NovelToon NovelToon
Gelora Cinta Sahabatku

Gelora Cinta Sahabatku

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni
Popularitas:11.3k
Nilai: 5
Nama Author: Yunita Karim

Kisah dua orang sahabat Mikhail dan Ashenda yang 'laksana bayangan' antara satu dan lainnya tak bisa terpisahkan. Namun orang bijak pernah berkata, tidak akan menjadi sahabat antara laki-laki dan perempuan melainkan akan tumbuh rasa yang lain, karena telah terlanjur merasa nyaman.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunita Karim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13. Sebuah Perjanjian

Pov. Ashenda Reamurthi

---

.

.

.

Mister Jordan memanggilku ke ruangannya. Ia adalah mentor yang bertugas untuk melatih dan membimbing kami yang terpilih dalam seleksi keikutsertaan di Olimpiade Sains Nasional.

Baru tahun ini sekolah kami diizinkan kembali untuk mengikuti ajang bergengsi tahunan tersebut setelah dua tahun kemarin terpaksa harus mengubur mimpi disebabkan oleh kasus besar yang terjadi di sekolah ini.

Menyadari bahwa di sana juga ada Mikhail, aku memperlambat langkahku, dan sengaja aku mengambil tempat duduk yang cukup jauh darinya.

Ya, kami berdua telah berhasil lulus seleksi dengan nilai yang hanya selisih sedikit di belakang koma. Dia memang selalu lebih unggul dariku seperti biasanya. Dan selain kami berdua, ada dua orang lagi dari Edelweis 2 yang akan turut bersaing di ajang bergengsi ini.

Seperti biasanya, cowok itu selalu menatapku dengan tajam seolah ingin menelanku bulat-bulat. Entah apakah arti dari tatapannya itu, mungkin amarah atau emosi sesaat saja karena setelah itu ia bisa saja tiba-tiba bersikap sangat manis, lalu kemudian kembali bersikap sinis.

Begitu seterusnya tanpa bisa ku tebak maunya apa.

Sebetulnya aku sudah tak peduli, tak lagi menjadi hal yang penting bagiku untuk mengetahui perasaannya terhadapku. Karena aku telah memutuskan untuk tidak lagi menjadi bagian dari kisahnya.

" Ashen, ini lembar soalnya." Mister Jordan memanggilku ke mejanya sambil mengangsurkan beberapa lembar kertas ke tepian meja di hadapannya. Aku bangkit untuk mengambil lembaran soal itu lalu segera kembali ke tempat dudukku semula.

" Sambil menunggu Robben dan Vanka, kalian kerjakan soalnya lebih dulu. " Instruksi Mister Jordan lalu kemudian meninggalkan kami berdua di ruangan sunyi itu.

" Nona Cantik ..." Ku dengar suara Mikhail menggema di ruangan yang tak begitu luas itu. Tentu saja panggilan itu ditujukan padaku karena tak ada lagi orang lain di sini kecuali kami berdua saja.

Awalnya, aku pura-pura tak mendengar saja. Dan aku terus saja fokus pada kertas-kertas yang ada di hadapanku meski jujur saja aku mulai kehilangan konsentrasi. Mikhail berhasil mengacaukan pikiranku.

" Kita taruhan yuk" lanjutnya meski tak mendapat respon dariku. Aku masih menahan diriku sekuat tenaga untuk tak meresponnya.

" Oh ternyata nona galak ini pengecut ya. Diajak taruhan aja gak mau. Payah" kini ia malah mencibirku. Sepertinya ia sengaja berniat ingin memancing emosiku, dan nyatanya ia berhasil.

" Jangan pikir karna nilai lo lebih tinggi lo jadi bisa ngeremehin gue ya!" Aku terpancing juga akhirnya, beralih menatapnya dengan tatapan penuh emosi.

" Sumpah gue tersanjung atas responnya nona. Makasih ya." Cowok dengan bibir kemerahan itu bersikap sok manis dengan seulas senyum licik di bibirnya.

" Dan gue yang tentuin taruhannya." Aku mengambilalih kendali sebelum cowok itu melanjutkan.

" Ok, cantik. Gue setuju!." sahutnya dengan penuh semangat, mungkin memang berharap aku meresponnya lebih jauh lagi.

" Siapapun yang unggul, akan berkuasa atas yang lainnya. " Cetusku yang sudah sangat berambisi untuk mengunggulinya. Karena aku ingin membuat peraturan yang akan membuat cowok itu tercengang.

" Ohh gue jadi takut nih. Kalo sampe gue yang kalah, lo bakal jadiin gue budak lo, ngikutin lo kemana-mana, sujud di kaki lo, trus kalo lo lagi kedinginan gue disuruh peluk, kalo lo lagi baper nonton drama trus gue jadi pelampiasan lo deh haha" Ia meracau bak orang linglung lalu menertawakan hayalannya sendiri. Tawa yang palsu kelihatannya, membuat aku merasa sangat muak.

" GR banget lo!" Cibirku geram sambil mendelik sewot ke arahnya.

" Tapi gue gak keberatan kok" kini cowok itu pasang tampang sok bego. Aku bangkit dari tempat dudukku dengan geram, lalu berdiri tepat di hadapannya sambil berkacak pinggang.

" Sekarang lo dengerin gue baik-baik, kalo sampe gue yang unggul. Gue pengen agar lo gak perlu lagi muncul di hadapan gue. Selamanya!" Tegasku dengan nada serius, bahkan sangat serius dengan menatapnya tajam untuk mempertegas ucapanku.

Sejenak cowok itu terdiam menatapku tanpa berkedip. Tak seperti biasanya ia langsung menyahut dengan sengit. Hingga lama-kelamaan ku rasakan tatapannya seolah mulai merasukiku.

Langkahku perlahan surut ke belakang, dan entah kenapa aku tak mampu menatapnya lebih lama lagi. Sekian lama aku mencoba untuk memadamkan rasa di dadaku terhadapnya. Dan sejauh ini aku berhasil menukarnya dengan rasa yang lain meski butuh perjuangan yang tidak mudah.

Aku pun tak ingin membiarkan api itu menyala kembali hanya karena membuat diriku tenggelam di dalam tatapannya itu lebih lama lagi. Sebisa mungkin aku harus bisa kendalikan diriku. Aku tau aku tidak selemah itu hingga dengan mudahnya dapat ia taklukkan kembali.

Akhirnya dengan hati yang masih berkecamuk, aku kembali ke tempatku semula seraya menata hatiku baik-baik. Aku menolak untuk terbawa suasana.

" Dan kalo gue yang unggul ..." Suara Mikhail memecah hening kemudian membuatku terpancing untuk menyimak ucapannya.

" ... Lo harus bertanggungjawab atas semua penderitaan yang udah lo kasih ke gue selama bertahun-tahun." lanjutnya dengan nada suara berat seperti menahan amarah. Demikian cepatnya emosinya berubah.

" Gue gak akan pernah mengampuni lo ! Gak akan pernah!" Ku dengar Ia menggeram hebat dengan tangannya yang mengepal erat di atas meja.

Aku bergidik ngeri melihat kilatan amarah di kedua bola mata tajamnya. Sungguh tak pernah aku menyaksikan sikapnya demikian sebelumnya. Aku bahkan seperti melihat pribadi yang berbeda di dalam dirinya. Apakah sedalam itu aku mengecewakannya sehingga mengubahnya menjadi pribadi yang tak lagi ku kenali?!

Ku tahan diriku untuk tidak lagi menoleh ke arahnya. Sungguh ia sedang tidak menjadi dirinya sendiri saat ini. Aku sedikit merasa takut. Ku coba untuk berkonsentrasi saja pada kesibukanku sendiri. Hingga akhirnya Robben dan Vanka muncul yang seketika mengakhiri ketegangan di ruangan itu.

" Eh, udah duluan ya." Sapa Robben yang kemudian mengambil tempat di sisi kanan Mikhail.

" Iya nih. Udah hampir separuh jalan." Jawab Mikhail dengan nada bicara yang normal. Bisa-bisanya ia bersikap demikian kepada orang lain, sedangkan terhadapku ia menjelma menjadi seekor bunglon yang bergonta-ganti sikap dan emosi secara tidak terduga.

" Mister Jordan kemana, shen?." Tanya Vanka yang lalu mengambil tempat di sisiku.

" Keluar sebentar, van. Tunggu aja. Bentar juga balik kok." Jawabku kemudian melanjutkan fokus pada kertas di tanganku.

" By the way, lo berdua bukannya kemaren-kemaren pacaran ya? Atau emang udah putus? Kok gue liat gak ada mesra-mesranya." Tiba-tiba Robben membahas soal itu.

Ya. Memang semua orang mengetahui tentang hubunganku dan Mikhail, karena kami selalu terlihat bersama dan sangat mesra. Hingga banyak yang menatap iri terhadap kami berdua. Saat itu, kami memang seperti tak terpisahkan. Takkan ada yang menyangka jika akhirnya hubungan kami menjadi seperti sekarang.

Kadang terlintas di benakku saat-saat kami bersama, memadu kasih demikian hangat dan mesra. Dan aku selalu saja menginginkan Mikhail berada di sisiku. Karena dengan begitu hatiku merasa tenteram dan damai.

" Gak kok. Cuma lagi break sejenak, prepare buat hubungan yang lebih serius kedepannya." Tiba-tiba Mikhail menjawab pertanyaan Robben dengan suara lantang yang mendapat sambutan riuh dari Robben dan Vanka.

Aku pura-pura tak mendengar ucapannya karena mulai disibukkan dengan detak jantungku yang memacu lebih cepat.

" ... Apakah aku masih mencintainya ...?."

📌

YuKa /180324

1
Yunita Karim
Jauh ketinggalan😀
Yunita Karim
Jauh ketinggalan😀
Yunita Karim: iyaa 🥰
Deni Saputra: maaf ya/Silent/
total 2 replies
Deni Saputra
mantap ni ceritanya🤭
Yunita Karim
makasih😀
Deni Saputra
serunya
Deni Saputra
klau istriku enggak marah tapi istriku cari peganti diriku😭
Yunita Karim: Ya kan kalo sama2 suka ngapain dipertahankan😛
total 1 replies
Deni Saputra
menarik bangat ceritanya😍😍😍
Yunita Karim: thanks🥰
total 1 replies
Deni Saputra
siip
Deni Saputra
keren ni😘🥰
Deni Saputra
seru banget ceritanya 😍😘
Deni Saputra
seru
Deni Saputra
next/Drool/
Yunita Karim
🔥
Yunita Karim
Makasih supportnya kka🙏😍
Shoot2Kill
Karakternya juara banget. 🏆
Yunita Karim: Makasih kka 😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!