NovelToon NovelToon
Anak Kuntilanak Dan Teror Di Hutan Tua

Anak Kuntilanak Dan Teror Di Hutan Tua

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / Iblis / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:187.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: Rositi

Di desa Harapan Kahuripan, ada dua hal yang tidak boleh dilakukan oleh anak-anak.

Pertama, jangan main dengan Muhammad Syukur. Karena selain bocah berusia lima tahun itu sangat nakal, Syukur lahir dari wanita mati tidak wajar yang sempat menjadi kuntilanak. Ditakutkan, mama dari Syukur datang menuntut balas jika anaknya diusik.

Sementara larangan yang kedua, jangan pernah main ke Hutan Tua karena bocah mana pun yang main ke sana pasti tidak pernah selamat!

Namun di suatu sore menjelang petang, Syukur dan keenam temannya nekat memasuki Hutan Tua. Kejadian mencekam diwarnai pertumpahan darah benar-benar terjadi. Satu persatu dari mereka ditemukan mati. Hanya ada dua anak yang selamat. Anak pertama adalah Ibrahim dan terkenal sangat alim. Sementara satunya lagi merupakan Syukur!

Sebenarnya, apa yang terjadi? Karena semenjak itu juga, Ibrahim jadi sakti dan bisa menyembuhkan banyak penyakit dengan cara di luar nalar!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rositi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Teror yang Belum Usai

Sepanjang malam, Athan demam tinggi dan tak kunjung reda. Namun selama itu juga, di tengah kedua mata Athan yang terpejam, Athan tak hentinya meracau. Keringat dingin terus keluar khususnya di wajah Athan.

“J—jangan! Jangan ganggu Syukur lagi!”

Jauh di alam sadarnya, Athan memang tengah menyaksikan kejadian mencekam. Kejadian di hutan Tua yang gelap dan menjadikan api unggun kecil sebagai penerangan. Di sana, kedua kaki dan kedua tangan Syukur diikat menggunakan tali tambang. Sementara talinya diikatkan ke pepohonan sekitar. Paling mencolok, di sana ada Ibrahim dan belasan kurcaci berwajah tua. Ibrahim membawa golok dan nyaris memengga.l leher Syukur yang hanya pasrah diam.

“J—jangan!” teriak Athan yang akhirnya bangun.

Rain dan Hasna yang terjaga untuk Athan, langsung menenangkan Athan.

“Minum air putihnya!” sergah Hasna yang sudah langsung memeluk erat Athan. Apalagi sedari tadi, ia sengaja duduk di sebelah Athan.

Hasna juga membujuk Athan untuk meminum sirup turun panas. “Pa, tolong siapin, Pa. Biar Mas Athan cepat sembuh, ya. Mas Athan kan pinter,” lembut Hasna. Ia mengompres wajah, leher, dan juga dada Athan yang kuyup.

Setelah beres minum obat, Athan meminta sang papa untuk mengecek keadaan Syukur.

“Coba lihat, Pa! Teror dari Hutan Tua belum berakhir. Akan ada kekuatan dahsyat yang melahirkan banyak kurcaci. Entah apa yang sebenarnya terjadi, tapi ini ... aku enggak kuat!” ucap Athan lemas sambil bersandar pada dada sang mama yang memeluknya.

“S—sayang, coba cepat kamu telepon om Helios. Yang paham beginian kan cuma beliau! Lagian si Athan memang sudah lemes begini. Energinya pasti terkuras buat lihat masa depan yang akan terjadi!” sedih Hasna. Apalagi makin ke sini, makin Athan sering melihat hal di luar nalar, selain kesehatan Athan jadi terganggu. Tubuh Athan juga makin kurus.

Rain mengangguk-angguk meninggalkan kamarnya. Sambil menelepon nomor pak Helios, Rain juga terus melangkah cepat menuju rumah bagian belakangnya. Karena memang, pak Handoyo dan Syukur ada di sana. Keduanya khususnya pak Handoyo menolak tidur di kamar tamu yang memang memiliki fasilitas lebih mewah.

“Assalamualaikum?” suara berat khas baru bangun tidur dari seorang pria dan baru saja menyapa, mengusik Rain.

Telepon suara yang Rain lakukan memang sudah mendapat balasan. Masalahnya, pintu dapur dalam keadaan terbuka.

“Waalaikumsalam, Om! Maaf dini hari begini aku ganggu. Namun, bisa tolong datang ke rumah enggak, Om? Ini darurat banget! Athan sakit, tapi sepertinya masih berkaitan dengan mata batinnya. Keadaan Athan beneran sudah lemas, terus tadi sempat cerita kalau dia lihat apa yang akan terjadi nanti. Ini masih berkaitan dengan teror dari Hutan Tua yang kemarin sempat aku ceritakan, Om!” sergah Rain yang kemudian langsung melangkah ke rumah belakang. Rumah yang dihiasi beberapa kamar dan menjadi tempat tinggal ART di rumahnya.

Celakanya, Syukur tidak ada di sana. Di tempat tidur hanya ada pak Handoyo.

“Syukur ke mana, Pak?” sergah Rain setelah ia membangunkan pak Handoyo dengan hati-hati.

Rain tak lagi fokus dengan ponselnya. Pemuda itu sudah mengantongi ponselnya karena pak Helios yang ia hubungi sudah langsung menyanggupi untuk datang memastikan keadaan Athan.

“Tadi, ... tadi di sini!” ucap pak Handoyo di tengah jantungnya yang berdetak sangat kencang. Ia sudah langsung panik ketakutan karena tak adanya Syukur di sana.

“Kurrrrr ...? Syukur!” seru pak Handoyo langsung mencari-cari sang cucu.

Dua kamar yang tersisa, lampunya juga berangsur menyala. Dua wanita yang keluar dari kamar sebelah, berdalih tidak melihat Syukur karena mereka memang baru bangun, dan pintu kamar mereka juga dikunci. Termasuk juga dengan wanita yang keluar dari kamar satunya lagi. Alasan sama terlontar dari wanita tersebut.

“Sudah pasti ini kelakuan Asnawi! Syukur yang diincar, Athan yang dapat firasat!” batin Rain yakin.

Rain langsung lari ke depan, ia berniat memastikan ke pos satpam. Berharap, sang satpam tak sampai tidur hingga andai Syukur sampai keluar dari rumah, satpamnya bisa menahan.

Seperti yang Rain duga, Syukur ada di depan pos satpam. Lebih tepatnya, satpam Rain kewalahan menahan Syukur yang tidur sambil jalan.

“Syukur, ... cepat ke sini!” Suara kakek-kakek tersebut masih mengarahkan Syukur.

Syukur yang meski tidak sadar karena kedua mata saja masih terpejam, terus berusaha memberontak.

“Syukur ...!” tangis pak Handoyo.

“Didoain, Pak! Coba didoain! Syahadat tiga kali, sama sholawat nabi tiga kali!” sergah Rain yang juga berusaha mengambil alih Syukur dari gendongan sang satpam.

“Pak Handoyo, tolong ambilkan minum. Langsung ke pos satpam saja yang dekat!” sergah Rain sangat sigap.

Sampai detik ini, meski suara kakek-kakek terus mengarahkan Syukur, tak ada satu pun yang bisa turut mendengarnya selain Syukur. Termasuk Athan yang masih sakit, bocah itu juga tak bisa mendengarnya.

Syukur tetap tidur lelap, bahkan ketika akhirnya pak Helios datang.

“Si Athan, cukup dikasih makanan yang bergizi saja. Coba sambil pasang pohon kaktus di kamar, buat menangkal radiasi. Sekalian, lidi lanang dan bambu kuning,” ucap pak Helios setelah menatap saksama keadaan Athan.

Di sofa ruang keluarga, Athan malah belum bisa kembali tidur. Beda dengan Syukur yang tetap lelap, seolah tidak terjadi apa-apa.

“Si Om Heli, kesannya makanan Athan selama ini enggak bergizi,” ucap Rain yang masih memijati kaki Athan.

Mendengar tanggapan dari Rain dan tak ubahnya protes, pak Helios jadi menahan tawanya. “Dulu mas Aqwa juga gini soalnya. Tapi selepas usia tujuh tahun, mungkin karena sudah terbiasa, mas Aqwa jadi biasa-biasa saja.”

“Boleh di tutup saja enggak sih, Om? Tutup mata batin Athan,” ucap Rain kali ini sangat serius.

“Andai ditutup pun, bakalan tetap kebuka. Ya karena kemampuan istimewanya memang sangat berguna,” ucap pak Helios yang kemudian ke sebelah. Ia menghampiri Syukur yang sampai saat ini masih lelap di pangkuan sang kakek. Pak Handoyo dan Syukur ada di sofa tunggal tidak begitu panjang.

Pak Helios berangsur jongkok di tengah keseriusan kedua matanya mengawasi Syukur dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Rain yang jadi tegang karena pak Helios begitu serius menyikapi Syukur, berkata, “Jangan bikin takut, Om. Sudah, langsung bilang saja!”

“Bagaimana, Pak? Cucu saya, sebenarnya kenapa? Namun saat pulang sekolah kemarin, Syukur cucu saya bilang, ada yang manggil-manggil namanya, dan suara itu suara kakek-kakek, mirip suara saya,” ucap pak Handoyo kepada pak Helios, tapi yang diceritai hanya menyimak serius kemudian mengangguk-angguk.

Entah apa yang sebenarnya terjadi, tapi dirasa pak Handoyo maupun Rain dan Hasna, anggukan pak Helios benar-benar penuh misteri. Mungkin memang ada yang tidak beres dengan Syukur. Terbukti, Syukur seolah sengaja dikendalikan melalui suara kakek-kakek yang baru saja pak Handoyo ceritakan.

“Harusnya anak ini anak siluma.n. Harusnya dia sangat jahat, tapi entah kebaikan apa yang membuatnya menjadi sangat istimewa. Dia memiliki hati yang lembut, ... selembut hati Athan. Apa sebenarnya, saudara ari-ari Athan, justru merasuki Syukur?” pikir pak Helios.

1
Arsyila Haifa Falih Aqmar
seru bgt
xia~xiaoling
maaf thor mau tnya,sy kan org awam masalah novel nih..kalau ada pembaca yg skip skip bab di novel gt ngaruh ya thor ke novel tsb?n gt itu thor jg bs tau ya?bukan berarti aq bc nya skip skip ya thor..enggak beneran .cmn murni mau tnya sj/Pray/
IG : Rosit92❣️❣️🏆🏆💪🤲: Jadi, enggak mungkin seorang admin maupun pembaca aktif dan dia sibuk komentar, enggak tahu mengenai sistim retensi.

Selain itu, banyak pembaca yang semua novel saya dibuka, saya pantau like dll. Datang pas awal novel baru, lanjut pas sudah pada tamat. Mereka selama enggak lanjut baca novel ongoing malah baca yang tamat2 dulu.


Sampai-sampai banyak yang minta dibuatkan arahan khusus biar mereka enggak terus gitu. Masalahnya, saya yang malu kalau bentar-bentar satu novel sampai ada beberapa.kali kasih arahan. Nanti yang enggak ngeh, dikiranya saya berisik. Padahal, peraturan menggunakan sistim sekejam itu loh.
IG : Rosit92❣️❣️🏆🏆💪🤲: Ngaruh ke penilaian. Karena penilaian berdasarkan sistim, Kak. Sistim yang menilai, bahkan ada yang kalau.bacanya terlalu cepat kayak kita scroll bab, sama sistim enggak kehitung. Ini pernah kejadian sama teman penulis saya.

Tahu baca cuma diskip karena bukannya lanjut baca, mereka hanya sibuk ngobrol di kolom komentar Kak. Jadi, novel saya diundangin banyak pembaca sama salah satu pembaca. alih-alih mendukung cuma ngacak2 bab sama asyik komentaran dan bilangnya, baca novel saya slow saja, lanjut kapan-kapan. Padahal saya tahu, mereka ini pasukan pembaca penulis sebelah. Mereka bahkan ibarat admin di GC penulis sebelah.
total 2 replies
Ririt Rustya Ningsih
satu kata karyamu bagus
Ririt Rustya Ningsih
semangat thor aku faham apa yg kamu rasain
karena anaku juga penulis
karyamu bagus 👍👍👍
Ririt Rustya Ningsih
bagus
m͒0͒π͒&͒3͒🤗ᵇᵃˢᵉ
bisa jadi ini permainan pak'Yusna 🤔🤔🤔bapak'y Ibrahim.... Ibrahim aja hati'y jelek
m͒0͒π͒&͒3͒🤗ᵇᵃˢᵉ
lah kakek'y Syukur kah itu yang di hutan🤔🤔🤔🤔dia sakit hati karna semua penduduk di desa itu pada mence moh ia dan Syukur..?????
m͒0͒π͒&͒3͒🤗ᵇᵃˢᵉ
lah q mala baru nemu ini novel thor🤭🤭🤭🤭gimana mau nabung bab
m͒0͒π͒&͒3͒🤗ᵇᵃˢᵉ
serem bingit ya😱
estycatwoman
very nice ❤
estycatwoman
Bismillah

Ttp semngt bkin karya kaksay apapun hasilnya ma Allah .
Tidak ada jerih payah yg sia2 asal kita selalu brsyukur 😊

Kok aq jadi mewekkk yak 😥, mkya sekarang bca novel tggu tamat biar fokus klo kelar pndh yg laen .

Aq horor mania loh jadi biasa author fav aq puterin mna yg pny nvel baru q tandain klo tmat baru baca marathon

Makasih salam sehat & jgn lupa bahagia 🙏😘❤
Nur Azizah
Kecewa
IG : Rosit92❣️❣️🏆🏆💪🤲: Kak, ini sengaja apa gimana?
total 1 replies
Nur Azizah
Buruk
Devi
seneng novelnya ngga terlalu panjang jadi ngg bosen baca
estycatwoman
Itu knpa aq klo novel masih otw cukp tandain dulu klo dah tamat baru marathon bca ☺
Kcli utk krya yg tamatnya luammmma smpe 400 bab kita bca nyicil per 10 ato 20 bab

Tapi mmg enk cari dulu yg pndk2 fokus 1 judul baru pindh crta laen , lbih afdol 😊

Thanks tipsnya 🙏😘😘
Mursidahamien
apa jangan jangan ?
Mursidahamien
baru mampir
Agung miska Nartim
semangat thor
Agung miska Nartim
Luar biasa
DIANA Mariana
lnjutan x yg mn sih🤔aq udh baca loh dr awal hingga akhir...
IG : Rosit92❣️❣️🏆🏆💪🤲: Di novel beda. Di profilku deh sudah up tiap hari
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!