Ima seorang gadis desa yang datang dari kampung ingin mengubah kehidupan keluarganya. Ia bekerja di sebuah mini market sebagi seorang kasir. Disanalah berkenalan dengan seorang pria yang membuatnya jatuh cinta.
Gayung bersambut cinta Ima berbalas. Laki - laki itu ternyata juga menyukai Ima. Hubungan mereka makin hari makin dekat,hingga laki - laki itu melamar Ami menjadi pendamping hidupnya.
Awal menikah hidup Ima berubah,rasanya begitu bahagia karna mendapatkan suami yang begitu perhatian. Tapi bencana itu datang saat ia sudah mempunyai seorang anak,sikap suaminya mulai dingin. Ada apa gerangan yang terjadi? apalagi Ima pernah memergoki suaminya menelpon seorang perempuan dengan kata - kata yang tidak sepantasnya . Apakah suaminya sudah bermain api di belakangnya? Bagaimana kelanjutan rumah tangga Ima dengan suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima Susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Bimo dibuat tak berkedip saat melihat seorang gadis turun dari tangga lantai dua. Bimo berdiri dari duduknya dengan sorot mata tertuju pada gadis itu.
"Mas. " sapa gadis itu saat sudah berdiri di depan Bimo.
"Eh- iya." Bimo tersadar dari keterpukauannya. Matanya mengerjap untuk menghilangkan gugup.
"Gimana,mas?" tanya gadis itu.
"Cantik." satu kata meluncur dari bibir Bimo membuat pipi Ima merona.
"Apa aku ga malu - maluin nantinya,mas." kembali Ima bertanya.
"Tentu saja tidak. Kamu sangat cantik dengan penampilan seperti ini." Bimo menyukai penampilan sederhana Ima. Dengan baju yang tidak terlalu mencolok dan make up natural menambah kecantikan si gadis kampung.
Ima merasa tersipu mendengar pujian dari Bimo. Untung Bimo tidak melihat pipinya yang memerah seperti tomat.
Bimo membukakan pintu untuk Ima,baru ia berputar menuju pintu sebelahnya dan duduk di belakang kemudi. Mobil berjalan perlahan membelah jalanan yang mulai padat.
Untung tempatnya tidak terlalu jauh dari butik tadi,sekitar dua puluh menit mereka telah disampai di rumah teman Bimo. Mobil - mobil mewah berjejer rapi di pelataran parkir yang lumayan luas.
Rumah yang begitu megah membuat Ima terpana." Mas ini rumah apa istana?" tanya Ima polos.
"Masa kaya gini aja kamu bilang istana ." kekeh Bimo sambil menggandeng tangan Ima. Ima ikut saja permainan Bimo. Ia sudah di wanti - wanti Bimo tadi di dalam perjalanan untuk pura - pura jadi pasangan Bimo. Bila ada yang bertanya Ima cukup diam saja,biar Bimo yang menjawab.
Pesta yang sangat mewah menurut Ima,ada beraneka ragam makanan dan minuman yang sepertinya sangat lezat rasanya. Mata Ima berbinar melihat hiasan ornamen - ornamen yang nampak cantik.
Beginilah kehidupan orang kaya,ulang tahun perkawinan saja dirayakan dengan sangat mewah. Sedangkan bagi Ima ulang tahunnya sendiri aja belum pernah ia rayakan kecuali dengan sahabatnya itu pun cuma sekedar makan bakso di sekolah.
Bimo tidak melepaskan gandengan tangannya pada Ima. Semua mata tertuju kepada pasangan yang baru saja memasuki taman belakang yang digunakan untuk acara. Aura kecantikan Ima menghipnotis para tamu laki - laki.
"Hai bro,siapa nih? kenalin dong." ujar salah seorang tamu yang merupakan teman Bimo yang terkenal sama seperti Bimo kelakuannya.
"Yang ini ga boleh, udah loe kesana aja. Nanti istrimu cemburu." usir Bimo.
Bimo membawa Ima menuju panggung tempat yang punya hajat.
"Selamat ya,Vin. Moga sakinah masalah warahmah." ujar Bimo saat menyalami sahabatnya yang bernama kevin dan bergantian dengan istrinya kevin.
"Ngomong - ngomong ini siapa lagi cewek yang loe bawa,Bimo?" tanya Kevin.
"Pacar gue lah . Namanya Ima." dengan bangga Bimo memperkenalkan Ima sebagai pacarnya. Ima cuma tersenyum saat dirinya di perkenalkan Bimo kepada Kevin dan istrinya.
"Hati - hati ,ma. Bimo itu palyboy." ujar Kevin pada Ima dan Ima menanggapi dengan senyuman saja.
"Bimo,kali ini jadi ya. Loe tuh udah tua ,carilah rumah buat loe pulang. Sudahi petualangan loe ,kasihan mama dan papa pasti berharap loe punya seseorang yang memperhatikan diri loe." Kevin mencoba menasehati sahabatnya dengan berbisik di telinga Bimo.
" Entahlah,Vin." Bimo memandang Ima yang tengah berbicara dengan istrinya kevin tidak jauh dari tempat ia berdiri. Ada sesuatu yang membuatnya merasa nyaman saat mantap wajah teduh itu.
"Loe apa ga bosan berpetualang mulu?" tanya Kevin sambil memberikan segelas minuman pada Bimo.
" Gue juga kepengen seperti yang lain,tapi gue belum ketemu cewek yang tepat menurut gue." jawab Bimo sambil meminum minuman yang di berikan Kevin sampai tandas. Tapi matanya masih menatap lekat gadis yang tadi bersama dirinya.