NovelToon NovelToon
PLEASE!! CALL ME PAPA ANKA'S

PLEASE!! CALL ME PAPA ANKA'S

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Selingkuh / Pengantin Pengganti / Model / Roman-Angst Mafia / Menikah Karena Anak
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Anisa Nurapiah

Dijebak suami sampah? Di tipu sahabat sendiri? Di buang oleh keluarganya? ya itu semua adalah kehidupan suram Fellora di masa lalu, Tapi ia kini bangkit dengan indentitas baru untuk membalaskan dendam nya.

"Mengapa kita tidak memotongmu menjadi potongan kecil dan memberikannya untuk anjingmu? Hm? Kemudian kita akan lihat seberapa setia anjing lapar yang sebenarnya.
Kamu tidak akan pernah mengerti kehancuran yang kamu lakukan pada seseorang sampai hal yang sama dilakukan padamu."~Fellora

"Gue nggak peduli ayah dari bayi ini,benih yang ditanam di rahim lo ini! Yang pasti gue cuman ingin menjadi ayah untuk bayi ini, meskipun ini bukan darah daging gue,gue akan memperlakukan layaknya anak kandung. Dan gue juga nggak bakalan melarang lo buat deket sama cowok lain! Yang penting gue bisa jadi ayah yang baik buat bayi ini!"
_Farka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisa Nurapiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

father-in-law?

Selang beberapa menit setelah Farka meninggalkan Casandra di villa, suasana sepi mulai terasa di sekitar. Hanya suara televisi yang mengisi keheningan ruangan tersebut. Casandra merasa santai dan bosan, sehingga ia memutuskan untuk merebahkan tubuhnya di atas sofa panjang berwarna abu.

Saat itu, tiba-tiba tercium aroma harum yang memenuhi udara. Casandra menghirup dengan perasaan penasaran

"Emm, harum ini?" gumamnya sambil merasakan aroma yang sedap itu.

Tak lama kemudian, semerbak aroma wangi parutan kelapa dan daun pandan yang dikukus menghantarkan masuk ke dalam celah villa. Terdengar pula teriakan pedagang dengan suara khasnya yang mengumumkan jualannya.

"Lupis, lupis, lupis hangat!"

Casandra langsung beranjak dari tempatnya dan mengintip keluar melalui jendela. Dia terkejut melihat seorang pedagang lupis berhenti dekat villa tempat tinggalnya.

"Udah lama nggak makan lupis!" seru Casandra dengan antusias, senyumnya merekah.

Tanpa ragu, ia segera meraih uang yang tergeletak di atas meja, yang ditinggalkan oleh Farka sebelum pergi. Dengan langkah cepat dan hati yang berbunga-bunga, Casandra turun ke bawah melalui anak tangga kayu yang berderit di bawah langkah kakinya.

Saat ia keluar dari pintu, sinar matahari menyilaukan pandangannya sejenak. Casandra melangkah mantap menuju pedagang lupis yang berdiri di depan rumah,

sambil menggeleng-gelengkan panci lupisnya dengan lincah. Bau manis dan gurih lupis yang menguar dari panci itu menggoda selera Casandra.

"Lupis, lupis!" seru pedagang itu dengan penuh semangat, sambil mengatur lupis-lupis yang berjejer di atas kompor yang terpasang di motornya. Dia terus menawarkan lupis tersebut kepada orang-orang yang lewat, dengan senyum hangat di wajahnya.

Namun, ketika Casandra tiba di bawah dan melangkah keluar dari pintu, matanya terperangkap oleh sosok pedagang yang berdiri di sana. Proporsi tubuh yang tampak begitu familiar dan wajah yang tidak bisa disangkal lagi.

"Pak Galih?" gumam Casandra dengan terkejut, matanya membesar dan bibirnya terkatup erat dengan sebelah tangannya. Rasa kaget dan kebingungan seketika memenuhi pikirannya, dan ia merasakan detak jantungnya berpacu kencang.

Tanpa berpikir panjang, Casandra segera memutuskan untuk menghindar. Ia memutar tubuhnya dengan cepat, lalu melangkah tergesa-gesa kembali masuk ke dalam rumah.

Hatinya berkecamuk, ingin mencari tahu lebih lanjut tentang sosok pedagang lupis yang tak asing baginya itu, namun juga takut akan apa yang mungkin terungkap.

Dari jendela kamarnya, Casandra dengan gelisah memandang ke bawah, melihat Pak Galih yang sibuk melayani pelanggannya dengan lupisnya yang terkenal.

"Kenapa pak galih ada disini? Apa Farka membawa aku ke kampung halaman Ryzard?" bisiknya dengan kebingungan yang membelenggu.

Rindu itu menyergap Casandra dengan kuat. Sudah lama sekali mereka tak bertemu. Lelaki paruh baya itu selalu menghadiahinya kasih sayang yang tak terhingga. Dan rasa lupis buatan Pak Galih, oh, betapa ia merindukannya.

Namun, ketakutan menyergapnya. Jika Pak Galih melihatnya, ia pasti akan menyelidiki tentang Ryzard. Dan itu adalah sesuatu yang belum siap dia hadapi.

🍃

"Pak lupis, ya!" seru Casandra dengan suara tergetar, wajahnya tersembunyi di balik masker dan topi saat ia membuka gerbang villa dengan perasaan gelisah. Ia menghampiri motor dagangan Pak Galih dengan langkah gugup.

Pedagang itu, Pak Galih, memalingkan kepalanya perlahan, mata mereka bertemu. Senyuman ramah melintas di wajah tua itu, namun tak bisa mengusir kecemasan yang menghantui Casandra.

"Iya, mbak. Mau berapa lupis?" tanya Pak Galih dengan suara lembut yang mengguncang hati Casandra.

"Seporsi saja, Pak!" jawab Casandra, suaranya serak dan terguncang oleh kerinduan yang tak terbendung.

Pak Galih menatapnya dengan penuh perhatian, matanya menyiratkan kepedulian yang dalam. "Mbaknya lagi sakit ya? Pakai masker?" tanyanya dengan nada lembut, seolah merasakan penderitaan yang tersembunyi di balik wajah Casandra.

"Emm... iya, Pak," gumam Casandra dengan gemetar, perasaan yang bertolak belakang terus berkecamuk di dalam dirinya. Rindu yang membara terhadap sosok ayah mertuanya berbenturan dengan ketakutan yang melilitnya.

"Ini mbak pesanannya, semoga lekas sembuh, ibu hamil jangan capek-capek! Menantu saya juga sedang hamil, jadi teringat udah lama nggak ketemu dia! Anak saya cuman ngirim uang nggak cerita kapan pulang kampung!" ucap Pak Galih, dengan suara serak karena kerinduan yang tak terucapkan.

Casandra memegang kresek itu dengan tangan yang gemetar, merasakan getaran emosi yang menguar dari Pak Galih. Ia membayangkan betapa besar kerinduan Pak Galih pada dirinya .

Tidak bisa dipungkiri, rasa kehilangan dan kekosongan itu pasti melanda setiap harinya.

"Oh, anak sama menantu bapak merantau?" tanya Casandra dengan suara lembut, mencoba memberikan dukungan pada Pak Galih.

Pak Galih mengangguk perlahan, matanya terlihat sayu. "Anak saya tinggal di rumah menantu saya! Menantu saya itu baik banget, mbak. Dia orang kota Kaya raya tapi mau nerima anak saya apa adanya yang berasal dari keluarga sederhana! Eh... maaf mbak, jadi curhat saya!" ujar Pak Galih, dengan senyuman yang berusaha menutupi kesedihannya.

Dengan perut yang semakin membesar, Casandra, seorang perempuan hamil muda usia 5 bulan, duduk sendirian di sofa panjangnya. Di tangan kanannya, ia memegang sepotong kue lupis hangat, yang terasa lembut dan kenyal di dalam gigitannya.

Kue lupis ini terbuat dari bahan dasar ketan yang pulen, diberi bumbu gula merah yang kaya rasa. Setiap suapan manis dari kue itu membangkitkan kenangan yang begitu kuat dan menyentuh hatinya.

Dalam setiap gigitan yang manis dan hangat, Casandra terhanyut dalam nostalgia masa lalu. Air mata mengalir begitu saja, memperlihatkan kerinduannya pada sosok yang telah lama tak lagi ada di sisinya, Ryzard.

"Udah lama nggak makan ini!" gumamnya dengan suara tercekat. Isak tangisnya pecah, rindu yang begitu mendalam terhadap sosok suaminya yang dulu.

Ryzard adalah seseorang yang begitu romantis dan penuh perhatian terhadapnya. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, semuanya berubah.

Ryzard berubah sikap sejak mengetahui kehamilan Casandra. Kehadiran buah hati di dalam rahimnya telah mengubah segalanya. Ryzard tidak lagi sama seperti yang dulu, sikapnya berubah dingin dan jauh.

"Ryzard aku kangen kamu!," desahnya dengan isak tangis. Rasa rindu dan kekecewaan melanda saat memikirkan perubahan sikap suaminya yang tidak lagi begitu peduli padanya. Kini, dia merasa sendirian dan terluka oleh perubahan ini.

Di salah satu sudut ruangan yang tenang di dalam kafe. Dia memilih kursi hitam neo pusiano merek M&D yang terlihat elegan, meskipun di dalam hatinya terasa hampa.

Sambil melihat ponsel berwarna pink milik Casandra yang ia sembunyikan dengan hati-hati, Farka merenung tentang apa yang akan dia lakukan.

Galeri di ponsel itu terbuka, dan dia tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat. Di sana, terlihat foto-foto pernikahan Casandra dengan suaminya, Ryzard.

Farka merasa kesal dan frustasi melihat foto-foto itu. Dia melihat Casandra yang bahagia dan tersenyum, mengenakan kebaya putih yang mempesona, sementara Ryzard berdiri di sampingnya dengan pakaian jas hitam yang elegan.

Tetapi yang membuat darahnya mendidih adalah keberadaan Quilera, sahabat perempuan Casandra yang berdiri di sebelah mereka.

"Quilera," gumam Farka dengan suara penuh amarah. "Casandra! Kamu tenang saja aku akan membalaskan semuanya melebihi yang kamu rasakan!"

Sementara itu, Casandra terlelap di atas sofa panjang yang nyaman di ruang tengah. Napasnya mulai menjadi lebih teratur, menandakan bahwa dia sedang memasuki tahap tidur yang dalam. Namun, dalam tidurnya, bayangan-bayangan trauma mulai menghantuinya.

Suara kaca yang pecah menggema di udara saat vas bunga dilemparkan ke jendela kaca oleh Reagar. Kemarahannya memuncak, teriakan kasar pun terdengar memenuhi ruangan.

"DASAR ANAK PEMBAWA SIAL... NGGA ADA YANG MINTA KAMU LAHIR, ANAK SETAN!" jerit Reagar dengan penuh amarah. Tubuh kecil Casandra terhempas ke lantai akibat dorongan keras dari Reagar.

Dalam ketakutan, Casandra merangkak masuk ke balik meja dapur, berusaha mencari tempat untuk menyembunyikan diri dari kemarahan yang semakin memuncak dari dalam diri Reagar.

"AYAH GA PERNAH MINTA ANAK PEREMPUAN!" bentak Reagar sambil menghempaskan rak piring yang sudah goyah.

Semua barang berjatuhan dan pecah berantakan di lantaiReagar meraih tangan mungil Casandra dengan paksa, memaksanya untuk mengikuti langkahnya. Casandra menangis kecil, namun ketakutan membuatnya tak berdaya.

"Kau sudah mempermalukan ayah... Sini kamu!!!" Reagar menarik Casandra dengan paksa, membawa dia menuju gudang.

Jblakk...Dengan suara berdentum, Reagar menutup pintu gudang dan mengurung Casandra di dalamnya.

Casandra merasa terperangkap dan sendirian, Nafasnya mulai berubah menjadi tidak karuan, menunjukkan kecemasan dan ketegangan yang ada dalam mimpi buruknya. Meskipun tubuhnya terbaring tenang di atas sofa, pikirannya terjebak dalam alam bawah sadar yang gelap dan penuh dengan rasa takut.

"Ayah, maafin aku, ayah!! Jangan tinggalin aku sendirian di sini, ayah!!" teriak Casandra dengan suara tercekat. Air mata mengalir deras di pipinya saat ia merangkak di lantai yang dingin di dalam gudang yang gelap dan sempit.

"Ayah!!" ngigau Casandra, mencoba bangun dari tidurnya yang terganggu oleh mimpi buruknya. Napasnya terengah-engah, dan hatinya masih penuh dengan ketakutan dan kecemasan.

...Bersambung...

1
Lolopechka Luftair
semangat thor nanti aku balik lagiii
Lolopechka Luftair
tapi tetap aja itu kann anak kamuu 😭
Lolopechka Luftair
oh iya luar fellora kan lagi hamil 😭
Lolopechka Luftair
eh kok aku mikir ini fellora yaa
Lolopechka Luftair
keren kata katanya ❤
Anisa Nurapiah: aaaaa makaciii banyakk udah mau mampir/Kiss/
total 1 replies
Lolopechka Luftair
sebel ih
Lolopechka Luftair
wkwk parah
Lolopechka Luftair
semangattt
Dian Hardiana
next chapter thort
Dian Hardiana
euihh/Shy//Shame/
Dian Hardiana
author semangat seru banget aku baca
Dian Hardiana
ehh busett laki biadab
Nisa Anisya
astaghfirullah astaghfirullah ya Allah astaghfirullah/Shhh/
Nisa Anisya
/Scream//Chuckle//Chuckle/
Nisa Anisya
ouyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy tumben ga disensor
Nisa Anisya
makkk dia nakal
Nisa Anisya
/Awkward//Scream/
Nisa Anisya
lah terus ngapain kalian nikah?
Nisa Anisya
weh itu salah lo sendiri cok
Nisa Anisya
bisa-bisanya dikira setan 😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!