Arinsa, sorang dokter residen tahun ke-4 meninggal karena kelelahan. Tapi dia tiba-tiba membuka matanya dan melihat suasana yang jauh berbeda dengan kehidupan sebelumnya.
" Weeeh dimana ini, bukannya aku sudah mati? Beeeuh diiiingiiin."
Awalnya Arinsa tidak bisa mengetahui situasi nya hingga dia mendapatkan semua ingatan dari tubuh ini.
" Putri terbuang, dasar bajingan. Mereka yang tidak bisa mengendalikan kelaminnya tapi anak yang jadi korban. Tenang saja Arinsa, nama kita sama-sama Arinsa. Aku akan membalas semua rasa sakit hatimu. Dan kamu bisa istirahat dengan tenang. Kerajaan ini, akan aku hancurkan dengan tanganku."
Bagaimana cara Arinsa bertahan hidup dengan status barunya sebagai Putri Arinsa De Rouglas?
Dan bagaimana cara dia membalas dendam pemilik tubuh asli yang sudah diabaikan oleh keluarganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reyarui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RAP 13
" Huh, kebiasaan. Kenapa sih Kakak sangat tidak suka diajak pergi. Oh ya ibu, apa ibu percaya yang baru saja bertabrakan dengan kita itu adalah rakyat biasa."
" Sudah, memang begitu kakak mu. Soal dua orang yang tadi? Tidak, mereka bangsawan. Dan ibu pikir mereka bukan bangsawan biasa. Pasti ada alasan mereka menyamar seperti itu. Glencia, untuk pesta dansa besok, bersikap baiklah kepada para pangeran dan putra dari para duke. Jangan membuat masalah."
Glencia Heart Adentine dan Rubia Heart Adentine, mereka sedang berjalan-jalan sore menikmati ibu kota kekaisaran. Di ibu kota mereka juga punya kastel tersendiri dan kadang juga menetap dalam waktu yang sedikit lama jika memang sedang ada pekerjaan.
Glencia menjadi idola para pria muda bangsawan, bahkan pangeran kekaisaran Sein pun menginginkannya. Tapi tentu saja Glencia tidak suka, dia yang punya sikap terbuka dan berbicara apa adanya menolak mentah-mentah pria yang mendekatinya.
Bukan tanpa alasan, hatinya sudah terpaut dengan putra Grand Duke Carrington di kekaisaran sebelah. Meskipun saat ini dia masih belum menerima cinta Glencia, namun gadis itu sama sekali tidak menyerah.
" Bu, ibu kan tau aku hanya menyukai seorang Killian Alburs Carrington. Jadi aku tidak akan bersikap baik kepada siapapun kecuali dia."
Jiak putrinya sudah bicara demikian, maka tidak ada lagi yang bisa dia katakan. Sebenarnya Glencia memiliki sikap yang mirip dengan dirinya. Jika memiliki sebuah keinginan maka dengan kuat hati dia akan mewujudkan keinginannya."
Dirasa sudah cukup berjalan-jalan, dua orang dari Adentine itu pun langsung kembali ke kastel. Tidak ada lagi yang ingin mereka lakukan di luaran sana. Dan memang tempat ternyaman itu di rumah.
" Waah, istriku kemana saja. Aku sungguh merindukanmu."
Glencia mengerutkan alisnya ketika mendengar kata-kata sang ayah. Padahal jelas sekali tadi sebelum pergi mereka sudah bilang akan pergi kemana, tapi ketika sampai di rumah ayahnya itu tetap bertanya demikian.
" Oh ayolah ayah, Ibu cuma keluar sebentar dengan ku bahkan tidak sampai 3 jam. Apa harus begitu," protes Glencia kepada ayahnya yang sungguh kadang-kadang sikapnya jika berhubungan dang sang ibu akan diluar nalar.
" Yang namanya rindu itu tidak peduli mau berapa lama pergi ditinggalkan."
" Sudah, kamu selalu begitu Theo. Senang sekali menggoda anak-anakmu. Sudah tau mereka risih setiap kali."
Theodore tertawa lepas, dia memang gemar sekali menggoda putra putrinya yang sudah dewasa itu. Baginya itu merupakan hiburan tersendiri.
" Glencia, bagaimana tanggapan mu kalau punya adik lagi?"
" Oh ayolah Theo, kita sudah tidak pantas punya anak. Seharusnya kita punya cucu. Tinggal tunggu saja antara Glen atau Glencia yang akan menikah lebih dulu. Jangan suka bicara sembarangan."
Sreet
Drap drap drap
" Sayang, istriku tunggu."
Hahahha
Kini giliran Glencia yang tertawa melihat ayahnya yang mengejar ibunya. Bai Glencia, ayah dan ibunya adalah role model dalam hubungan kehidupan pernikahan. Ia ingin menjadi seperti mereka ketika sudah menikah nanti. Saling mencintai dalam waktu yang lama, dan bukan hanya menikah untuk kepentingan politik semata.
" Apa Killian bisa diajak begitu, haaah dia pria yang sulit."
Plak
" Kakak, ih selalu saja begitu."
" Habisnya kau melamun, dan nama Killian pasti muncul. Sudah cari yang lain saja kalau memang dia tidak mau. Lagian siapa juga yang mau sama gadis galak seperti mu."
Plak!
Kini giliran Glencia yang menepuk punggung Glen dengan sekuat tenaga. Meskipun wanita, tapi Glencia juga memiliki kekuatan fisik yang mumpuni. Karena mereka berdua juga sering sparing pedang, walau tetap kekuatan milik Glen tidak bisa Glencia tandingi.
" Yang Mulia Duke Muda dan Yang Mulia Putri, di luar ada seorang utusan yang ingin bertemu dengan Paduka Grand Duke. Saya sudah membawanya ke ruang tamu."
Glen dan Glencia saling pandang. Utusan, siapa dan darimana?"
" Biar aku yang menemuinya, Ben."
Glen diikuti oleh Glencia menuju ke ruang tamu. Saat masuk ke sana Glencia tersenyum lebar, sedangkan utusan yang melihat Glencia langsung terkejut.
" Yang Mulia Putri Adentine, maafkan saya karena tidak mengenali Anda."
" Hahah tidak masalah. Benar kata ibu ku bahwa kalian berdua bukanlah orang biasa."
Glen merasa heran, bagaimana adiknya itu bisa mengenali kesatria dari kerajaan Rou. Ya. Tanpa bicara mengenalkan dirinya pun, Glen langsung bisa tau bahwa utusan itu adalah seorang kesatria dari Rou, yakni melihat melalui seragamnya.
" Baiklah, ada keperluan apa Anda kemari Tuan kesatria?"
" Panggil saja saya Gilman, Yang Mulia Duke Muda. Saya kemari ingin memberikan surat kepada Paduka Grand Duke. Sirat ini dikirimkan oleh Yang Mulia Tuan Putri Arinsa De Rouglas."
" Bolehkan aku yang membukanya?"
Glen membuka surat dari Arinsa dan lalu membacanya. Dalam surat itu dituliskan bahwa Arinsa ingin bertemu dengan Grand Duke Theodore. Hanya itu saja, tidak ada keterangan lainnya.
" Sebentar, aku akan memberikan ini kepada Ayah. Tunggulah untuk mendapatkan balasannya."
" Baik Yang Mulia."
Glen pergi dari ruang tamu dan menemui ayahnya. Sedangkan Glencia masih disana.
" Jadi, apa yang tadi itu adalah Tuan Putri Arinsa?"
" Betul Yang Mulia Putri, maafkan saya."
Glencia tersenyum, ia merasa Arinsa adalah gadis yang menarik. Ia jadi ingin mengenal lebih dekat tuan putri dari kerajaan Rou tersebut.
Glencia pun bangkit dari duduknya dan mengambil sebuah pena juga kertas. Ia menuliskan sesuatu di sana lalu memberikannya kepada Gilman.
" Bisa kau berikan surat ini kepada Tuan Putri Arinsa?"
" Tentu saja Yang Mulia, dengan senang hati. Tuan Putri Arinsa pasti akan sangat senang menerimanya."
Pembicaraan berlanjut, Glencia banyak menanyakan hal tentang Rou dan juga Arinsa. Dan Gilman menjawab apa yang bisa ia jawab saja. Tentu dia paham batasan, mana yang bisa dikatakan dan mana yang tidak.
Sebenarnya Gilman pun masih bingung, untuk apa tuan putrinya mengirimkan surat pada kekuatan terbesar Kekaisaran Sein ini.
" Gilman, ini balasan dari Ayah."
" Baik Yang Mulia, saya pamit undur diri dulu. Terimakasih atas semuanya. Permisi."
Gilman langsung kembali ke penginapan. Dia tidak ingin membuat Arinsa lebih lama menunggu.
" Kak, kenapa wajahmu begitu?"
" Bukan apa-apa. Ku pikir Raja Flamenco tidak menyayangi putrinya, tapi ternyata dia membiarkan putrinya datang ke Sein. Pasti untuk ikut pesta dansa kan."
Anggapan Glen seperti itu. Karena tidak mungkin seorang tuan putri datang tanpa izin dari raja. Dan pikiran Glen kali ini salah.
" Kurasa tidak, Kak."
Ucapan Glencia membuat Glen langsung berkerut, dia tidak mengerti maksud ucapan adiknya.
" Dari cerita Gilman yang ku tangkap, dan apa yang kulihat tadi di luar. Putri Arinsa dan kesatrianya itu datang secara rahasia. Tadi di luar aku dan ibu bertemu mereka. Dan mereka mengenakan pakaian rakyat biasa. Menurut pendapatku mereka menyamar agar tidak ketahuan," jelas Glencia kepada Glen..
" Hooo begitu, ini sepertinya akan jadi sangat menarik. Aku jadi tidak sabar melihat wajah Ariga saat tau adiknya pun di sini."
TBC
ayo buat kapok aja biar g jadi hama dimasa depan /Smug/
terimakasih kak, lanjut /Determined/
semangat Arin demi cita-cita membangun negeri impian /Determined/
seperti othor yang tetap semangat untuk update, semoga selalu sehat dan bahagia /Kiss/
sudah dikasih yang manis-manis hingga bikin meleleh, nah sekarang saatnya tegang, semoga jantung aman.../Slight/