NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah

Terpaksa Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Anak Yatim Piatu
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: kikoaiko

Alice Alison adalah salah satu anak panti asuhan yang berada di bawah naungan keluarga Anderson.

Lucas Anderson merupakan ahli waris utama keluarga Anderson, namun sayang dia mengalami kecelakaan dan membutuhkan donor darah. Alice yang memiliki golongan darah yang sama dengan Lucas pun akhirnya mendonorkannya.

Sebagai balas budi, kakek Anderson menjodohkan Lucas dengan Alice.

Menikah dengan Lucas merupakan impian semua perempuan, tapi tidak dengan Alice. Gadis itu merasa tersiksa menjalani pernikahannya dengan pria itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13

"TOLONG!" teriak Alice dengan suara parau dan takut dari dalam ruangan.

Merasa tak ada waktu lagi untuk berpikir, Lucas langsung mengumpulkan tenaga dan mendobrak pintu ruangan tersebut.

"Brakkk!"

suara pintu yang berhasil dijebol terdengar keras, membuat beberapa benda yang ada di dalam ruangan bergoyang.

Cedrik menoleh mendengar suara pintu di dobrak dari luar. Matanya terbelalak melihat sosok Lucas yang berdiri di ambang pintu dengan tatapan tajam, bak serigala yang siap menerkam mangsanya.

Wajah Cedrik memucat seketika, seolah sadar bahwa hari-hari buruknya akan segera tiba.

Prakk......

"Akhh....."

Alice tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, dia meraih vas bunga yang ada di atas meja, dan memukulkannya mengenai kepala Cedrik. Pecahan vas bunga berhamburan, dan darah mulai mengalir deras dari belakang kepala Cedrik. Pria itu meringis kesakitan, kepalanya berdarah akibat ulah Alice.

Dia berusaha mengusap darah yang mengalir di wajahnya, namun gerakannya terhenti ketika melihat Alice yang hendak bangkit dari atas sofa. Insting Cedrik membuatnya segera membenturkan kepala Alice hingga wanita itu terjatuh kembali ke sofa, menahan rasa sakit yang luar biasa.

Lucas yang menyaksikan semua itu, melangkah cepat menuju Cedrik dengan kemarahan yang membara. Nafasnya terengah-engah, dan matanya menunjukkan amarah yang tak tertahankan. Dia mengepalkan tangannya erat, urat-urat di tangannya nampak menonjol, dan tanpa ragu menghantam wajah Cedrik dengan penuh kebencian. Dampak dari pukulan tersebut begitu keras, sehingga Cedrik terpental jauh, menabrak dinding ruangan dan akhirnya terjatuh tak berdaya.

Tubuhnya terkulai lemas, dan darah segar mengalir dari hidungnya yang pecah akibat hantaman tadi.

Sementara itu, Alice yang terkapar di sofa, merasa bingung dan ketakutan akan situasi yang terjadi di hadapannya. Rambutnya yang awut-awutan menutupi wajahnya yang pucat, dan tangannya gemetar saat mencoba menghapus air mata yang mengalir membasahi pipinya. Hatinya berdebar kencang, dan napasnya tersengal-sengal, seolah tak bisa menenangkan dirinya dari kepanikan.

Lucas menggendong sang istri dengan lembut, mengusap punggung Alice perlahan untuk menenangkan hatinya yang resah. Ia menatap mata Alice dengan penuh kekhawatiran, seolah ingin memastikan bahwa istrinya baik-baik saja. Kemudian, Lucas segera membawa Alice keluar dari ruangan itu, meninggalkan Cedrik yang terkapar dalam keadaan yang menyedihkan.

Mata Jack, membelalak melihat sang majikan keluar dengan tergesa-gesa sambil menggendong istrinya. Jack segera beranjak keluar dari mobil yang sedari tadi ia duduki, mempersiapkan diri untuk membukakan pintu mobil bagi Lucas.

"Tuan, kenapa dengan Nyonya Alice?" tanya Jack dengan raut wajah terkejut. Jack tidak menyangka bahwa Alice berada di lokasi yang sama dengannya, apalagi dalam kondisi yang memprihatinkan seperti itu.

"Jangan banyak tanya, Jack. Cepat jalan, kita ke rumah sakit sekarang!" perintah Lucas dengan nada yang tegas dan terburu-buru.

Keringat dingin mulai mengucur di pelipisnya, menandakan kekhawatiran yang mendalam akan keadaan Alice.

"Baik, Tuan," jawab Jack singkat, menekan pedal gas begitu Lucas telah menempatkan Alice dengan hati-hati di bangku belakang.

Jack pun mengemudi dengan kecepatan tinggi, berharap dapat segera sampai di rumah sakit agar Alice segera mendapatkan pertolongan yang dibutuhkannya.

Sepanjang perjalanan Alice hanya diam saja, dia tampak shock dengan kejadian yang baru saja menimpanya. Ia hanya bisa meneteskan air matanya tanpa mengeluarkan suara.

"Hei, gadis miskin, kenapa kamu diam saja? kau jadi bisu sekarang" ucap Lucas tanpa perasaan.

Hati Alice serasa di remas oleh ucapan suaminya itu. Tidak kah dia memiliki sedikit perasaan untuknya? tidak kah dia ingin memeluk istrinya yang sedang terluka?

***

Begitu memasuki pintu rumah sakit, Lucas langsung berlari kencang sambil membawa Alice yang sudah tak sadarkan diri dalam pelukannya. Ia berteriak meminta bantuan, memanggil dokter yang ada di sana untuk segera menangani istrinya yang kondisinya semakin mengkhawatirkan.

"Apa yang terjadi? Siapa gadis ini?" tanya Jovan, seorang dokter yang baru saja keluar dari ruangannya, dengan raut wajah penuh kekhawatiran.

"Jangan banyak tanya, cepat periksa istriku" titah Lucas dengan tegas, mengabaikan pertanyaan Jovan dan lebih memilih untuk fokus pada kondisi Alice.

Jovan mengangguk cepat, menyadari bahwa ini bukan saatnya untuk menggali informasi lebih lanjut.

"Setelah ini kau harus menjelaskan siapa gadis ini Lucas," ujarnya sambil memberi isyarat kepada perawat yang segera membantu membawa Alice ke ruang pemeriksaan. Ia mulai memeriksa keadaan Alice.

Setelah selesai, Jovan membuka pintu ruangan dengan perlahan, meninggalkan Alice yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit.

Lucas dan Jack menunggu di luar, wajah mereka tenang. Tidak ada sedikit pun kekhawatiran di wajah Lucas.

Begitu Jovan keluar, Lucas langsung menegur dokter itu. "Bagaimana keadaannya, Jo" tanya Lucas.

Jovan menatap Lucas, matanya menyelidik pria di hadapannya. "Aku mau tanya sekali lagi. Benar dia istrimu" tanya Jovan, mencoba memastikan informasi yang diterimanya.

Lucas merotasi bola matanya malas. "Iya, memangnya kenapa?" kesal Lucas.

"Lalu kamu kemana? Kenapa istrimu bisa mengalami kekerasan. Apa kamu yang melakukannya?" tuduh Jovan.

"Enak saja, bukan aku yang melakukannya. Tapi pria lain. Dia tidak hanya mengalami kekerasan fisik, Dia juga mengalami pelecehan," terang Lucas.

Mendengar penjelasan tersebut, Jovan membelalakan matanya. "Bagaimana bisa? Kamu sebagai suami kenapa tidak bisa menjaga istrimu. kalau kakek Anderson tahu bisa habis kau" ancam jovan.

"Mana aku tahu, lagian pekerjaan ku juga banyak. Tidak ada waktu untuk menjaga dia" Sahut Lucas kesal.

Jovan memicingkan matanya melihat respon sahabatnya itu. Alih-alih menyesal, sahabatnya itu justru terlihat cuek, seakan tidak perduli dengan sang istri.

"Sebenarnya apa tujuan mu menikahi dia? Kenapa kamu terlihat seperti tidak perduli dengannya?"  tanya Jovan.

Lucas menghela nafas dalam, "Ya, nasibku begitu buruk, seorang pewaris tunggal keluarga Anderson beristrikan seorang gadis miskin. Kakek menjodohkan ku dengan dia" ungkap Lucas.

"Lalu bagaimana dengan sahabatmu itu? bukankah selama ini dia selalu mengejarmu? kamu juga sangat menyayangi sahabatmu itu" tanya Jovan dengan tatapan mengejek.

"Elena cuma sahabatku, kami berdua tidak ada hubungan apa-apa" jawab Lucas.

Jovan menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan sahabatnya itu.

"Dia sudah sadar, namun masih terlihat shock. Aku sarankan kalian berbicara dengannya secara perlahan dan hati-hati. Dia butuh dukungan dari orang-orang terdekatnya," ujar Jovan dengan penuh empati.

"Jaga dia, jika kamu tidak bisa maka aku yang akan mengambil alih untuk menjaganya" ucap Jovan sambil menepuk bahu Lucas. Setelah itu dia meninggalkan Lucas yang masih berdiri mematung di depan ruangan Alice.

Lucas mengendikkan bahunya tidak perduli. Lalu dia membuka pintu kamar Alice perlahan, terlihat, Alice terbaring di atas ranjang dengan mata yang kosong menatap langit-langit.  Wajahnya yang pucat dan lesu mencerminkan betapa rapuh kondisinya saat itu.

"Untuk apa kamu datang ke lokasi syuting itu, kamu berniat menjual diri?" ucap Lucas dengan nada mencemooh.

Ucapan itu seperti pisau tajam yang menusuk hati Alice, membuat perasaan sakit dan hancur semakin menjadi-jadi.

"Aku sedang mengantar lukisan milik tuan Cedrik, aku tidak tahu kalau pria itu juga memiliki maksud lain dengan ku," jelas Alice dengan suara lirih dan gemetar. Air matanya mulai menggenang, menahan rasa sakit yang tak terkira.

Lucas mendengus sinis, "Lukisan? Kamu benar-benar tidak tahu malu. Berani-beraninya kamu berbohong padaku!" katanya dengan marah, tidak mempedulikan keadaan istrinya yang sedang rapuh.

Alice mencoba membela diri, "Aku tidak berbohong, Lucas. Aku benar-benar tidak tahu kalau itu adalah lokasi syuting. Aku hanya ingin mengantar pesanan tuan Cedrik aja tidak lebih" ucapnya sambil meneteskan air mata yang sudah tak tertahan lagi.

Namun, Lucas tetap tidak percaya. Dengan tatapan tajam, ia menghujat Alice lebih jauh, "Kamu hanya ingin mencari perhatian, bukan? Berharap bisa menjadi bintang sinetron yang terkenal dan kaya raya. Aku tahu persis seperti apa wanita sepertimu!. Kau ingin mejadi terkenal seperti Elena, agar aku bisa mencintaimu kan"

Alice menangis terisak-isak, merasa terhina dan diperlakukan tidak adil. Ia menggenggam selimut yang menutupi tubuhnya, mencoba menenangkan diri sambil berharap suaminya bisa mengerti dan memahami alasan di balik tindakannya. Namun, sepertinya harapan itu semakin jauh dan tak mungkin terwujud di antara mereka.

"Apa kamu pikir aku akan percaya begitu saja hah. Ingat Alice, aku sudah pernah memperingatimu jangan pernah berdekatan dengan pria lain" hardik Lucas.

Dzzzrttttt.......

Lucas langsung mengangkat panggilan itu.

"Hallo, iya Elena?" ucap Lucas.

"....."

"Tadi aku sedikit ada urusan, sekarang aku akan menjemputmu" ucap Lucas dan mengakhiri panggilannya.

Alice hanya menundukkan kepalanya mendengar percakapan suaminya dengan sahabatnya, suara begitu lembut. Sangat berbeda saat berbicara dengannya.

Lucas segera bergegas pergi dari ruangan Alice, dan bersiap menjemput Elena di lokasi syuting.

1
Zian Putri
menarik cerita na,gak sabar nunggu up nya
partini
ini cerita mengsedihhhh luar binasa menyek menyek karakter cewek nya cuma bisa nangis doang,,be strong aihhh lama lama gumussss ini mah
partini
aihh di gatal Napa tuduh bini yg gatal behhhh saiko ni orang
Srie Handayantie
egoisss bgt kau Lucas , mau enak sendiri . Mun bisa ma asa hyang nyuntrungkeun da 😠
partini
mau menang sendiri ini Lucas ,perlu di Sentil ini Thor si Lucas
aihhh bikin lah Alice strong woman Thor jangan terlalu myek menyek
Ziezah Azizah
lawan elis...
partini
Lucas kamu ga ada otak
partini
👍👍👍
partini
ihhh cemburu ,,ga tau malu
Srie Handayantie: bodohh sekali yaa si lucass ini, liat istri sma orang lain marahh lah dia sndiri gak bisa ngacaa sama kelakuan dia 🤦
total 1 replies
Srie Handayantie
jangan mau lice , Lucas masih seenaknya bgtu kalau dia berubah sdikit2 sikap kasar nya baru dehh 🤭
Srie Handayantie
Alice yg slalu berusaha sndirian berjuang sndiri smoga akhirnya Lucas sadarr ya lice ..
partini
hadirkan karakter baru Thor yg ganteng pari purna yg dekat ma Alice
Srie Handayantie
makan aja tuh gengsii , stelah pergi baru kerasa nantii 😏
Srie Handayantie
kasih lucass pelajaran kek , biarr kapok
Srie Handayantie
rasanya aku ingin mengumpat😠😠
Srie Handayantie
ayoo tolongin Alice jgn sampe dia ternodaa . tpi jgn marah2 ya lucass
Srie Handayantie
kapan sadarrr atas kebodohan mu ini lucass 🤦
Srie Handayantie
lanjut lagi thorrr 💪
Srie Handayantie
harusnya kamu malu Lucas membiarkan istrimu bekerja sedangkan punya suami yg kaya raya 😏
Novi Pardosi
kita tunggu penyesalan Lukas ya
hadirkan juga laki² bertanggung jawab, mapan pokoknya impian para wanitalah untuk melindungi Alice
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!