NovelToon NovelToon
JANGAN AMBIL ANAKKU

JANGAN AMBIL ANAKKU

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Single Mom / Hamil di luar nikah / Pernikahan Kilat / kelahiran kembali menjadi kuat / Fantasi Wanita
Popularitas:18.7k
Nilai: 5
Nama Author: Anita Jenius

Berawal dari kesalahan Mike dan Sandra yang menyebabkan Sandra harus hamil di luar nikah. Mike pun di usir dari rumah. Lalu Mike membawa Sandra kabur dari rumah orang tua Sandra dan menikah tanpa restu orangtua. Lalu papa Mike berusaha membuat hidup mereka menderita agar Mike meninggalkan Sandra dan balik padanya.
Suatu saat Sandra kontraksi. Tak satu pun warga mau menolong mereka. Mike hanya menemukan gerobak dan membawa Sandra dalam kondisi hujan ke rumah sakit. Mike meminta tolong pada pihak rumah sakit untuk menolong Sandra dengan kekuatan terakhirnya lalu Mike pun pingsan. Lalu keduanya langsung di tangani. Mike pun meninggal. Sandra melahirkan bayi laki-laki yang lucu.
Mengetahui anaknya meninggal, Pak Anwar pun mengambil mayatnya Mike beserta anak mereka. Sandra yang masih lemah tidak dapat mengejar Pak Anwar dan terjatuh.
“Jangan Ambil Anakku” Ucap Sandra saat dia terjatuh .
Bagaimanakah nasib Sandra dan anaknya? Apakah Sandra masih bisa bertemu dengan anaknya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anita Jenius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19. Pak Budi Menawarkan Pekerjaan Pada Mike Di Bandung.

“Udah nelponnya Mike?” Tanya Pak Budi saat Mike sudah sampai di hadapannya lagi.

“Hmmm udah Pak.” Mike langsung duduk di bangku tempat dia duduk lagi.

Pak Budi memperhatikan Mike dan mendapati perubahan di ekspresi wajah Mike. Saat ini Mike terlihat sangat murung dan banyak pikiran. Seakan Mike tidak dapat menyembunyikan banyaknya beban pikiran yang sedang dipikirkannya saat ini.

“Kamu kenapa Mike? Apa ada masalah? Memangnya tadi siapa yang menelpon kamu sampai-sampai kamu jadi lesu kayak gitu?” Tanya Pak Budi pelan.

“Hmm.. Itu Pak. Yang telpon Mike tadi adalah Sandra. Dia pacar Mike.” Mike bercerita dengan suara pelan

“Kenapa dengan pacar kamu? Sebenarnya kamu ada masalah apa? Kenapa kamu sampai di usir dari rumah?” Tanya Pak Budi.

“Sebenarnya Mike di usir dari rumah karena papa nya Mike nggak setuju kalau Mike menikahi Sandra pak.”

“Memangnya pacar kamu kenapa? Hamil?” Pak Budi menebak asal apa masalah Mike sebenarnya.

“Iya Pak. Pacar Mike hamil. Dan kedua orangtua kami marah dan tidak menyetujui kalau Mike ingin menikahi Sandra sebagai bentuk tanggung jawab Mike padanya. Mereka lebih memilih dan menyuruh Sandra untuk menggugurkan kandungannya karena mereka nggak mau Mike dan Sandra menikah di usia muda. Mereka ingin Mike dan Sandra melanjutkan kuliah kami dulu dan bekerja baru kami boleh menikah. Kata orangtua kami, sangat susah mencari pekerjaan apalagi dengan kenyataan kalau kami berdua belum tamat kuliah dan harus langsung memiliki anak.” Curhat Mike.

“Astaga..!! Berat juga ya masalah kamu.” Ucap pak Budi meresponi apa yang baru saja dikatakan oleh Mike.

“Iya begitu lah Pak. Makanya Mike juga bingung pak. Di satu sisi Mike ingin bertanggung jawab atas anak yang Sandra kandung dengan menikahinya. Namun di sisi lain Mike juga galau pak. Gimana caranya Mike akan mempertanggungjawabkan semua itu kalau Mike nggak bekerja . Mau Mike berikan makan apa Sandra dan calon anak kami nantinya. Sementara kan bapak tahu kalau punya anak itu biaya nya sangat besar. Makanya Mike semakin bingung Pak. Mike nggak tahu harus berbuat apa. Mike bingung.” Lanjut cerita Mike lagi.

“Jadi intinya di sini kamu belum bekerja?”

“Iya Pak. Padahal Mike sudah melamar kemana-mana tapi belum ada satu perusahaan pun yang memanggil Mike untuk bekerja paling tidak sekedar interview pak. Mike sampai bingung apakah lamaran yang Mike layangkan itu benar-benar di terima oleh pihak HRD perusahaan itu atau nggak.”

“Kamu sabar dong Mike. Kan memang nggak gampang mencari pekerjaan apalagi di zaman sekarang ini. Jangankan kamu yang belum tamat kuliah. Banyak orang lain yang sudah bertitel sarjana juga belum mendapatkan pekerjaan. Jadi saya nggak heran mendengarnya.”

“Trus gimana dong Pak? Menurut Pak Budi apa yang harus Mike lakukan sekarang ini?” Mike pun menanyakan pendapat Pak Budi.

“Hmm.. gimana ya? Saya juga agak bingung kalau gini.”

Pak Budi dan Mike pun terdiam karena nggak tahu harus ngomong apa lagi. Pak Budi sebagai orangtua saat ini memikirkan masalah Mike yang ada di depannya saat ini. Pak Budi merasa kasian pada Mike.

Tiba-tiba Pak Budi mengingat sesuatu dan berdiri hendak mengambil handphone miliknya yang sedang Pak Budi charge di kamarnya.

“Loh.. Bapak sudah mau masuk kamar dan tidur?” Tanya Mike yang tersadar melihat Pak Budi seketika berdiri dan hendak pergi ke kamarnya.

“Nggak Mike. Bapak hanya ingin mengambil handphone sebentar ke kamar. Tiba-tiba bapak keingat sesuatu, jadi bapak mau izin sebentar ke kamar.”Kata Pak Budi.

Walau Mike bingung dan nggak tahu apa maksud dari Pak Budi, Mike hanya bisa mengangguk dan memandangi bayangan Pak Budi yang meninggalkannya. Nggak lama kemudian Pak Budi datang lagi dan mendekati Mike.

“Sebentar ya Mike..!!” Pinta Pak Budi.

“Iya Pak.”

Sekeluar dari kamar Pak Budi duduk kembali di depan Mike, memakai kacamatanya dan melihat handphone yang ada di tangannya. Meski handphone tersebut sudah agak ketinggalan zaman namun handphone tersebut selalu digunakan oleh Pak Budi untuk mencari orderan dari salah satu aplikasi ojek online.

“Yes dapat..!!” Terlihat Pak Budi sangat bahagia mendapatkan sesuatu yang Mike pikir adalah nomor seseorang di dalam handphone nya itu. Mike hanya diam saja mematung dan hanya bisa memperhatikan Pak Budi dan handphonenya.

Pak Budi pun menelpon seseorang yang nomornya baru saja dia dapat tadi. Dengan sabar Pak Budi menunggu telponnya diangkat oleh orang di seberang telpon tersebut.

“Halo..” Jawab Intan pemilik handphone yang sedang di telpon oleh Pak Budi.

“Halo.. Intan???” Pak Budi ingin memastikan bahwa nama Intan yang ada di handphone nya itu benar adalah Intan yang sedang dia maksudkan dari tadi.

“Iya. Ini Intan. Ada apa Pakde? Ada yang bisa Intan bantu?” Sapa Intan dengan sopannya.

“Nggak ada apa-apa Intan. Kamu apa kabar Nak? Kamu sehat kan?” Tanya Pak Budi basa basi.

“Baik Pakde. Intan baik-baik saja di sini. Pakde sendiri gimana?”

“Pakde baik-baik saja kok Intan. Kamu nggak usah khawatir.” Ucap Pak Budi dengan yakin.

“Baguslah pakde. Intan senang mendengarnya. Oh ya, ngomong-ngomong Pakde telpon ada perlu apa ya?” Tanya Intan pada Pak Budi.

“Begini Intan. Kamu ingat nggak beberapa hari yang lalu kamu sempat minta tolong sama Pakde untuk mencarikan seseorang untuk bekerja sebagai pengawas penginapan tempat kamu bekerja karena bos kamu mau memindahkan kamu ke Jakarta kan? Gimana? Apa sudah ada orangnya?” Tanya Pak Budi.

“Oh iya benar Pakde. Intan hampir saja lupa saking banyaknya yang Intan urus di sini sampai-sampai penginapan tersebut tidak tersentuh oleh Intan lagi. Trus gimana Pakde? Apa Pakde ada kandidat yang cocok untuk menjaga penginapan itu?” Tanya Intan.

“Iya Intan. Kebetulan pakde ada mengenal seseorang yang pakde yakin bisa menjaga penginapan tersebut dengan baik.”

“Oh ya? Masak Pakde? Siapa? Apa Intan kenal orangnya? Oh ya satu lagi, apa orangnya bisa dipercaya? Soalnya kan nanti tanggung jawabnya besar Pakde. Nggak mungkin kan Intan memberikan nya kepada orang yang tidak cakap bekerja dan hanya untuk main-main saja. Bisa dimarahi bos Intan nantinya.”

“Nggak. Pakde yakin kok orang yang akan Pakde bilang sama kamu ini dapat dipercaya. Dia nggak akan mempersulit kamu nantinya.” Pak Budi meyakinkan Intan.

“Baiklah Pakde. Kalau memang menurut pakde orang tersebut memang pintar dan bisa menjalankan bisnis penginapan ini, Intan coba percaya.”

“Makasih Intan. Kamu memang keponakan pakde yang paling baik. Kalau begitu kapan pakde bisa mengenalkannya pada kamu? Biar kamu interview dan nilai sendiri orangnya gimana.” Tanya Pak Budi.

“Hmm.. Gimana kalau besok pas jam makan siang pakde. Kebetulan Intan ada waktu kosongnya di situ. Bawa saja orangnya ke Bandung.” Titah Intan.

“Oo gitu. Baiklah Intan. Besok Pakde akan bawa orangnya ke Bandung. Sekali lagi makasih ya Intan.”

“Iya Pakde. Sampai ketemu besok di cafe dekat penginapan itu ya Pakde.”

“Siap Intan.” Pak Budi pun tersenyum pada Intan lalu menutup telponnya.

Mike memperhatikan dan mendengarkan Pak Budi yang sedari tadi menelpon entah sama siapa namun Mike hanya diam saja tidak berkomentar apapun sampai Pak Budi selesai menelpon orang tersebut.

“Ada kabar bagus Mike..!!” Ucap Pak Budi saat menutup telponnya.

“Apa pak?”

“Bapak ada kerjaan yang mau bapak berikan ke kamu. Apa kamu mau?”

“Kerjaan Pak? Mau pak. Mau. Apapun kerjaannya Mike akan terima.” Mike mengangguk cepat.

“Bagus. Kalau gitu besok pagi kita ke Bandung agar kamu bisa di interview oleh kantor tersebut.”

“Oke Pak.” Mike yang bahagia pun hanya bisa tersenyum dan menuruti apapun yang dikatakan Pak Budi padanya.

1
Syiffitria
semangat terus ka, rose dan iklan-iklan untuk kaka
Bilqies
positif thinking aja sandra
Bilqies
semangat Sandra 💪
Elisabeth Ratna Susanti
waduh, semoga nggak kenapa2
EMP Official
biasanya kebalik thor,, cwe nya minta tangung jawab cowoknya kabur 😭😭
Lukalama
bintang 5 untuk kak Anita /Grin/, ceritanya gak mudah ke tebak, alurnya sangat rapi step by step, banyak pembelajaran yang bisa dipetik dari cerita novel ini 👍
Elisabeth Ratna Susanti
triple like 👍
Lukalama
/Rose//Rose/untukmu kak
Lukalama
betul sekali.../Scream/
Lukalama
lah ini dokter kok ngaco /Sweat/
Lukalama
meregang nyawa di tangan bapaknya sendiri /Shame/
Lukalama
/Rose//Rose/meluncurrr
Lukalama
2 iklan untukmu thor
Lukalama
smoga saja dugaan pak Anwar benar, Mike cuma pura-pura /Cry//Cry//Cry/
Lukalama
si Mike hilang ingatan gitu...?? /Shame/
Lukalama
emang kamvret si anwar..../Angry//Angry//Angry/
Pena dua jempol
2 🌹 + 1 vote untuk kamu kakak, semangat berkarya 🫰🏿
Pena dua jempol
tiba-tiba deg-degan aku 😢
Dewi Payang
3🌹buat Mike, semangat💪
Dewi Payang
Betul tu kata isteri....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!