NovelToon NovelToon
When The Heavy Rain Comes To You

When The Heavy Rain Comes To You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nanda Dwi

Lunar Paramitha Yudhistia yang baru saja menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi harus menerima kenyataan pahit bahwa ayahnya menikah lagi dengan rekan kerjanya. Ia tak terima akan hal tersebut namun tak bisa berbuat apa-apa.

Tak disangka-sangka, wanita yang menjadi istri muda sang Ayah menaruh dendam padanya. ia melakukan banyak hal untuk membuat Lunar menderita, hingga puncaknya ia berhasil membuat gadis itu diusir oleh ayahnya.

Hal itu membuatnya terpukul, ia berjalan tanpa arah dan tujuan di tengah derasnya hujan hingga seorang pria dengan sebuah payung hitam besar menghampirinya.

Kemudian pria itu memutuskan untuk membawa Lunar bersamanya.

Apa yang akan terjadi dengan mereka selanjutnya? Yuk, buruan baca!

Ig: @.reddisna

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nanda Dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 13: A Painful Encounter

"Apa aku terlihat cantik dengan gaun ini?" gadis bermanik hazel itu berputar-putar di depanku, memamerkan gaun indah yang berwarna biru muda. Senyumnya merekah dengan deretan gigi yang menggemaskan.

Manik hitamku tak berkutik, menatapnya dengan begitu dalam. Mengagumi ciptaan Tuhan yang begitu indah, yang terindah dari yang paling indah. Malam yang bertabur bintang ini bahkan tak lebih indah darinya. Aku meraih tangannya, begitu lembut seperti kulit bayi. "Kau selalu terlihat cantik," ucapku sembari mencium tangannya.

Ia menerima uluran tanganku, jutaan kupu-kupu langsung memenuhi perutku saat itu juga. "Mari kita berangkat, aku sudah tidak sabar!" ucapnya dengan penuh antusias.

Kamipun meninggal ruangan bernuansa Eropa modern itu dengan beriringan, ku ikuti langkah kecilnya yang tampak begitu rapuh di mataku. Perlahan-lahan tapi pasti.

Aku sudah menyuruh Theo untuk menyiapkan mobil, sebuah mobil yang biasanya ku gunakan untuk bepergian bersama Ibu. Warna hitamnya tampak begitu gagah dan maskulin, siap membawa kami memerangi jalanan malam.

Aku membuka pintu mobil dan mempersilahkan untuk masuk terlebih dahulu. "Masuklah," kemudian tersenyum kepadanya.

Ia menatapku dan tersenyum. "Terimakasih," kemudian memasuki mobil itu dengan hati-hati.

Aku mulai menyalakan mesin mobil dan melajukan kereta besi itu dengan kecepatan sedang, menikmati setiap detik yang ku punya bersamanya.

"Perasaanku tidak enak, kurasa akan ada hal buruk yang terjadi," keluhnya, mengutarakan perasaan.

Tanganku terulur untuk mengusap-usap tangan kecilnya, memberikan kehangatan dan menyalurkan energi positif padanya. "Tenanglah, semuanya akan baik-baik saja. Kau biasanya selalu percaya diri bukan? Percayalah padaku, semuanya akan baik-baik saja," ucapku berusaha meyakinkan.

Ia menoleh ke arahku, manik hazelnya tampak sendu. Senyum tipis terukir di bibirnya diiringi dengan sebuah anggukan kecil dari sang empu.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua puluh menit, kami sampai di sebuah vila bernuansa Eropa yang sangat megah. Kelap-kelip lampu dekorasi tampak dari kejauhan, bunga-bunga segar memenuhi jalan menuju gerbang dengan para pelayan yang siap menyapa kami.

"Selamat datang Tuan dan Nona, silahkan masuk," mereka membuka gerbang dengan hati-hati dan mempersilahkan kami untuk masuk.

Aku menggandeng tangan kecilnya menuju ke sebuah ruangan dengan di pandu oleh seorang pelayan.

Sebuah ballrom yang disulap menjadi tempat perjamuan makan malam terpampang jelas dimata kami, aku melihat manik hazelnya. Sorot matanya berbinar, merekah ruah menunjukkan rasa takjub.

Aku mengajaknya untuk menyapa Tuan Frederick terlebih dahulu dengan segelas anggur di genggaman. "Selamat malam Tuan, terimakasih sudah mengundang kami untuk menghadiri makan malam ini," aku mengangkat tangan, mengajaknya untuk bersulang.

"Hahahaha, tidak usah terlalu formal begitu," ia menerima ajakan ku untuk bersulang dan kami mulai meminumnya.

"Silahkan nikmati perjamuan ini, aku akan merasa bahagia jika kalian menikmatinya, ciao!" Tuan Frederick meninggalkan kami, menyapa tamu-tamu yang datang setelah kami.

Aku hanya sedikit menundukkan kepalaku dan tersenyum tipis, tanda hormat untuknya. Kemudian aku mengajak Lunar untuk berkeliling. Memperlihatkan setiap sudut vila Tuan Frederick yang sudah dihias dengan sedemikian rupa. Tema kali ini adalah Garden Party, jadi hampir semua ornamen dan dekorasi yang ada adalah bunga-bunga segar, sangat aromatik.

Saat kami tengah berkeliling di taman, tiba-tiba Lunar diam tak bergeming. Menggenggam tanganku dengan begitu erat, tubuhnya terasa dingin, wajahnya yang berseri berubah menjadi pucat pasi. Senyum yang merekah itu perlahan memudar, menyisakan ketakutan yang tampak dari sorot matanya.

Aku mendekap tubuhnya dan mengamati lingkungan sekitar. "Hey, ada apa? Tenanglah, aku ada disini bersamamu, kau akan aman" aku mengusap-usap punggungnya dengan lembut.

"Ayah dan wanita itu juga ada disini, aku tak siap jika harus bertemu dengan ayahku disini," jawabnya lirih, hampir tak terdengar.

Sosok yang dimaksud olehnya mendekat ke arah kami, berjalan dengan begitu gagahnya, wajahnya tampak tidak bersahabat dengan sorot mata yang nyalang seperti binatang buas yang siap menerkam. "Setelah lama tidak berjumpa ternyata benar apa yang istriku katakan, kau menjadi simpanan seorang pria kaya, dasar jalang!" makinya.

"Aku tidak..." ia tak berani menatap sang ayah, hanya tertunduk dengan suaranya yang terdengar parau.

Aku memukul wajah pria paruh baya yang Lunar panggil dengan sebutan 'Ayah' itu hingga membuatnya terhuyung ke belakang. Aku menatapnya nyalang, menantang dengan lantang. "Berani-beraninya kau membuat wanitaku menangis, maka kau harus menerima hukuman dariku!" suaraku terdengar begitu keras.

"Hey, jangan pukul Ayahku!" ia mendorong tubuhku menjauh dan berusaha menolong ayahnya. "Ayah, apa kau tidak apa-apa?" wajahnya terlihat begitu cemas, namun sang Ayah mengabaikannya. Menepis bantuannya dengan kasar.

"Minggir, dasar sialan!" bentaknya, tatapannya tampak merendahkan.

Lunar tersentak kaget, nafasnya tak lagi beraturan. Manik hazelnya berkaca-kaca, siap membanjiri pipinya dengan air mata.

"Ayah..." suaranya terdengar lebih parau dadi sebelumnya, hatiku seperti tersayat-sayat mendengar rintihannya.

Ia masih mencoba mengambil hati sang ayah meskipun mendapatkan perlakuan kasar darinya, sementara sang wanita yang menjadi dalang utama perseteruan Ayah dan Anak ini menyunggingkan senyum licik dari kejauhan. Mengisyaratkan peperangan.

"Cih!" tua bangka itu meludah darah, sepertinya pukulan ku terlalu keras. "Mulai sekarang, kau bukan lagi bagian dari keluarga Yudhistia lagi! Kau hanya mempermalukan nama keluarga yang telah kubangun selama ini," makinya.

"Apa maksud Ayah? Aku? Memalukan? Aku tidak pernah membantah perkataan ayah sekalipun! Mendapatkan peringkat terbaik setiap tahun, aku juga selalu membawa banyak medali dari perlombaanku, dan menyelesaikan pendidikanku di universitas tepat waktu! Memasak dan membersihkan rumah setiap hari! Dimana Ayah? Dimana letak memalukannya? Ayah selalu bilang bahwa aku adalah anak kesayangannya, tapi apa? Semua itu hanya kebohongan semata, Ayah berubah setelah bertemu dengan wanita itu!" Pekiknya, mengeluarkan segala emosi yang selama ini ia pendam. Air mata mengalir deras dari matanya.

Plak!

Satu tamparan keras mendarat di wajahnya, Lunar hanya diam mematung. Hatinya dirundung pilu, membiru bersama jutaan air mata yang semakin deras mengalir di pipinya.

"Anak tak tahu diuntung! Sudah baik aku merawatmu sampai sebesar ini!"

Kesabaranku sudah benar-benar habis, aku merengkuh tubuh mungilnya dengan tanganku, membiarkannya menumpahkan air mata dan lara yang membara di bahuku. Kucium pucuk kepalanya berkali, sembari membisikkan kata-kata yang bisa menenangkan. "Tenanglah, aku ada di sini bersamamu."

Tua bangka yang melihat ini merasa tidak senang dan datang kepadaku, hendak melontarkan sebuah pukulan. Aku menahannya dengan satu tangan, meremat tangan yang mulai keriput itu dengan keras. Menyisakan rintihan kesakitan dari sang empu.

Ia masih berusaha menggapai Lunar, namun semuanya sia-sia. Para pengawal yang bersembunyi di balik semak-semak mulai keluar satu persatu, aku mengisyaratkan mereka untuk menangkap dan memberikan pelajaran kepadanya.

"Hey! Lepaskan, dasar kurang ajar! Lepaskan!" makian itu akhirnya menghilang di balik gelapnya malam.

Lunar menatapku dengan mata yang sembab, rambutnya yang indah tampak sedikit berantakan, suara paraunya menginterupsi telingaku. "Kau tidak akan menyakiti Ayahku kan? Sudah kubilang aku akan menyelesaikan masalah ini dengan tanganku sendiri," ucapannya tersengal-sengal.

Aku memeluknya dengan erat, mengusap-usap punggungnya dengan lembut. Membiarkan gadis itu menenggelamkan wajahnya di dada bidangku. "Baiklah, aku tidak akan ikut campur gadis kecil," aku mencium pucuk kepalanya.

Ia mengeratkan pelukannya. "Ayo pulang, aku tidak ingin berada di sini lagi..." pintanya dengan sedikit terisak.

Akupun mengiyakan, tak mungkin aku melanjutkan perjamuan ini karena kondisinya sekarang adalah yang terpenting bagiku. Aku mengendong tubuh mungilnya ala pengantin, dan membawanya pulang ke rumah yang seharusnya.

1
Aksara_Dee
suka bacanya gimana dong...🩷🩷
Mampir juga di karyaku ya ka
Aksara_Dee
Karya yang bagus Kaka
Sylvia Rosyta
masih nyimak ceritanya
Reddisna: /Rose/
total 1 replies
Aiyub Umikalsum
tetap semangat semangat.
SnowDrop❄️
Wuiss,,, kata demi katanya tersusun dengan sangat sangat kerenn🦋
S.gultom
semangat Thor 🤛
Jihan Hwang
hai kak aku sudah mampir /Smile/
semangat terus
Momo🦀
Hai kak, aku mampir ya🤗 semangat ya
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿
hallo,semangat thor/Smile//Smile/
putribulan
aku mampir kak, semangat ya
Queen
semangat kakak 🔥🔥
seczzby
semngttt thorrr💗💗💗
Alta💕
Hai kakak, aku mampir dan🌹untuk kakak, kata-kata yang kakak tulis puitis😊
Momo🦀: hai kk makasih sudah mau meluangkan waktunya 🙏🙏 sukses terus kk🤗
🇷‌🇭‌: ak mampir untk kakak
total 3 replies
Little Sister
ditunggu episode selanjutnya 😉
Ellana_michelle
semangat kakk, jangan lupa mampir/Smile/
Reddisna: Terimakasih sudah mampir.
total 1 replies
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡
semangat🙏
Sylvia Rosyta
aku mampir kak 😊 semangat buat nulisnya 💪
Reddisna: Terima kasih sudah mampir.
total 1 replies
Aleana~✯
hai kak aku mampir....yuk mampir juga di novel'ku jika berkenan 😊
Reddisna: Terimakasih sudah mampir. 💓
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!