NovelToon NovelToon
Istri Kontrak Tuan Impoten

Istri Kontrak Tuan Impoten

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Menikah Karena Anak / Disfungsi Ereksi
Popularitas:44.5k
Nilai: 5
Nama Author: YoungLady

Perhatian : Membaca Novel ini bisa membuat anda baper sampai sakit kepala.🤭


Diselingkuhi oleh tunangannya, membuat Dika patah hati dan mengalami trauma mendalam pada wanita hingga menderita impoten.

Takdir mempertemukan Dika dengan Diva, anak dari teman baiknya yang belum lama meninggal dunia. Impoten Dika mendadak sembuh dan mereka melakukan one night stand karena pengaruh obat terlarang.

Satu bulan kemudian Diva hamil, mereka pun melakukan pernikahan kontrak. Diva terpaksa mau menikah kontrak dengan Dika agar anaknya memiliki sosok Ayah untuk diakui, juga agar dia bisa membalas dendam pada sang Tante yang telah menindasnya dan keluarganya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoungLady, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Romantis

Nurma telah menunggu kedatangan Dika dan Diva diruang makan untuk melakukan ritual makan malam bersama. Saat pasangan suami istri itu muncul, Nurma tak kuasa menahan senyumnya. Dia ingat betul bagaimana orang kantor menceritakan ganasnya Diva dalam menghadapi Zoya, jangankan Zoya, mungkin hantu pun akan takut jika Diva sudah mengomel.

Tak seperti biasanya tiba tiba Dika mengambil piring, menyendok nasi, sayur dan lauk. Pria itu menyodorkannya pada Diva sambil tersenyum manis. Diva sempat tak enak hati mau menerima piring itu, apa lagi ada udang goreng disana. Kebetulan Diva alergi pada udang goreng, tapi dia takut Dika tersinggung jika menolak niat baiknya.

"Hanya memakan udang dua biji saja, tidak apa apa bukan?" Gumam Diva dalam hati.

"Nah, begitu dong. Yang romantis jadi pasangan suami istri, Ibu ikut senang melihatnya," celetuk Nurma.

"Ibu, jangan begitu. Nanti Diva malu," ucap Dika.

"Aku tidak malu, Mas mungkin yang malu," ledek Diva balik.

Ketiganya makan dengan khidmat dan serius, tidak ada obrolan diatas meja makan. Mereka sibuk menikmati makanan masing masing, hingga akhirnya Diva mulai merasakan gatal gatal di sekujur tubuhnya.

Dia tidak boleh membuat Ibu mertua dan suaminya panik, Diva segera menghabiskan makannya lalu pergi ke kamar untuk mencari obat alergi yang dia simpan didalam tas. Diva meng obok-obok isi tasnya, ternyata obat alerginya habis. Diva panik, karena bentol bentol merah berukuran besar mulai muncul di bagian tangan, leher dan wajahnya.

"Aduh, gatal sekali," Diva terus menggaruk. Dia seperti seekor kera yang sedang kesurupan.

"Aku tidak tahan lagi, gatal, perih," desis Diva.

Dika masuk kedalam kamar untuk mengambil ponselnya, dia terkejut melihat Diva menggaruk garuk tubuhnya dengan kasar. Dika segera berlari menghampiri Diva dan memegangi tangannya.

"Apa yang terjadi? Kenapa wajahmu merah dan banyak bentol bentolnya?" Tanya Dika panik.

"Aku alergi udang, makannya tubuhku jadi seperti ini. Aku tidak tahan, rasanya tersiksa sekali,"

"Dasar bodoh, sudah tau alergi tapi masih memakan udang. Ayo pergi ke Dokter." Ajak Dika. Diva mengangguk, dia mengambil tasnya dan pergi ke Dokter diantar oleh Dika.

Tiba disebuah klinik dekat rumah, Diva langsung diperiksa. Dia diberi resep obat untuk mengatasi alerginya yang aman untuk Ibu hamil. Dika merasa bersalah karena telah membuat Diva terserang alergi, dia tau kalau wanita itu pasti tidak enak hati mau menolak makanan pemberiannya tadi.

"Lain kali jangan makan udang lagi ya Bu. Untuk anda tidak diserang sesak nafas juga, akan sangat berbahaya bagi anda dan anak anda didalam perut," Dokter memberi nasihat.

"Iya, Dok. Lain kali aku akan hati hati," ucap Diva.

Selesai berobat, Dika dan Diva pulang kerumah. Tak diduga Nurma menunggu kepulangan mereka di teras rumah sambil mondar mandir tidak jelas. Ada ekspresi wajah cemas disana, sepertinya dia tau sesuatu telah terjadi pada menantu kesayangannya.

"Ada apa? Kenapa kalian pergi buru buru dan tidak pamit pada Ibu?" Desak Nurma. Dia melempar pandangan pada Diva dan alangkah terkejutnya dia saat melihat kulit Diva merah dan bentol bentol.

"Sayang, kamu kenapa?" Nurma memegangi wajah Diva.

"Aku terkena alergi Bu," sahut Diva.

"Alergi apa?"

"Alergi udang,"

"Astaga Diva, kenapa kamu tidak memberi tahu kami kalau kamu alergi udang,"

"Maaf, Bu,"

"Ya sudah, ayo masuk. Minum obatnya dan istirahat ya!"

"Iya, Bu."

Di dalam kamar...

Diva mulai membaik setelah setengah jam minum obatnya, Dika masih saja duduk disisi Diva sambil terus mengamati kulit wajah dan tubuh istrinya. Ada gejolak yang muncul dihati Diva, dia tidak kuat mendapat perhatian bertubi tubi dari suaminya.

Jika sedang mode kalem, Dika sangat tampan dan menawan. Andai dia bisa bersikap seperti itu terus setiap hari. Ah, mana mungkin. Mood seorang Dika mudah sekali berubah ubah.

"Om tidak punya kerjaan lain selain duduk dan mengawasi ku?" celetuk Diva.

"Kenapa memangnya? Salah jika aku mengawasi istri sendiri?"

"Tidak juga sih, tapi..."

"Apa kamu sudah baikan?"

"Sudah,"

"Aku akan mematikan lampu kamarnya, pergilah tidur,"

"Oke."

Waktu baru menunjukan pukul 20.00 malam, tapi Dika sudah meminta Diva untuk pergi tidur. Mana bisa? Setelah Dika keluar dari kamar, Diva mengambil ponsel dan membuka aplikasi T!k Tok. Membuka aplikasi itu bisa membuat suasana hati Diva menjadi baik, karena ada banyak pria tampan berseliweran disana.

Diva sangat suka pada pria China berotot yang sering membagikan aktifitas gym nya. Dia gemas melihat perut kotak kotak super rata dengan kulit mulus tiada cela.

"Sial, dia sempurna sekali. Apa milik Om Dika juga seperti itu ya? Ha... Ha... Ha... Aku jadi penasaran." Celoteh Diva.

Diva sangat serius menatap layar ponselnya, dia tidak sadar jika Dika sudah kembali kedalam kamar dan sedang berdiri disampingnya. Dika kesal melihat Diva menatap pria tampan maskulin itu tanpa berkedip, terlebih wajah Diva berbinar dan sebentar lagi air liurnya pasti akan menetes.

"Milikku jauh lebih bagus dari pria itu Diva. Apa kamu ingin melihatnya?" Ucap Dika dengan nada penuh tekanan. Diva menoleh, dia kaget saat melihat bayangan pria sedang berdiri disisinya.

"Eh, Om Dika," Diva melempar ponselnya ke sembarang arah.

"Sedang apa kamu?"

"Tidak sedang apa apa kok,"

"Kenapa ponselmu dibuang?"

"Aku ingin pergi tidur, Om juga harus pergi tidur,"

"Kamu tidak ingin melihat perut datar dan seksi milikku dulu?" Goda Dika.

"Tidak, aku tidak mau. Aku mau pergi tidur saja." Diva menarik selimut dan menutupi wajahnya. Meski gelap, Dika bisa tau kalau Diva sedang tersipu malu karenanya.

Bersambung...

1
Mas Tista
Luar biasa
Kamiem sag
kalau cerdas Diva bisa temui dokter, bidan utk konsult agar tak hamil
tau setidanya ke apitek atau toko obat beli pil KB utk mencegah kehamilan
tapi kalo othor membuat Diva bodoh ya mau gimana lagi
Kamiem sag
tapi impoten kenapa menggagahi perawan??
Ran Tea
Luar biasa
🌺🏵️YoungLady🏵️🌺
Hallo, pantengin terus ceritanya ya. Jangan lupa untuk memberikan like sebanyak banyaknya agar Author tetap semangat menulis...😘
Teti Nurhayati
seruuu
Galih Adrian
lanjutkan
bintang hidayat
wau bagus sekali ceritanya
🌺🏵️YoungLady🏵️🌺: Terimakasih sudah mampir, nantikan terus kelanjutan ceritanya ya.☺️
total 1 replies
Irin Ka
❤️❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!