PILIHAN HATI HASYA

Reza terdiam saat Ezar bertanya untuk apa ia menemui Hasya.

" Maaf tuan,saya kira anda akan mengajak nona makan siang bersama mungkin, kebetulan sebentar lagi waktunya makan siang" dengan segenap jiwa raga, Reza memberanikan diri untuk mengatakan semua itu.

Ezar mengangkat kepalanya, menatap lurus wajah Reza yang terlihat begitu waspada " kau lupa tujuan ku menikahi nya? " nada bicara Ezar terdengar mengerikan.

" Jangan kau kira aku akan mengubah rencana yang sudah aku susun begitu lama,aku hanya sedang menunggu waktu yang tepat untuk menghancurkan semuanya, termasuk dia" nada bicara Ezar terdengar begitu dingin.

"Tapi aku khawatir anda akan menyesal tuan, anda sadari atau tidak,anda telah jatuh cinta pada nyonya muda,hanya saja gengsi anda terlalu tinggi" Reza membatin seorang diri dalam hati.

" Lanjutkan pekerjaan mu" Ezar memberikan perintah pada asisten pribadi nya.

" Baik tuan,saya akan kembali ke ruangan saya" Reza memilih patuh pada perintah sang tuan.

....

Di tempat yang berbeda.

" Bagaimana kabar Hasya ? dia ada menghubungi kamu hari ini?" Safea baru saja selesai dengan pemotretan nya,ia tengah menikmati makan siang nya.

Yang di tanya mengangkat wajahnya menatap sang asisten " terhitung hampir satu Minggu ini dia belum kasi kabar, mungkin terlalu sibuk" Safea berharap adiknya baik-baik saja.

" Terakhir dia telfon aku pas dia di rumah sakit, jagain ibu,dia terlihat baik-baik aja,dan katanya ga ada masalah" Safea tengah berada di luar negeri,ia tengah bekerja dengan salah satu brand ternama.

" Syukur lah kalau dia baik-baik aja,aku cuma khawatir" Mira asisten Safea mengungkapkan ke khawatiran nya, rasanya ia masih mengingat bagaimana pernikahan adik dari bos sekaligus sahabatnya itu bisa terjadi.

" Aku masih penasaran banget siapa sebenarnya adik ipar kamu itu, bahkan saat menikah dia ga bawa satupun dari anggota keluarga nya,cuma asisten pribadi nya yang ada" Mira mengungkapkan rasa penasaran nya.

" Aku juga Mir,aku bahkan sekarang nyesal banget udah setuju dengan permintaan dia dan takut ancaman nya,aku jadi merasa mengorbankan Hasya,tapi aku juga takut Hasya akan kecewa kalau sampai tahu siapa kakak nya, apalagi ibu,aku takut mir kehilangan mereka" .

" Sabar aja ya,aku yakin semua ada jalan keluar nya,toh pernikahan mereka legal,hanya saja tidak di publish,tapi Hasya sudah memiliki hak-hak sebagai istri,jika pun terjadi sesuatu dengan pernikahan mereka,Hasya Masi bisa menggunakan jalur hukum" .

" Aku ga sabar nunggu info dari orang bayaran kita yang mencari informasi tentang dia, sumpah aku penasaran banget" safea benar-benar sangat sangat penasaran siapa Ezar sebenarnya,ia merasa tak terlalu asing dengan wajah itu,tapi ia tak bisa mengingat siapa.

...

Sedangkan di gedung Lumina works (LM) milik Ezar.

Hasya beserta Nadira dan teman-teman nya yang lain baru saja menyelesaikan beberapa tes mereka, yang hasilnya akan di informasikan atu Minggu kedepan.

Dan bulan depan mereka akan mulai magang jika diterima,bagi yang tidak lulus akan direkomendasikan ke beberapa perusahaan lainnya,LW memiliki standar sendiri walaupun itu untuk mahasiswa magang.

" Sha...kita makan dulu yuk,aku udah laper banget ini,sumpah" Nadira merasa lapar akibat terlalu gugup, bagaimana tidak, yang menguji mereka seorang wanita paruh baya yang terlihat begitu tegas dan serius.

" Ya udah yuk,kita cari cafe atau warung di dekat sini aja" Hasya menyetujui ajakan sahabat nya,ia juga sedikit merasa lapar,setiap pagi ia tak bisa sarapan dengan sempurna.

Hasya merasa gugup dan tertekan saat berada di satu meja dengan suaminya,itu yang membuat ia tak pernah bisa menikmati sarapan nya,masih untung ia masih bisa menikmati susu coklat nya setiap pagi.

" Ngapain cari cafe di luar, biasanya setiap perusahaan gini kan ada kantinnya,kita makan di kantin di sini aja" Nadira memberikan usul paling sederhana.

" Tapi malu dong Ra,ini jam istirahat,kita pasti akan ketemu bos-bos perusahaan ini, canggung ngak sih" Hasya yang pada dasarnya ga enakan selalu ingin antisipasi.

" Kita ke kantin karyawan aja, biasanya perusahaan gede gini ada beberapa jenis kantin kan,ada yang khusus untuk para bos-bos petinggi perusahaan, untuk para pejabat menengah dan ada yang untuk karyawan biasa" .

" Ayo,atau kita tanya aja ke sekuriti" selain karena benar-benar laper,Nadira juga merasa penasaran dengan lingkungan perusahaan besar itu.

" Ya udah deh, kamu yang nanya tapi ya" akhirnya Hasya memutuskan untuk mengalah saja, mengikuti saran sahabat baiknya.

Setelah bertanya pada sekuriti, akhirnya mereka menemukan kantin yang sesuai arahan sang sekuriti,kantin yang katanya untuk karyawan biasa,tapi di mata Hasya dan Nadira kantin itu terlihat begitu mewah, layaknya cafe bintang lima.

" Ini yang katanya kantin khusus karyawan biasa? Gimana mewahnya kantin para bos-bos nya ya Sha" Mira dan Hasya berjalan bersama memasuki kantin yang terlihat begitu luas dan bagus.

" Namanya juga perusahaan besar Ra,kamu ga dengar tadi katanya, perusahaan ini memiliki anak cabang di beberapa daerah besar bahkan di beberapa negara, termasuk di Eropa, wajar ajalah kalau fasilitas nya ga main-main " Hasya menanggapi dengan cara berfikir yang logis.

Nadira mengangguk mengiyakan apa yang Hasya katakan " jadi penasaran seperti apa wujud yang memimpin perusahaan Segede ini, katanya dari desas desusnya pemimpin barunya itu masih muda banget,belum juga berusia tiga puluh tahun nan,masih single juga" .

" Dapat info dari mana kamu? Sok tau-tau an gitu" Hasya tertawa kecil mendengar informasi yang Nadira katakan.

" Itu tadi dari temen-temen yang lain,kan beberapa dari mereka ada yang keluarga nya bekerja di perusahaan ini" Nadira menjawab jujur.

" Ga usah memakan gosip yang belum pasti deh, tau-tau nya ntar pak bos nya om-om bucin,mau kamu dijadikan sugar baby nya" ledek Hasya yang merasa lucu dengan sahabatnya yang suka sekali percaya dengan isu-isu yang beredar.

" Duh.. amit-amit deh ya,kamu ih" Nadira mencubit geram lengan Hasya yang meledek nya.

Kedatangan keduanya sedikit menjadi pusat perhatian, pasalnya mereka bukan karyawan perusahaan itu,dan baru pertama terlihat.

Hasya dan Nadira tersenyum sopan, sedikit menyapa untuk ber basa-basi pada para karyawan yang melihat kehadiran mereka.

" Kita duduk di sini aja ya,kamu mau makan apa?" Nadira yang memang benar-benar lapar terlihat sudah tidak sabaran.

" Aku nasi putih soto Betawi aja deh,sama minumnya air mineral aja" Hasya menyebutkan pesanan nya.

" Ok..kamu tunggu di sini ya,biar aku yang pesan,aku mau nasi putih sama soto Lamongan aja deh" Nadira juga mengatakan apa yang ingin ia pesan.