NovelToon NovelToon
LORA_Terjebak Jerat Papa Tiri

LORA_Terjebak Jerat Papa Tiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Keluarga / Harem / Pembaca Pikiran / Dark Romance
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nuna Nellys

- Lora sadar bahwa hidupnya telah hancur Karena jebakan kenikmatan sesaat yang di berikan oleh papa tirinya.
-
Dia mencoba untuk kembali ke jalan yang benar, tapi sudah terlambat
-
Lora Jatuh Lebih Dalam dan Lora semakin terjebak dalam kehidupan liar dan kehilangan semua yang dicintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuna Nellys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13. Berantakan

0o0__0o0

"Apa yang kalian lakukan hah, Cepat kejar putri ku dan bawah kembali ke sini". Bentak Rico keras pada semua bodyguard dan pelayanan yang ada ruangan itu.

Para bodyguard dan juga para pelayan langsung berbondong-bondong lari keluar dari dalam mansion untuk mengejar Lora yang kabur.

Kini di suaran itu jadi sunyi dan sepi, Hanya ada suara tangis lirih dari Maya dan juga nafas memburu dari Rico. Kini pandangan Rico beralih ke arah Maya.

Rico menatap tajam bak laser yang siap membunuh lawannya. Dia berbicara dengan nada dingin, ''Sudah puas sekarang kamu, Maya ? Putri mu sudah pergi dari sini, yang entah kemana tujuan'nya".

"Sebenarnya apa yang ada di dalam otakmu itu Hem ? Terkadang aku tidak bisa menebak jalan pikiran mu itu".

"Tidak bisa kah, kamu mengontrol diri kamu sendiri ? Sampai-sampai kamu membentak Lora hanya karena masalah sepele".

"Dimana otak kamu itu hah ?" Bentak Rico dengan geram. Saat hanya melihat Maya yang hanya diam menunduk dan menangis.

Rico meraup wajahnya frustasi. Dia mencoba mengontrol emosi yang sejak tadi dia tahan.

"Kamu pasti sudah paham, Bahaya-nya hidup di luar sana, Apa lagi untuk gadis polos seperti Lora".

"Putri kamu bisa saja terluka, Bahkan bisa jadi pulang hanya raganya saja tanpa nyawa". Ucapnya geram. Rico membuang nafasnya kasar.

"Renungi kesalahan kamu, dan berkaca lah. Semoga kamu bisa jadi ibu versi Lora yang selama ini dia harapkan". Ucapnya dengan nada rendah.

"Aku akan pergi mencari-nya dan kamu jangan coba-coba keluar dari mansion ini" Ucapan'nya dingin tidak mau di bantah.

0o0__0o0

Rico memutar tubuhnya lalu melangkah lebar keluar dari mansion, Rahangnya mengeras sampai otot leher dan tangannya tercetak jelas.

Brak..!

Rico menutup keras pintu mobil, dia langsung tancap gas dan mem-bawah mobilnya melaju cepat membelah malam gelap ini. Langit hari ini bahkan nampak mendung di sertai kilatan petir.

"Dimana kamu Ora ? harusnya tadi aku mengurung mu saja di dalam kamar pribadi ku" Racau'nya yang terlihat jelas panik.

"Kini aku sangat menyesal tidak meng-gempur Mu. Andai tadi aku menggempur tubuhmu, kamu pasti tidak akan punya kekuatan untuk lari" Lanjutnya lagi.

0o0__0o0

Kini Hujan deras mengguyur kota Jakarta, Membuat jalan-jalan menjadi tergenang dan lalu lintas menjadi macet. Di tengah hujan yang semakin deras, Lora berlari tanpa arah tujuan, tidak peduli dengan hujan yang membasahi tubuhnya. Dia kabur dari rumah, tidak tahu kemana dia akan pergi.

Lora berlari melewati jalan-jalan yang tergenang, air hujan membasahi wajahnya dan membuatnya sulit untuk melihat. Dia tidak peduli dengan keadaan sekitar, Yang penting dia bisa melarikan diri dari masalah yang menghantuinya.

Semakin Lora berlari, Semakin deras hujan mengguyur kota. Dia tidak tahu kemana dia akan pergi, yang penting dia bisa melarikan diri dari kenyataan yang tidak bisa dia hadapi. Lora terus berlari, tanpa arah tujuan, tanpa tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Hujan terus mengguyur kota, membuat Lora semakin basah dan lelah. Namun, dia tidak berhenti berlari, dia terus melangkah maju, tidak tahu kemana dia akan pergi, tapi dia tahu dia harus terus bergerak.

Lora terus berlari di tengah hujan, tidak tahu kemana dia akan pergi. Dia tidak membawa uang dan HP, sehingga dia tidak bisa menghubungi siapa pun atau mencari tempat untuk berlindung. Lora merasa bingung dan kesepian, tidak tahu apa yang harus dia lakukan.

Dia berhenti berlari dan melihat sekeliling, mencari tempat untuk berlindung dari hujan. Namun, dia tidak melihat apa pun yang bisa dia jadikan tempat berlindung. Lora merasa lelah dan lapar, tidak tahu bagaimana dia akan bertahan hidup tanpa uang dan HP.

Dia duduk di bawah pohon, mencoba untuk berpikir jernih dan mencari solusi. Namun, pikirannya kacau dan dia tidak bisa berpikir dengan jernih. Lora merasa sedih dan putus asa, tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Tiba-tiba, Lora melihat sebuah warung kecil di seberang jalan. Dia berlari menuju warung itu, berharap bisa mendapatkan bantuan. Namun, ketika dia sampai di warung, dia tidak tahu apa yang harus dia katakan atau lakukan. Lora merasa bingung dan tidak berdaya.

Sampai akhirnya Lora memilih pergi dari sana, dengan tubuh gemetar dan wajah pucat. Lora sangat lapar karena tadi dia belum makan malam. Tubuhnya semakin menggigil dan wajahnya mulai memucat.

"Aku merasa pusing" Guman'nya Lirih di selah langkah kecilnya.

Mike melihat Lora berjalan tak tentu arah Dengan tubuh basah kuyup dan terlihat sedih. Dia segera melajukan motornya menghampiri Lora dan berhenti di depannya, Menatap-nya dengan sinar dingin.

Ckit...!

Lora sempat terkejut karena tiba-tiba ada motor yang berhenti mendadak di depannya. Lora menatap cowok itu dengan pandangan sebal.

"Minggir" Ucap Lora singkat. Dia tidak ingin meladeni Mike lantaran tidak punya tenaga untuk berdebat.

"Pulang" kata Mike singkat, Tanpa menunjukkan sedikit pun rasa empati. Mike turun dari atas motor sportnya dengan tenang.

Lora berdiri di depan Mike, Menatap-nya dengan tekad yang kuat. "Gue tidak mau pulang" katanya dengan nada yang tegas.

Mike menatap Lora dengan sinar dingin, Tidak menunjukkan sedikit pun rasa kesabaran.

"Pulang," ulangnya, kali ini dengan nada yang lebih tegas.

Lora menggoyangkan kepalanya, tidak mau menyerah. "Tidak, Gue tidak ingin kembali ke sana," katanya dengan nada yang penuh emosi. Bahkan kini kosa kata Lora berubah tidak seperti biasanya.

Lora mulai berubah, Tidak ada lagi Lora yang lemah lembut. Yang ada sekarang hanya Lora yang keras kepala dan kasar.

Mike tidak menunjukkan reaksi apa pun, dia hanya menatap Lora dengan sinar dingin. "Tidak usah kekanakan". Ucapnya datar.

Lora menatap Mike dengan mata yang berkaca-kaca, namun dia tidak menunjukkan kelemahan. "Kalau begitu Lo, tidak perlu repot-repot ngurusin Gue yang kekanakan ini" katanya dengan nada yang tegas.

"Gue tidak akan pulang, dan kamu Lo tidak bisa memaksa Gue" Sambung'nya dengan bibir bergetar karena kedinginan.

Mike menatap Lora dengan sinar dingin, tidak menunjukkan sedikit pun rasa emosi. "Kamu tidak punya pilihan lain," katanya dengan nada yang dingin.

"Tanpa uang dan pertolongan Lo hanya akan jadi gembel, Lo tidak tau cara hidup di dunia luar, Lora. Jadi jangan keras kepala". Sambung'nya menjelaskan konsekuensi yang harus Lora hadapi.

Lora merasa sedikit tersinggung dengan kata-kata Mike, Namun dia tidak bisa menyangkal kebenaran dari apa yang Mike katakan. Dia memang tidak memiliki uang dan tidak tahu cara hidup di dunia luar.

"Gue tidak peduli," kata Lora dengan nada tegas tidak mau menyerah. Tubuh Lora semakin meng-gigil kedinginan. keduanya masih tetap berdebat di tengah derasnya guyuran air hujan.

Mike menatap Lora dengan sinar dingin, tidak menunjukkan sedikit pun rasa empati. "Kamu tidak punya pilihan lain," ulangnya, kali ini dengan nada yang lebih tegas.

Lora menggoyangkan kepalanya, tidak mau menyerah. "Gue masih punya pilihan, dan Gue memilih untuk tidak pulang." Ucapnya tetap kekeuh.

Mike menatap Lora dengan sinar dingin, Namun dia tampaknya telah memikirkan solusi. "Baiklah, Lo tidak perlu pulang sekarang," katanya dengan nada yang sedikit lebih lembut.

"Tapi, Lo harus tinggal bersama Gue sementara waktu, sampai Loe bisa berdiri sendiri." Sambung'nya memberi solusi.

Lora menatap Mike dengan terkejut, Tidak menyangka bahwa Mike akan menawarkan solusi seperti itu.

"Tinggal bersama Loe ?" ulangnya tidak yakin dengan apa yang Mike maksudkan.

Mike mengangguk. "Ya, Gue memiliki Apartemen yang luas, kamu bisa tinggal di sana sementara waktu. Gue akan membantu Lo mencari pekerjaan dan Lo bisa belajar cara hidup di dunia luar." Katanya menjelaskan.

Lora merasa sedikit ragu-ragu, namun dia juga tidak memiliki pilihan lain. "Baiklah," katanya pada akhirnya, menyerah dengan keadaan.

Mike mengangguk, Tampaknya puas dengan keputusan Lora. "Jadilah gadis penurut," katanya, Lalu memasangkan jaket kulit kebesaran ke tubuh mungil Lora.

Lora hanya mengangguk patuh, Dia sudah merasa sangat kedinginan dan kepalanya semakin pusing. Rasanya Dia mau pingsan.

Mike yang melihat itu segera mengangkat tubuh Lora ke atas motor sportnya. Dia segera naik dan menarik kedua tangan kecil Lora, untuk di lingkarkan ke perutnya.

"Peluk yang erat dan jangan coba-coba untuk melepasnya". Ucapnya dengan nada tegas.

"Iya.." Sautnya Lirih. Lora mengeratkan pelukannya dengan kepala bersandar di tubuh kekar Mike.

Mike langsung melajukan Motornya meninggalkan tempat itu dengan kecepatan tinggi. Derasnya air hujan mengenai wajahnya, meninggalkan rasa sakit. Namun dia tidak peduli. Mike semakin menarik pedal gasnya dengan cepat.

0o0__0o0

Note : "Kabur bukanlah solusi, tapi saling memahami dan berbicara adalah kunci untuk bebas dari kukungan".

1
Daryati Idar
lanjut thor
Jefan Javon
Ajaran sesat itu mah
Jefan Javon
memang agak ngeri ya, kalau punys papa tiri
Jefan Javon
Bagus cerita, aku suka thor
Sisiliya Mimin
setuju sama note nya
Sisiliya Mimin
aku selalu suka sama note yang othor bikin
Gesel Pecest
lora, kamu jangan jadi anak gadis polos donk
Gesel Pecest
bener, sih Rico tidak ingat umur woy
Gesel Pecest
aku suka sama setiap note nta
Gesel Pecest
setuju
Sisiliya Mimin
Lora ku yang polos, sungguh kasihan kamu/Sob//Sob//Sob/
Sisiliya Mimin
papa tiri sesat/Sob//Sob//Sob/
Sisiliya Mimin
emak bapaknya agak laen emang
Sisiliya Mimin
kisahnya menarik
Sisiliya Mimin
bagus,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!