NovelToon NovelToon
Jejak Sang Killer

Jejak Sang Killer

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ari Wulandari

Ketika sebuah video mengerikan yang menampilkan mayat manusia yang disiksa dan dibunuh diunggah di internet, polisi tidak memiliki petunjuk apapun mengenai siapa sebenarnya sang pelaku. Mereka meminta bantuan Agam, seorang profiler jenius yang juga seorang profesor termuda di salah satu universitas terkemuka.
Agam menerima tantangan itu. Namun ia tidak menyangka bahwa kasus ini akan membawanya ke masa lalunya yang kelam. Adiknya, Fahmi, menghilang secara misterius beberapa tahun yang lalu, dan sampai detik ini Agam tidak pernah tahu bagaimana nasib adiknya itu.
Apakah ada kaitan antara pembunuh berdarah dingin yang mengunggah video-video maut itu dengan hilangnya Fahmi?
Demi bisa mengungkap segalanya, Agam harus berhadapan dengan kebenaran yang mengejutkan dan menakutkan, sebelum nyawanya sendiri menjadi taruhan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ari Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua Belas | Investigation

Detektif Han mengantar Agam dan Jasmine ke tempat para saksi yang berada di lantai dasar gedung konstruksi. Totalnya ada tiga saksi. Kim Suk Chin, 42 tahun. Han Yo Seop, 39 tahun. Dan Lee Il Sung, 41 tahun. Usai mengantar, Detektif Han kemudian pamit meninggalkan mereka, karena ada tugas yang telah diberikan oleh Agam sebelumnya dan dia harus segera mengerjakannya.

“Halo, saya Agam,” sapa Agam pada ketiga saksi, “seorang profiler kriminal.”

“Saya Jasmine, juga seorang profiler,” Jasmine turut memperkenalkan dirinya. “Kami ingin mengajukan beberapa pertanyaan mengenai korban. Apa kalian punya waktu?”

“Maksud kalian si Cha Hyun Sik?” ketus si salah satu saksi berkepala botak, bernama Kim Suk Chin. “Oh … tsk! Saya sebenarnya tidak terlalu suka membicarakan hal tentang dia … tapi silahkan saja.”

“Pertama-tama, apa kalian tahu sejak kapan Cha Hyun Sik menghilang?” Tanya Agam.

“Kami tidak melihatnya sejak kemarin lusa.” Jawab saksi Kim Suk Chin.

“Bisakah kalian menjelaskan bagaimana kondisi dirinya tiga hari sebelum dia menghilang?” Kali ini Jasmine yang bertanya.

“Waktu itu dia memang terlihat agak aneh,” ungkap saksi berambut cepak dan beruban, bernama Lee Il Sung. “Saya melihatnya sedang mengecek ponselnya, dan entah apa yang ia lihat tapi raut wajahnya tiba-tiba saja berubah jadi sangat pucat. Karena khawatir, saya bertanya padanya apakah dia baik-baik saja? Apa yang terjadi? Tapi, responnya malah dia jadi sangat marah pada saya.”

“Ah, saya ingat yang itu,” sela saksi berkulit gelap, bernama Han Yo Seop. “Dia kemudian meninggalkan pekerjaannya dan menghilang. Membuat orang lain harus melakukan pekerjaan ekstra untuk menggantikannya. Salah satunya adalah saya. Dan saya benar-benar kesal saat itu.”

“Jam berapa hal itu terjadi?” Tanya Agam.

“Sekitar jam sembilan atau sepuluh malam,” jawab Han Yo Seop, “kurang lebih seperti itu.”

“Apakah kalian bisa menggambarkan bagaimana kepribadian korban?”

“Yeah, dia cukup normal,” kata Lee Il Sung, yang kemudian mendapat senggolan di lengannya dari Han Yo Seop.

“Ya, kau seharusnya memberitahu mereka yang sebenarnya.” Protes Han Yo Seop, membuat Lee Il Sung, jadi sedikit gelagapan.

Lee Il Sung berdeham pelan. “Yah, terus terang, Cha Hyun Sik sebenarnya bukanlah orang yang bisa di bilang baik.”

“Dalam arti lainnya, dia bukanlah orang baik.” Sambar Kim Suk Chin.

“Saya sebenarnya cukup prihatin dan juga kasihan atas kematiannya. Tapi … sejujurnya, dia agak sedikit aneh.”

“Aneh? Seperti apa?” cecar Jasmine.

“Dulu di sini pernah ada kucing liar yang sering datang tiap jam makan siang. Karena kasihan, saya merawatnya. Saya suka memberinya makan. Dan saat itu, Cha Hyun Sik tiba-tiba saja datang dan menendangnya. Yang lebih mengerikannya lagi, dia bahkan merekam semua tindakannya itu.”

“Dia memang sakit jiwa. Bukan aneh lagi. Itulah kenapa saya tidak begitu suka jika harus menyebut namanya atau berbicara tentangnya. Hanya memberi kesialan.” geram Kim Suk Chin.

Selagi Jasmine masih terus menginterogasi ketiga saksi itu, Agam tengah tenggelam dengan pikirannya sendiri. Sesuatu hal yang sama seperti di kasus sebelumnya kembali muncul.

Seekor kucing. Lagi.

“Agam?” suara panggilan Jasmine menyadarkan lamunan Agam.

“Ya?” Sahut Agam, matanya lalu beralih ke sekitarnya dan tidak mendapati keberadaan dari ketiga saksi tersebut. “Sudah selesai?”

Jasmine mengangguk. “Tidak terlalu banyak yang bisa ditanyakan lebih detail. Tapi setidaknya kita menemukan beberapa informasi penting tentang korban.”

“Kau benar. Dengan berdasarkan keterangan dari para saksi barusan, sepertinya kita bisa memperkirakan waktu di mana Cha Hyun Sik di serang.”

“Ya,” setuju Jasmine. “Dia menghilang pada pukul sembilan atau sepuluh malam setelah melihat sesuatu di ponselnya. Yang berarti, telah terjadi sesuatu padanya setelah itu, yang membuat seluruh tubuhnya penuh dengan memar.”

“Aku sudah memberitahu hal ini pada Detektif Han. Saat ini dia mungkin sedang mencari lokasi, tempat terjadinya penyerangan pada korban, seperti yang kita bicarakan sebelumnya. Dan satu hal lagi ….” Kalimat Agam yang terakhir menggantung secara tiba-tiba. Nampak sekali ada sesuatu yang begitu sangat mengganggu bagi Agam. Dan hal itu disadari oleh Jasmine.

“Apa ada sesuatu yang mengganggumu?”

Agam menghela napas pendek. “Ini soal kucing-kucing itu.”

“Kucing? Para saksi itu juga bilang kalau Cha Hyun Sik melakukan penganiayaan pada seekor kucing sebelumnya.”

Agam mengangguk.

“Teddy juga melakukan hal yang sama.”

“Oh, ya ampun. Kalau begitu, kita bisa melakukan pencarian digital tentang korban. Jika ada hubungannya dengan kucing … mungkin akan ada sesuatu yang bisa kita temukan di internet, semacam dengan yang lagi viral sekarang. Si Cat Killer.”

***

Dua jam kemudian, di kantor Divisi Analisa Perilaku Kejahatan …

Suara dering telepon dari ponsel Agam, menggema di ruangan tersebut. Tertera nama Detektif Han di sana. Agam pun menggeser slide panggilannya ke tombol jawab, dan menekan tombol pengeras suara agar Jasmine juga bisa mendengar hasil temuan Detektif Han.

“Ya, Detektif. Apa kau menemukan sesuatu?”

“Seonbae! Kami telah berhasil memulihkan riwayat pesan korban. Cha Hyun Sik ini … dia ternyata salah satu anggota dari grup obrolan yang bernama Cat Abuser Unite.” Terang Detektif Han.

“Cat Abuser Unite?”

“Ya, Seonbae. Itu adalah grup obrolan umum yang para anggotanya suka menyiksa kucing.”

“Apa?” Agam dan Jasmine saling melempar pandangan terkejut mereka. “Tunggu, jangan bilang kalau Cha Hyun Sik adalah orang yang sedang kita cari. Cat Killer.”

“Berdasarkan foto yang di unggah ke dalan grup obrolan itu, tidak ada tanda-tanda bahwa dia adalah Cat Killer. Karena pada kenyataannya, dia nampak begitu terganggu bahwa si Cat Killer ini menjadi begitu terkenal.” Papar Detektif Han.

“Jadi, aku menduga kalau dia bukanlah orang yang sama dengan yang kita cari,” Jasmine berasumsi.

“Tapi Cha Hyun Sik … dia sepertinya mengenal Teddy.” Lagi-lagi pernyataan yang mengejutkan untuk Agam dan juga Jasmine dari Detektif Han.

“Apa?!”

“Kau bilang apa barusan?!”

Detektif Han kemudian mengirimkan sebuah foto screenshot ke ponsel Agam.

[Cha Hyun Sik] Aku sudah melihat foto mayat yang di upload oleh si Killer. Aku tahu siapa itu.

[Kucing Bodoh] Yeah, benar.

[Cha Hyun Sik] Aku serius LOL. Dia juga suka menyiksa para kucing, hahaha.

[SmackEm] ???

[Cha Hyun Sik] Dia selalu bertampang bodoh, tapi percayalah. Dia bisa menyiksa para kucing-kucing sialan sepanjang hari.

[Kucing Bodoh] LOL yang benar? Jangan bilang kalau kamu juga akan memotong tanganmu sendiri?

Raut wajah Jasmine nampak pias.  Ia seolah kehabisan kata-kata melihat bagaimana orang-orang dalma grup obrolan itu nampak terbiasa dengan segala hal yang mereka lakukan. Bahkan menganggap bahwa menyiksa kucing itu adalah hal yang paling lucu dan menyenangkan. “Agam, ini ….”

“Ya, Jasmine. Orang-orang ini sakit. Tapi hal lain yang bisa kutangkap dari isi grup obrolan ini, besar kemungkinan orang-orang yang menjadi target dari pelaku di dalam kasus kita ini adalah para penyiksa kucing.” Simpul Agam.

Teddy dan Cha Hyun Sik terlihat sekali bahwa keduanya saling mengenal. Bahkan keduanya juga memiliki sesuatu yang sangat mirip. Yaitu mereka berdua telah melakukan penyiksaan terhadap kucing.

***

1
Kirana~
Sedikit koreksi.
Tidak boleh memegang mayat tanpa sarung tangan. Selain dapat merusak barang bukti dengan sidik jari, bisa juga tertular penyakit dari mayat.
haku gaming
reccomended bnget buat yang suka novel detektif dgn jln cerita yang beda!
love it!
haku gaming
kasian agam, kyk kena panik attack gitu gak sih?
Adam zaheer
dududu...lnjut bosq! jgn bkin penasaran sma klnjutan crtanya...
Adam zaheer
menyala professor Agam!
Adam zaheer
aku datang lagi! wah Makin seriously aja nich critanya...
haku gaming
wah jadi mkin gak sabar ma masa lalunya fahmi. cepetan lanjut thor!
haku gaming
jangan2 fahmi ini bkn sodaranya agam
haku gaming
next,next, next!
haku gaming
Rese' juga nih pak polnya./Speechless//Speechless/
Adam zaheer
seorang Agam dilawan 😂😂
Adam zaheer
Agam ma yeon woo pacaran ya?
Adam zaheer
kereen Thor! lanjut!
Adam zaheer
hahaha🤣🤣
Adam zaheer
yayyaya...ggogoo Agam!
Adam zaheer
lanjutkan Thor!
Adam zaheer
wah..kereen. ni authornya pernah jadi dokter forensik app gmn ya?
haku gaming
kali ini agak2 merinding disko bacanya. kereen! next...
haku gaming
ngeriii!! the redroom vibes
haku gaming
sy pun tak kuasa membayangkan /Puke//Sob/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!