NovelToon NovelToon
PENCARIAN ISTRI SEMPURNA

PENCARIAN ISTRI SEMPURNA

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Naim Nurbanah

Pencarian nya untuk mendapatkan wanita idaman yang bisa menerima diri dan anak-anak nya, melalui proses panjang. Tidak heran hambatan dan ujian harus ia hadapi. Termasuk persaingan diantara wanita-wanita yang mengejar dirinya karena dia termasuk pria yang mapan, tampan dan punya banyak aset yang berharga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naim Nurbanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

"Kamu harus menikah dengan bang Fauzan. Tolong Sabrina! Ini permintaan dariku," ucap Erlina.

"Tidak! Aku tidak mau!" sahut Sabrina.

"Aku sudah tidak berdaya Sabrina. Bahkan kedua kaki ku mengalami kelumpuhan. Aku tidak bisa melayani bang Fauzan seperti dulu," kata Erlina.

"Kau ini! Kenapa sih suka sekali menyuruhku untuk menikah dengan bang Fauzan? Kamu kan jelas-jelas tahu kalau aku tidak suka laki-laki yang berpoligami. Berbagi suami sesuatu yang enggak banget. Berbagi rejeki itu yang paling baik," ucap Sabrina panjang lebar. Erlina meraih pergelangan tangan Sabrina seperti memohon.

"Bagiku menikah dengan bang Fauzan itu sebuah rejeki dan keberuntungan. Jadi aku ingin membaginya padamu, Sabrina. Apalagi kamu lihat sendiri, kondisi ku lumpuh dan tidak bisa beraktivitas normal seperti biasa. Mungkin saja karena keadaan ku seperti ini, membuat kebutuhan biologis bang Fauzan jadi tidak bisa terpenuhi. Karena aku masih sakit," ucap Erlina.

"Maaf, Erlina! Aku tidak mau menuruti keinginan aneh kamu ini. Kamu insyaallah akan sembuh. Kamu insyaallah akan pulih. Demi anak-anak kamu, Erlina. Kamu harus semangat untuk pulih seperti sediakala. Kamu harus menjalani terapi dan ikuti saran dokter," kata Sabrina.

"Tapi Sabrina! Sampai berapa lama aku mengalami kelumpuhan seperti ini? Aku menjadi kasihan dengan bang Fauzan jika aku tidak bisa menunaikan kewajiban ku sebagai seorang istri," ucap Erlina.

"Hai, kamu itu sekarang sedang sakit. Jangan berpikir seperti itu dulu dong. Seharusnya bang Fauzan paham terhadap kondisi kamu yang mengalami kelumpuhan sementara karena kecelakaan," kata Sabrina.

"Bang Fauzan masih terus merasa bersalah jika melihat kondisi ku seperti ini. Namun aku sebagai istri juga menjadi merasa tidak enak dan merasa bersalah karena tidak bisa melayani suamiku dengan baik. Bahkan sekarang ini aku banyak bergantung dengan kamu, mamak dan juga perawat," ucap Erlina.

"Sudah Erlina! Kamu jangan mikir yang tidak-tidak dulu. Kamu itu fokus untuk kesembuhan kamu saja, yah! Kami semua nya sangat peduli dan sayang terhadap kamu. Jadi, jangan kecewakan kami semua nya yang merawat kamu. Kamu harus punya semangat untuk sembuh dan pulih. Kalau kamu sudah sehat dan pulih, kamu bisa kembali melayani suami kamu dan juga merawat anak-anak kamu," kata Sabrina panjang lebar.

Erlina diam. Kedua matanya masih menatap wajah Sabrina. Sebenarnya Erlina tidak yakin jika dalam waktu dekat ini, dirinya bisa cepat pulih seperti sediakala. Namun karena keluarganya penuh perhatian merawat dirinya, Erlina tidak ingin mengecewakan mereka.

"Ayo, sekarang kamu harus makan yang banyak yah! Supaya kamu lekas sehat," kata Sabrina sambil membawa mangkok yang berisi makanan. Sabrina ingin menyuapi Erlina.

"Terimakasih Sabrina! Tapi di mana bayiku? Kapan aku bisa memberinya air susu?" ucap Erlina.

"Sementara ini kamu harus sehat dulu. Baru boleh memberikan air susu pada putri kamu," sahut Sabrina.

"Tapi aku ingin memberikan air susu ini," kata Erlina bandel.

"Boleh, tapi nanti kalau kamu benar-benar sehat yah! Sekarang kamu lagi kurang fit. Kamu harus makan dan minum obat dulu. Bagaimana kamu mau memberikan air susu ibu, jika kamu saja masih sakit. Ini akan membuat bayi kamu ikutan sakit. Lihat, suhu badan kamu sedang panas. Ini artinya kamu sedang demam dan dalam kondisi tidak stabil kesehatan kamu," ucap Sabrina.

"Tapi aku boleh melihat bayi ku tidak?" tanya Erlina.

"Boleh saja! Tapi jangan dekat-dekat dan mencium nya dulu yah," sahut Sabrina.

"Kamu selalu saja cerewet," kata Erlina.

"Hehehe, itu semua demi kebaikan bayi dan kamu juga," sahut Sabrina sambil menyuapi Erlina.

⭐⭐⭐⭐⭐

"Erlina!" Tiba-tiba Fauzan datang dan masuk ke dalam kamar Erlina. Di mana di sana masih ada Sabrina yang duduk di sebelah Erlina sambil berpegangan tangan.

"Bang Fauzan!" gumam Erlina. Sabrina segera bangkit berdiri untuk memberikan ruang pada Fauzan untuk duduk di dekat Erlina istrinya.

"Jangan pergi Sabrina! Duduk saja. Aku ingin bicara dengan bang Fauzan sekaligus ada kamu di sini," kata Erlina. Sabrina dan Fauzan saling berpandangan. Setelah itu mata keduanya balik tertuju pada Erlina. Mereka kini duduk bersama di dekat Erlina.

"Ada apa sih, sayang! Kok tiba-tiba aku menjadi takut. Kamu mau bicara dengan kami soal apa, hem?" ucap Fauzan sambil memegang tangan Erlina. Sedangkan Erlina saat ini masih berbaring di atas peraduan kamar itu.

"Semoga saja, Erlina tidak aneh-aneh lagi menyuruh Fauzan menikah dengan aku. Ini enggak banget! Erlina suka sekali menjodohkan aku dengan bang Fauzan. Jelas-jelas aku tidak suka dengan poligami. Berbagi suami itu tidak bikin bahagia. Yang ada saling sakit hati karena cemburu. Mungkin saja secara lahiriah terlihat manis dan baik-baik saja. Namun dalam nya hati seseorang istri yang lain, siapa yang bisa menebak isi hatinya," pikir Sabrina.

Sekarang ini Sabrina dan Fauzan menunggu Erlina hendak bicara apa dengan dua orang itu.

Erlina meraih tangan Fauzan dan Erlina. Lalu telapak tangan itu disatukan oleh Erlina. Sukses membuat Fauzan dan Sabrina saling berpandangan.

"Aku mohon, menikah lah kalian!" pinta Erlina dengan mata yang memelas. Erlina benar-benar tulus meminta keduanya menikah.

"Erlina! Cukup dong, kamu selalu saja seperti ini. Meminta aku untuk menikah dengan Sabrina. Sudah beberapa kali kamu meminta nya bukan? Sabrina tidak mau jika aku nikahi. Sabrina jelas-jelas tidak menyukai dan mencintai aku," omel Fauzan sambil menarik tangannya saat berada di atas telapak tangan Sabrina.

Sabrina tentu saja menjadi bengong. Bukan lantaran itu dirinya tidak mau dinikahi oleh Fauzan. Bukan lantaran dirinya tidak cinta dan sayang dengan Fauzan. Tapi Fauzan sudah memiliki Erlina. Sabrina tidak suka berpoligami. Itu alasannya. Dirinya tidak mau berbagi suami dengan wanita manapun.

"A-aku tidak... " sahut Sabrina.

"Tuh benar bukan? Jadi tolong lah Erlina! Kamu jangan suka menjodohkan aku dengan Sabrina. Aku ini suami kamu satu-satu nya. Dan kamu adalah istriku satu-satu nya. Jangan lagi berpikiran untuk meminta aku atau Sabrina untuk bersatu. Oke?" ucap Fauzan.

"Sekarang! Lebih baik kamu fokus saja dengan kesembuhan kamu. Kamu harus sehat dan pilih seperti dahulu. Aku akan mengajak kamu berobat dan melakukan terapis baik secara medis maupun non medis. Berapapun biayanya, aku akan membayar nya. Semua demi kesembuhan kamu," kata Fauzan lagi.

Sabrina diam seribu bahasa. Betapa dirinya begitu bahagia melihat Fauzan begitu menyayangi Erlina. Fauzan tidak mudah goyah dengan segala masalah yang ada.

"Tapi bang Fauzan! Aku mohon, kamu menikah yah dengan Sabrina. Jadikan dia istri kamu. Aku janji, aku mau berobat dan diterapi. Kalau kalian tidak mau menikah, aku tidak mau berobat kemana-mana," ancam Erlina.

"Astaghfirullah, Erlina!" sahut Fauzan dan Sabrina secara bersamaan.

Erlina harus sedikit memberikan ancaman kepada suami dan sahabatnya itu. Erlina sangat paham jika Fauzan dan Sabrina saling menyukai. Namun karena dirinya lah akhirnya mereka tidak bisa bersatu dan menikah.

"Kau ini benar-benar yah!" umpat Fauzan yang segera meninggalkan ruangan di kamar itu. Fauzan serba salah dengan permintaan istrinya yang suka ngadi-ngadi. Apalagi Erlina mengancam tidak mau berobat jika dirinya tidak menikahi Sabrina.

"Selalu saja seperti itu permintaan nya. Memangnya pernikahan ini hanya sekadar permainan saja?" omel Fauzan.

Sedangkan di dalam kamar itu Sabrina hanya bisa berusaha membujuk Erlina supaya jangan memaksanya seperti itu. Erlina harus tetap berobat supaya pulih dari kelumpuhan nya yang bersifat sementara. Namun Erlina tetap bersikeras tidak mau diobati jika Fauzan dan Sabrina tidak menyanggupi permintaan nya untuk menikah.

1
Cici Rosmawati
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
Nasih Moh
luar biasa
Jongger
cukup bagus Thor... semangat nulisnya
Wenny Enny
Luar biasa
Nays Noer
hayo pilih yang mana?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!