Seorang wanita yang harus memilih antara suami atau orang tuanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adesya Arsy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misuh misuh
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di rumah Ibu mertua
"Apa coba suka banget nuduh yang gak jelas? Emang dia punya bukti apa? Seenak jidatnya ngomong asal asalan" ibu mertua yang daritadi menahan amarahnya disana langsung meluapkannya
"Anaknya udah bilang kalau aku gak ada sangkut pautnya sama sekali sama keuangan mereka. Padahal mah yang boros itu anaknya bukan aku yang pake" lanjutnya misuh misuh sendiri
Ibu mertua juga tau kalau mereka memang boros, suka beli ini itu, malah kadang mereka pinjam uang untuk menuruti keinginan ngidam Ades.
"Ada apa sih bu? Kok ngomong sendiri? ibu kerasukan yah? " yahya yang daritadi mendengarkan ibunya bicara sendirian gak jelas
"Ehh.. copot copottt.. kamu itu ngagetin ibu aja, lagian kamu ngapain di rumah? Emang gak kerja? " hampir saja jantung nya. melompat karena terlalu fokus dengan emosi sendiri
"Tadi kerja ma, cuman di pabrik gak ada kerjaan jadi ya udah pulang. Pas di rumah malah dengerin ibu ngomel sendirian pula" Yahya melanjutkan menonton film kesukaan nya, by the way Yahya ini saudara dari Raka. Raka merupakan anak terakhir alias bontot dari empat bersaudara.
"Ibu lagi kesel, masa ibu di tuduh ngambil duit Raka? Padahal mah kan ibu gak pernah tuh minta minta atau di kasi diam diam sama adik mu kan? " membaringkan tubuhnya dekat sangat anak sambil berkeluh kesah
"Siapa yang berani ngomong gitu sama ibu? Sini biar aku yang robek robek mulutnya, enak aja kalau ngomong suka asal" Yahya memberikan reaksi tak terduga
"Husttt.. gak boleh gitu, nanti yang ada nambah masalah baru" ibu mertua segera mengubah nada bicaranya
"Yah lagian itu orang kalau ngomong suka sembarangan, aku aja yang kerja gak pernah sekalipun ibu minta sama aku. Ini malah seenaknya fitnah ibu kek gitu, emang siapa orangnya? " tak mendapat jawaban di pertanyaan pertama, Yahya mengulanginya lagi
"Itu mama nya Ades alias mama Susi kan aneh"
"Hufttt... orang itu lagi orang itu lagi. Bu apa ibu gak mau ganti besan baru gitu? " sebenarnya Yahya sudah muak dengan drama antara Ades, Raka, mama Susi dan ibunya. Yahya kurang srek aja dengan keluarga Ades termasuk sama Ades juga
"Kamu itu kalau ngomong suka ngawur toh nak, adikmu dengar bisa bahaya. Yang ada kalian berantem " ibu masih sangat menghargai pilihan Raka, menurut ibu kalau memang anaknya saling suka ibu tidak berhak ikut campur
"Emang ibu gak eneg berurusan sama keluarga itu? banyak drama, selesai masalah satu eh malah muncul masalah baru. Aku aja ni mulai bosan dengan drama itu"
"Keluarga kita juga nak, adikmu sudah memilih berarti kita harus menjaga perasaan adikmu. Ibu hanya bisa berdoa semoga suatu saat mama Susi bisa segera sadar, umur ibu sudah semakin tua gak enak kalauu di dengar tetangga. Masa sama besan sendiri berantem" ucap Ibu mertua
"Amiin... Yahya cuman bisa bantu doa, besok atau lusanya ibu berubah fikiran atau pengen cari menantu baru. Bilang aja sama aku, aku akan bantu bicara dengan Raka " masih terus berusaha agar ibunya itu mau ganti keluarga baru, anak mana yang tega mendengar ibu atau saudara di bully dengan keluarga lain.
"Kamu ini ada ada aja nak, nanti kamu mengerti juga setelah nanti kamu menikah. Perpisahan bukan jalan satu satunya "
"Nanti kalau aku nikah, aku mau cari yang sayang sama ibu. Yang keluarganya gak semena mena sama kita intinya yang jauh jauh lebih baik daripada Ades dan keluarganya itu" segitu bencinya Yahya ke Ades
"Amiin.... Ades sebenarnya baik nak, cuman gampang terpengaruh sama mama Susi. Ades masih bingung dan belum cukup dewasa dalam menghadapi kenyataan berkehidupan berumah tangga" memang seperti itu lah adanya
"Makanya jika belum siap dalam segala hal jangan nikah dulu, karena kan nikah bukan sekedar enak enak aja. Betulkan bu? "
Menikah memang tidak harus menunggu mapan, setidaknya punya bekal ketika ada masalah pintar pintar menyelesaikan itu semua. Ades dan Raka pada dasarnya menikah bukan tujuan ibadah, Ades menikah karena ingin bebas dari aturan mama Susi sedangkan Raka menikah karena sudah di tuntut sama mama Susi katanya gak baik pacaran lama lama.
"Pernikahan adalah sebuah proses nak, semua orang berhak memiliki kesempatan untuk berproses. Ibu juga dulu menikah sama bapak pu n tidak tau apa apa untungnya mertua ibu bisa memaklumin itu semua dan sabar banget ngajarin ibu "
"Adikmu juga si Raka belum punya cukup bekal untuk menikah, kamu tau sendiri karakter adik mu gimana kan? Orangnya keras banget, di rumah ini aja kalau dia bilang A yah A gak boleh jadi B ataupun C" ibu mertua tidak ingin memojokkan satu pihak saja, ibu sangat sadar diri kalau anak nya pun masih butuh banyak belajar
Yahya pun cuma angguk angguk kepala, ntah mengerti atau tidaknya yang penting angguk bae dah biar cepet hehehhee....
...****************...
Kembali ke rumah Ades
"Assalamu'alaikum sayang, bu.... " ucap Raka dari luar, hari sudah siang. Setelah Ades melahirkan memang Raka sering pulang siang untuk mengecek keadaan istri dan anaknya. Meskipun sebenarnya ada ibu yang menjaga
"Waalaikumsalam" jawab mereka kompak dari dalam
"Eh.. ada mama? Kapan datangnya ma? " Raka mencium tangan mertuanya dengan takzim
"Kenapa kalau mama datang? emang gak boleh? " tatapan mama Susi seolah olah mengintimidasi Raka, Raka pun di buat salah tingkah
"Bukan gitu ma, mama boleh kok datang kapan saja ini kan rumah mama juga" ucap Raka
"Mas mau makan siang? Makanannya ada di dalam kebetulan tadi mama bawa makanan " tanya Ades
"Iyya sayang, dede gak rewel kan? Terus ibu kemana? kok cuman kalian aja? " wajar saja Raka mempertanyakan itu, ibu nya tidak pernah sedetik pun meninggalkan Ades. Ini pasti ada sesuatu yang tidak beres fikir Raka
"Ibu mu pulang, katanya capek mau istirahat" mama Susi malah menjawab yang bukan seharusnya dia jawab
"Oh.. ya udah mas makan dulu, kamu juga belum makan kan sayang? Makan bareng yok"
"Belum mas, mas duluan aja. Ades belum berani jalan mas" ucap Ades
"Mas ambilin terus suapin mau kan? Mama mau makan juga? "
"Mama udah makan, kalian aja makan. Mama mau nyuci pakaian cucu mama dulu " mama pun segera berdiri
"Eh gak usah ma, mama pasti capek. Nyucinya biar Raka aja. Mama istirahat di kamar sebelah" cegah Raka dengan cepat
"Gak usah, setelah kalian makan mama juga mau bicara sama kamu Raka "
Apa gak dag dig dug serrrr tuh jantung di buatnya