BOCIL MINGGIR DULU
MOHON BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN!!!!
Rihana seorang gadis berusia 22 tahun yang baru saja lulus kuliah, menolak kenyamanan bekerja di perusahaan keluarga. Ia memilih untuk mengasah kemampuannya sendiri di dunia kerja yang sebenarnya. Tak disangka, lamaran magangnya diterima di sebuah perusahaan multinasional ternama di Kota X.
Kegembiraannya mendadak sirna ketika ia dipertemukan dengan CEO muda dan karismatik perusahaan itu. Pria itulah yang merenggut keperawanannya tepat 3 hari lalu dan berhasil menjadi suaminya tepat 1 hari setelah kejadian itu. Lebih mengejutkan lagi, pria itu adalah teman dekat ayahnya, hanya berselisih lima tahun dari sang ayah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arasa Aurelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mau Saya Cium Biar Tenang?
"Tapi aku ga bisa tenang om." keluh Rihana
"Mau saya cium biar tenang?" Mata Rihana sudah melotot dengan sempurna, bisa-bisanya laki-laki didepannya ini terlihat santai padahal dirinya sedang cemas memikirkan nasib keluarganya
"Saya bercanda baby" ucap Mahendra sembari memberikan handphone miliknya kepada Rihana.
"Syukurlah jika mereka selamat" Rihana merasa lega bukan main ketika melihat rekaman Vidio yang ditujukan oleh Mahendra, didalamnya terlihat keluarganya sudah berhasil keluar dari gedung itu dengan selamat tanpa luka sedikitpun
"Sudah lega kan?"
"Iya om, makasih ya" Bukannya tersenyum mendapat ucapan terima kasih dari istrinya justru Mahendra melemparkan tatapan tajam pada Rihana, membuat sekujur tubuhnya merinding bukan main
"K-kenapa lagi, kok ngeliatin nya kaya gitu?" tanya Rihana dengan keheranan
Mahendra mengeluarkan nafas beratnya terlebih dahulu barulah melanjutkan kata-katanya.
"Saya harus hukum kamu pakai cara apa lagi baby. Sedari tadi saya tidak nyaman dengan panggilan 'OM' yang keluar dari mulut kamu" ucapnya dengan nada santai namun penuh penekanan
"Maaf mas Mahen, aku belum terbiasa" balas Rihana sembari menatap lekat mata hitam milik Mahendra
"Cium saya dulu baru saya maafkan" perintah nya dengan santai. Belum tau saja jika Hati Rihana sudah berdisko mendengar perintah itu.
Mereka berdua memang sudah melakukan hal yang lebih dibandingkan ciuman namun Rihana masih saja malu-malu, padahal aslinya mau.
'Gengsi dong, masa cewe duluan yang cium. Tapi kalau ga dicium nanti dia makin ngamuk' batin Rihana terus berdebat
Hingga sesaat kemudian barulah Rihana berani beraksi, mendekatkan dirinya kearah Mahendra. Mencium pipi sebelah kanannya dengan gerakan secepat kilat
"Udah tuh, pakai baju om. Kita jalan lagi" lagi-lagi sorot mata tajam sudah menatap kearah Rihana, sadar akan kesalahannya buru-buru Rihana mengubah panggilannya
"Maksudnya Mas, Mas Mahen buruan pake baju ya" ucap Rihana dengan senyum manisnya
Melihat senyum manis dari sang istri barulah Mahendra memunguti pakaian yang bertebaran di dalam mobil, lalu memakainya dengan cepat.
"Kita ke rumah saya aja ya?" tanya Mahendra memecahkan keheningan
"Ke Rumah aku aja om"
"Kamu sudah memiliki rumah sendiri baby?"
"Belum. Maksudnya tuh rumah papah. Disana pasti ada mamah dan juga kak Lion yang mau menginap jadi aku mau sekalian berkumpul bersama mereka"
"Saya tidak yakin jika suara desahanmu tidak terdengar oleh orang rumah" ucapnya tanpa dosa
Mata Rihana sudah membola dengan sempurna mendapati jawaban dari mulut Mahendra
"Iihhhh, mesum!!!" keluhnya dengan wajah memerah
"Lagian siapa juga yang mau ngelakuin hal mesum kaya gitu dikamar aku. Tadi kan udah, jadi untuk nanti malam ga ada" lanjut Rihana
"Besok pagi saya ada pekerjaan diluar kota. Kamu ga kasihan sama saya, energi saya sudah habis Rihana jadi harus di cas"
Rihana tau betul maksud dari ucapan suaminya itu, walaupun belum genap satu hari dirinya bersama dengan Mahendra tapi Rihana sudah cukup paham dengan maksud pria dewasa didepannya ini.
Mahendra sudah melakukan mobilnya dengan kecepatan sedang, memberikan suara halus pada jalanan yang sepi
"Jadi mau kerumah saya atau rumah papah kamu?" tanyanya memastikan tujuan
"Kerumah papah om" Rihana merutuki kebodohan nya, lagi-lagi dirinya salah sebut. Reflek tangan kanannya menutupi mulutnya lalu melirik sekilas kearah suaminya yang masih fokus menatap jalanan
"Hukumannya kasih saya jatah untuk nanti malam. Okey baby?"
"Apaan sih, masa gitu. Aku ga mau om" lagi-lagi Rihana salah sebut bisa-bisa hukumannya makin ditambah oleh pria tua didepannya ini
"Kamu salah sebut lagi baby" ucapnya sembari tersenyum tipis
"Aku ga janji, kalau mamah ngajak aku ngobrol sampai pagi berarti kita ga jadi."
"Ga masalah, besok malamnya masih bisa tapi waktu nya saya perpanjang. Mungkin bisa sampai pagi" ucapnya dengan enteng
Rihana yang mendengar nya sudah bergidik ngeri, jika beberapa kali saja sudah membuat area sensitif sangat sakit apa lagi itu sampai pagi. Bisa-bisa dirinya tidak bisa berjalan seperti orang lumpuh
"Ish, Dasar om-om mesum" gumamnya dengan kesal
"Saya mesumnya cuman sama kamu aja kok"
"Mending om diem, aku males ngomong sama om"
"Cium saya dulu setelahnya saya akan diam" ucap Mahendra dengan mata genitnya
Jawaban singkat dari Mahendra benar-benar membuat mobil itu menjadi sunyi, tidak ada obrolan atau perdebatan dari keduanya lagi.
Ketika melihat kearah samping Mahendra baru menyadari bahwa istri kecilnya sudah terlelap dalam mobilnya, ulah siapa lagi kalau bukan Mahendra. Rihana kecapean setelah aktivitas yang didominasi oleh Mahendra hingga tanpa sadar memejamkan mata nya dengan perlahan
'Pantes ga ngomel lagi' batin Mahendra
"Selamat tidur baby" ucap Mahendra singkat sembari mengelus tangan Rihana dengan satu tangannya yang masih fokus menyetir.
Suara nyaring dari handphone milik Mahendra terdengar sangat riuh membuat Mahendra terpaksa menepikan mobil miliknya.
"Pak Mahen, papah mengucapkan terima kasih karena sudah membantu kami. Saya juga mengucapkan terima kasih atas bantuannya" ucap pria dewasa dari balik telpon
"Sama-sama Lion, bagaimana keadaan kalian semua?" tanya Mahendra kembali
"Baik semua pak, kami sedang dalam perjalan kerumah papah" belum sempat Lion menerima jawaban dari adik iparnya justru handphone miliknya sudah dirampas oleh sang ayah yang berada disebelahnya
"Jangan bawa Istrimu kembali ke rumahku Mahendra, bawa saja dia ke rumahmu. Aku sangat pusing jika menerima pertanyaan darinya" ucapnya dengan nada bercanda
Sebelum membalasnya kedua sahabat itu sudah tertawa terlebih dahulu.
"Putrimu akan mengomeli ku jika aku melakukannya Prabu. Aku sedang dalam perjalanan menuju rumahmu" jawab nya dengan santai sembari memperhatikan wajah istrinya yang masih terlelap
"Dasar suami takut istri" sontak ucapan pak prabu membuat seisi mobil tertawa kecil mendengar nya
sementara Mahendra, dirinya tentu ikut tertawa dengan lelucon yang dibuat mertuanya
"Berikan handphone nya kepada Rihana, biar aku yang bicara padanya" perintah Pak Prabu pada menantunya
"Istriku sedang tidur"
"Haish, kalian habis melakukan apa sampai dia kecapean seperti itu" ledek Pak Prabu dari sebrang telpon.
Wajah Mahendra sudah merah merona karena ucapan mertuanya. Ingatan nya kembali lagi pada beberapa saat lalu ketika dia dan Rihana melakukan hal gila didalam mobil.
Awalnya saja hanya menggunakan tangan tapi lama kelamaan hasrat milik Mahendra tidak bisa dipendam lagi, beruntung Rihana tidak menolaknya sehingga Mahendra bisa melakukan aksinya.
"Ada lagi yang ingin dibicarakan?" tanya Mahendra yang sudah malu
Tak ada jawaban dari sebrang telpon, hembusan nafas kasar terdengar dari balik telpon, membuat Mahendra keheranan.
"Ada apa Prabu?"
"Tidak ada, bawalah putriku ke rumahmu dulu. Setelah aman aku akan mengabari kalian lagi"
Telpon sudah ditutup secara sepihak oleh Pak Prabu dari sebrang sana memberikan banyak pertanyaan dalam benak Mahendra.
"Tidak biasanya dia seaneh ini" gumam Mahendra
***
"Kenapa papah tidak jujur saja?" tanya Bu Syahla yang masih di banjiri air mata
"Papah tidak ingin merusak momen mereka berdua mah. Papah percaya dengan Lion. pasti dia bisa menyelesaikan nya. Benarkan Lion?" tanya pak prabu pada anaknya yang masih fokus menyetir
"Benar, mamah tidak perlu khawatir aku akan mengurusnya dengan cepat" jawab Lion dengan mantap