Fotografer freelance adalah pekerjaan seorang mahasiswi berusia 25 tahun bernama Kayra, ia mengambil pekerjaan itu sebagai usaha yang andalkan untuk membiayai kuliah nya di jurusan Arsitektur.
Seorang abdi negara yang sedang bertugas di lapangan selalu Kayra abadikan dengan hasil jepretan nya yang memukau, sehingga seorang abdi negara pun merasa terpesona oleh paras cantik Kayra.
Akankah Kayra mau menerima hati seorang abdi negara tersebut ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita Biasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31.
"Coba Tuan pikirkan kembali, keluar dari rumah anda dengan keluar dari hidup anda itu mempunyai arti yang beda Coba pikirkan, saya yakin anda salah bicara. " Kayra merasa Raka memang salah dalam menyampaikan pertanyaan.
"Sudah saya bilang, mana mungkin saya salah mengucapkan pertanyaan ke sekian kalinya ! "
Kayra terdiam, iya takut salah mengartikan pertanyaan Raka padanya.
"Sudah lah Tuan jangan membuat saya pusing dengan pertanyaan anda, tugas skripsi saya pun cukup membuat saya pusing. belum lagi dengan tuduhan Ibu anda, haduhhhhh .... " Ujar Kayra.
Raka hanya terdiam, Raka sedang memikirkan kata-kata pas untuk di ungkapkan pada Kayra.
Kayra membuyarkan lamunan Raka, " Sudah lah Tuan, jika anda merasa bersalah dengan semua ini jangan khawatir saya bisa kok memaafkannya. Dan tenang saja saya masih mau ko bekerja membantu BI Sari saya sudah mulai nyaman dekat dengan BI Sari. Soal sikap Ibu anda, saya akan menahannya sampai hutang saya lunas. sesudah itu saya tidak akan sanggup menampung amarah Ibu anda lagi. "
"Saya masih menunggu jawaban kamu ! " Ucap Raka.
Kayra terdiam merasa lelah dengan Raka yang terus menantikan jawaban darinya, "Ok, saya akan menjawabnya tapi jangan jewer telinga saya jika jawaban saya salah. " Sambung Kayra.
Raka menganggukkan kepalanya perlahan, di iringi senyuman tipis saat memperhatikan wajah Kayra.
"Emmm ... Kamu benar ingin keluar dari hidup saya, itu kan pertanyaannya ? Emmmm ... Ok, saya tidak mempunyai alasan untuk tetap ada di dalam hidup anda, karna saya bukan bagian dari hidup anda. " Jawab Kayra.
"Tapi saat kamu selalu bertingkah konyol kepada saya, saya anggap kamu adalah bagian dari hidup saya. " Jelas Raka membuat Kayra menatap Raka dengan intens.
"Maksudnya ? " Tanya Kayra penasaran.
"Saya belum pernah menjalin sebuah hubungan serius, bagaimana kalau kita mencobanya ? " Ucap Raka membuat Kayra salah tingkah.
"Hubungan ? Anda sedang menembak saya Tuan ? " Tanya Kayra polos.
"Menembak ?Tidak, Saya tidak membawa senjata. " Pekik Raka.
Kayra menepuk jidatnya. "Maksudnya, anda sedang menyatakan perasaan anda pada saya ? "
"Tidak ! " Jawab Raka.
Kayra menangis kesal dengan ucapan Raka, " Lalu apa arti dari sebuah hubungan yang anda ucapkan tadi Pak Mayor Raka idola semua wanita Hah ? "
"Saya hanya ingin kita memiliki hubungan, " Jawab Raka datar.
"YA TUHAN ... Kenapa kau mempersulit semua ini hiks ... Hiks ... "
"Semua kesulitan bisa kita hadapi, asalkan kita mau melewatinya bersama-sama itulah sebuah hubungan ! " Sambung Raka.
Kayra menghela nafas panjang dan menghembuskannya kasar, " Ya sudah Tuan terserah anda ! Saya lelah mau istirahat, besok saya ada pekerjaan. "
"Jangan panggil saya Tuan Dong, kan kita sudah memiliki hubungan. "
"Hah ... " Kayra menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.
Raka mendekatkan wajahnya ke wajah Kayra, Hingga Kayra mampu merasakan hembusan nafas Mayor Raka, "Panggil Saya Abang, Mas atau Sayang juga boleh ! " Jelas Raka membuat jantung Kayra berdegup kencang.
"Hah ? "
"Selamat malam Sayang, besok kita akan melewatinya bersama-sama. " Jelas Raka mengecup kening Kayra dan mengelus luka Kayra, Raka berdiri dan keluar dari kamar Kayra.
Sementara Kayra masih mematung, menyentuh keningnya. Kayra tersenyum, " Apa-apaan ini ? Hahahaha. Dasar laki-laki Aneh, "
Malam pun berlalu, Kayra tidak bergitu menaruh harapan banyak pada Mayor Raka. Kayra menganggap ucapan semalam itu hanyalah gurawan saja, sementara Raka mengartikan sebuah keseriusan akan sebuah hubungan saat itu juga.
"Mau kemana Bu ? Ini masih terlalu pagi. " Tanya Raka melihat beberapa Tas tersimpan di ruang tengah di pagi hari itu.
Ibu Maya tidak menjawab pertanyaan Raka, " Ibu mau ke rumah Omah Bang, dia merasa tidak nyaman tinggal di sini. " Jelas Sonia.
"Oh, ya sudah ... Nanti biar Pak Sopir yang mengantar Ibu, Raka ada Apel di pagi hari ini. " Jawab Raka tidak mau mempersulit kemauan ibunya.
Jika Raka mencegah Ibunya, pertengkaran akan terjadi lagi. Dan Raka tidak mempunyai waktu untuk berselisih dengan ibunya di pagi hari itu.
"Bang ... Kok gak peka sih ! " Teriak manja Sonia.
"Apa sih Dek, Abang harus apel pagi ini dan Abang tidak mau telat. Ya sudah Abang pergi dulu, " Ucap Raka sampai tak ada waktu untuk sarapan terlebih dahulu.
Sonia kesal, " Benar-benar Bang Raka itu. "
"Sudah-sudah biarkan dia pergi, Ibu pergi untuk beberapa hari saja Kok. Kamu awasi mereka berdua. " Ucap Ibu Maya pada anak bungsunya.
"Ya sudah Ibu hati-hati ya, salam pada omah ! " Jawab Sonia mencium pipi kiri dan kanan Ibunya.
"Iya, ayo kita sarapan dulu. Setelah itu kita pergi bersama. " Sambung Ibu Maya yang saat itu Sonia pun akan pergi ke kampusnya.
"Tid ... Tid .. Tid .... " Suara klakson mobil terdengar di belakang Kayra yang sedang asyik menjalankan kendaraan motornya.
"Ya ampun, sepagi ini harus berhadapan dengan laki-laki ini. Ada apa Tuan ? " Teriak Kayra menepikan motornya, sementara Raka keluar dari dalam mobil saat mobilnya sudah iya tepikan tidak jauh dari motor Kayra.
"Kamu pergi sepagi ini mau kemana ? Mau membersihkan halaman kampus ? Gerbangnya saja mungkin belum di buka. " Sahut Raka berkaca pinggang melihat Kayra.
Kayra berdecak kesal, " Saya tidak akan ke kampus Tuan, mana mungkin ke kampus sepagi ini. Yang ada hantu kampus yang sedang belajar pun mungkin belum bubar kalau jam segini Tuan ! "
"Lepaskan helm kamu ! " Perintah Raka, langsung membuka helm Kayra dengan tangannya sendiri.
Setelah helm lepas dari kepala Kayra, Raka menjewer kecil telinga Kayra. " Awwww ... apa salah saya ? "
"Ada dua kesalahan kamu, pertama kamu pergi tanpa memberitahukan dulu pada saya. Kedua kamu panggil saya Tuan. " Jawab Raka.
"Apa itu karan soal hubungan semalam ? " Tanya Kayra.
"Ya .... Pintar ! Kita ini sudah memiliki hubungan jadi jangan ada yang kita sembunyikan satu sama lain. " Jelas Raka.
"Aisssttt .... hubungan macam apa ini Tuan, eh maksudnya Hubungan macam apa ini Mas. " Dengus Kayra yang masih memegang tangan Raka yang menempel di telinganya.
Raka melepaskan jeweran tangannya, kemudian Raka mengelus halus telinga Kayra. " Kenapa kamu memilih nama panggilan Mas pada saya ? Berikan saya alasan. "
"Emmm ... " Kayra berpikir dengan gaya jari telunjuknya ia ketuk ketuk pada dagunya. " Kalau panggilan Abang, anda bukan Kakak saya nanti Sonia marah jika mendengarnya. kalau Mas kan terdengar seperti menghormati atau menghargai. "
"Kenapa Tidak sayang ? " Sambung Raka.
"Sayang ? "
"Iya Sayanggggggg ... " Jawab Raka seolah-olah Kayra baru saya memanggilnya dengan sebutan sayang.
Kayra tersipu malu, "Sudah-sudah. saya mau pergi. " Imbuh Kayra yang wajahnya memerah akibat godaan Raka.
Raka tersenyum melihat sikap Kayra yang salah tingkah. Raka tidak akan membiarkan Kayra lolos saat itu.