Tarissa rela menikah dengan Nafandra demi melindungi Keanu dari keluarga Brawijaya. Selian itu dia juga ingin mengungkap kasus kematian Nessa yang kecelakaan itu dibunuh oleh keluarga suaminya.
Suatu hari Tarissa menemukan buku harian milik Nessa yang mencatat banyak sekali rahasia dan misteri yang ada di keluarga Brawijaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Bab 13
Tarissa dan Keanu melambaikan tangan kepada sang suami yang hendak berangkat kerja. Wanita itu tidak bertanya tentang keguguran ibunya Nafandra. Dia takut kalau nanti laki-laki itu jadi banyak bertanya yang lain. Terlebih dia mengetahui informasi ini dari buku harian Nessa.
Mami Ayu menatap tajam kepada Tarissa. Wanita itu tidak pernah suka kepadanya sejak dahulu. Dia menduga kalau menantunya ini akan membuat kehidupan yang damai di rumah ini berubah.
"Kenapa Mami? Apa ada perlu denganku?" tanya Tarissa yang sedang menuntun Keanu hendak pergi ke ruang bermain yang ada di samping kamar tidur Mami Ayu.
Dahulu Nessa sengaja mengubah tempat itu untuk meletakkan aneka permainan karena Nafandra membeli ayunan, perosotan, jungkitan, trampolin, tenda, kolam bola, dan masih banyak yang lainnya lagi. Tempat itu sampai menyatukan dua kamar tamu sebelumnya.
"Pasti kamu yang sudah mempengaruhi Andra agar memberi aku hukuman selama satu minggu. Iya, 'kan?" tuduh Mami Ayu bicara dengan nada keras.
"Wah, Mami sudah memfitnah aku. Mas Nafandra memberikan hukuman sama Mami itu karena kesalahan Mami sendiri. Kenapa malah membawa-bawa aku. Aneh!" balas Taissa.
"Oma, anyeh!" Keanu ikut-ikutan bicara lalu tertawa. Bocah itu malah menduga ibu sambungnya ini sedang mengajak bercanda Mami Ayu.
Mendengar ucapan Keanu, Mami Ayu semakin melotot. Berbeda dengan Tarissa yang malah tertawa terkekeh. Lalu, dia pun melanjutkan perjalanan menuju ke kamar yang berhadapan dengan ruang keluarga.
Di ruangan itu Keanu asyik bermain mandi bola di dalam boks yang berukuran cukup besar karena Tarissa juga bisa ikut masuk. Wanita itu masih mengawasi anaknya yang memindah-mindahkan bola ke dalam keranjang.
'Kira-kira siapa orang yang harus aku jadinya informan di rumah ini? Nessa dahulu begitu percaya kepada Mbok Darmi. Namun, Nafandra tidak mempercayainya, malah lebih percaya kepada Pak Budiman,' batin Tarissa.
"Ma ... Nyenyen!" pinta Keanu sambil mengangkat kedua tangannya karena ingin digendong.
Tarissa melihat jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Biasanya jam segini Keanu akan diberi susu kedelai di gelas bayi. Setelah itu makan cemilan dengan anteng. Di waktu ini Tarissa bisa bebas mau melakukan apa pun. Biasanya dia akan membaca atau bertukar pesan dengan teman-temannya.
Tarissa membawa Keanu ke halaman samping. Di gazebo itu biasanya mereka menghabiskan waktu sampai tengah hari.
Di saat itu terdengar suara pesan masuk beberapa kali. Lalu, Tarissa melihat ada nomor asing yang tidak dia ketahui. Dengan perasaan ragu, dia pun membuka pesan yang masuk itu.
Selamat pagi.
Apa ini dengan Ibu Tarissa, temannya Bu Amanda?
Kenalkan saya, Bagaskara. Teman Bu Amanda yang akan membantu Anda ketika membutuhkan bantuan.
Kemarin Bu Amanda sudah menceritakan sedikit permasalahan tentang kecelakaan kembaran Anda. Jika Anda percaya kepada saya, saya siap membantu Anda untuk mengungkap kematian Bu Nessa.
Mata Tarissa terbelalak dan sebelah tangannya menutup mulutnya ketika melihat foto profil pemilik nomor itu. Dia tidak menyangka kalau orang yang tidak sengaja bertemu dengannya di mall tempo hari adalah temannya Amanda yang hendak dikenalkan kepadanya.
"Apa yang harus aku lakukan?" ucap Tarissa bergumam.
"Mama ... a!" Keanu mengulurkan satu buah snack kepada Tarissa berharap ibunya itu memakan cemilan bayi yang memiliki rasa anggur.
Tarissa pun membuka mulut lalu melahap makanan itu. Tidak lupa mengucapkan terima kasih dan mencium keningnya dengan penuh sayang. Tentu saja Keanu tertawa bahagia.
"Aku bisa memanfaatkan Bagaskara untuk mencari informasi," celetuk Tarissa yang tiba-tiba saja terlintas sebuah ide di dalam otaknya. Dia pun membalas pesan laki-laki itu.
Selamat pagi, Pak Bagaskara.
Apakah Anda adalah papinya Erlangga, yang bertemu dengan keluarga aku tempo hari?
Sebagai perkenalan awal Tarissa basa-basi dahulu. Karena dia tidak mungkin langsung meminta ini itu kepada Bagaskara.
Anda benar. Kita pernah bertemu di mall.
Bagaimana kabar Bu Tarissa? Kemarin saya sempat mempelajari kasus tentang kecelakaan yang dialami oleh kembaran Anda. Pak Adimas juga banyak membantu dengan memberi tahu bukti rekaman suara, eh, video maksud saya.
Tarissa teringat dengan video terakhir yang dikirim oleh Nessa. Walau di video ini gelap tidak ada gambarnya karena kamera tertutup oleh darah, tetapi suara Nessa terdengar jelas.
Tarissa merasa ini waktunya dia beraksi untuk mengungkapkan kematian Nessa. Dia memutuskan untuk bicara lewat telepon. Wanita itu menceritakan malam kejadian itu. Juga tentang kesaksian Mang Tomi dan Bi Nina sewaktu di villa.
"Aku rasa kita memerlukan nomor dan handphone lain. Aku takut handphone kamu sudah di sadap oleh suamimu," ucap Bagaskara dari sebrang sana.
"A, baiklah. Nanti aku akan diam-diam beli handphone agar tidak dicurigai oleh penghuni rumah. Tapi, aku merasa sering diawasi oleh suamiku. Soalnya dia terkadang tahu apa yang aku lakukan. Memang di rumah ini banyak kamera CCTV yang tersebar. Tapi, di beberapa tempat tidak dipasang—"
Tiba-tiba saja Tarissa teringat dengan kamar Keanu yang juga dipasangi kamera CCTV. Dia kan sempat membaca buku harian Nessa di sana. Namun, Nafandra tidak pernah membahas hal ini. Malah pernah membahas dirinya yang ketiduran sambil menyusui Keanu, sehingga payuudaranya terekspos lupa dimasukan lagi.
'Jangan-jangan Nafandra tahu tentang buku harian milik Nessa!' batin Tarissa yang kini merasa ketakutan.
"Halo, Tarissa!"
Tarissa meminta Bagaskara memanggil dengan namanya langsung. Katanya biar terasa akrab dan pembicaraan mereka tidak kaku.
"A, iya. Maaf aku sempat melamun karena ingat sesuatu."
"Apa itu? Katakan saja. Siapa tahu itu sesuatu yang penting dalam permasalahan kamu ini."
"Di kamar anakku dan beberapa ruangan di rumah ini terpasang kamera CCTV, sehingga ada beberapa orang yang berwenang bisa mengakses untuk melihat dan memeriksa keadaan rumah lewat monitor. Jadi, sebaiknya apa yang harus aku lakukan?"
"Apa kamu yakin semua ruangan di pasang kamera CCTV? Apa tidak ada satu ruangan pun yang terlewat? Coba kamu cek di semua ruangan dan tempat yang ada di rumah itu, apa ada yang tidak dipasangi. Misal ruangan yang jarak ditempati sehari-hari."
Tarissa pun berpikir apa yang dikatakan oleh Bagaskara itu ada benarnya juga. Wanita itu berharap ruangan yang jarang ditempati itu tidak ada CCTV nya.
"Nanti aku akan menyuruh Larasati untuk mengunjungi kamu sambil membawa bingkisan. Salah satunya handphone untuk komunikasi kita," ucap Bagaskara sebelum mengakhiri pembicaraan mereka.
Setelah menidurkan Keanu, Tarissa mulai memeriksa setiap ruangan yang ada di rumah itu. Dia memulai dari lantai dua. Kamar Keanu dan kamar pribadinya memang terpasang kamera CCTV. Nafandra yang punya kuasa untuk menyalakan atau mematikan rekaman CCTV di kamar tidur mereka.
Sudah ada beberapa ruangan diperiksa oleh Tarissa. Sejauh ini kebanyakan ruangan terpasang cctv. Kini wanita itu berdiri di depan kamar paling pojok. Kamar yang membuat Mami Ayu merinding ketika melihatnya tempo hari.
"Ruangan ini di kunci? Apa memang selalu dikunci?" ucap Taissa yang memegang handle pintu mencoba membukanya.
'Ini sebenarnya ruangan apa, ya?' batin Tarissa.
***