NovelToon NovelToon
Satu Milyar Untuk 30 Hari

Satu Milyar Untuk 30 Hari

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: Tya

zea perempuan cantik yang harus menikah kontrak selama 30 hari dengan leon pengusaha kaya raya.
di dalam perjanjian pernikahan kontrak mereka tidak boleh saling jatuh cinta.
namun berjalannya waktu zea mulai ada rasa dengan Leon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Zea merasa bosan menunggu di dalam mobil, ia memutuskan untuk turun dan mencari tempat yang tidak terkena sinar matahari. Saat berjalan di lobby, ia bergumam kesal, "Lama juga Leon."

Sementara itu, Tiger sedang membelikan minuman untuk Zea, tetapi dengan niatan terselubung untuk merahasiakan informasi tentang Leon.

Zea ingin tahu lebih jauh tentang Leon yang  misterius itu, tetapi Tiger terus menutup-nutupi fakta tentang Leon.

Tak lama kemudian, seorang pria bertubuh tinggi dan tampan berjalan keluar dari sebuah kantor di lobby tersebut.

Pria itu berhenti tepat di samping Zea, dan secara tidak sengaja mata mereka saling bertemu. Zea tersenyum ramah, menyapa pria itu sebelum mengalihkan pandangannya kembali ke depan, menantikan kedatangan Tiger dengan minuman yang diharapkannya.

"Mau melamar kerja atau bagaimana?" Tanya pria itu

"Tidak mas, saya lagi menunggu seseorang" senyum manis zea

Pria itu hanya mengangguk, lalu Leon berjalan keluar dari ruangan tersebut. Leon menautkan alisnya saat melihat Zea sedang asyik mengobrol dengan rekan bisnisnya.

"Zea," panggil Leon pelan.

Zea menoleh ke arah Leon dan tersenyum, ada perasaan lega melihat Leon sudah selesai meetingnya. Tapi dia tidak segera mendekat, takut akan terjadi kesalahpahaman seperti sebelumnya.

"Leon, tunggu!" seru Karisa sambil mendekat. "Makan siang bareng yuk," ajaknya dengan semangat.

Zea menatap ke arah Leon dan Karisa, ia berusaha menyembunyikan perasaan cemburunya. Namun, dia tetap tidak berani menyapa lebih jauh Leon, takutnya dia salah lagi.

Sementara itu, pria yang tadi berbicara dengan zea pergi begitu saja setelah melihat ke arah Zea sebentar. Ia merasa ada sesuatu yang aneh ketika pertama kali melihat zea.

Zea sengaja menjaga jarak dengan Leon,  Bahkan, Zea berpura-pura seolah tidak mengenalnya sama sekali.

Tiba-tiba, Karisa mendekati Leon dengan senyum manis di wajahnya. "Leon, mau ya makan siang bersamaku?" tawar Karisa lagi dengan penuh harap

Leon menatap dingin ke arah Karisa, seakan tak tertarik dengan ajakan itu. "Maaf, saya sibuk hari ini," jawabnya singkat sebelum beranjak pergi meninggalkan Karisa yang tertegun.

Zea yang melihat semuanya dari kejauhan, segera mengikuti langkah Leon menuju parkiran. Di sana, mobil Tiger sedang menunggu Zea dengan setia.

"Non Zea!" seru Tiger girang saat melihat Zea berjalan di belakang Leon. "Pasti kamu mencariku ya?"

"Iya, non," jawab Tiger dengan semangat.

"Maaf ya, Tiger. Aku gak kasih tau kamu kalau aku ke sana tadi," ucap Zea dengan nada menyesal.

"Tidak apa-apa, non. Ini, minumnya untuk kamu," kata Tiger sambil menyodorkan botol minuman kepada Zea.

Sementara itu, Leon yang melihat interaksi antara Zea dan Tiger dari kejauhan, merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Namun, dia memilih untuk tidak menunjukkan perasaannya dan melanjutkan langkahnya ke dalam mobil.

Zea membuka pintu mobil dengan hati-hati dan masuk ke dalamnya, ia melihat minuman dingin yang Tiger belikan untuknya. 

Ia menawarkan minuman itu kepada Leon, namun Leon menolak dengan anggukan singkat. "Yaudah minum sendiri saja," ucap Zea sambil meneguk minumannya dengan semangat.

Mobil mulai melaju dengan kecepatan sedang, melintasi jalan-jalan kota yang ramai. Perut Zea mulai terasa lapar, namun dia merasa malu untuk mengatakannya pada Leon. 

Tiba-tiba, Leon berseru, "Tiger, ke restoran biasa ya."

"Baik tuan," sahut Tiger dengan sopan dari balik kemudi. 

Zea merasa lega mendengar Leon mau mengajaknya ke restoran, meskipun ia masih tidak yakin apakah Leon tahu jika ia sedang lapar.

"Tuan Leon, kok bisa tau kalau aku lapar ya?" lirih Zea dengan rasa penasaran. 

Namun, Leon tidak menggubris perkataannya dan tetap fokus menatap ke depan, seolah-olah dia tahu apa yang Zea pikirkan tapi tak ingin menunjukkan rasa kepeduliannya secara langsung.

Mobil Leon perlahan berhenti di area parkir depan restoran yang akan mereka kunjungi. Suasana di dalam mobil terasa hening dan dingin, seolah-olah udara di luar lebih hangat daripada di dalam mobil.

"Udah sampai?" tanya Zea, mencoba memecah kebekuan suasana.

"Udah," jawab Leon singkat, masih menatap lurus ke depan.

Zea menatap wajah Leon yang tampak tegang. Dia lalu mencoba menyindir, "Sampai kapan kamu jadi kulkas tuan, gak takut kalo beku?"

Leon mendengus kesal, lalu membuka pintu mobil dan keluar tanpa menjawab pertanyaan Zea. Zea mengikuti langkahnya dengan rasa heran dan kecewa, berharap Leon akan menunjukkan sikap yang lebih hangat.

Mereka berjalan menuju pintu restoran, langkah kaki Leon terasa berat seakan membawa beban yang tak terlihat. Zea berusaha mendekati Leon dan menyentuh tangannya, berharap bisa meredakan ketegangan yang ada. Namun, Leon menghindar dan melanjutkan langkahnya menuju restoran.

Di balik dinginnya sikap Leon, tersimpan rasa cemas dan kekhawatiran yang mendalam. Namun, ego dan keangkuhannya tak ingin menunjukkan kelemahan di depan Zea. 

Sebaliknya, Zea merasa terluka dan bingung dengan sikap Leon yang terus berubah-ubah. Dia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi, tetapi kesempatan untuk berbicara belum juga diberikan oleh Leon.

Zea duduk di meja makan restoran bersama Leon, namun ia merasa seolah tidak ada di mata lelaki itu. Suasana hening dan dingin menggantung di antara mereka, membuat Zea merasa tidak nyaman dan tidak dihargai.

"Apa kamu tidak suka keberadaanku?" lirih Zea, dengan wajah murung dan mata berkaca-kaca. Namun, Leon tidak memberikan respon sama sekali, seolah tidak peduli dengan perasaan Zea.

"Untuk apa aku tetap di sini, lebih baik aku pergi saja!" seru Zea dengan nada kesal. Ia beranjak dari kursinya, membalikkan badannya, dan berjalan dengan langkah cepat menuju pintu masuk restoran.

Leon yang sebelumnya terlihat acuh tak acuh, kini tersadar dengan kepergian Zea. Ia melihat sosok Zea yang sudah hampir sampai di pintu masuk restoran. Dengan rasa kesal yang menyelimuti hatinya, Leon segera mengejar Zea.

Tiger, asisten kesayangan Leon, merasa heran melihat sikap tuannya yang tiba-tiba mengejar Zea. "Tumben banget, Leon," gumamnya dalam hati sambil mengikuti langkah tuannya.

Di luar restoran, Zea berjalan cepat dengan air mata yang mulai mengalir di pipinya, sedangkan Leon terus mengejar dan berusaha menyusulnya untuk memberikan penjelasan.

"Zea stop!!" Seru Leon 

Zea tetap melangkahkan kakinya tidak menggubris Leon, meskipun zea binggung dia mau jalan kemana.

"Zea ! Stop !" Lantang Leon 

Zea Menoleh kearah Leon dengan tatapan tajamnya lalu ia melengos berjalan lagi, tanpa tujuan karena Emang zea gak tau harus kemana.

"zea kamu mau kemana ! stop gak !" lantang Leon

Leon yang gemas dengan zea tidak mau berhenti juga, leon berlari menangkap zea tapi zea terus melawannya.

**

1
Ellis Herlina
Bagus, membuat penasaran jadi pengen terus membacanya.
Dewi
👍
Rike
cwok gk besyukur🤦
Dewi
ceritanya sangat bagus
🌜💖Wanda💕🌛
Luar biasa
Ivana Make Up
awal yg bagus😍aku suka baca novel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!