu." Jawab Nirmala memberi pembelaan.

"Sayang, kamu tahu! Aku tidak suka diabaikan. Dan bukan hanya yang tadi saja. Kamu sudah mengabaikan aku dari kemarin. Dan apa apaan kemarin handphone kamu bisa ada dimobil laki laki." Cerocos Kama. Sedari tadi ia benar benar ingin mengungkapkan kekesalannya pada Nirmala perihal masalah yang kemarin.

"Kemarin mobil aku mogok Al. Rian kasih aku tumpangan untuk pulang. Kebetulan keadaan cuaca juga memang lagi gak bagus. Aku mau pesan taksi online susah banget kemarin itu."

"Alasan macam apa itu."

"Ya kamu mau aku alasan gimana. Emang itu kebenarannya kok. Kamu kenapa juga mesti marah sih. Aku gak ngapain ngapain Al." Nirmala menjelaskan dengan detail berharap Kama mau mengerti. Raut wajahnya terlihat kesal karena Kama yang terus berbicara ketus padanya.

Kama menghela nafas panjang. Sebenarnya Kama cemburu pada laki laki itu. Perasaan Kama terancam dan terkejut ada orang asing yang tiba tiba ada disekitar Nirmala.

"Sayang. Rian cuman teman aku kok."

"Sejak kapan kamu temanan sama dia. Aku baru tahu kalau kamu punya teman laki-laki." Ya benar. Itulah alasan Kama marah selain cemburu ia tidak tahu soal laki laki bernama Rian itu. Pantas saja Kama merasa kesal.

"Dia teman kerja Al. Rian punya restoran dan penyedia catering untuk acara klien aku. Dia sudah beberapa kali jadi vendor di kantor."

"Kamu sering jalan sama dia."

"Nggak kok. Kami cuman teman kerja. Yang kemarin aja ketemu karena kita abis meeting menu yang mau dipilih pasangan pengantin diacaranya. Gak ada hal hal lain kok Al."

Kama menimbang nimbang alasan Nirmala. Rasanya Kama mau menghukum Nirmala yang sudah mengabaikannya seharian ini tadi.

"Ya sudah. Tapi aku gak suka kamu dekat dekat laki laki itu."

"Iya sayang. Maaf ya yang kemarin dan hari ini aku bikin kamu kesal." Sesal Nirmala. Ia memberikan senyum berharap Kama luluh.

"Hmm." Jawab Kama singkat.

"Kamu mau cerita apa kemarin. Aku lihat panggilan telepon kamu banyak banget sayang." Tanya Nirmala.

"Kita kan memang biasa seperti itu. Kenapa kamu tanya lagi." Kama enggan memberitahukan alasan ia menelepon Nirmala berulang ulang. Bisa makin panjang urusan kalau sampai Nirmala tahu alasan Kama sesungguhnya.

"Iya. Siapa tahu kamu ada cerita penting sampai belasan kali telepon kayak gitu. Rian jadi khawatir dan berani angkat handphone aku karena takut telpon kamu itu penting dan harus segera dijawab."

"Tidak usah bahas laki laki kurang ajar itu. Kamu harusnya tahu sudah jadi kebiasaan kita untuk saling menghubungi. Aku khawatir sama kamu kerana gak angkat telpon aku." Kama kembali kesal.

Nirmala merasa salah berkata. Harusnya ia cukup mengiyakan saja apa yang Kama katakan bukan malah menghidupkan kembali bara api yang sudah mulai padam sebelumnya.

Nirmala menghela nafas sejenak. "Iya. Kan aku cuman tanya sayang. Siapa tahu memang ada yang penting diluar kebiasaan kita yang sering telponan."

"Gak ada. Aku cuman mau hubungi pacar aku tapi malah laki laki lain yang menjawab panggilan aku."

Ya ampun. Sepertinya Kama masih mau lanjut pertengkaran mereka.

"Udah ah Al. Aku minta maaf ya. Lain kali aku gak bakalan teledor lagi."

"Harus. Awas kalau kamu sampai mengabaikan aku lagi."

"Ya ampun ngeri banget sih. Percaya saja sama aku sayang. Aku gak bakalan ngapain ngapain selama kamu gak ada."

"Aku pegang omongan kamu."

"Iya iya, udah ah kamu gak kerja apa. Pasti aku banyak sita waktu kamu."

"Aku lebih baik habisin waktu aku buat obrol sama kamu daripada aku gak bisa konsentrasi kerja karena keinget kamu terus."

"Maaf ya bikin kamu jadi gak fokus kerja." Nirmala merasa bersalah.

"Kalau kamu merasa bersalah harus minta maaf yang benar sayang."

"Maksudnya apalagi sayang. Gimana caranya aku buat dapat maaf kamu." Tanya Nirmala menahan kesal Kama belum juga ikhlas memaafkannya.

"Mudah saja sayang. Kamu susulin aku ke sini terus peluk aku sampai aku puas."

Nirmala merasa terjebak oleh Kama.

"Yah, itumah susah sayang. Aku belum nemu waktunya. Nanti ya kalau ada waktu aku bakalan langsung susulin kamu. Tunggu aja, ya ya." Bujuk Nirmala manja.

"Aku tunggu janji kamu sayang."

"Siap pak." Jawab Nirmala mencoba menyakinkan Kama.

****

Kama baru saja membaca kembali undangan yang dikirim oleh kakak Juwita yang akan mengadakan acara resepsi pernikahan yang sekian kali.

Tertera diundangan itu jika acara akan diadakan malam lusa. Ini adalah kesempatan yang baik untuk semakin dekat dengan keluarga itu. Kama akui ia memang memanfaatkan status Juwita untuk kepentingan pribadinya.

"Halo Dirga. Siapkan dan kirim hadiah istimewa untuk kakak Juwita. Malam lusa aku akan pergi ke pesta itu bersama Juwita dan aku mau kamu siapkan hadiah yang cantik untuk Juwita juga."

"Siap boss."

Kama harus mencari simpati dan perhatian Juwita. Sepertinya perempuan itu sudah mulai tertarik pada dirinya. Dan itu kesempatan Kama untuk bisa mencapai apa yang diinginkannya. Kama tidak keberatan jika ia harus memanfaatkan Juwita agar kerjasama yang ingin ia capai bisa terwujud.

Kama sudah bertekad jika ia akan menjadi penerus ayahnya. Maka dari itu Kama akan berusaha semaksimal mungkin agar ia bisa memenuhi persyaratan ayahnya yang dapat memperluas bisnis keluarga mereka sampai keluar negeri.

Kama juga sudah mengantisipasi pada saudara tirinya yang juga memiliki ambisi yang sama.

Kama sudah tahu sejauh mana Bara bertindak untuk meraih kerjasama yang sama dengan keluarga Juwita. Kama tahu jika beberapa kali Bara mencoba mengambil alih investor yang mau bekerja dengan perusahaan yang dikelola Kama.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!