Reinkarnasi Istri Antagonis

“Maaf Tuan, kami tidak bisa menemukan Nyonya.”

Mendapat kan panggilan dan suara dari seberang telepon dari anak buah nya membuat dia mengernyit kan bingung tidak percaya karena yang dia suruh adalah senior anak buah nya yang pasti selalu mendapat kan tempat yang dia ingin kan, tetapi saat ini malah anak buah nya itu tidak menemukan keberadaan sang istri.

Merasa penasaran dengan tempat rahasia dari Ino sang istri dengan sahabat nya.

“Cari tempat tinggal milik Dewi sahabat dari istri saya.” Setelah mengata kan itu, Aland langsung memati kan sambungan telepon nya dengan sepihak.

Mengepal kan kedua tangan di atas meja kerja nya dengan tatapan lurus yang sangat menyeram kan bagi semua orang jika melihat nya. Aland sangat menyesal diri nya tidak memilih mengantar sang istri, sudah setengah hari sampai hari malam yang gelap tiba tetap tidak ada kemunculan tubuh mungil di hadapan nya atau pun berada di rumah membuat diiri nya gelisah.

Tiba – tiba Aland melebar kan senyuman seringai sambil membuka ponsel nya yang memperlihat kan Wallpaper wajah sang istri sedang selfie dan juga bukan diri nya yang memasang foto tersebut melain kan sang istri sendiri.

“Mau bermain petak umpat, hem?” gumam Aland dengan nada rendah dan pelan sambil menikmati senyuman dari Ino alias foto nya.

Berjalan ke luar ruangan untuk pergi pulang, belum sempat menutup ruangan nya kembali tiba – tiba dia di kejut kan dengan seorang perempuan yang membawa selang infus di tangan nya berada di depan Aland dengan senyuman nya membuat pria di depan nya merasa kesal dan muak ingin sekali dia menghilang perempuan itu dari bumi tetapi dia ingat saat Bunda nya bersahabat baik dengan keluarga itu.

Mengingat kalau karena perempuan ini lah sang istri pergi membuat Aland tiba – tiba mencengkram pergelangan tangan perempuan itu yang terkejut dan meringis kesakitan, saat ada salah satu Dokter muda laki – laki menghampiri mereka langsung saja Aland melepas kan cengkraman nya lalu pergi meninggal kan mereka dengan diam terus berjalan tanpa merespon suara panggilan dari dua sejoli tersebut.

“Tuan, saya sudah mengirim lokasi tempat tinggal sahabat Nyonya dan juga sahabat nya berada di rumah tetapi tidak ada Nyonya.” ucap anak buah nya yang menelpon Aland tanpa basa basi.

“Saya kesana.” ujar Aland lalu melangkah cepat menuju ke mobil nya.

“Baik Tuan.” jawab nya yang langsung di mati kan sambungan telepon nya dari Aland setelah mendengar suara gas mobil berjalan.

“Sayang, saya akan menemukan mu dan saya akan memberi kan hukuman untuk kamu. Meskipun kamu pergi setengah hari saja, itu tidak akan saya biar kan.” gumam Aland menaik kan satu alis nya merasa senang karena dia sudah sangat merindu kan perempuan itu.

Melaju kan dengan sangat cepat tanpa mem perduli kan pengendara lain yang marah –marah karena kecepatan sangat tinggi dari Aland.

Pikiran Aland hanya satu, yaitu bertemu sang istri dan memeluk nya sangat erat tidak mem biar kan istri nya lepas lagi, sebagai hukuman untuk nya.

Sangat tidak sabar.

Rem mendadak di depan rumah yang cukup besar dan tidak kecil itu sudah ada anak buah nya yang tadi menghubungi langsung membuka kan pintu untuk Aland dan mem biar sang Tuan nya untuk masuk ke halaman rumah Dewi dengan di ikuti anak buah nya tersebut.

Memecet bel berkali – kali dengan tidak sabaran membuat penghuni rumah sangat kesal dan berteriak untuk mem berhenti kan lalu langsung membuka kan pintu utama dengan raut wajah terkejut karena mengetahui kalau pria yang sedang menatap datar dan menyeram kan di depan nya adalah suami dari sahabat nya dia cukup sangat takut, tetapi beralih ke arah pria di samping itu membuat Dewi sangat menatap puja yang di mengerti oleh kedua pria di depan nya.

Sang anak buah sangat ngeri berbeda lagi dengan Aland yang tersenyum menyeringai mengerti bagaimana kelemahan dari sahabat istri nya tersebut.

“Dimana istri saya?” tanya Aland masih mempertahan kan tatapan menyeram kan yang langsung membuat Dewi menoleh ke arah Aland lagi.

“A—Aku tidak tau.” jawab Dewi dengan nada terbata – bata membuat dia menunduk dengan perasaan bodoh terus dia ucapkan kepada diri nya.

Aland menoleh ke sang anak buah yang mengerti kode dari sang Tuan, mau tidak mau harus menuruti nya.

“Dimana Nyonya Ino?” tanya anak buah nya yang bernama Danu itu dengan suara biasa agar tidak membuat perempuan di depan nya takut.

Tatapan berbinar muncul dari kedua mata Dewi, “Kalau kamu mau berkencan nanti malam, akan aku tunjuk kan dimana Ino.” ujar nya.

Aland langsung mendorong tubuh Danu untuk makin dekat dengan Dewi membuat perempuan itu langsung menggandeng lengan Danu dengan tatapan senang berbeda dengan Danu yang sangat kesal.

“Tunjukkan!” suara perintah dari Aland membuat mereka menatap ke arah nya yang langsung di angguk ki kepala oleh Dewi dan menunduk.

“Mari.” ajak Dewi yang memakai sepeda motor milik nya yang langsung di ikuti oleh dua pria di belakang nya, Dewi terus saja bergumam minta maaf menyebut kan nama Ino yang memilih untuk kasih tau keberadaan nya.

Sangat lama dan jauh sehingga mereka menempuh waktu Satu jam.

Dewi berhenti ke sebuah rumah yang kecil tetapi bersih dan sangat vintage sehingga saat seseorang akan senang berada di rumah kecil itu, sangat nyaman.

“Aku pergi bersama pria tampan ini, tetapi Tuan Aland saya mohon kepada anda jangan membuat sahabat saya kecewa lagi dengan perlakuan anda.” ujar Dewi membuat Aland langsung menoleh ke perempuan itu sebelum nya pandangan nya ke rumah kecil tersebut.

“Dia… Cerita?” tanya Aland merasa tidak percaya tetapi saat anggukkan kepala dari Dewi itu membuat Aland langsung menatap ke pintu rumah kecil itu.

Setelah Danu dan Dewi pamit pergi, Aland langsung melangkah kan pelan ke rumah kecil itu menuju pintu lalu membuka sendiri karena sebelum Dewi pergi dia lebih dulu di berikan kunci rumah tersebut yang kata nya hanya mereka berdua yang bisa membuka pintu itu.

Membuka pintu dengan pelan melihat ke kanan dank e kiri, saat tidak ada siapa – siapa dia langsung pergi mencari ruangan yang pintu nya bertulis kan nama sang istri. Sebelum sampai menemukan pintu itu, Aland merasa tenang saat berada di rumah kecil tersebut.

Tiba – tiba saja ada suara memanggil nama nya yang sangat familiar di telinga nya membuat dia langsung menoleh dengan senyuman tipis.

“Mas suami…” ujar seorang perempuan yang sedang membuka makanan ringan dengan nada terkejut melihat pria yang membuat nya kesal dan pergi ke tempat ini.

Aland langsung berjalan mendekat kearah Ino yang masih mematung terdiam dan tiba – tiba Aland memeluk Ino cukup erat membuat nya tersadar, ingin sekali Ino melepas kan pelukan itu tetapi pelukan itu sangat erat di pinggang nya dan wajah dari suami nya mengusap - usap kan wajah nya ke leher jenjang nya karena dia mencepol rambut panjang nya.

“Bagaimana bisa kamu ada di sini?” tanya bingung Ino yang membuat Aland tersenyum seringai dengan lebar di pelukan mereka tanpa melepas kan.