NovelToon NovelToon
Gadis Cantik Milik Jendral Vampire

Gadis Cantik Milik Jendral Vampire

Status: sedang berlangsung
Genre:Vampir / Cinta Terlarang / Identitas Tersembunyi / Dunia Lain / Kutukan / Raja Tentara/Dewa Perang
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: bbyys

Saat Sora membuka mata, dia terkejut. Dia terbangun di sebuah hutan rindang dan gelap. Ia berjalan berusaha mencari jalan keluar, tapi dia malah melihat sebuah mata berwarna merah di kegelapan. Sora pun berlari menghindarinya.

Disaat Sora sudah mulai kelelahan, dia melihat sesosok pria yang berdiri membelakanginya. "Tolong aku!" tanpa sadar Sora meminta bantuannya.
Pria itu membalikkan badannya, membuat Sora lebih terkejut. Pria itu juga memiliki mata berwarna merah.

Sora mendorongnya menjauh, tapi Pria itu menarik tangannya membuat Sora tidak bisa kabur.

"Lepaskan aku." Sora terus memberontak, tapi pegangan pria itu sangat erat.

"Kau adalah milikku!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bbyys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 Hari Pertama Bekerja

Sora melihat bekas gigitan vampire itu masih ada dan sulit untuk ditutupi. Dia pun mengubah gaya rambutnya, Sora mengikat rambutnya kesamping berharap dapat menutupi bekas gigitan itu.

"Ini jauh lebih baik." Pujinya.

Setelah selesai, Sora keluar kamar.

"Ayo akan aku tunjukan tempat kerjamu."

Madam Cyra mengajak Sora ke ruangan lainnya. Ruangannya tampak lebih luas daripada ruangan yang pernah dia kunjungi.

Sora melihat beberapa orang berkumpul disana. Terlihat meja besar ditengah ruangan. Beberapa orang sedang menikmati makanan mereka.

"Ini adalah ruang makan." Madam menjelaskan.

Madam Cyra menepuk tangannya, menarik perhatian orang-orang disana.

"Perhatian semuanya! Perkenalkan mulai hari ini gadis ini akan bergabung dengan kita. Namanya Sora."

Sora menundukkan sedikit kepalanya bermaksud menyapa. Dia sedikit gugup, rasanya seperti saat baru pertama kali masuk sekolah. Ada rasa canggung. Ia memperhatikan pandangan mata mereka. Beberapa orang menyambutnya dengan senyuman hangat mereka, tetapi beberapa orang lainnya memandanginya dengan pandangan sinis.

"Wahh ... Gadis itu cantik sekali."

"Gadis secantik itu menjadi pelayan? Tidak mungkin, kan?" timpal yang lainnya.

"Flora!" Madam memanggil.

Seorang gadis kurus berambut coklat yg dikepang dua datang menghampiri.

"Anda memanggil saya?" Flora menjawab.

"Mulai hari ini Sora akan menjadi teman sekamar serta teman kerjamu. Beritahu apa yang harus dilakukannya."

"Baik Madam."

Madam Cyra meninggalkan ruangan.

Mereka yang berada di ruangan langsung bergabung, mereka berkerumun mendekati Sora.

"Halo, namaku Flora." Gadis berkepang 2 itu mengulurkan tangannya.

"Halo, Namaku Sora." Sora menyambut uluran tangan flora "Senang berkenalan denganmu."

"Kau cantik sekali." Puji Flora.

Yang lain juga tidak bisa mengalihkan pandangannya kearah Sora, Mereka terus memandangi wajahnya.

Beberapa pria menghampiri Sora ingin berkenalan juga.

Sora merupakan gadis tinggi bertubuh kecil dan putih, dihiasi rambut merah muda yang seperti gulali. Rambutnya yang halus sedikit bergelombang. Wajahnya mulus tanpa jerawat serta bibir dan pipinya yang merah merona. Meskipun Sora memakai pakaian yang sama dengan mereka tapi kecantikannya tidak bisa dibandingkan.

"Tidak boleh!" Flora mencegah para pria mendekati Sora, Flora menyadari ekspresi wajah Sora. Dia tahu Sora merasa tidak nyaman dengan para pria ini.

Seorang pria berambut panjang berkata, "Dilihat dari penampilannya kau terlihat seperti bangsawan. Apa kau seorang bangsawan jatuh?"

Sora ingat di zaman kekaisaran Eropa kuno mereka masih menggunakan sistem kasta. Seorang bangsawan adalah orang yang memiliki peringkat tinggi. Semakin tinggi peringkatnya semakin tinggi kekayaan yang dimilikinya.

Kemungkinan kecil seorang bangsawan yang mau bekerja sebagai pelayan, kecuali itu adalah bangsawan jatuh yang sudah kehilangan hartanya dan yang tersisa hanya gelarnya saja.

Seorang bangsawan miskin tidak akan bisa dengan mudah diterima oleh para rakyat biasa. Begitu pun sebaliknya, seorang rakyat biasa meskipun memiliki kekayaan seperti para bangsawan tapi jika tidak memiliki gelar tidak akan disambut di kalangan bangsawan.

Sora terperangah mendengarnya, "Bukan! Aku hanya rakyat biasa."

Sora berusaha menyesuaikan diri.

Lagipula di dunianya juga tidak mengenal kasta seperti itu.

"Tidak mungkin!" ucap pria itu.

Terlihat di wajahnya yang tampak tak percaya dengan kata-kata Sora.

Seorang gadis berkata, "Lihatlah penampilan kami dan bandingkanlah dengan penampilanmu. Kau akan lihat perbedaannya." sambut yang lainnya, yang juga tak percaya.

Sora memperhatikan gadis itu. Wajahnya yang sedikit gelap di sertai bintik hitam. Rambutnya keriting dan kasar tak terurus serta tanganya yang kasar terlihat banyak kapalannya.

Rakyat biasa tak memiliki banyak uang untuk merawat dirinya, berbeda dengan para bangsawan.

Rakyat biasa tidak bisa mengeluarkan uang untuk hal itu. Sudah bisa mengisi perut mereka itu adalah hal yang baik bagi mereka.

"Aku benar-benar rakyat biasa. Aku berasal dari Pulau." jawab Sora.

Sora benar-benar tidak ingin disalah pahami. Dia berusaha menyanggah semua perkataan yang lainnya.

"Sudah ... sudah ..." Sela seorang gadis berambut berwarna merah. Pandangannya sinis. "Aku tidak peduli kau bangsawan atau bukan tapi karena kau akan bekerja disini berarti status kita semua sama. Kuperingatkan kau untuk tidak tebar pesona dan menggoda para pria. Jika kau ketahuan melakukan itu akan aku pastikan kau akan angkat kaki dari sini!" ancamnya.

Gadis berambut merah itu mengingatkan Sora pada bangsawan yang berambut merah juga. Keduanya sama-sama suka merendahkan dan membuat masalah.

"Ya." ucap Sora singkat. Ia tidak ingin berurusan dengan gadis itu.

Flora menghentikan kegaduhan itu.

"Sora makanlah dulu, setelah itu akan aku tunjukkan tempat kerjamu."

Flora menyodorkan piring yang berisi sebuah roti serta semangkuk sup panas.

Sora menggigit roti itu. Rotinya keras dan alot tapi jika dicelupi ke dalam sup, rotinya menjadi lembut.

Sora baru teringat sudah seharian ini dia belum makan atau minum apapun. Ia langsung memakannya dengan lahap.

Sora bergumam. "Aku kenyang."

Sesuai perkataan Flora, ia mengajak Sora menuju ke belakang bangunan.

Sora melihat tumpukan baju kotor didalam sebuah bak besar. Tumpukan baju itu tidak hanya ada satu melainkan lima tumpuk baju. Ditengah itu ada sebuah sumur yang dalam. Untuk mengambil airnya harus menimbanya secara perlahan. Airnya khusus digunakan untuk mencuci pakaian manual.

Flora berbicara dengan tenang. "Ini adalah pekerjaanmu."

Sora terkejut, mulutnya terbuka lebar. Dia tidak menyangka pekerjaan yang paling ia benci akan menjadi pekerjaannya hari ini.

Sora mengeluh. "Bajunya banyak sekali ...."

Flora berkata dengan santai. "Ya, itu wajar saja jika mengingat banyaknya para prajurit disini."

Sora bertanya lagi. "Apa hanya kita berdua yang akan mengurus cucian sebanyak itu?"

Flora menghela nafas. "Sebenarnya, sebelumnya ada 2 orang lain yang bertugas sebagai buruh cuci tapi mereka semua sudah keluar karena masalah keluarga. Jangan khawatir madam akan segera mencari penggantinya. Sebaiknya kita mulai mencuci biar cepat selesai."

Flora mengajarinya cara melakukannya. Cara menimba, menggosok baju agar tidak ada noda yang tertinggal serta cara menjemur pakaian yang benar agar pakaiannya tidak kusut.

Banyak hal baru yang dia lakukan. Hal yang tidak mungkin dia lakukan didunianya. Di dunianya sudah ada mesin cuci, hanya dengan memasukan baju, air serta sabunnya dan sisanya mesin yang akan bekerja.

Sora tidak tahu mencuci baju akan melelahkan seperti ini. Menggosok baju dibawah sinar matahari yang terik membuat keringatnya bercucuran dengan derasnya. Bajunya basah kuyup saat menimba air. Tangannya menjadi merah karena harus terus menggosok baju-baju itu. Punggungnya juga sakit karena terus membungkuk.

"Apa ini?"

Sora terkejut saat melihat pantulan wajahnya diatas air. Warna matanya berubah. Sebelumnya saat di kamar Madam matanya masih sama tapi kini warna matanya berubah.

"Flora, apa warna mataku?" Sora bertanya dengan penasaran. Ia takut jika dia salah lihat.

"Biru!" ucapnya singkat.

"Kenapa memangnya?" Flora bertanya balik tak mengerti dengan pertanyaan Sora.

Sora benar-benar ingat warna matanya sebelumnya adalah coklat tapi kini warna matanya berubah menjadi biru. Warnanya biru seperti warna langit biru yang cerah.

'Sebelumnya rambutku berubah warna kini mataku ikut berubah juga. Sebenarnya, kenapa ini bisa terjadi?' batin Sora.

Sora benar-benar tidak mengerti. Perubahaan itu terasa sangat aneh. Dia tidak tau apa yang akan berubah lagi di dirinya. Ia takut. Sora merasa tubuhnya sedikit gemetar.

"Kau kenapa?" tanya Flora yang merasakan keresahan hati Sora.

Sora memandangi gadis itu. Gadis berambut coklat yang selalu ceria tapi kini wajahnya terlihat cemas. Ia tidak tau hal ini bisa diceritakan padanya atau tidak. Sora tidak ingin dianggap aneh.

"Tidak. Tidak apa-apa." Sora mengurungkan niatnya.

Matahari sudah mulai turun, langit biru berganti menjadi ke orenan. Burung-burung terlihat beterbangan kembali ke sarang mereka.

Bajunya sudah cukup berkurang, yang tadinya ada lima tumpukan kini tersisa dua tumpukan lagi.

Flora merasa lelah. "Sebentar lagi hari akan gelap. Sebaiknya kita akhiri dan lanjutkan sisanya besok lagi."

Akhirnya hari yang panjang dan melelahkan berakhir juga. Sora menghembuskan nafas lega lalu merenggangkan punggung serta tangannya. Sora memperhatikan tangannya yang kemerahan. Rasanya sakit.

Flora beranjak dari tempatnya. "Ayo akan aku tunjukkan kamar tidur kita, lalu kita bisa mandi dan bersiap untuk makan malam."

Sora mengikuti langkah kaki Flora. Berjalan melewati tenda-tenda. Berjalan agak jauh hingga ke ujung camp.

Terlihat beberapa ruangan berjajar disana.

Flora menuju ruangan di pojok kanan. Dibukanya pintu itu, ada dua ranjang kayu ditutupi kain putih serta dua lemari kayu kecil. Kamarnya terlihat sederhana tanpa hiasan atau barang apapun.

"Ini peralatan mandimu." Flora menyodorkan keranjang kecil berisi sabun serta handuk kecil.

"Dimana barang-barangmu?" Flora mencari kesekeliling. Mencari sebuah tas. Biasanya saat seseorang baru memasuki camp tasnya akan dilakukan pengecekan oleh penjaga lalu akan dikembalikan ke dalam kamar. tapi ia tidak bisa menemukan tas atau barang apapun.

"Hmm ... itu ..." Sora memutar otaknya, berusaha mencari alasan.

"Sepertinya barang-barangku dicuri seseorang." Sora menjawab sambil menggarukkan kepalanya yang tidak gatal. Pandangannya melihat ke arah lain, dia tak berani bertatapan mata dengan Flora. Ia takut kebohongannya akan terbongkar.

Setelah Flora mendengar itu dia langsung marah. "Jahat sekali orang itu. Bagaimana bisa ia mencuri semua barangmu tanpa menyisakan satu baju pun!"

Flora langsung membuka lemari pakaiannya, mengeluarkan beberapa pakaian miliknya. "Pakailah pakaianku dulu." tawarnya.

"Lalu, bagaimana denganmu?" tanya Sora cemas.

Flora melihat Sora cemas dan berkata, "Jangan khawatir. Aku punya banyak baju. Jika masih kurang, aku bisa meminjam baju teman yang lain."

Sora langsung menolak "Tidak, Tidak perlu, Baju ini saja cukup!"

Sora merasa tidak enak, para pelayan itu pasti juga tidak memiliki banyak baju. Bagaimana bisa mereka meminjamkan begitu saja barang miliknya. Sora tidak ingin merepotkan mereka.

"Maaf jika bajunya jelek dan terlihat tua."

Sora langsung menyangkal "Tidak, Baju ini bagus kok."

Sora mengambil baju yang terlihat paling nyaman. Pakaian terusan berwarna Coklat muda yang warnanya sudah luntur. Flora memasukkan sisa bajunya ke dalam lemari kosong disebelah lemari miliknya.

"Lemari ini milikmu. Kau bisa menaruh barang-barangmu disini." Flora menjelaskan.

"Terima kasih Flora"

"Ayo akan aku tunjukkan kamar mandinya." ajak Flora.

1
Aksara_Dee
sampai sini dulu ya Thor, nanti lanjut lagi..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!