Raisa cukup kaget saat mertuanya menyurunya menjadi ibu susu keponakannya sendiri anak dari adik suaminya. apakah Raisa menyetujuinya atau menolaknya?..
*******************************
"milikmu enak sekali beda jauh dengan milik istriku" pujinya kala milik mereka telah menyatu, membuat wanita yang dibawahnya tersenyum bangga " aku ingin setiap hari kita melakukan ini" ucapannya lagi sambil mulai menggoyangkan pinggulnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon myabra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 10
Arga yang sudah berbulan-bulan menjadi relawan medis akhirnya berencana akan pulang. tugasnya sudah selesai. Sebenarnya Arga ragu untuk pulang dan bertemu Talita ataupun Angga. Tapi dia sangat rindu dengan bayi mungilnya. pasti sekarang putrinya itu sudah besar. Kira-kira putrinya itu sudah bisa apa? Apa dia sudah bisa duduk atau berjalan?. Pasti sangat menggemaskan. Memikirkan itu, kerinduannya semakin memuncak karena dia tidak bisa mengikuti tumbuh kembang putri kecilnya.
tidak mungkin dia terus-menerus menghindar dari masalah rumah tangganya. Masalah yang hanya dia yang tahu, sedangkan istrinya mungkin tidak akan tahu, kalau dirinya sudah mengetahui istrinya itu berselingkuh. Arga tidak ingin egois masih ada anak yang membutuhkan perhatiannya.
" Dok, apa anda jadi pulang hari ini?" Tanya Melda berharap pria itu mengajaknya juga untuk pulang bersama-sama dengannya. Yang hanya diangguki oleh Arga. " berarti kita bareng dong dok pulangnya?, Sini dok saya bantu buat kemas barang-barang Anda " ucap Melda lagi sambil ingin mengambil barang-barang yang ada ditangan Arga. Sebelum Melda meraih barang yang ada ditangan Arga, Arga langsung memanggil salah satu temannya " Rachel Tolong bantu aku membereskan ini" panggil Arga meminta tolong kepada temannya, membuat tangan melda yang hendak memegang barang milik Arga berhenti di udara, terlihat jelas wajah kecewa dari wanita itu.
" Permisi dokter Melda" Ujar Rachel kemayu, kepada Melda yang menghalanginya. Akhirnya Melda menyingkir membiarkan Rachel membantu mengemas barang-barang milik Arga. Arga yang tengah terluka akibat terjatuh saat menuruni jalan terjal dan terkena luka sobek dibagian perut, membuatnya mendapatkan beberapa jahitan.
" Mengapa kamu selalu mengacuhkan perhatian aku Ga?" Batinnya mengeluh karena pria itu sama sekali tidak menghiraukannya. Wajah sendu nya tampak jelas terukir, di wajah cantiknya
"Kok gw jadi iri yah.. sama Lo." ucap Rachel kepada Arga. Membuat Arga mengerenyitkan dahinya tidak mengerti dengan ucapan sahabatnya itu. " iri? Iri kenapa?. " tanya Arga yang tidak tahu maksud sahabatnya itu. " Yah..., iri aja." Ujarnya tanpa mau mengucapkan alasannya. "Ckk, ga jelas" decak Arga
Arga dan beserta rombongan sudah kumpul di bandara karena satu jam lagi Pesawat akan take off. Melda tak putus asa, dia terus memepet Arga dan akhirnya setelah mereka naik pesawat, wanita itulah yang duduk disamping Arga, padahal di tiket pesawat seharusnya yang duduk disampingnya adalah Rachel. Membuat Arga tak leluasa. Perjalanan dua jam seperti dua tahun. Perhatian Wanita itu terlalu berlebihan membuat Arga tidak nyaman apalagi dengan status nya yang sudah punya pasangan. Walaupun semua sudah diujung tanduk.
★★********************************★★
Melda dan Arga dulu berteman baik dan sangat akrab. Jika orang melihatnya sepintas seperti sepasang kekasih. Tapi nyatanya mereka hanya berteman. Tapi tidak dengan Melda, wanita itu selalu bilang Arga adalah kekasihnya, Tanpa sepengetahuan Arga diapun mengenalkan Arga pada keluarga nya. Hingga waktu Arga main ke rumah wanita itu, Arga disambut baik oleh keluarga Melda. Dan meminta Arga untuk makan malam bersama, awalnya Arga ragu, karena pikirnya untuk apa keluarga temannya itu mengundangnya?.
Arga mencoba berpikiran positif, bukan cuma dia yang diundang karena teman melda bukan hanya dia, akhirnya dia pun mengiyakan. Saat dia datang bertandang disambut sangat hangat oleh keluarga Melda. " Apa kamu tidak mengundang yang lain?" Tanya Arga karena dia hanya sendiri tidak ada teman-temannya yang lain datang. Membuat Melda tersenyum kikuk. " Nanti juga mereka datang, kalau sudah ada omongan" ujar papah Melda masih dengan senyumnya. Membuat hati Arga tak tenang, seperti ada yang disembunyikan, Arga menatap kearah Melda yang sedikit salah tingkah.
" Maksud bapak, omongan apa yah? Terus terang saya tidak mengerti" ucap Arga membuat si bapak menatap kearah putrinya dan juga istrinya. " Begini nak Arga, Melda kan putri kami satu-satunya,
kalau bisa tunangan saja dulu, setelah kalian menyelesaikan kuliah baru kalian menikah" ujar mama Melda sambil menampilkan senyum bahagianya. Tidak menyangka putrinya itu sebentar lagi akan ada yang melamar. Mama dan papah Melda yang mendengar putrinya itu sudah memiliki kekasih sungguh sangat senang, apa lagi sudah ketahuan bibit bebet bobot nya, dan pas melihat Poto Arga mereka langsung setuju' jika putrinya itu menjalin hubungan dengan Arga.
Melda meremas jari-jarinya , takut-takut pria itu tidak setuju dengan keputusan papah Nya. Arga dibuat kaget dengan ucapan ke-dua orang tua Melda dia mengepalkan tangannya hingga uratnya terlihat. Dia tidak menyangka temannya itu berani menjebaknya. " Ada yang perlu diluruskan disini pak." Ujar Arga menatap semua orang yang ada diruang tamu secara bergantian sebelum dia melanjutkan ucapannya.
" mungkin yang saya akan katakan ini mengecewakan. Tapi saya harus meluruskan kesalahpahaman ini..." Ucap Arga yang langsung terpotong oleh Melda. " Pah... Jangan buru-buru... biarkan Arga berpikir" ujar Melda yang tak ingin mendengar jawaban penolakan dari Arga , karena dia tahu pasti pria itu akan menolak rencana papahnya.
"Kamu itu gimana mel?" Loh...kan kamu sendiri yang bilang nak Arga akan melamar kamu, kenapa sekarang bilang. biar Arga berpikir dulu?" Decak papah tak mengerti dengan jalan pikiran putrinya.
" Pak, mohon maaf, saya dan Melda tidak memiliki hubungan apa-apa, kami murni berteman. Saya datang kemari memenuhi undangan. Karena Melda bilang, dia mengundang semua teman kampus untuk makan malam" Ujar Arga akhirnya membuat papah dan mama Melda terdiam karena syok.
..." Melda, saya kecewa dengan kamu" ucapanya kepada Melda membuat Melda menangis dengan ucapan laki-laki yang dia cintai itu. " Dan saya juga mau bilang, saya sudah punya calon istri yang insya Allah kami akan segera menikah" ujar Arga menjelaskan. Karena memang dia sudah dijodohkan oleh orangtuanya. " Saya permisi, dan mohon maaf karena sudah membuat kekacauan" pamitnya membuat Melda menangis histeris. " Arga, Arga dengerin aku!" teriaknya kala Arga sudah pergi. " Kenapa jadi begini?" Ujarnya dengan airmata berderai sedangkan orang tuanya langsung masuk kedalam, karena kecewa putrinya berani membuat mereka tidak punya muka dihadapan arga...
Melda pikir pria itu menyukainya, hanya saja malu untuk mengucapkan perasaannya, mangkanya Melda berinisiatif memulai duluan. Karena yang dia tau Arga tidak punya teman perempuan ataupun pacar. Dengan memperkenalkan dan mengundang pria itu untuk makan malam. Agar lebih dekat dengan keluarganya tapi tak disangka cintanya bertepuk sebelah tangan. Padahal Melda pikir, pria itu akan merasa tidak enak kepada orang tuanya saat orang tua Melda menyampaikan maksud mereka mengundang Arga. Dan akan langsung menerimanya tapi ternyata tebakannya salah. Dan dia juga mendapatkan pernyataan pahit jika lelaki yang di cintainya itu akan menikah dengan wanita lain.