Aku benar benar menjadi gadis gila karena mencintai laki laki sampai termehek mehek meski dia doyan nenteng cewek, dia adalah arnav tetangga sebelah rumahku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon s.tari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 13
Real ternyata danau Toba seindah ini kalau malam hari, benar benar indah.
"Suka ?" Tanya arnav berdiri disampingku
"Sangat sangat suka" jawabku senang
"Nanti kalau kamu sudah benar benar sembuh kita ke Samosir ya"
Trttt ...trt...
"Ponsel mu atau ponsel ku itu hon ?"
"Sepertinya ponselmu, nada deringnya kan berbeda"
"Iya ya" jawabnya senyum lalu mengangkat telepon.
"Hallo sir ada apa ?"
"Kamu dimana ? Kita lagi nongki ini di pelangi, kesini lah"
"Kami lagi di Parapat sir, salam lah sama teman teman maaf tidak bisa ikut kali ini"
"Kami siapa ? Kamu sama siapa kesana ?"
"Sama pacarku lah siapa lagi" jawabnya senyum. Kucubit pelan pinggangnya enak saja bilang bilang pacar padahal belum jadian.
"Aww geli hon"
Aku membulatkan mata bisa bisanya arnav bilang geli padahal dia dicubit, bisa bisa teman temannya salah paham mendengar itu.
"Kalian sedang apa sih? Jangan buat curiga lah. Kamu sama Lia ya? Ah kalian gak asik kesana diam diam padahal kita sudah janjian kemarin mau nginap disana"
"Rame rame gak asik bro, lagian kita janjian nginap bukan disini kan tapi di toga raja"jawab arnav lagi
"Iya deh Kalau berdua bisa m**** m***e kan"goda Yasir, kurang asam juga mereka memang.
"Ya sudah ya bro kami mau ena ena dulu mumpung cuacanya mendukung" goda arnav. Lagi lagi arnav kucubit kedua kalinya.
"Have fun ya bro jangan kuat kuat nanti Liana keenakan hahah" masih bisa kudengar suara tawa mereka sebelum teleponnya dimatikan, jadi malu nanti mereka mikirnya aku dan arnav benaran ene ena lagi haduhhh.
"Kenapa sih hon dari tadi cubit cubit terus, geli tau hon sakit juga sih sedikit"
"Lama lama bukan cuma kucubit tapi kulempar pake sepatuku kamu mau, pacar pacar entah kapan jadiannya" jawabku kesal.
"Kok kamu tidak mau jadi pacarku hon ?"
"Gak, bisa bisa asam lambungku naik tiap hari liat tingkah kamu" jawabku lagi
"Ya sudah lah, padahal aku sayang kamu pake bangat" katanya halus hampir tidak kedengaran.
"Apa ?"
"makan pop mie yok"
"Boleh deh"
"Kamu tunggu disini"
Aku mengangguk, sementara arnav pergi membeli pop mie.
Aku duduk di atas batu dipinggir danau, menatap ke tengah danau yang tidak tau pinggirnya dimana. Anginnya lumayan kuat tapi tidak membuat aku kedinginan, disini benar benar tenang.
"Nih hon"menyodorkan mie padaku
"Makasih ya"
"Hhmmm makanlah selagi hangat. Asam lambungmu tidak akan naik kan karena makan mie ini"
"Tidak tau, belum dimakan. Dimakan dulu baru tau seperti apa reaksinya buat naik asam lambung apa tidak"
" Jangan sampailah hon, bisa bisa nanti om chines tidak percaya lagi padaku"
Aku tersenyum mendengar ucapan arnav sambil menikmati semangkuk mie tadi yang lengkap dengan telor ceplok dan ayam suwir.
"Perasaan kalau pop mie tidak pakai telor deh apalagi ayam" tanyaku
"Kan bisa request hon"
Aku mengangguk dan kembali menyantap mie yang masih hangat dipadukan dengan cuacanya benar benar sempurna.
"Alhamdulillah kenyang"
"Ini hon minum" menyodorkan Aqua botol padaku yang tinggal separuh
"Sisa kamu"
"Ya sudah biasa kan jadi jangan bertanya lagi hon"
Aku menggelengkan kepala melihat kelakuannya.
"Ayo mandi hon"
"Ih gak deh, dingin begini mau mandi malam malam lagi ada ada saja"
"Kan enak hon mandi berdua, kedinginan berdua" godanya
"Jangan fiktor deh"
Arnav malah ngakak.
Arnav berjalan ke belakangku dan duduk persis di belakangku.
"Kenapa dibelakangku sih ?"
"Biar bisa jaga kamu dari belakang"
"Alibi" jawabku
Arnav menarik tanganku agar duduk didekatnya, bisa kalian bayangkan bagaimana posisi kami. Posisi Persis seperti di sinetron ceweknya duduk di depan lalu pacarnya memeluk ceweknya dari belakang, romantis bukan.
Kupejamkan mata menikmati pelukan arnav juga angin malam yang mulai dingin.
Kami berdua sama sama diam, tapi detak jantung arnav begitu kuat terasa karna aku bersandar di dadanya.
"Tanganmu dingin hon" ucapnya menggenggam tanganku, aku hanya diam tak tau harus berkatak karena ini terlalu nyaman.
"Hon"
"Hhmmm"
"Aku sudah putus dengan Desy"
"Lalu"
"Aku tidak seperti yang kamu katakan hari itu"
"Benarkah ?"
"Percaya padaku hon"
"Kalau kamu bisa membuktikan ucapanmu baru kamu aku terima"
"Hon, kita sudah bersama sejak kecil kan apa aku pernah membohongi mu ?"
Aku menggeleng.
"Belum"
"Belum pernah dan tidak akan pernah hon, percayalah aku akan buktikan kalau aku sudah putus dengan Desy"
"Baik, aku tunggu" jawabku tersenyum.
Arnav semakin mengeratkan pelukannya padaku.
"Besok mau kemana ?"
"Belum tau"
"Ke pantai yuk, kita ajak yang lain juga"
"Pantai mana ?"
"Bagaimana kalau romantis"
"Ide bagus" jawabku mengacungkan jempol pada arnav. Arnav tertawa mengacak rambutku.
"Pulang yuk, cuacanya mulai dingin nanti kita hilaf lagi"
"Kita ? Kamu aja kali yang mau khilaf trus" jawabku kesal namun arnav malah ngakak.
Kami berdua akhirnya pulang, sesuai yang kami rencanakan pagi ini kami mau ke pantai bersama yang lain juga, arnav sudah buat di grup kalau kami akan berangkat jam 11 siang, kebetulan kami buat grup jadi mudah memberikan informasi apa saja.
Sempat mendapat penolakan dari mama dan ayah karena kami juga sudah keluar tadi malam. Tapi arnav meyakinkan mama kalau dia akan menjagaku dengan baik.
"Pergi menaiki mobil arnav dan mobil Bagas, ternyata Bagas anak orang kaya, aku baru tau juga kalau orang tuanya punya 3 toko aksesoris di tempat yang berbeda beda. Bagas juga membawa serta pacarnya yang sekolah di SMK sebelah. Cantik, dan cepat menyesuaikan diri menurutku.
Aku dan arnav satu mobil juga aida, Arini, Vika dan Edo Sementara di mobil Bagas. Ada pacarnya, yasir, toni dan Dion.
"Nanti cari Alfamart dulu ya mau beli CIKI untuk stok di jalan" kata arnav pada yang lain.
Semua pada mengangguk dan masuk mobil.
"Kalian bawa pakaian ganti kan ?" Tanya arnav
"Ya bawa dong masa gak sih" jawab Arini
"Eh udah pada sarapan kan ? Jangan nanti ada yang naik asam lambungnya" kata Edo
"Nyindirrr,," jawabku
Mereka semua pada ngakak.
"Tidak nyai, hamba tidak berani menyindir karena ada ajudannya disebelah" goda Edo
"Yeee syukur cepat sadar" jawab Vika ngakak.
"Kok diam trus ai ? Kamu gak lagi gerogi karena dekat dekat dengan Edo kan ?" Goda ku pada aida yang dari tadi diam terus.
"Mabuk aku an, pening"jawabnya lemah.
"Ya tuhan serius ai ?, kok kamu tidak bilang aturan kamu tadi minum obat dulu sebelum brangkat" ucapku agak panik.
"Hon jangan paniklah, itu ada Alfamart kita singgah dulu ok"
Aku mengangguk mendengar ucapan arnav.
Kami semua turun dari mobil juga aida kusuruh duduk sembari aku mencari obat untuknya.
"Mba ada jual obat dramamin ?" Tanyaku pada kasir Alfamart.
"Tidak ada mba " jawabnya
"Kenapa hon ?" Tanya arnav yang datang dari belakang sudah menenteng belanjaannya.
"Kamu belanja sebanyak ini ar ?"
"Iya kan kita ramai"
"Tapi kan mereka juga sudah beli masing masing"
"Tak apalah biar makin banyak" jawabnya enteng.
"Nanti singgah di apotik ya, disini tidak ada jual obat"
"Oke hon"