Berhenti Di Kamu

Suasana disebuah ruangan cukup tegang, karena tidak ingin menjadi tontonan akhirnya Amel meminta untuk berpindah tempat yang akhirnya disetujui.

Raja dan zee dulu adalah sepasang anak muda yang saling menjaga, saling menyayangi namun harus saling menyakiti karena keegoisan kedua manusia.

" Kenapa kamu diam? Apa kamu merasa sudah kalah?" zee kembali menantang karena merasa sudah terlanjur emosi.

Daniel yang duduk disampingnya kini mengusap lembut punggung sang adik yang diselimuti rasa amarah.

" Ckk, percaya diri sekali kau nona seharusnya perempuan seperti kamu hasil dari benih seorang pengkhianat tidak boleh hidup tenang apa kamu tidak takut jika satu waktu nanti keluarga kamu sendiri yang akan menerima karmanya?" ya ampun raja benar-benar bermulut bebek berisik sekali.

Apakah dia memang emosi karena keluarganya yang berantakan atau karena cemburu karena tahu jika zee sudah dijodohkan?.

" Tuan raja yang terhormat setahu saya karma itu adalah pembalasan atas tindakan yang kita lakukan, lalu apa yang harus aku takutkan jika aku tidak pernah berbuat apa yang telah kau tuduhkan? simpan saja karmamu untuk dirimu sendiri dan juga bundamu, dan jika papaku menerima karma akan aku terima karena aku bukan pecundang yang menyalahkan oranglain tanpa bukti" zee yang terkenal lembut saat ini berubah menjadi wanita bar bar.

" Aku rasa tidak akan ada lelaki yang mau dengan perempuan seperti......"

Braakkkkkkk

Belum sempat menyelesaikan ucapannya raja dikejutkan oleh kehadiran seorang lelaki tampan yang masih berpakaian lengkap dengan dasi dan jas.

" Sayang, maaf apakah mas telat?" gio mencoba mengontrol penampilannya saat ini, padahal hatinya sudah bergemuruh.

Seketika semua orang beralih menatap gio yang kini sudah melangkahkan kakinya menghampiri zee.

Greeppppppp...

Tanpa diduga Zee langsung bangkit dan memeluk gio erat, tentu saja tindakan zee tidak luput dari pandangan raja yang kini pandangannya beralih menatap kearah lain.

" Maaf mas telat ya sayang, apakah ada yang sakit?" gio melerai pelukannya memeriksa bagian tubuh zee untuk memastikan bahwa memang tidak ada luka.

Tindakan gio benar-benar membuat raja merasa tidak senang, harusnya aku yang berada diposisi dia zee tapi karena papa kamu yang membuat kita seperti ini bahkan jika boleh jujur sampai saat ini aku masih mencintaimu Zee begitulah isi hati raja saat ini.

" Lelaki yang banyak bicara seperti anda adalah contoh lelaki yang tidak patut dihargai, pantas saja jika anda tidak bahagia karena anda tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah" gio sudah duduk berdampingan dengan zee kedua tangannya saling menggenggam membuat hati raja semakin sakit.

" Tahu apa anda tentang saya, kita tidak sedekat itu jadi jangan berharap bahwa kamu akan menang dihadapan kekasih mu" raja melipat kedua tangannya didepan dadanya.

" Ahh benar kita memang tidak dekat tapi aku sudah memenangkan hati bidadari tanpa sayap ini, jadi jika anda berurusan dengan calon istriku maka aku juga akan ikut terlibat untuk menghabisi siapa saja yang menyakitnya paham?" tekanan nada bicara gio memberikan aura mencekam saat ini.

Sejak tadi kedua pasangan dengan usia lanjut hanya diam, tidak ada yang berani buka suara apalagi para aktor utama yang hanya bisa menundukkan kepalanya rasanya Daniel Ingin sekali memberikan pukulan tapi dicegah oleh sang mama.

" Apakah Tante Anna dan papa sudah puas melihat anak-anaknya sesakit itu atas tindakan bodoh kalian? Bukankah benar jika rasa sakit hanya dibalas kata maaf itu tidak adil?" kini Daniel sudah tidak bisa menahan amarahnya.

Hati siapa yang tidak hancur melihat adik yang ia jaga sepenuh hati harus disakiti san dipermalukan didepan umum?.

" Tante mengaku jika Tante salah dan.."

" KHILAF? Bosan sekali aku dengar kata maaf, menyesal, khilaf apakah tidak ada alasan lain selain itu? Manusia itu punya akal khilaf itu tidak disengaja dan waktunya singkat jika khilaf dalam waktu bertahun-tahun itu namanya bodoh, sudah tahu salah masih dilanjutkan jadi kata apa yang cocok selain bodoh?" Daniel benar-benar sudah tidak bisa menahan emosinya.

" Kak......."

Buuugghhhhh....

Akhirnya satu pukulan mendarat dengan baik disalah satu pipi sang ayah, putra tidak ada persiapan apapun setelah menerima pukulan dari anaknya langsung tersungkur.

" Daniel sudah cukup nanti papamu bisa mati" Doni suami dari anna yang kini menenangkan anak lelaki yang diselimuti emosinya.

Sebenarnya doni sudah sejak lama menahan amarah, tapi demi anak-anak ia rela menahannya sampai detik ini.

" Sakitnya yang dia rasakan saat ini tidak sebanding dengan rasa sakit dan trauma yang zee rasakan om, apalagi kedua manusia bodoh ini dengan egoisnya hanya bermodalkan tangisan penyesalan yang entah benar atau tidak memaksa kami untuk menerima mereka kembali dan melupakan rasa sakit dengan mudahnya apa itu adil om?" Daniel benar-benar tidak bisa mengontrol perasaannya malam ini.

Zee hanya bisa menangis memeluk tubuh sang kekasih yang sudah dua hari ini berjauhan, ternyata tanpa diduga malam ini datang dan memberikan perlindungan untuk dirinya.

" Tante liat bagaimana anak Tante menyalahkan adikku yang sudah jelas-jelas tidak pernah melakukan hal menjijikan tapi dia disalahkan, seharusnya kalian berdua yang mendapat perlakuan buruk dari raja bukan zee" Daniel menatap tajam Anna dan putra bergantian.

" Kak udah kak " kini sang mama yang mengusap lembut lengan anak sulungnya.

" Heh brengsek aku bersyukur jika zee tidak memiliki hubungan spesial dengan lelaki sepertimu, kini zee diratukan oleh gio dan diberikan cinta yang begitu besar aku ucapkan selamat menikmati kegalauan dan sakit hati seumur hidupmu" Daniel membalikkan tubuhnya menatap raja dengan seringai mengejek.

Kini Daniel menarik lembut tangan sang mama untuk mengajaknya pergi dari tempat itu, diikuti sang adik juga gio yang mengekori jalan dibelakangnya tanpa mempedulikan sang papa.

Keluarga Doni hanya bisa menatap kepergian Daniel dengan diam, putra mencoba bangkit dan ikut berjalan menghampiri Daniel.

" Sayang, kamu panas sekali kita kerumah sakit ya kamu masih kuat kan?" gio kaget setelah merasakan suhu tubuh sang kekasih yang terasa berbeda.

" Hmm aku gapapa mas, pulang aja mas juga kan pasti capek" zee sebenarnya sudah merasa pusing hanya saja dia masih diselimuti emosi.

" Aku tetap akan membawa kamu ke rumah sakit, kak daniel ikut kerumah sakit yaa Zee demam" gio sedikit berteriak Daniel mengangguk paham.

Gio langsung melajukan kendaraannya sesekali menatap wajah zee yang tertidur disampingnya.

" Sabar sayang sebentar lagi yaa" tangan gio terulur setelah tadi menempelkan plester penurun panas didahi zee.

Gio semakin panik karena zee benar-benar tidak ada respon apapun pada setiap tindakan yang gio lakukan.