NovelToon NovelToon
Cinta Dan Kebohongan

Cinta Dan Kebohongan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Percintaan Konglomerat / Keluarga / Romansa / Bad Boy
Popularitas:33.8k
Nilai: 5
Nama Author: Penaduajempol

Bella mempergoki kekasihnya selingkuh sedang bercumbu di parkiran mall yang sepi. Hal itu membuat Bella syok dengan melihat secara langsung Tama berselingkuh dengan seorang perempuan yang amat dikenalnya. Apa yang akan dilakukan Bella saat tahu Tama selingkuh? Dan bagaimana ia akan memberikan pelajaran pada perempuan yang amat ia percaya selama ini?



Disclaimer; Cerita ini murni karangan Pena dua jempol. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, peristiwa atau cerita mohon dimaafkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penaduajempol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 12 - Rock Climbing

Padahal kemarin niat hati ingin meminta izin ke Anna untuk mendaki gunung, namun harus terlupakan Karena adanya tragedi action yang berakhir melow drama. Membuat Bella lupa akan niat awalnya ke rumah Tama.

"Perhatian semua. Mohon cek kembali perlengkapan yang kalian bawa. Jika ada yang tertinggal bisa sewa di basecamp. Untuk logistik, jika kurang bisa kalian beli terlebih dahulu!" Instruksi kenzo sang Moderator dari kegiatan pelantikan ini.

"Untuk Ketua team, saya harap cek kembali kelengkapan bawaan kalian. Terutama perlengkapan untuk climbing!" lanjut Kenzo.

"Siap, baik Kak!" Serempak suara dari ketua team.

"Guys kita ada agenda rock climbing?" tanya Natalie yang terkejut dengan penuturan dari Kenzo.

"Iya Nat, Lo gak notice ya pas briefing kemarin? beda loh ya sama wall climbing!"

Natalie panik. "Aduh gimana ini. Gue belum menguasai hooking," ucapnya.

Hooking adalah teknik yang dilakukan untuk mengurangi beban tubuh di bagian tangan dengan menggunakan kaki.

Penggunaan teknik ini sangat penting supaya kekuatan tangan untuk memanjat sampai puncak tidak cepat habis. Memanjat juga akan lebih mudah apabila beban dikontribusikan ke kaki.

Bella pun sama paniknya dengan Natalie, karena aktivitas yang Bella hindari dari pecinta alam ini adalah saat latihan wall climbing. Ia menyesal, Seharusnya ia lebih rajin datang saat latihan wall climbing.

"For your information. Kita Tek tok ya guys. Besok juga disana kita akan bareng dengan rombongan yang akan trail run (olahraga lari melintasi alam bebas. di gunung, bukit, hutan, atau pantai)." Panji melanjutkan.

"Estimasi pendakian sampe summit berapa jam Kak?" tanya yang lain.

"Estimasi waktu pendakian gunung salak via Ajisaka adalah 6 hingga 8 jam sampai puncak paling lama. Namun estimasi ini balik lagi ke stamina, fisik dan mental kalian," jawab Danu.

"Untuk transportasi, dari sini kita sudah siapkan 3 mobil travel. Dan di sana, akan disiapkan 4 mobil untuk masuk ke basecamp nya." lanjut Adrian.

"Kak kumpul di sekolah jam berapa?" tanya salah satu peserta.

"Kita kumpul jam 3 pagi. Bagi yang rumahnya jauh dan malas bolak balik, ruang Sispala bisa jadi tempat bagi yang mau menginap. Karena kita harus sampai lokasi jam 5!" jawab Kenzo.

"Nanti koordinasi saja dengan Panji untuk yang mau menginap di ruang Sispala, agar di siapkan tendanya," ujar Danu.

"Nji, jangan lupa dicatat yang akan menginap nanti malam, biar gue info ke security." Danu mengingat Panji.

"Siap Nu."

Setelah rapat singkat itu, Bella mengisi list peserta yang akan menginap di sekolah. Selesai mengisi list, Ia segera menuju gerbang depan sekolahnya untuk memesan taxi online.

Danu menepuk pundak Bella saat gadis itu keluar dari lobby. "Di jemput?"

Bella menggeleng. "Mau pesan taxi online, Kak!"

"Ga usah pesan taxi online, kamu aku antar pulang aja, ya?" ajak Danu.

"Jangan Kak merepotkan. Aku sudah pesan taxi online ini," tolak Bella.

Bukannya Bella tidak mengerti kode yang selama ini diberikan Danu untuknya. Hanya saja, ia merasa terlalu cepat untuk move on.

Ia tidak ingin mengalami sakit yang sama untuk kedua kalinya. Bella tidak ingin Danu dianggap pelarian.

"Jam segini susah Bell, dapet taxi online. Kan, bersamaan orang-orang pulang kerja. Habis hujan juga. Macet pastinya."

Setelah di pikir-pikir bener juga. Sebenarnya Bella memesan taxi online semenjak ia masih di ruangan sekretariat pecinta alam. Namun selalu di cancel oleh sang driver dengan berbagai macam alasan.

Bella mengangguk, kemudian Danu turun dari motor dan memasangkan helm ke kepala Bella. Mata mereka saling bertemu. Danu tidak melepaskan kontak mata mereka. ia sangat nyaman menatap iris coklat madu milik Bella.

Begitupun dengan Bella. Ia tertegun dengan hitam pekatnya iris mata sang Kakak kelasnya, sehingga mampu membuat hatinya berdetak kencang. Dengan cepat Bella memutus kontak mata mereka.

"Terima kasih Kak Danu. maaf, helm nya jadi aku yang pakai."

"Sama sama Bella. Gak apa-apa Bell, Besok-besok kayanya aku harus bawa 2 helm," ujar Danu dan di balas senyuman oleh Bella.

Danu menaiki Ducati Panigale hitamnya dan di susul oleh Bella. Ia melajukan kuda besinya dengan kecepatan sedang. Ia tidak ingin Bella merasa tidak nyaman dengan gaya pembawaannya seperti biasa. Karena biasanya Danu akan menggunakan kecepatan tinggi saat menggunakan Ducati kesayangannya.

Setiba di rumah Bella, ia menghentikan motornya di depan pagar rumah Bella. Danu pun membantu melepaskan helm yang Bella pakai setelah itu ia pasangkan helm itu di kepalanya.

"Nanti aku jemput kamu lagi, kamu mau menginap di sekolah, kan?"

"Iya Kak, hmm... Gak ngerepotin Kak Danu emangnya?"

Danu menggeleng sambil tersenyum yang sebenarnya tidak terlihat oleh Bella, yang terlihat hanya gerakan wajah dari sudut mata Danu yang mengerut, menandakan lelaki itu mungkin sedang tersenyum.

"Engga, aku sekalian drop barang-barang untuk peserta dan panitia lainnya. Kita kan satu arah!"

"Oke Kak, aku masuk dulu ya Kak. See you!" pamit Bella.

Danu kembali melajukan Ducati Panigalenya, keluar dari komplek perumahan bergaya eropa tersebut.

Saat Bella hendak menaiki tangga menuju kamarnya. Langkahnya harus terhenti karena panggilan dari Inah.

"Bell ... ada temen kamu di atas!"

"Siapa Mam?"

"Frilly!"

Bella menatap tajam ke arah Inah. "Kenapa Mama izinin Dia masuk ke kamar Bella? Kan, bisa tunggu di sana," ucap Bella sambil menunjuk ruang tamu.

"Mama udah suruh dia duduk di teras, tapi dia masuk ke ruang tamu. Pas mama tinggal, dia malah naik ke atas, masuk ke kamar kamu. Itu juga Mama tau dari Mbok Asih."

Segera Bella menaiki tangga dengan berlari bukan lagi berjalan. Sebelum itu dia sudah mempersiapkan diri untuk mendengarkan drama apa yang mau di buat Frilly.

Cklekkk...

Braakkkkk!

"Ya ampun Bella, kaget aku!"

"Ngapain kamu kesini?" tanya Bella dingin

"Ada yang mau aku bicarakan ke kamu, Bella."

"Bisa di luar 'kan, I mean cafe. kenapa harus di kamar aku. Ini Ruang pribadi dan privasi aku." Bella meletakan tasnya dan duduk di sofa yang ada di kamarnya. Di meja itu sudah ada minum dan beberapa cemilan untuk menjamu Frilly.

"Ciihhh." Bella berdecih melihat perjamuan untuk Frilly di kamarnya.

"Kita 'kan sahabatan Bell, apa yang harus di privasi-in. Aku sudah tau semua tentang kamu."

"Oh iya ... kamu benar. Di antara aku dan kamu tidak ada rahasia, bahkan apapun kamu tau tentang aku. Karena aku anggap kamu sahabat aku. Ohhh ... bukan hanya sahabat, tapi kamu seperti adik kandung ku," ucap Bella sarkas.

"Tapi justru kamu nusuk aku dari belakang. Menjalin hubungan dengan Tama di belakang aku," lanjut Bella.

"Aku nggak ambil Tama dari kamu Bell, justru kamu yang ambil Tama dari aku."

Bella tertawa. "Ya ... terserah kamu Frilly. Dari dulu kamu memang gak mau disalahkan atas kesalahan yang kamu perbuat, 'kan."

"Kamu tau 'kan Bell, kalau Tama pacaran sama kamu karena apa?"

Bella menatap Frilly dengan lekat. "Jadi kamu sudah tau semua?" tanya Bella dengan wajah dinginnya.

"Tau, bahkan aku dan Tama harus backstreet karena ancaman orang tua Tama dan semua fasilitas dia di sita ayah dan ibunya. Mereka selalu meminta Tama lebih perhatian ke kamu," ucap Frilly sambil berjalan mendekati meja belajar Bella.

Bella lupa, disana masih ada foto Bella dan Tama. Frilly memegang foto berfigura silver itu dengan senyum miris.

"Selama Tama menjalin hubungan dengan kamu, Tama disediakan berbagai macam fasilitas, bahkan ayahnya memberikan black card untuk Tama, agar bisa memanjakan kamu."

"Aku tidak pernah memanfaatkan fasilitas Tama!" tegas Bella

"Iya aku tau, karena aku dan Tama yang menikmati. Kamu tau gak sih Bell, minimal kamu sadar, Bell. Kalau kehadiran kamu menjadi duri buat kita semua."

"Kalau aku duri, terus kamu apa? Parasit? aku sadar dari cara kamu yang selalu mengikuti apa yang aku gunakan, miliki, bahkan sampai potongan rambut kita pun sama. itu bikin aku ingin tertawa, betapa tersiksanya kamu dengan kehadiran aku. Kamu selalu ingin menjadi aku dan memiliki apa yang aku miliki."

"...." Frilly menatap Bella tajam, ternyata Bella menyadari semuanya.

"Kamu tenang aja Frilly, aku dan Tama sudah benar-benar selesai. Meskipun dia memohon, meminta, mengemis bahkan bersujud di kaki aku. Aku gak akan kembali pada Tama!"

"Yang kamu bilang itu bener, 'kan? Bukan kemunafikan kamu hanya karena ingin menjaga harga diri kamu?" tanya Frilly.

Bella mengangguk dengan senyum tulus. "Kamu yang lebih mengenal Tama, Frilly? Selama ini aku selalu jadi tameng untuk kamu saat Tama selingkuh. Sekarang tugas aku yang dulu, dengan senang hati aku berikan padamu. Kamu tau 'kan kalau Tama doyan banget selingkuh?!"

Wajah Frilly memerah menahan amarah. Ia keluar tanpa permisi dan pamit kepada Bella, sang pemilik kamar.

Bella berlari mengejar nya dan berteriak. "Hay Frilly, aku lupa bilang ini ke kamu. jangan lupakan kalau dia kasar dan ringan tangan!" Bella tertawa senang meledek Frilly.

Frilly dia menulikan pendengarannya dan berjalan keluar dengan emosi. Emosi karena apa yang di sampaikan oleh Bella memang benar. Ia mau marah pada Tama pun tak bisa karena Frilly takut akan sikap Tama yang tempramen.

Ada rasa sesak dan lega yang ia rasain secara bersamaan. Bella mulai mengumpulkan barang-barang yang membuatnya teringat dengan kenangan mereka.

Bella memasukan dengan cepat, tidak lagi ia mengenang foto-foto dan tiket nonton mereka, baju-baju couple, boneka dan bantal sampai aksesoris-aksesoris dari Tama, ia kumpulkan dalam satu box dan ia letakan di tong sampah depan rumahnya.

Room chat kak Kamandanu senior PA

Danu: Kamu aku jemput jam 8 ya, Bell.

Bella: Siap kak Kanu, terima kasih.

Danu: Terima kasih nya nanti aja kalau aku sudah jemput. balas Danu disertai emoticon tertawa.

Masih ada waktu banyak. Bella manfaatkan untuk istirahat sambil merilekskan pikiran yang tadi sempat tegang karena kehadiran makhluk astral yang pernah menjadi sahabatnya.

Bella meletakkan perlengkapan camping nya di ruang tamu. Tak lama, bel rumahnya berbunyi, segera ia membukakan pintu bergaya Eropa model kupu tarung tersebut.

Saat pintu terbuka, sudah berdiri seorang lelaki dengan kemeja flanel over size lengan panjang nya yang sengaja tidak ia kancing dan ia gunakan hanya sebagai outer dari t-shirt hitam polosnya yang melekat di tubuhnya.

Bella mengajak Danu untuk masuk terlebih dahulu dan berpamitan kepada anggota keluarganya yang lain di ruang keluarga.

"Siapa ini Bella?" tanya Andre ketika baru sampai di ruang keluarga. Disana ada Inah dan Lisa yang sedang menikmati sinetron yang mereka tonton.

"Perkenalkan Om, saya Kamandanu Dallin Harrison."

Andre menoleh cepat dan memperhatikan Danu, bahkan Andre langsung berdiri dan menyamai tubuh Danu yang berada di depannya.

"Saya Andre, senang bertemu dengan salah satu keluarga Harrison," balas Andre, sambil menerima uluran tangan dari Danu.

"Jadi ... Harrison ini pacar kamu, Bella?" goda papi dengan ketawa kecilnya.

"Kamandanu Pih, namanya. Kak Kamandanu ini senior Bella. Kak Kamandanu juga ketua pelaksana acara yang Bella ikuti."

"Begitu, wah sepertinya anak Om bakal menyulitkan mu nantinya, Nak Danu. Maklumi ya, kalau nanti dia suka tersesat di Gunung dengan alasan habis melihat Jongkok," ujar Andre dengan tawanya.

"Jongkok?" Danu mengerutkan kening.

"Jungkook Pih, Udah ishh Papi buka aib Bella terus. Bella dan Kak Kanu pamit ya."

"Tolong titip Bella ya Kamandanu!"

"Pasti Om, saya akan menjaga Bella. Kalau begitu kami permisi dulu, Om... Tante... !"

Mereka menuju ruang tamu yang terhubung dengan pintu keluar. Danu langsung mengambil tas day pack Bella yang baru saja ingin bella kenakan.

"Biar aku yang bawa. Aku taruh di bagasi belakang, ya. Untuk barang-barang yang penting, sudah kamu pindahkan ke waist bag, 'kan?"

"Terima kasih Kak, sudah aku bawa di sini," balas Bella sambil menepuk nepuk waist bag yang melingkar di bagian depan tubuhnya.

Mereka berjalan keluar rumah menuju mobil Mercedes Benz G-Class berwarna obsidian black milik Danu.

Danu membantu memasangkan seat belt untuk Bella saat ia melihat bella yang kesulitan dan canggung dalam waktu bersamaan.

Jarak wajah Danu dan Bella sangat dekat. Bahkan Bella bisa menghirup wangi sabun bercampur parfum yang ia gunakan. Wangi yang benar-benar maskulin.

'Semoga jantung ku tidak loncat dan berlari lari bermain skipping.' Batin Bella sambil memegangi jantungnya.

"Ada yang sakit, Bella?" tanya Danu dengan wajah khawatir, masih dengan jarak sedekat itu. Bella hanya menggeleng kan kepala sambil menahan nafas.

Saat Danu telah memasangkan seat Belt. Bella baru bisa menurunkan tangannya dan mulai bernafas normal.

"Sepertinya aku kurang jogging!" gumam Bella yang terdengar oleh Danu.

"Something wrong, Bell?" tanya Danu memastikan Bella.

"Oh engga itu, aku kepikiran rock climbing aja, kak. Sepertinya itu akan jadi trek tersulit aku," ucap Bella berbohong sambil meringis.

Danu mulai melakukan mobilnya dan menyalakan musik instrumen di dalam mobilnya dengan volume pelan. Musik mengalun dengan indah, membuat suasana di dalam mobil mewah ini semakin nyaman.

"Kamu hampir tidak pernah datang latihan ya?" tanyanya dengan senyum.

'Ini orang kenapa murah senyum banget sih? Mau pamer ya kalau senyumnya itu bisa bikin dewa dewa Yunani iri karena senyumnya ditambahkan lesung pipinya.' batinnya.

"Kok Kak Danu tahu?"

"Untuk sesi Wall climbing, aku yang koordinasikan, Bell."

"Iya Kak. Tapi tenang aja Kak, alat Aku lengkap."

"Next time ikut, ya. Saat latihan wall climbing, aku yang akan melatih kamu langsung."

"Ehh ... jangan Kakak yang melatih aku," jawab Bella cepat.

"Loh kenapa?"

"Sama Kak Cindy aja," cicit Bella.

"Grogi, ya. Kalau sama aku?" tebaknya.

Bella melirik Danu yang sedang memegang stir mobil dengan lengan kemeja yang ia gulung. Tampak jelas, urat-urat kebiruan di lengannya yang putih membuat Danu semakin terlihat tampan.

'Ya ampun mikir apa sih kamu, Bell. Ayo ... Ini bukan pertama kalinya kamu ada di mobil sama cowok. Tapi kenapa saat bersama Tama aku gak se-grogi ini ya?' batinnya.

Sepanjang perjalanan mereka mengobrol obrolan ringan. Mulai dari alasan kenapa Bella ikut pecinta alam dan alasan dulu Bella hilang di gunung.

"Sampai sekarang masih suka sama, Jimin?" Tatapan mata Danu tajam melihat ke depan.

"Engga, aku lebih suka aktor Korea dari pada K-pop," ucap Bella asal.

"Ohh... kirain lebih suka sama aku," gumamnya yang masih di dengar oleh Bella.

Bella terkekeh, "Jangan lah, aku gak mampu menghadapi dan bersaing sama fans-fans nya Kak Danu."

"Kalau mereka macam-macam, aku yang bakal lindungi kamu, Bella."

"Oiya ... Kak Danu mau melanjutkan kuliah dimana?" tanya Bella mengalihkan pembicaraan.

Danu mengerutkan keningnya dan mencengkeram stir dengan kencang, terlihat dari urat-urat di tangannya kembali menonjol.

"Hmmm... Mungkin Kanada, mungkin juga di Rusia!" jawab Danu.

Lidahnya keluh saat menyebutkan dua negara itu. Terbukti setelah mengucapkan itu, raut wajahnya menjadi dingin dan tatapannya tajam.

Bell menyadari perubahan mood Danu. "Jauh ya ... Jadi, gak akan ke SMA Alexandra lagi dan gak bisa ajarin aku climbing dong nanti, kalau Kak Danu lulus," goda Bella untuk mencairkan suasana.

Danu menatap Bella sekilas kemudian kembali tersenyum. "Kalau begitu, aku akan kuliah di Indonesia saja, biar tetap bisa membantu ekskul Sispala."

"Hmmm ... Bagaimana kalau Kak Danu gak perlu lulus dari SMA Alexandra, biar jadi siswa abadi."

"Boleh juga ide kamu. Aku lulusnya nungguin kamu aja ya, biar kita lulus bareng." Tawanya.

Itu tidak serius, Danu tau itu. Mereka hanya bercanda untuk mencairkan suasana yang sempat tegang tadi.

"Kita sudah sampai! kamu langsung istirahat aja ya, jangan begadang. Besok kita jalan pagi," ucapnya sambil mengacak rambut Bella. Kemudian ia mengelus-elusnya.

Bella menatap manik mata Danu yang mana Danu juga sedang menyelami manik mata Bella. Elusan tangannya pindah ke wajah Bella, lebih tepatnya di pipi yang sedang bersemu merah muda. Bella merasakan hangatnya tangan itu menyentuh kulit pipinya.

Danu berkedip cepat untuk mengembalikan kesadarannya dan tangannya pun ia tarik cepat. Bella segera turun dari mobil untuk mengambil oksigen sebanyak banyaknya dan menormalkan jantungnya.

TBC

1
amateur dara
setiap Minggu kudu wajib vote ini /Drool/ sumpah seru bgt
Pena dua jempol: terima kasih kak untuk votenya 🫰🏿
total 1 replies
amateur dara
njirrr efek samping yang iya iya /Facepalm/
amateur dara
semoga Adrian baik2 saja /Sob/
amateur dara
happy wedding Bella Danu /Drool//Drool//Drool/
Nita Zali
lagi dan lagi konfliknya...
amateur dara
ya ampun apa jangan-jangan kamandanu yang berbuat /Sob/
amateur dara
Bella benar2 pengertian /Sob/
amateur dara
hampir aja lu jadi cowo bego lagi, Nu. gemes gue
Diyah Pamungkas Sari
kampret otor bkin ngaka "prindapan" bisanya kesana halunya 🤣🤣
Pena dua jempol: wkwkkwwk 🤣 makasih kak udah baca karya aku yang agak absurd dan cabul ini 🤣
total 1 replies
Nita Zali
moga Bella n Danu bersama...jgn biarkn mrk berpisah thor
amateur dara
dinasti PV bakal panjang nih romannya. /Drool/
Pena dua jempol: ikuti terus kisahnya ya kak 🫰🏿
total 1 replies
amateur dara
wah... Daebak.
amateur dara
di cintai secara ugal-ugalan sama cogil kaya Danu tuh /Drool//Drool//Drool/
amateur dara
omo /Whimper//Whimper//Whimper/
amateur dara
poor camilla
amateur dara
Bu Anna benar-benar trauma sama keluarga harrison
amateur dara
ngakak sama gurunya /Facepalm/
amateur dara
eka please lah /Facepalm/ ngakak bgt sumpah kelakuan lo
Pena dua jempol: konyol ya kak 🤣
total 1 replies
amateur dara
ada lagi aja hambatan buat mereka /Sob/
amateur dara
/Drool//Drool//Drool//Angry/ chapter terbaik
Pena dua jempol: terima kasih 🫰🏿
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!