Raisha (Istri Kedua Tuan Arvan)

Lelaki itu mencoba untuk tenang kemudian ia tampak menarik sudut bibir nya membentuk sebuah senyuman dan membuat gadis di depan nya merasa heran dengan nya

"aku memang melarang mu untuk memasak lagi kan semenjak kamu terluka waktu itu" jawab lelaki itu sembari tersenyum penuh arti

"aku mau kita akhiri hubungan ini kita jalani hidup masing masing" ucap Raisha dengan nada yang datar

"hubungan kita dari awal sudah salah mas, andai kamu mau jujur sama aku kalo kamu udah nikah aku gak bakal mau sama kamu, aku gak bakal ngejar kamu" ia berbicara dengan suara yang begitu lantang bahkan ia sampai menangis sesunggukan dan Arvan mencoba mendekat kemudian ia memeluk gadis itu namun gadis itu mencoba berontak tidak mau di peluk oleh nya

"maafkan mas sayang" hanya kata itu yang keluar dari mulut lelaki itu

"lepas mas aku gak mau terus kaya gini aku mau hubungan kita berakhir, aku sudah pernah bilang sama kamu jangan pernah bohongin aku tapi kenapa kamu masih bohong" maki Raisha pada lelaki yang saat ini berdiri di hadapan nya

"apa kamu gak mikirin perasaan istri kamu mas padahal dia sedang mengandung anak kamu tapi di belakang nya kamu malah selingkuh sama aku dimana hati kamu mas, aku benci sama kamu pokoknya hari ini juga aku mau kita pisah" tekan Raisha dan Arvan menggeleng tanda tak setuju

"Aku gak akan biarin kamu tinggalin aku mas apapun yang terjadi ingat itu" kini giliran Arvan yang berbicara dengan tegas

"aku mohon tunggu mas sebentar lagi pasti, mas janji setelah ini kamu akan jadi satu satu nya" mohon Arvan namun gadis nya menggeleng tanda tak mau

"apapun yang terjadi aku gak mau mas, kamu udah bohongin aku dan gak menutup kemungkinan di masa depan kamu juga bisa bohongin aku lagi, aku mohon lepasin aku" pinta Raisha namun lelaki itu tetap kekeh dia tetap tidak mau

Apa yang Raisha harapkan dari hubungan ini karna sejujur nya dia juga ragu pasa kekasih nya ini karna selama menjalani hubungan ini pun dia tidak pernah mendengar lelaki itu mengungkapkan cinta padanya jadi lebih baik ia mundur sebelum ia merasakan sakit yang begitu dalam lagi.

"aku pergi mas" pamit nya namun Arvan malah mencekal tangan nya dan ia menahan kepergian sang kekasih

"berani kamu melangkah dari sini, kamu akan menyesal sayang" ucap nya kemudian lelaki itu tersenyum menyeringai

Arvan menarik tangan gadis nya dan membawanya kedalam kamar pribadinya ia tidak peduli dengan penolakan yang di lakukan oleh gadis nya karna ia akan melakukan segala cara untuk tetap menahan gadis ini agar selalu ada di samping nya itu meskipun dengan menggunakan cara kotor sekalipun.

Setelah sampai didalam kamar ia melempar tubuh gadis nya keatas ranjang namun Raisha berontak jadi dengan terpaksa ia menahan lengan gadis itu dia atas kepala agar tidak melawan

"mas aku mohon jangan, jangan lakuin ini mas atau aku akan memben- "

Belum selesai Raisha berbicara mulut nya sudah di bungkam oleh bibir tebal lelaki itu. Arvan mencium nya dengan brutal bahkan sampai Raisha kewalahan kemudian ciuman itu turun ke leher jenjang gadis tersebut lelaki itu sudah kehilangan akal nya dan ia tidak peduli asal kan gadis nya ini menjadi milik nya.

Ia memberikan banyak tanda di leher gadis tersebut kemudian lelaki itu mencoba membuka pakaian gadis itu pemberontakan yang Raisha sungguh sia sia karna tenaga nya tidak akan mampu menandingi pria tersebut akhir nya ia hanya menangis pasrah dengan apa yang terjadi pada diri nya nanti.

Setelah pergulatan panas tersebut Raisha hanya bisa menangis sambil membelakangi Arvan, ia sungguh kecewa dengan lelaki tersebut ia juga tidak menyangka bahwa lelaki di belakangnya ini tega memperk*sa diri nya sungguh hati nya merasa sakit dan tubuh nya juga sangat sakit ia benar benar membenci lelaki ini

"tidurlah sayang" bisik Arvan ditelinga Raisha

"tidur ndasmu" gumam Raisha dalam hati kemudian lelaki itu memeluk nya dari belakang sebenar nya lelaki ini merasa kasian pada gadis nya ini namun hanya cara ini yang harus ia tempuh kemudian ia mengelus perut rata itu ia berharap di rahim sang kekasih akan segera tumbu bayi. Emang dasar gila si Arvan.

"maafkan mas, I love you" bisik nya ditelinga Raisha namun gadis nya ini hanya diam dan Arvan tidak peduli kemudian ia memejamkan matanya sambil memeluk tubuh Raisha dengan sangat erat

.

.

Saat pagi menyingsing dua orang yang semalam telah bergulat di atas ranjang ini masih terlelap seperti nya mereka tidak terganggu dengan suara ponsel yang ada dia atas nakas tersebut hingga ponsel tersebut berhenti berdering dengan sendiri nya.

Namun seperti nya ponsel itu kembali berdering dan membuat si pemilik pun akhir nya terganggu dan membuka mata nya meskipun ia masih terlihat mengantuk namun ia tetap mengangkat panggilan tersebut dan ia melihat nomor asing yang menghubungi nya

"hallo dengan siapa ini" jawab Arvan dengan suara khas bangun tidur

"Van apa kamu tau keberadaan Raisha, dia dari semalam belum pulang ke rumah" ucap penelpon tersebut yang tak lain adalah papa Abbas dan Arvan bingung mau jawab apa meskipun ragu namun ia tetap menjawab nya

"memang kenapa om, nanti saya akan mencari nya " bohong nya mau cari kemana kan orang nya tidur di samping kamu

"tolong sampaikan padanya nanti jika om saat ini sudah di Surabaya, dan bilang kalo oma nya saat ini drop dan om ingin ia menyusul kesini hari ini juga" pinta nya pada Arvan kemudian ia menutup sambungan telfon tersebut mungkin papa Abbas sudah menelfon nomor Raisha namun karna tas gadis tersebut berada di ruang alhasil tidak ada mengangkat telfon tersebut

Kemudian lelaki itu menghubungi sang asisten dan mengabarkan bahwa ia tidak ke kantor hari ini

"Bas tolong kamu handle perusahaan hari ini saya ada urusan penting dan pesankan saya tiket ke Surabaya hari ini juga" perintah nya pada sang asisten

"baik bos akan saya laksanakan" jawab Bastian sang asisten

Setelah menutup sambungan telfon nya lelaki itu mencoba membangunkan gadis di sebelah nya, ah mungkin lebih tepat nya wanita nya karna sudah tidak gadis lagi.

Namun setelah membangunkan beberapa kali Raisha tak kunjung bangun dari tidur nya, dengan usil nya lelaki itu menciumi bahu mulus Raisha dan membuat sang empu mulai sedikit sedikit terbangun karena mendapat ciuman tersebut, wanita itu merasa geli karna memang lelaki itu menggesek gesekan dagu nya yang berjambang

"sayang ini udah siang ayo kita bangun" bisik Arvan di telinga Raisha dan wanita itu langsung membuka mata nya begitu mendengar suara lelaki tersebut, kemudian wanita tersebut sadar dan mengingat kejadian tersebut

"Menjauh lah dariku"