Fuan, seorang jenderal perempuan legendaris di dunia modern, tewas dalam ledakan yang dirancang oleh orang kepercayaannya. Bukannya masuk akhirat, jiwanya terlempar ke dunia lain—dunia para kultivator. Ia bangkit dalam tubuh Fa Niangli, permaisuri yang dibenci, dijauhi, dan dihina karena tubuhnya gemuk dan tak berguna. Setelah diracun dan dibuang ke danau, tubuh Fa Niangli mati... dan saat itulah Fuan mengambil alih. Tapi yang tak diketahui semua orang—tubuh itu menyimpan kekuatan langit dan darah klan kuno! Dan Fuan tidak pernah tahu caranya kalah...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 25
Malam purnama akhirnya tiba. Lembah Langit Tertinggi diselimuti cahaya lembut keperakan, memantulkan cahaya dari langit seperti cermin raksasa. Seluruh murid, tetua, dan para tamu berdiri mengelilingi altar utama yang kini menyala dengan formasi emas.
Fa Niangli berdiri di tengah lingkaran, jubah putihnya berkibar pelan tertiup angin. Simbol naga bulan di dadanya bersinar seperti api lembut, menyatu dengan formasi di bawah kakinya.
Jiang Yuan berdiri tidak jauh, matanya waspada namun juga... penuh perasaan yang tak terucap.
---
Tong Lian berbisik pada Zhu Feng, “Kalau nanti keluar monster bertanduk tujuh, aku akan lempar sandal dulu. Kalau tidak bereaksi, baru kuali.”
Zhu Feng menoleh kaget. “Itu... sangat tidak konvensional.”
“Justru itu rahasia menang,” jawab Tong Lian serius. “Monster mana yang siap diserang sandal?”
Mo Qingluan mengelus Xiao Kuai yang kini mengenakan jubah mini. “Ayamku tidak takut monster. Tapi jangan sampai ada yang mencuri tempat tidurnya. Dia bisa marah besar.”
“Catat. Jangan rebut kasur ayam,” kata Tong Lian sambil mencoret di telapak tangannya sendiri.
---
Fa Niangli mengangkat tangannya. Suara alam mendadak menghilang. Segalanya menjadi hening, seolah seluruh dunia menunggu.
Dengan suara mantap, ia mengucap,
“Dengan nama Sekte Langit Tertinggi, aku memanggil kebenaran yang terkubur, dan mempersilakan cahaya dan bayangan untuk menunjukkan wajahnya.”
Lingkaran formasi menyala—dan dari tengahnya muncul... pantulan langit.
Gerbang besar itu, yang dulu hanya terlihat samar, kini terlihat utuh. Di balik cermin besar yang menjadi pintunya, tampak dunia lain. Tapi kali ini... tampak stabil. Tidak ada guncangan atau distorsi.
---
Namun, sesuatu berubah.
Dari dalam cermin muncul cahaya merah yang berputar lembut, lalu membentuk bayangan seseorang. Semua murid mundur. Zhu Feng bersiap siaga. Mo Qingluan memeluk Xiao Kuai erat-erat.
Tong Lian mengambil posisi siap, lalu secara refleks... mengeluarkan kipas lipat kecil berwarna pink dan mulai menari seperti di festival.
“Tong Lian, apa yang kau lakukan?” bisik Zhu Feng panik.
“Kalau kita terlihat terlalu normal, monster akan curiga. Kita harus tampak eksentrik agar mereka takut!”
“...Kau terlalu siap untuk ini.” ujar Zhu Feng
Namun sosok itu tidak menyerang. Ia menatap Fa Niangli... dan berlutut.
“Pemurni Langit,” ucapnya pelan. “Kami menunggumu selama seratus tahun.”
---
Fa Niangli melangkah maju.
“Siapa kau?” tanyanya.
“Saya... hanya penjaga. Dunia di balik gerbang adalah pecahan kekuatan spiritual tertua. Kami menanti seseorang yang bisa menyeimbangkan dua sisi—cahaya dan kabut. Dan Anda... adalah harapan terakhir kami.”
Jiang Yuan menegaskan, “Kau bukan hanya simbol, Fa Niangli. Kau adalah penentu arah.”
---
Namun sebelum Fa Niangli bisa menjawab, langit di atas lembah bergetar. Bukan karena gerbang... melainkan dari arah selatan.
Sebuah kapal spiritual raksasa muncul di atas awan, membawa bendera kekaisaran.
Fa Jinhai berseru, “Itu... kapal resmi dari istana.”
Yuyu muncul tergopoh-gopoh, mengenakan celemek penuh noda tinta spiritual.
“Aku bukan menyelinap ke dapur tadi malam! Itu... itu eksperimen aroma teh baru!”
Fa Niangli menyipitkan mata.
Kapal spiritual turun perlahan, dan dari dalamnya muncul sosok lelaki berpakaian bangsawan—bukan pangeran ketiga, melainkan utusan langsung dari kaisar sendiri.
---
Utusan itu berlutut di hadapan Fa Niangli.
“Yang Mulia Kaisar Changmin mengirim undangan resmi untuk menghadiri Sidang Besar Langit yang akan datang. Dan... penetapan posisi resmi untukmu sebagai Penjaga Pemurni Ranah Timur.”
Semua orang menatap Fa Niangli.
Zhu Feng bergumam, “Itu posisi suci…”
Mo Qingluan berbisik, “Tapi... artinya dia harus kembali ke istana…”
Tong Lian sudah siap angkat tangan dan berkata, “Kalau dia pergi, siapa yang mau jadi sasaran latihan kuali-ku?”
Yuyu menyusul, “Dan siapa yang mau kucurhatin tentang tanaman yang bisa bicara?”
Fa Niangli menatap langit. Pikirannya kacau, tapi wajahnya tetap tenang.
Jiang Yuan mendekat pelan. “Kau tidak harus menerima. Tapi kalau kau pergi... aku akan ikut.”
Fa Niangli menoleh. “Dan siapa yang akan jaga lembah?”
“Kita semua... akan jaga. Karena kau sudah mengajari kami cara menjaganya.” ujar yang lain
---
Ia memandangi lembah yang kini begitu hidup.
Tanah yang bicara. Murid-murid yang tertawa. Murid baru yang aneh, tapi penuh harapan.
Dan langit... yang kini tak lagi membebani, melainkan menaungi.
Fa Niangli menoleh ke arah utusan kekaisaran.
“Baik. Tapi bukan aku saja yang datang.”
“Bawalah mereka semua,” ujarnya sambil menunjuk murid dan pengikutnya. “Karena mereka adalah kekuatanku yang sebenarnya.”
---
Malam itu, Lembah Langit Tertinggi tak tidur.
Mereka menari dan bernyanyi bukan karena kemenangan... tapi karena petualangan baru sudah menanti.
Dan di antara tawa itu, Fa Niangli menatap Jiang Yuan yang tersenyum untuk pertama kalinya tanpa bayangan masa lalu.
Entah akan ke mana takdir membawa mereka.
Tapi satu hal pasti...
Mereka tidak akan pergi sendirian.
Bersambung
trimakasih ya Thor 👍 semangat buat karya lainnya💪❤️🙂🙏