Zehya The Misterius Painter

Zehya The Misterius Painter

Rajaku, Ayah.

Zehya mengamati setiap gerakan jemari ayahnya yang tengah menari-nari di atas sebuah kertas. Tarian pensil itu membuat sebuah sketsa rumah yang sangat menarik di mata gadis belia itu. Matanya berbinar penuh minat. Kehadiran gadis itu membuat atensi ayahnya teralihkan. Lelaki bermata teduh itu menghentikan kegiatannya dan beralih menatap anak gadisnya sembari meletakkan pensil ke atas meja.

Zehya memandangi wajah tampan ayahnya penuh protes.

" Mengapa berhenti, Ayah?" Kesalnya sembari menatap tak suka pada ayahnya.

" Konsentrasi ayah pecah begitu mata buatmu menatap ayah seperti laser, Zehya. " Jawab sang ayah sambil menahan tawa.

Zehya menggembungkan pipinya dan mengerjakan matanya dengan lucu. Membuat sang ayah yang gemas menghadiahinya sebuah cubitan di pipinya.

" Awww!" Teriak Zehya sembari menghindar dari tangan ayahnya. " tangan ayah membuat pipiku sakit" protesnya.

" Salahkan dirimu, mengapa kamu sangat menggemaskan" goda san ayah.

" sudahlah. lebih baik aku membantu ibu memetik sayur di kebun" ujarnya seraya berlari kecil menjauhi ayahnya. sang ayah hanya menggeleng mengamati tingkah lucu anak gadisnya. Pandangan penuh cinta itu berubah bersama menghilangnya punggung kecil Zehya.

Lelaki yang Zehya panggil ayah itu memejamkan matanya sejenak sebelum kembali meneruskan aktivitasnya yang tertunda.

" Ibuuuu!" Seru Zehya sambil berlari kecil, menghampiri sang ibu yang tengah memetik tomat di kebun belakang rumah mereka. Wanita cantik berambut sebahu itu menoleh pada Zehya. Senyum indah merekah di bibir merahnya.

" Hai, princess. Apalagi ulahmu hari ini?" Tanya sang ibu yang sudah hafal kelakuan putri saat ayahnya bekerja.

Zehya menghampiri sang ibu dan bergelayut manja di lengan ibunya. Mata bulatnya menatap sang ibu dengan penuh binar.

" Aku hanya melihat ayah membuat gambar, ibu.. " ujarnya.

" Tapi Konsentrasi ayahmu buyar karena kamu berdiri di sana dan menatap penuh minat pada pekerjaannya, sayang"

" Hah.. baiklah, baiklah.. Aku akan di sini saja membantu ibu memetik sayuran" akhirnya Zehya mengikuti gerakan ibunya memetik buah tomat yang sudah merah.

" Itu jauh lebih baik dari pada mengganggu konsentrasi ayahmu, prinsess"

keduanya asik memetik tomat hingga keranjang yang di bawa oleh, Reni. Ibunda Zehya penuh dengan tomat yang beraneka warna. Selain tomat, Reni juga mengajak Zehya memanen bawang bombai, kentang, Wortel dan cabe.

" Ibu, ayo kita ambil telur ayam. Para ledy kesayangan ibu pasti sudah bertelur" ajak Zehya sembari menarik tangan ibunya menuju ke kandang ayam yang berada di ujung kebun, dekat dengan pagar belakang rumah mereka.

" Ayo, mari kita ambil semua telur itu"

" ibu, ibu, lihat! waaah. Telurnya banyak sekali!" Seru Zehya dengan heboh di depan kandang ayam. membuat ayam-ayam yang tengah mematuk makanan di dalam kandang kalang kabut. Reni berjongkok di samping Zehya.

" Haha... kamu senang?"

" Tentu saja. Ibu bisa membuatkan aku cake dan cookies dengan telur itu. ah! aku juga mau omlete bu!" Zehya menyatukan kedua tangannya dengan mata memejam, membayangkan makanan nikmat itu di kepalanya yang kecil. Reni kembali tertawa, tangannya mengelus rambut ikan Zehya yang di kucir ekor kuda dengan gemas.

" Baiklah. Ibu akan buatkan semua makanan itu setelah kita mengambil telur-telur ini"

"Yeeey! aku saaayaaaang, ibu!" ujarnya seraya mengecup pipi ibunya. Reni terkekeh dan membalas kecupan di kedua pipi Zehya.

" Tapi ibu butuh bantuan. Zehya bantu ibu, ya?"

" Siap ibuu, Zehya akan bantu sampai selesai" Janjinya penuh semangat.

Terpopuler

Comments

Titi Matul Hayati

Titi Matul Hayati

masih ada beberapa kesalahan penulisan. tapi selebihnya baik. semangaaat

2025-02-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!