NovelToon NovelToon
My Perfect Husband

My Perfect Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Paksa
Popularitas:18.7k
Nilai: 5
Nama Author: Alfianita

Pernikahan memang sesuatu hal yang amat diinginkan oleh setiap orang. Namun, seorang gadis yang bernama Dania tidak menginginkan pernikahan yang terjadi.



Skandal pernikahan yang terjadi semata-mata hanya ingin memenuhi hutang sang Ayah nya.


"Saya siap menikah dengan putra Anda, Nyonya Sofia. Tapi saya mohon ... Jangan penjarakan Ayah saya!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfianita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

~MPH13~

...Tidak ada angin tidak ada hujan. Tapi tiba-tiba kamu menebarkan kebaikan. Semoga saja akan tetap seperti ini selamanya. ...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Dada Aryan bergerumuh merasakan kemarahan yang tertahan. Ingin sekali memarahi sikap Dania yang acuh dan tidak mengerti apa yang diharapkannya. Namun, pada nyatanya itulah yang diinginkan Aryan sendiri jika ia tidak mau Dania terlalu berlebihan.

“Dania... woi... Dania! Aku juga butuh tidur loh ini.” Aryan menatap Dania yang masih rebahan di sofa.

“Dania... jangan pura-pura tidur woi! Cepetan bantuin aku ke kasur.” Aryan masih berharap.

Pertahanan Dania yang tidak ingin terlalu berlebihan pada Aryan runtuh sudah. Akhirnya Dania bergerak dan mendekat ke arah Aryan.

“Makanya Mas Aryan itu harus bisa mandiri. Jangan apa-apa minta dibantuin. Coba saja kalau tadi aku beneran sudah tidur pulas begitu mau minta bantuan sama siapa coba?” sindir Dania secara halus.

“Niat bantuin atau tidak? Kalau tidak ada niat mending tak usah saja.”

“Ya sudah kalau begitu. Saya itu mengantuk berat, kalau dibantu tetap menggerutu ya saya lanjut mau tidur.”

Saat Dania hampir melangkahkan kakinya Aryan dengan cepat kembali memanggilnya. Dan perintah itu tidak ada yang bisa membantahnya. Mau tidak mau Dania harus berputar kembali lalu, membantu Aryan pindah ke kasur.

Dengan cepat Dania terpejam dan masuk ke dunia mimpi. Jauh berbeda dengan Aryan, kedua mata tajamnya masih setia menatap langit-langit. Ucapan Dania kembali berputar dalam otaknya.

‘Makanya Mas Aryan itu harus bisa mandiri. Jangan apa-apa minta dibantuin. Coba saja kalau tadi aku beneran sudah tidur pulas begitu mau minta bantuan sama siapa coba?’

Aryan memejamkan sejenak kedua matanya lalu, membukanya yang disertai desahan memilukan.

‘Dania benar jika aku tidak seharusnya bergantung pada siapapun. Tapi... aku lumpuh Dania. Apa bisa kakiku ini bekerja kembali seperti dulu?’

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sebelum adzan subuh berkumandang Dania selalu bangun untuk melaksanakan sholat sunah dua rakaat. Ajaran yang diberikan pak Handoko padanya tidak akan pernah dilupakan meskipun saat ini Dania sudah menjadi seorang istri miliarder.

Bagi Dania statusnya saat ini tidak bisa mengubahnya di akhirat kelak. Kekayaan hanyalah titipan sementara selama hidup di dunia, itupun jika Allah Subhanahu WA Ta'ala tidak merubah keadaan yang ada.

Sedangkan di akhirat kelak pasti ada yang harus dipertanggungjawabkan... amal perbuatan.

‘Jika hatinya masih belum bisa ku miliki saat ini, tak apa. Asalkan bumi dan seisinya bisa aku miliki Ya Allah. Kun fayakun, tak ada yang tahu apa yang akan terjadi.’

Dania menyunggingkan senyum saat menatap Aryan yang terlelap.

Tidak lama kemudian adzan subuh telah berkumandang, tetapi Dania tidak segera menunaikan sholat subuh. Hatinya ragu untuk melakukan sesuatu hal yang sebelumnya tidak pernah dilakukannya.

‘Aku lihat Mas Aruan tidak pernah sekalipun sholat lima waktu. Sedangkan kata Bapak seorang pemimpin rumah tangga itu wajib memberikan contoh yang baik.’

‘Tapi... bagaimana cara aku membangunkannya? Tidurnya saja pulas begitu.’

Dania menghela napas panjang, mengingat waktu sholat subuh hanya sedikit Dania tidak jadi membangunkan Aryan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Dania sudah nampak siap bertempur di dapur bersama bik Ningsih dan dua IRT yang ada di sana.

“Mau masak apa hari ini, Bik?” tanya Dania.

“Sup ayam kampung kesukaan Den Aryan, Non. Soalnya kemaren Den Aryan berpesan seperti itu.” Bik Ningsih menerangkan apa saja yang akan dimasak untuk sarapan nanti.

Dania manggut-manggut tanda mengerti. Setelah tahu apa yanga kan dimasak Dania pun segera beraksi.

“Bik Ningsih bisa lakukan pekerjaan yang lain saja. Masalah masak... Bik Ningsih dan semuanya akan terima beres.”

“Tapi Non, masak itu tugas kita loh. Masak...”

“Bik, tak apa. Dania sudah biasa masak beginian di desa. Di jamin rasanya tak akan kalah dengan restoran ternama.” Dania mengacungkan jempolnya.

Ketiga IRT itupun manggut-manggut, mereka percaya dengan ucapan Dania.

Satu jam...

Dua jam...

Masakan telah siap untuk disajikan di atas meja. Masalah menyajikan akan dilakukan bik Ningsih, sedangkan Dania harus kembali ke kamar untuk membersihkan diri sekaligus membangunkan Aryan. Karena pagi telah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi.

“Mas Aryan, bangun yuk! Sudah pagi loh,” ucap Dania tanpa menyentuh tubuh Aryan.

Aruan tidak menggeliatkan mata, tubuhnya masih tenang dan tidurnya masih terlihat pulas. Dania yang berdiri di sisi ranjang nampak berpikir bagaimana cara membangunkan Aryan tanpa menyentuh tubuhnya.

“Aha!” ujar Dania dengan menjentikkan jarinya.

Dania bergerak ke arah gorden yang masih menutupi jendela kamar itu. Dalam hitungan ketiga Dania membuka tirai gorden agar cahaya matahari bisa masuk ke kamar itu dengan leluasa.

Tidak lama kemudian Aryan mengerjapkan kedua matanya karena cahaya matahari sukses masuk ke dalam matanya.

“Dania, kenapa kamu buka tirainya?” tanya Aryan separuh kesal.

“Sengaja aku itu, supaya Mas Aryan bangun. Lihat tuh jam berapa.” Dania mengoceh tanpa menatap Aryan.

Aryan menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 06.47 WIB. Hal itu membuat Aryan terbelalak, ingin rasanya ia loncat dari kamar tidur saat itu juga.

“Dania, cepat bantu aku mandi dan jangan lupa siapkan pakaianku juga,” titah Aryan.

“Ok. Tapi... bajunya yang apa, Mas Aryan? Kan, baru kali ini aku mau nyiapin bajunya.”

“Siapkan saja baju kantorku. Terserah yang mana saja asalkan nampak rapi dipakai.”

Dania membulatkan kedua matanya. Meskipun tidak memahami apa yang akan dikerjakan Aryan nanti tetap saja Dania menyiapkan baju kantor milik Aryan.

“Yang ini saja bagaimana, Mas?” tanya Dania yang memperlihatkan kemeja putih, jas abu-abu dan celana hitam.

“Ya terserah kamu saja. Cepat dikit Dania, nanti aku bisa telat ke kantornya.”

Dania mengacungkan jempol tanda siap melakukan tugasnya. Tanpa ada embel-embel baper dan mengagumi tubuh Aryan yang begitu menggoda Dania tidak membutuhkan waktu lama untuk membantu Aruan mandi.

Setelah usai mandi Dania membantu Aryan memakai kemeja, celana hitam dan juga jas berwarna abu-abu.

“Pakai dasi tak?”

“Pakailah Dania, kan mau ke kantor.”

“Oh, ok.”

Dania mengambil salah satu dasi yang berderet di lemari. Lalu dipasangkannnya dasi berwarna abu-abu di kerah baju Aryan.

‘Dia... cantik kalau serius seperti ini.’

‘Ah Aryan, kenapa pikiranmu jadi ngawur begini. Tak seharusnya kamu memuja Dania seperti ini,’

“Beres. Sekarang aku akan antar Mas Aryan ke meja makan. Sarapan lalu minum obatnya dulu sebelum berangkat ke kantor.” Dania mengulas senyum.

Nyonya Sofia terkejut saat melihat Aryan sudah rapi dengan pakaian kantornya. Tidak disangka jika Dania secepat itu membujuk Aryan untuk kembali beraktivitas di kantor. Kembali menjadi pimpinan di perusahaan Company Group.

“Tidak perlu menatapku seperti itu, Ma. Dan Dania, sebelum jadwal kuliahmu ditulis kamu temani aku ke kantor dan juga ke dokter ortopedi.”

“Aku?” tanya Dania yang menunjuk wajahnya sendiri.

“Hmm...” Sangat singkat. “Tapi sebelum itu aku akan minta Gavin untuk mengantarkan kamu ke salon. Perlu polesan sedikit untuk merubahmu supaya... tidak membuatku malu.”

Hik's!

Dania menatap Nyonya Sofia dan Nyonya Sofia yang merasa ditatap mengangguk saja. Meminta Dania untuk mengiyakan tanpa bertanya dan tanpa berprotes.

‘Tidak ada angin tidak ada hujan. Tapi tiba-tiba kamu menebarkan kebaikan. Semoga saja akan tetap seperti ini selamanya.’ Harapan yang masih jauh dalam angan, tapi tak apalah jika Dania... ngarep sedikit.

Gavin yang tidak jauh dari sana tanpa sengaja telah mendengar ucapan Aryan.

‘Lagi dan lagi aku harus bersabar. Pura-pura buta dan pura-pura tuli.’

Bersambung...

1
Alfiatul Khoiriyah
Kecewa
Alfia Nita: kecewa dimana nya kak?
total 1 replies
Alfiatul Khoiriyah
Buruk
Alfia Nita: oh iya kak, tidak apa-apa kok. Terima kasih sudah mampir/Kiss/
Alfiatul Khoiriyah: ceritanya bagus kok, cumak waktu kasih penilaian sinyal agak loading
jadi maaf y kak
total 4 replies
Fitri Nur Hidayati
hilang malunya y niaa.
Fitri Nur Hidayati
isabella dipanggil Bella, jadi pacarnya Raka sekarang y thor
Alfia Nita
Terima kasih Kak🥰
Fitri Nur Hidayati
wow tajam.banget ucapannya dania. tapi it's oke lah. kan si aryan nya juga galak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!