Syahnaz, ibu rumah tangga yang berparas cantik dan baik hati, ia mempunyai suami seorang pengusaha yang terbilang sukses dan tampan. Namun, sayang nya rumah tangga mereka mulai retak setelah datang nya seorang gadis bernama Lily.
Lily memiliki wajah yang lumayan cantik dan juga bentuk tubuhnya yang bagus. Namun, sayang nya Lily tega menjadi duri dalam rumah tangga nya Syahnaz dan Raja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hafit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengkhawatirkan dia
( POV Aditya )
Aku benar-benar kaget dan gak nyangka kalau Syahnaz dan Raja bercerai. Selama ini aku mengira Syahnaz sudah bahagia bersama sahabatku itu. Nyata nya malah berbanding balik.
Aku benar-benar tidak menyangka kalau Raja tega menyakiti Syahnaz, bahkan menduakan nya. Benar-benar bajing4n anak itu.
Andai waktu itu aku tidak pindah keluar negeri dan tidak membiarkan Syahnaz menikah dengan Raja pasti semua ini tidak akan pernah terjadi.
"Makasih ya sudah anterin aku!" Suara Syahnaz membuyar kan lamunan ku.
"Eh, i-iyaa." Balas ku tergagap, dan turun membuka kan pintu.
"Dit, gak usah, aku bisa sendiri," Cegah Syahnaz merasa tidak enak saat diriku membantu nya keluar dari mobil.
"Ah, gak papa....Santai aja lah," Balas ku mengulas senyum.
"Eum, ya sudah aku masuk ya?" Ucap Syahnaz pamit pada ku.
"Syahnaz...." Panggil ku, dan Syahnaz langsung menoleh membuat aku sedikit gugup.
"Heum, kamu yang sabar ya! Dibalik kejadian ini pasti akan ada hikmah nya." Ucap ku, Syahnaz tampak mengernyit menatap ku. Mungkin dia Heran padaku. Entah sudah berapa kali aku telah mengucapkan kata yang sama seperti itu padanya.
"Iya Dit....Makasih ya atas perhatian nya, kamu memang teman yang baik!" Puji Syahnaz.
Teman? Ah, kenapa aku se akan merasa tidak rela Syahnaz menganggap ku hanya teman.
"Dit!!!" Seru Syahnaz, lagi-lagi aku melamun.
"Eum, ya sudah kalau gitu aku pamit dulu ya!" Pamit ku tidak ingin semakin salah tingkah di depan Syahnaz.
Syahnaz mengangguk, aku masuk kedalam mobil dan ku lihat Syahnaz masih belum beranjak dari situ. Mungkin dia masih menunggu ku pergi.
Tin...
Aku mengklakson Syahnaz, dan melajukan mobil ku membelah jalan raya.
"Syahnaz, kamu masih saja sama seperti dulu....Gak ada yang berubah dari kamu," Gumam ku tersenyum sendiri.
*
*
"Aditya....Darimana saja kamu?"Suara Mama mengagetkan ku, tiba-tiba saja Mama sudah ada didepan ku.
"Aku dari tempat teman Mam..." Balas ku, aku yakin pasti akan kena omel lagi sama Mama.
"Teman yang mana? Perempuan apa laki-laki?" Tanya Mama mengintrogasi ku.
"Mama, kenapa sih harus tanya begitu?"
"Ya, mama mau tau saja, gak boleh?Kamu itu sama saja seperti kakak mu Damar, kalau mama tanya gak pernah mau jawab!" Ucap Mama terlihat cemberut.
"Iya deh, Mama mau tanya apa biar Adit jawab semua nya!" Ucap ku merangkul mama cantik ku, membuat nya kembali tersenyum dan mencubit hidung ku manja.
Mama ku itu memang sudah sangat menginginkan aku dan kak damar segera menikah. Mama selalu mendesak ku dan juga kak Damar.
Sebenar nya kasihan juga sama mama dan papa, tapi ya mau bagaimana lagi, belum ada jodoh nya gue.
Jangan kan aku, kak Damar saja yang lebih tua dari aku belum juga mau menikah, dia terlalu sibuk dengan pekerjaan nya sebagai dokter spesialis jantung.
Bahkan aku tidak pernah melihat kak Damar dekat dengan cewek manapun, aku heran, sekaligus bingung apa jangan-jangan kak Damar itu gak suka sama wanita ya?
Hi, amit-amit deh, semoga saja bukan.
Secara dia terlalu cuek dan dingin pada semua gadis, makanya gak ada yang berani mendekati dia.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Sekitar jam setengah delapan pagi aku sarapan dan berangkat kerja.
Semenjak balik dari Jerman aku disuruh Papa menggantikan nya diperusahaan beliau. Papa ingin menghabiskan Masa tua nya bersama Mama dirumah untuk beristirahat.
Saat diperjalanan tiba-tiba saja aku teringat Syahnaz, entah kenapa rasanya aku ingin melihat wanita itu.
"Apa aku kesana saja ya?" Batin ku ragu-ragu.
"Tapi, aku kasih alasan apa kalau Syahnaz tanya nanti? Gak mungkin kan aku bilang kalau aku ingin melihat dia....Ah, Syahnaz, kamu benar-benar bikin aku gil4!" Gumam ku berbicara sendiri, kalau ada orang yang melihat mungkin sudah mengira kalau aku tidak waras.
Setelah penuh pertimbangan, akhirnya aku nekat datang ke apartemen syahnaz.
Setiba nya disana, aku sama sekali tidak turun dari mobil, aku memilih menunggu di mobil, berharap Syahnaz tiba-tiba keluar. Gak papa lah aku diam-diam saja, malu juga kalau ketahuan sama Syahnaz.
"Apa telpon Syahnaz ya?" Batin ku setelah agak bosan menunggu lama di dalam mobil.
Tok~Tok~Tok~
"Ah, siapa sih ganggu saja!" Kesal ku, karena tiba-tiba ada yang mengetuk kaca mobil ku.
"Bisa sabar gak," Ketus ku sembari membuka kaca mobil
Deg...
"Syahnaz....." Aku kembali dibuat kaget ternyata yang mengetuk kaca mobil ku Syahnaz. Sejak kapan Syahnaz ada disitu? kok aku gak lihat dia keluar dari gedung itu?
Ah, Aku harus gimana sekarang, apa yang harus aku katakan sama Syahnaz.
"Adit, ngapain kamu di sini?" Tanya Syahnaz membuat aku semakin gugup.
"A-aku, Eum....Aku...." Aku malah tergagap, gak tau harus jawab apa sekarang, mata ku melirik kearah Syahnaz yang terlihat serius menunggu aku menjawab.
Tring~Tring~Tring...
"Ah, sebentar ya, ada yang menelpon...." Tiba-tiba saja ponsel ku berbunyi, aku merasa terselamatkan.
Huf....
"Iya gak papa, angkat saja dulu!" Ucap Syahnaz sembari tersenyum ke arah ku.
Ku rogoh saku mengambil benda pipih itu dengan cepat.
"Kak Damar?" Batin ku heran, saat melihat nama pria dingin itu tertera dilayar ponsel ku.
Bukan apa, tumben saja dia menelepon ku se pagi ini.
Belum sempat ku angkat ternyata panggilan nya sudah putus.
"Kok gak kamu angkat Adit?" Tanya Syahnaz saat melihat aku kembali memasukkan benda pipih itu kesaku.
"Gak penting juga....Oh ya, kamu mau kemana Syahnaz?"
"Oh...Eum, aku mau kerumah Mas Raja, ada hal yang harus aku bicarakan sama mereka."
"Kerumah itu lagi? Syahnaz, kamu gak boleh kesitu , apalagi pergi sendirian begini! Aku takut Raja malah berbuat jahat lagi sama kamu nanti nya!" Cegah ku begitu khawatir begitu mendengar Syahnaz berniat kembali lagi ke situ.
"Biar aku antarin kamu ya!" Tawar ku.
"Aku gak mau merepotkan kamu lagi Adit, apalagi kamu terlihat sudah rapi begitu, pasti kamu mau berangkat kerja kan....Heum, aku bisa sendiri kok, gak papa, aku bisa jaga diri...." Balas nya santai.
"Gak, pokok nya aku anterin kamu...Aku gak tenang kalau harus membiarkan kamu pergi sendirian kesana." Paksa ku menarik tangan Syahnaz masuk kedalam mobil ku.
"Tapi Dit..." Syahnaz masih berusaha menolak ku.
"Udah ikut saja," Sela ku langsung menyalakan mobil dengan cepat.
Sekitar 15 menit kami sampai didepan rumah nya Syahnaz dan Raja.
"Adit....Biar aku masuk sendiri saja ya, kamu tunggu disini, aku gak mau nanti mas Raja Malah salah faham kalau liat kamu, apalagi dia tau kalau kemarin kamu membantu aku kabur dari dia." Ucap Syahnaz, sebenar nya aku gak yakin membiarkan Syahnaz menemui Raja sendirian, aku takut Raja punya rencana jahat sama dia. Tapi, aku juga gak mungkin memaksa ikut, mungkin ada hal yang mereka mau bahas masalah pribadi.
"Ya sudah, tapi kalau ada apa-apa, kamu teriak saja ya, panggil aku! Pasti aku segera datang," Ucap ku, Syahnaz mengangguk sembari tersenyum kearah ku.
Setelah Syahnaz masuk, aku benar-benar gak bisa menunggu dengan tenang. Aku benar-benar mengkhawatirkan wanita itu.
Aku takut terjadi sesuatu di dalam sana.
*****
Wah, ada tokoh baru lagi nih...
Jangan lupa ikuti terus ya, ingat like dan komen juga ya...
Maaf ya telat Update nya...
🙏❤️
jng keburu nikah cari yg bner bner laki baik dan tanggung jawab terlebih orang yg sdh selesai dng ms lalunya.
harusnya jaga-jaga misal sertai polisi atau teman gtu dehhhh.. 🤨